Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
SAYID NAJIBULLAH
0807101010165
ABSTRAK
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat
gizi yang diberikan pada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI, pemberian makanan pendamping ASI di pengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan
PENDAHULUAN
Makanan tambahan sangat di perlukan oleh bayi dalam menunjak
pertumbuhannya karena dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan bayi akan
zat gizi boleh dibilang sangat kecil, namun jika diukur berdasarkan presentase BB
(berat badan), kebutuhan bayi akan zat gizi ternyata melampaui kebutuhan orang
dewasa nyaris 2 kali lipat (Arisman, 2004).
Menurut Depkes 2006 Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas
sekaligus periode kritis. Kritis di sini adalah jika pemberian tidak memperoleh
Pengetahuan
didukung
oleh
pendidikan
karena
PEMBAHASAN
Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini terjadi melalui panca indra
manusia, yaitu ilmu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan seseorang tentang masalah gizi diperoleh dari pengalaman
empiris dan dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyediakan,
mengolah, menyajikan makanan bagi dirinya dan orang lain, oleh karenanya
penguasaan pengetahuan tentang gizi akan membantu dalam memilih makanan,
menentukan cara pengolahan yang benar serta menyajikan secara baik sesuai
dengan kriteria kesehatan (Suharjo, 1996).
Definisi makanan pendamping pada bayi adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak berusia 6-24 bulan
untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes RI, 2006). Makanan
tambahan adalah memberikan makanan lain selain ASI oleh karena ASI
merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa
makanan tambahan sekurangnya sampai usia 6 bulan (WHO, 2003). Makanan
tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Dinkes propinsi, 2006).
Istilah untuk makanan penndamping ASI bermacam-macam yakni
makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan,
weaning food, makanan peralihan, beiskot (istilah dalam bahasa Jerman yang
berarti makanan selain dari susu yang diberikan kepada bayi). Keseluruhan istilah
ini merujuk pada pengertian bahwa ASI maupun pengganti ASI untuk berangsur
diubah ke makanan keluarga atau orang dewasa (Depkes RI, 2004).
Pemberian makanan pendamping pada bayi juga bertujuan untuk
melengkapi ASI (mixed feeding) dan diperlukan setelah kebutuhan energy dan zatzat gizi tidak mampu dipenuhi dengan pemberian ASI saja. Pemberian makanan
tambhan tergantung jumlah ASI yang dihasilkan oleh dan keperluan bayi yang
bervariasi
dalam
memenuhi
kebutuhan
dasarnya
diantaranya
untuk
dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat (Sulistijani, 2001).
Menurut Depkes RI
ASI
0-6
ASI
6-9
ASI
Makanan lumat
9-12
ASI
Makanan lumat
Sumber : Departemen Kesehatan RI tahun 2002
Makanan lembik
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwasanya rendahnya pengetahuan ibu sangat akan
mempengaruhi pola pemberian makanan pendamping dini pada bayi di bawah
enam bulan, karena ibu tidak mengetahui kapan, jenis dan frekuensi pemberian
makanan pendamping sehingga ibu tidak mengetahui dapat dari pemberian MPASI tersebut terhadap tingkst kesehatan dan kesakitan bayi nantinya.
REFERENSI
Arisman, 2004.gizi dalam daur kehidupan. EGC . Jakarta.
Baso, M. 2007. Studi longitudinal Pertumbuhan bayi diberi MP-ASI pabrik
(Blended food) dan MP-ASI Non pabrik (lokal Food). [Dibuka pada website
http://graduate.blogspot.com/22007/02/02/studi-longitudinal-pertumbuhanbayi-yang-diberi-mp-asi-pabrik-blended-food-danmp-asi-non-pabrik-lokalfood-3/ pada tanggal 9 maret 2011].
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu ( MP-ASI lokal). [Di akses pada website www.depkes.org.id pada
tanggal 9 maret 2011].
Depkes RI. 2004. Pedoman pengenalan MP-ASI.[ Dibuka pada website
www.depkes.org.id pada tanggal 9 maret 2011].
Friel JK, Hanning RM, Alsaak C, Prowse D and Miller AC. 2010. Canadian
infants` nutrient intakes from complementary foods during the first year of
life. BMC pediatrics 10;43.[ Di akses 20 februari 2011].
Fein SB. Wolfe JL. Kelley S. Scanlon and Laurence M. Maternal Education
Selected Complementary Feeding Practices and Their Association With
Maternal Educatio. [Diakses pada situs
http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/122/Supplement_2/S91 pada
tanggal 15 febuary 2011].
Krisnatuti, D. dan Yenrina, R. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Jakarta . Puspa Swara.
Puadjiadi, S. 2000. Sifat-sifat dan Kegunaan Pelbagai Jenis Formula Bayi Dan
Makanan Padat yang Beredar di Indonesia. Jakarta . FKUI.
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Kanisius. Yogyakarta.
Suhardjo. 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.
Sulisttijani, D.A. 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta puspa Swara.
Sulastri. 2004. Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI dan
Tumbuh Kembnag Anak Usia 0-24 Bulan di kelurahan Labuan Deli
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2004. Tesis FKM USU.
Sembering, T. 2009. Ragam Pediatrik Praktis. Medan . USU Press.