Anda di halaman 1dari 13

PERUBAHAN FUNGSI DAN

PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN


DALAM PENATAAN RUANG
WILAYAH

Mata Kuliah : Manajemen Hutan


2009/2010
DASAR HUKUM
 UU No. 26/2007 tentang Tata Ruang
 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan
 PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
 PP No. 6/2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta
Pemanfaatan Hutan jo PP No. 3/2008
 PP No. 44/2004 tentang Perencanaan Kehutanan
 PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
 Kepmentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan
Lindung
 Kepmentan No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan
Produksi
 Kepres No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
 Kepmenhut No. 32/Kpts-II/2001 tentang Kriteria dan Standar Pengukuhan Kawasan
Hutan
 Kepmenhut No. 28/Kpts-II/2009
LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN
(Statistik Kehutanan Indonesia 2008 – sebelum Review Tata Ruang)
FUNGSI HUTAN LUAS (HA) %
1 HUTAN KONSERVASI 23,54 17,16%

1.1. KSA/KPA 23,30 16,99%

1.1.1. Perairan 3,40 2,48%

1.1.2. Daratan 19,91 14,52%

1.2. Taman Buru 0,23 0,17%

2 HUTAN LINDUNG 31,60 23,05%

3 HUTAN PRODUKSI 81,99 59,79%

3.1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22,50 16,41%

3.2. Hutan Produksi Tetap (HP) 36,69 26,76%

3.3. Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK) 22,80 16,62%

KAWASAN HUTAN (Daratan) 133,74 97,52%

KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN 137,14 100,00%


UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang
 Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
 Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
 Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya.
 Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Pola Ruang
 Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
 Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
 Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan : sistem, fungsi utama
kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis
kawasan.
 Berdasarkan sistem : sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
 Berdasarkan fungsi utama kawasan : kawasan lindung dan kawasan
budi daya.
 Berdasarkan wilayah administratif : penataan ruang wilayah nasional,
penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota.
 Berdasarkan kegiatan kawasan : penataan ruang kawasan perkotaan
dan penataan ruang kawasan perdesaan.
 Berdasarkan nilai strategis kawasan : penataan ruang kawasan
strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan
penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

 Pasal 78 UU No 26 Tahun 2007 tentang ketentuan penutup,


menyebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Provinsi (RTRWP) harus
disusun dan disesuaikan (revisi) paling lambat 2 tahun sejak UU
ditetapkan. Dengan demikian batas waktu penyelesaian revisi
RTRWP tersebut telah berakhir April 2009 .
 Pasal 18 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa
penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang tata ruang
wilayah provinsi dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan substansi dari Menteri terkait. Persetujuan
substansi dari Menteri terkait dimaksudkan untuk menjamin
kesesuaian muatan peraturan daerah dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dasar Hukum
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan

Pasal 19 UU No. 41/1999


 Ayat 1 : Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan
ditetapkan oleh Pemerintah dengan didasarkan pada hasil
penelitian terpadu.
 Ayat 2 : Perubahan peruntukan kawasan hutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berdampak
penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis,
ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
PP No. 10/2010
 Pasal 2 : Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan
dilakukan untuk memenuhi tuntutan dinamika pembangunan
nasional serta aspirasi masyarakat dengan tetap berlandaskan pada
optimalisasi distribusi fungsi, manfaat kawasan hutan secara lestari
dan berkelanjutan, serta keberadaan kawasan hutan dengan luasan
yang cukup dan sebaran yang proporsional.
 Pasal 3 : Lingkup pengaturan dalam peraturan pemerintah ini
meliputi (a) perubahan peruntukan kawasan hutan; dan (b)
perubahan fungsi kawasan hutan.
PP No. 10/2010
 Pasal 6 : Perubahan peruntukan kawasan hutan dapat dilakukan (a) secara
parsial; atau (b) untuk wilayah provinsi.

 Pasal 29 : Perubahan peruntukan kawasan hutan untuk wilayah provinsi


dapat dilakukan pada: (a) hutan konservasi; (b) hutan lindung; atau (c)
hutan produksi.

 Pasal 45 : Perubahan fungsi kawasan hutan untuk wilayah provinsi dapat


dilakukan pada kawasan hutan dengan fungsi pokok : (a) hutan
konservasi; (b) hutan lindung; dan (c) hutan produksi.

 Pasal 31 ayat (5) : Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), usulan perubahan peruntukan kawasan hutan berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan, wajib melaksanakan
kajian lingkungan hidup strategis.
PP No. 10/2010
Terkait dengan Pasal 19 ayat 1 UU 41/1999 :
 Pasal 48 ayat (1) : Perubahan peruntukan kawasan hutan yang berdampak
penting dan cakupan luas serta bernilai strategis merupakan perubahan
peruntukan kawasan hutan yang menimbulkan pengaruh terhadap (a)
kondisi biofisik atau (b) kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
 Pasal 48 ayat (2) : Perubahan yang menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi biofisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
perubahan yang mengakibatkan penurunan atau peningkatan kualitas
iklim atau ekosistem dan/atau tata air.
UU 32/2009
 UU 32/2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP No. 10/2009 mengadopsi ketentuan dalam UU No.
32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup  KLHS :
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
 KLHS : kajian pengaruh dari Kebijakan, Rencana, dan Program
(KRP) terhadap lingkungan hidup
 Dapat dilakukan sebelum, bersamaan, atau setelah KRP
disusun.
Prosedur Perubahan Kawasan Hutan Dalam Rangka
Revisi RTRWP
 Gubernur membuat usulan perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan
 Menteri Kehutanan membentuk Tim Penelitian Terpadu yang terdiri
dari perwakilan instansi yang berkompeten dan otoritas ilmiah.
 Hasil Penelitian Terpadu dilaporkan kepada Menteri Kehutanan
melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.
 Jika perubahan peruntukan dipandang berdampak penting, memiliki
cakupan luas, serta bernilai strategis, maka perlu persetujuan DPR-RI
(Komisi IV).
 Setelah mendapatkan persetujuan DPR-RI, Menteri Kehutanan dapat
menetapkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan.
 Perubahan kawasan hutan dituangkan dalam Perda RTRWP.

Anda mungkin juga menyukai