Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Oleh :
Abdillah Ranadipura 26020212130025

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Gedung Bosbow Madiun


Kompleks bangunan ini terletak di Jalan Diponegoro Kota Madiun.Orang Madiun
mengenal kompleks ini dengan sebutan Bosbow. Bosbow atau Boschbouw merupakan kata
dari bahasa Belanda, Bosch berarti Hutan/Kehutanan, Bouw berarti Gedung. Nama
Boschbouw sebenarnya adalah nama sebutan untuk sekolah Kehutanan Madiun pada zaman
Hindia Belanda "Middlebare Boshbouwschool (MBS) te Madioen". Menurut sejarah,
Bosbow dulu adalah Middlebare Boschbouw School (Sekolah Kehutanan Menengah Atas,
MBS) di Madiun, yang di dirikan oleh J.H. Becking, pimpinan Jawatan Kehutanan pada Pada
tanggal 26 Agustus 1939. Setingkatdengan MLS, maka MBS juga mendidik murid
bumiputera tamatan Mulo selama 3 tahun. Namun pada Masa Pendudukan Jepang, MBS di
tutup.
Pendirian sekolah kehutanan (Bosbow) dikarenakan Madiun sebagai daerah yang
berada di tengah-tengah kawasan hutan produksi jati di Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan
Sekolah Kehutanan ini sementara dipusatkan di kompleks MOSVIA (Middelbare Opleiding
School voor Inlandsche Ambtenaren (nama lama OSVIA) di Jalan Wilhelmina yang sekarang
jadi jalan Diponegoro kota Madiun. Pada tahun ajaran pertama, kegiatan belajar diawali
dengan 60 murid. Mereka akan diasramakan di asrama MOSVIA. Sekolah ini berskala
nasional sehingga tidak hanya merekrut anak-anak dari kawasan Gemeente Madiun akan
tetapi juga dari seluruh Jawa. Murid-murid pertama yang masuk sekolah ini adalah remajaremaja dari Middelbare Landbouwschool Bogor, Jurusan Kehutanan sekolah perkebunan
Malang dan Sukabumi. Hanya anak yang berpendidikan MULO yang dapat mendaftar di
sekolah ini. Penempatan sekolah ini sangat tepat mengingat Madiun merupakan pusat
pengolahan kayu sehingga para murid dapat praktek langsung di lapangan.Sekolah
Kehutanan ini akan dibuka setelah tahun 1939.
Dilihat dari bentuk bangunannya, bangunan utamanya dari gedung ini sangat mirip
dengan kompleks sekolah OSVIA yang ada di Serang. Bukan dimungkinkan bahwa sebelum
bangunan ini di pakai untuk sekolah kehutanan (bosbouw) kompleks bangunan ini dipakai
untuk sekolah pamong praja atau OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren).
OSVIA tidak hanya di Madiun saja, melainkan ada di Bandung, Magelang, Probolinggo,
Serang dan Blitar.
Kondisi kompleks bangunan ini sebenarnya masih sangat bagus akan tetapi setelah
anggota

Historia

Van

Madioen

menjelajahi

kompleks

tersebut

ternyata

sangat

memprihatinkan akan tetapi 90 persen bangunan masih asli meski ada beberapa bangunan
yang di renovasi oleh sang penghuni. kompleks Bosbow ini telah ditinggali lebih dari 100
kepala keluarga,
Bela Diri Silat PSHT Madiun
Pendiri PSHT ialah Ki Hadjar Hardjo oetomo,lelaki kelahiran madiun pada tahun
1890.karena ketekunannya mengabdi pada gurunya yakni Ki Ngabehi Soero Diwiryo,terakhir
ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru
hingga ia berhak menyandang predikat pendekar Tingkat III dalam tataran ilmu Setia hati
(SH).Itu terjadi pada desa winongso saat bangsa belanda mencengkramkan kuku jajahannya
pada indonesia.
Sebagai Seorang pendekar Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk
mendermakan ilmu yg pada milikinya kepada Orang lain untuk kebaikan sesama untuk
Keselamatan sesama ,untuk keselamatan dunia.tapi jalan yg pada rintis ternyata tidak
semulus harapannya.jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan terlebih Saat itu jaman
penjajahan.ya sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi Guru pada sekolah
dasar pada benteng madiun Sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya.tidak betah
menjadi

guru

Ki

Hadjar

beralih

profesi

sebagai

leerling

reambate

pada

SS

Bondowoso,Panarukan,dan Tapen. (PJKA / kereta api indonesia saat ini ).


Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara
Belanda - karena atasan beliau saat itu banyak yg asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi dan
melamar jadi mantri pada pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan pada
Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan
Pagotan.
Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Memasuki tahun 1916
ia beralih profesi lagi dan bekerja pada Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar
hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja pada rumah gadai,
hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yg kemudian memberi pekerjaan
kepadanya pada stasion Madiun sebagai pekerja harian.
Dalam catatan acak yg berhasil dihimpun, pada tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil
mendirikan perkumpulan "Harta Jaya" semacam perkumpulan koperasi guna melindungi
kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai

Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi
Hoof Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yg disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik.
Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan kehidupan yg
lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yg dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya
dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Data yg cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah
Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yg
semula bernama "Djojo Gendilo Cipto Mulyo".

LAMPIRAN
Gedung Bosbow Madiun

Padepokan Agung PSHT

Anda mungkin juga menyukai