Anda di halaman 1dari 5

11 TAHUN USIA SULAWESI BARAT ;

MENUJU MASYARAKAT YANG SETARA DAN MALABI


Oleh : Ir. H. Iskandar Muda Baharuddin Lopa*)

Pendahuluan
Keberadaan pemerintahan daerah, tidak lain untuk mengurangi sentralisasi yang
selalu berpusat pada pemerintah pusat, sebagaimana yang sering terjadi dalam sistem
nasional,

sebelum

berlakunya

undang-undang

otonomi

daerah

Tahun

1999.

Penyelenggara pemerintahan daerah adalah Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD.


Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintahan pusat menggunakan asas
desentralisasi, tugas pembantuan, serta dekonsentrasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam banyak literatur fungsi pemerintah daerah antara lain : Pertama, Pemerintah
daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan. Kedua, Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Ketiga, Pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan pemerintahan
pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Dengan demikian relasi hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
harus tetap terjalin dengan baik meskipun Pemerintah Daerah diberikan hak otonom.

Refleksi 11 Tahun Usia Sulawesi Barat


Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan.
Provinsi yang dibentuk pada 22 September 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004.
Dalam perjalanannya yang kini telah memasuki usia ke 11, tentunya telah banyak
dinamika yang dihadapi sejak mulai diantarkan oleh dua Carateker Gubernur yakni DR.
Oentarto Sindung Mawardi (2004-2005) dan DR. Syamsul Arief Rivai, MS (2005-2006)

hingga Gubernur defenitif pertama yakni Drs. H. Anwar Adnan Saleh (2006 hingga
sekarang) situasi Sulawesi Barat mengalami perkembangan yang pesat jika dibandingkan
ketika masih belum dimekarkan. Secara kasat mata kondisi infrastruktur di Sulawesi Barat
seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, gedung pemerintahan dan berbagai
infrastruktur lainnya dapat dikatakan berkembang secara signifikan. Gencarnya geliat
pembangunan di Sulawesi Barat tentunya berdampak pada bergairahnya roda
perekonomian di Provinsi ke 33 ini. Menurut data yang dirilis oleh BPS Sulawesi Barat
dinyakan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat hingga Semester 1 2015 adalah
sebesar 7,15 %. Untuk Jumlah dan prosentase penduduk miskin di Sulawesi Barat dari
maret 2007 sampai maret 2013 terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun,
dimana statistik menunjukkan bahwa jumlah dan prosentase kemiskinan di Sulawesi Barat
pada maret 2007 adalah 189,9 ribu jiwa (19,03 %) hingga maret 2013 menjadi 151,1 ribu
jiwa (12,30 %). Adapun Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Barat masih dalam
angka 71,41 %.
Berangkat dari gambaran tentang perkembangan jalannya pembangunan di
Sulawesi Barat selama kurun waktu 2004-2015 sebagai bentuk refleksi, maka kami selaku
Wakil Daerah Sulawesi Barat di Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI)
memberikan

sejumlah

catatan

atas

kinerja

pelaksanaan

dan

penyelenggaraan

pembangunan dan pemerintahan di Provinsi Sulawesi Barat antara lain :


1. DPD RI memberikan apresiasi atas kerja keras Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
dibawah kepemimpinan Bapak Drs. H. Anwar Adnan Saleh dan Bapak Ir. H. Aladin S.
Mengga telah menunjukkan berbagai prestasi dan capaian-capaian pembangunan baik
dari aspek fisik maupun non fisik. Capaian pembangunan secara fisik kini telah bisa kita
rasakan dan saksikan seperti misalnya pada sarana transportasi udara dimana bandara
Tampa Padang di Kalukku, Mamuju yang dulu hanya bisa didarati oleh pesawat
berbadan kecil dengan kapasitas hanya 10 sampai 25 orang kini telah mampu di darati
oleh pesawat kapasitas menengah hingga kapasitas besar sekelas boeing dan air bus
dengan kapasitas penumpang mulai dari 60 orang hingga 200 orang. Tidak hanya itu
pada tahun 2013 di Kabupaten Mamasa tepatnya di Kecamatan Sumarorong telah

diresmikan bandara meski masih berstatus bandara perintis. Pada sarana transportasi
laut juga semakin terlihat peningkatan dan volume dari kapasitas Pelabuhan Belangbelang, pelabuhan penyeberangan simboro, pelabuhan perikanan nusantara palipi dan
pelabuhan silopo. Untuk sarana mobilitas darat, infrastruktur jalan dan jembatan telah
mengalami peningkatan yang signifikan, dimana status jalan negara sepanjang
perbatasan Polman-Pinrang (Batas Sulbar-Sulsel) hingga Suremana (Batas SulbarSulteng) dapat dirasakan menjadi semakin baik dari waktu ke waktu. Sehingga jarak
tempuh sepanjang jalur trans Sulawesi semakin efektif dan efisien jika dibandingkan
pada era sebelum terbentuknya Sulawesi Barat. Sarana dan Prasarana Pemerintahan,
ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga terus menggeliat dengan telah terwujudnya
kompleks perkantoran Gubernur, DPRD Provinsi, RSUD, Perkantoran instansi vertical,
TVRI, RRI dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan realitas dari indicator bahwa
pemekaran daerah berbanding linier dengan geliat pembangunan.
2. Meski pembangunan infrastruktur di Sulawesi Barat selama kurun waktu 2004-2015
telah berkembang dengan pesatnya, namun masih belum diimbangi dari sisi tata kelola
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). Indikasinya terlihat dari
sejumlah hal antara lain ; masih buruknya kualitas layanan publik baik yang sifatnya
pelayanan dasar maupun perijinan. Reformasi birokrasi yang sering digaungkan masih
berjalan ditempat, rekrutmen pejabat yang professional dan berintegritas masih berjalan
tertatih-tatih, masih kurang akuntabel yang kemudian berdampak dengan banyaknya
deretan pejabat yang bermasalah dengan hukum bahkan terdapat diantara mereka
yang sudah berstatus terdakwa hingga telah divonis oleh pengadilan. Dari sisi
penyerapan anggaran baik yang bersumber dari APBD maupun APBN juga
menunjukkan situasi yang masih kurang maksimal dimana penyerapan anggaran masih
dalam kategori rendah. Padahal jika penyerapan anggaran rendah, maka dapat
dipastikan jalannya pembangunan di berbagai sektor akan menjadi terganggu karena
terjadi keterlambatan. Dengan demikian maka kondisi ini menjadi tantangan tersendiri
bagi Pemprov Sulawesi Barat agar ke depannya persoalan tata kelola pemerintahan,
pelayanan public, rekrutmen pejabat birokrasi dan ASN, serta penyerapan anggaran

dan pengelolaan keuangan daerah harus benar-benar dapat dikelola secara transparan
dan akuntabel. Perlu ada roadmap mulai dari tahapan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, monitoring, pertanggungjawaban hingga evaluasi agar capaian-capaian
pembangunan dan pemerintahan benar-benar bisa terealisasi sebagaimana yang
dicita-citakan.

Sesuai

prinsip-prinsip

penyelenggaraan

pemerintahan

dan

pembangunan.
Menuju masyarakat yang Setara dan Malabi
Banyak pertanyaan yang selalu datang kepada kami di DPD RI apakah dengan
situasi terkini dari perjalanan Provinsi Sulawesi Barat yang kini telah memasuki tahun ke
11 sejak terbentuk pada 22 September 2004 apakah Sulawesi Barat bisa mengejar
ketertinggalannya dari Provinsi-provinsi yang telah lebih dulu eksis ? Pertanyaan demikian
menurut hemat kami sesungguhnya merupakan sebuah tantangan bagi kita semua, bukan
hanya Pemerintah Daerah namun juga bagi seluruh stakeholder di Sulawesi Barat, agar
ke depannya kita semua dituntut untuk terus bekerja dan berkarya mengentaskan
kemiskinan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, mengembangkan segala potensi sumber daya alam dan potensipotensi lainnya. Tekad dan komitmen yang kuat untuk bisa setara dengan daerah lain di
Indonesia harus menjadi landasan agar kita senantiasa terpacu dan termotivasi bukannya
justru frustasi sehingga menjadi semakin tidak percaya diri. Dalam perjuangan
pembentukan Provinsi Sulawesi Barat ada sebuah jargon yang diyakini menjadi salah satu
kearifan local masyarakat Mandar yang merupakan etnis terbesar di Sulawesi Barat yakni
jargon Malabi. Malabi dianggap dapat merepresentasi identitas masyarakat Sulawesi
Barat karena di dalamnya terdapat sistem nilai. Menurut Idham Khalid Bodi (2011), Sistem
nilai Malabi memiliki keterkaitan dengan aspek moralitas, etika dan budaya yaitu Pau
(tutur kata), Kedo (gerak-gerik) dan Gau (perilaku sosial). Akumulasi dari kesemuanya
itulah yang dikatakan Malabi, yang jika sederhanakan dapat dimaknakan bahwa Malabi
adalah sebuah system nilai yang bersumber dari keseluruhan aspek kemuliaan, moralitas,
etika dan budaya dengan berlandaskan pada agama.

Jadi relevansinya dengan upaya menuju masyarakat yang setara adalah bahwa
melalui semangat Malabi diharapkan bisa menjadi landasan spirit dan motivasi bagi
masyarakat Sulawesi Barat untuk berkiprah dalam pembangunan dan pemerintahan.
Penutup
Dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa dalam memasuki usia Sulawesi
Barat yang ke 11 di tahun 2015 ini, maka upaya menuju masyarakat Sulawesi Barat yang
setara dengan daerah-daerah lain akan dapat diwujudkan atau dicapai dengan landasan
kearifan lokal (local wisdom) dari warga Sulawesi Barat yakni nilai-nilai Amalabiang atau
kumpulan dari nilai-nilai Malabi itu sendiri. Dengan usaha yang sungguh-sungguh
dilandasi ketaqwaan kepada Allah SWT kita semua sebagai warga Sulawesi Barat baik
yang ada di lita pembolongan (kampong halaman) maupun yang ada di perantauan akan
tetap optimis bahwa Sulawesi Barat bisa terus maju dan berkembang setara dengan
daerah-daerah lain di Nusantara demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir dan
bathin baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur sebagaimana dicita-citakan oleh para the
foundhing fathers Negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Amin
ya Rabbal Alamin.

*) Penulis adalah Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Barat (Periode 2014-2019)

Referensi :
Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Rhineka Cipta,
Jakarta, 2004
BPS Sulawesi Barat, Sulbar Dalam Angka 2014, Media Press, Mamuju, 2015
DR.Idham Khalid Bodi, M.Pd, Malabi ; Identitas Orang Mandar, Zada Haniva Publishing,
Yogyakarta, 2011

Anda mungkin juga menyukai