Pasal 31 ayat (5) : Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), usulan perubahan peruntukan kawasan hutan berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan, wajib melaksanakan
kajian lingkungan hidup strategis.
PP No. 10/2010
Terkait dengan Pasal 19 ayat 1 UU 41/1999 :
Pasal 48 ayat (1) : Perubahan peruntukan kawasan hutan yang berdampak
penting dan cakupan luas serta bernilai strategis merupakan perubahan
peruntukan kawasan hutan yang menimbulkan pengaruh terhadap (a)
kondisi biofisik atau (b) kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Pasal 48 ayat (2) : Perubahan yang menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi biofisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
perubahan yang mengakibatkan penurunan atau peningkatan kualitas
iklim atau ekosistem dan/atau tata air.
UU 32/2009
UU 32/2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup
PP No. 10/2009 mengadopsi ketentuan dalam UU No.
32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup KLHS :
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KLHS : kajian pengaruh dari Kebijakan, Rencana, dan Program
(KRP) terhadap lingkungan hidup
Dapat dilakukan sebelum, bersamaan, atau setelah KRP
disusun.
Prosedur Perubahan Kawasan Hutan Dalam Rangka
Revisi RTRWP
Gubernur membuat usulan perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan kepada Menteri Kehutanan
Menteri Kehutanan membentuk Tim Penelitian Terpadu yang terdiri
dari perwakilan instansi yang berkompeten dan otoritas ilmiah.
Hasil Penelitian Terpadu dilaporkan kepada Menteri Kehutanan
melalui Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.
Jika perubahan peruntukan dipandang berdampak penting, memiliki
cakupan luas, serta bernilai strategis, maka perlu persetujuan DPR-RI
(Komisi IV).
Setelah mendapatkan persetujuan DPR-RI, Menteri Kehutanan dapat
menetapkan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan.
Perubahan kawasan hutan dituangkan dalam Perda RTRWP.