Hagop S. Akiskal, MD
Abstrak
Gangguan mood atau afek adalah ekspresi umum dari penyakit mental dan
sistemik. Kita membedakan emosi normatif seperti dukacita, kesedihan, kegembiraan,
marah, dan takut dari perluasannya menjadi depresi, mania, dan sindrom campuran
menjadi gangguan unipolar dan bipolar.
Kita kemudian juga membedakan gangguan kecemasan dari depresi dengan
menggunakan parameter klinis maupun biologi. Diferensial diagnosis gangguan
mood terhadap demensia dan skizofrenia ditentukan dari riwayat dan biologi. Secara
terperinci deskripsi terhadap gejala dan tanda gangguan mood tersembunyi di bawah
emosi, kognisi, psikomotor, dan anak judul vegetatif. Kita akhirnya memberikan
cakupan atau batasan menjadi gangguan mood kronik dan akut, termasuk di
dalamnya distimia dan siklotiamia. Pengetahuan mengenai psikopatologi gangguan
mood dan variasinya memberikan arti yang besar dalam kesehatan publik untuk
menerangkan konsekuensinya di bidang pendidikan, hubungan perkawinan,
pekerjaan, dan area kesehatan fisik, dan lebih serius mengenai potensiasinya untuk
menimbulkan tindakan bunuh diri.
Kata kunci: Afek, Gangguan Bipolar, Depresi, Mania, Gangguan Campuran,
Gangguan Mood, Bunuh Diri.
depresi (di mana depresi serta tanda dan gejala yang berhubungan medominasi
gambaran klinis), manik (di mana euphoria serta tanda dan gejala yang
berhubungan mendominasi gambaran klinis), atau campuran (di mana manifestasi
depresi dan manik dapat di muncul bersamaan). Dalam Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder, 4th edition (DSM-IV), pasien dengan episode depresi
tunggal atau berulang dikatakan memiliki gangguan depresi mayor, kadang
tampak seperti gangguan unipolar, yang dapat muncul pada segala umur. Hampir
semua pasien dengan episode manik dan campuran, juga memiliki episode
depresi, dan karena alasan inilah, penyakit tersebut dikenal sebagai gangguan
bipolar. Onset gangguan bipolar ini adalah pada kelompok usia yang lebih muda
(remaja sampai usia 40-an tahun). Gangguan bipolar juga dikenal sebagai
penyakit manik-depresif. Meskipun depresi mayor dan bentuk bipolar dari
gangguan mood ini dapat dipercepat oleh stressor sosial dan biologi.
Bentuk kedua dari gangguan afek terdiri dari periode mood yang
berfluktuasi yang tidak dikelompokkan ke dalam episode yang berbeda, namun
terjadi pada bentuk low-grade intermitten, umumnya mulai terjadi pada masa
akhir kanak-kanak atau lebih tua dan berlanjut selama masa dewasa. Distimia
dikarakteristikkan sebagai manifestasi dari depresi ringan, hipertimia terjadi pada
periode yang lebih ringan dikenal sebagai hipomania, dan siklotimia dengan
berbagai mood yang bergantian antara periode naik dan turun. Ketiga kondisi
ini juga dikenal sebagai gangguan subafektif dengan pengertian ketiganya
menunjukkan ekspresi klinis yang lemah dari gangguan afek. Kondisi tersebut
dapat muncul selama hidup sebagai temperamental yang ekstrim tanpa keadaan
patologi yang signifikan, akan tetapi ketika ditekan, dapat memicu beberapa
kerusakan fungsi dan kecenderungannya menjadi kronik. Dalam praktek klinis,
distimia dan siklotimia sering menjadi prekursor terjadinya depresi berat atau
gangguan bipolar atau menambah manifestasi inter-episode pada pasien yang
telah kembali dari masa penyembuhan depresi, manik, atau campuran,
dan
gangguan bipolar tipe I (depresi bergantian dengan mania atau campuran), ada
suatu kondisi yang disebut unipolar II (pada pasien ditemukan hipomania atau
kegembiraan yang ringan dalam pengobatan antidepresan, dan dengan alasan ini
lebih tepat dikarakteristikkan sebagai gangguan bipolar tipe III), dan bipolar II
(pada pasien dengan hipomania spontan, umumya pada akhir episode). Pada
beberapa pasien gangguan bipolar tipe II, lamanya periode adalah sering dan
baiknya pasien dideskripsikan memiliki gangguan depresi siklotimik. Akhirnya,
untuk
mengkomplikasikan
masalah,
beberapa
pasien
gangguan
bipolar
subtype gangguan bipolar. Hanya gangguan bipolar I dan II yang secara resmi
dimasukkan dalam American Psychiatric Associations official nosology (DSM
IV-TR, 2000). Dalam DSM IV-TR, gangguan unipolar tidak dimasukkan, karena
dengan meningkatnya episode, banyak pasien depresi berat berganti menjadi
gangguan bipolar I atau bipolar II.
Tabel 23.1. Spektrum Gangguan Bipolar
Bipolar I
Bipolar II
Bipolar III
pihak, dalam ekspresi patologis nya dikenal sebagai kecemasan, yang tidak hanya
terlihat secara tak langsung pada banyak kondisi pasikiatri, namun juga dirincikan
ke dalam spektrum gangguan kecemasan.
Tujuan utama dari bagian ini, adalah untuk mendeskripsikan tanda dan
gejala dari kekacauan afek dan mood secara detail untuk menjelaskan
perbedaannya dari afek normal dan manifestasi dari gangguan psikiatri yang lain.
Apapun spesialisasi utamanya , setiap dokter harus berkompeten untuk
membuat diagnosis dan memberikan pengobatan untuk kondisi depresi, tidak
hanya karena prevalensinya yang tinggi tapi juga sebagai data penting berkaitan
dengan disabling nature dari depresi yang berkelanjutan dan tidak dapat
ditentukan. Suatu laporan yang dipublikasikan di JAMA menunjukkan bahwa
ketidakmampuan fungsi yang dipengaruhi oleh depresi melebihi kebanyakan
kondisi medis lainnya dan sebanding dengan penyakit jantung. Data terbaru
semakin menunjukkan penemuan dari gangguan bipolar, termasuk depresi bipolar.
2. SINDROM DEPRESI
Seperti pada kondisi medis lainnya, tanda dan gejala depresi cenderung
dikelompokkan bersama dalam suatu sindroma, atau sering disebut dengan
depresi klinis. Depresi sebagai sindroma medis telahh diketahu sejak zaman
Hipocrates, kurang lebih 2500 tahun yang lalu. Penelitian kontemporer canggih
dilakukan oleh Lewis dan Jackson. Faktor etiologi multipel (beberapa genetik,
lainnya lingkungan) dapat meningkatkan jalur sampainya ke suatu keadaan
depresi. Satu kelompok faktor penyebab yang selalu ada berkenaan dengan
etiologi depresi, terutama pada pasien usia lebih dari 40 tahun, adalah penyakit
sistemik atau obat-obatan yang digunakan untuk pengobatannya. Hal ini tidak
selalu jelas, namun, penyakit-penyakit tersebut mampu menyebabkan depresi.
Biasanya, tidak lebih dari 15% dari salah satu kondisi dalam daftar tabel akan
menderita depresi. Lebih jauh, mengurangi kondisi fisik yang mengganggu, jika
semuanya dimungkinkan, tidak sera merta menyembuhkan keadaan depresi.
Memang, mereka yang meninggal karena depresi yang disebabkan karena
kondisi somatik, biasanya memiliki riwayat depresi pada pribadi atau
keluarganya.
tampaknya berperan terutama untuk gangguan mood yang berulang. Akan tetapi
prognosis dari depresi ini bervariasi, tergantung apakah depresi tersebut terjadi
bersamaan dengan gangguan psikiatri medis atau gangguan nonafektif lain,
seperti ganguan panik, sosiopati, dan skizofrenia. Depresi sekunder ini cenderung
menunjukkan penampakan klinis dan sering menetap hingga beberapa bulan
(kadang beberapa tahun), melebihi durasi umumnya dari depresi.
2.1.
Perubahan Mood
Gangguan mood biasanya ditentukan sine qua non dari sindroma dan
bisa menimbulkan manifestasi baik munculnya rasa sakit atau hilangnya
keinginan untuk berbuat senang (anhedonia).
Rasa sakit bisa terjadi karena adanya kesedihan yang sangat,
ketidaknyamanan, atau kecemasan, dan lebih ekstrim lagi penderitaan
mendalam yang tidak terlukiskan. Perasaan ingin marah dan kecemasan
sering berbeda secara kualitatif dari penyakit neurotic yang lain dan
mengambil bentuk kekacauan dalam diri yang berat dan kegelisahan yang tak
berdasar. Rasa sakit fisik dari depresi sangat menyiksa dan dideskripsikan
pasien bahwa sakitnya melebihi rasa sakit fisik umumnya. Willian James
merujuk depresi ini sebagai
melakukan bunuh diri dalam usaha untuk menemukan pembebasan dari rasa
sakit fisik yang menyiksa tersebut.
Kondisi-konsisi
depression.
bagaimana
depresi
yang
dialami
dalam
hidupnya
karena
itu,
pasien
depresi
sangat
menderita
terhadap
Kondisi Medis
Hipertiroid
Penyakit Chusings
Diabetes mellitus
SLE
Infark myocard
Avitaminosos
Anemia
Kanker (terutana abdominal)
Tuberkulosis
Influensa; pneumonia virus
Infeksi mononucleosis
General paresis
AIDS
Tumor serebral
Trauma kepala
Kejang parsial kompleks
Stroke
Penyakit Parkinson
Multiple sklerosis
Penyakit Alzheimer
Sleep apnea
Agen Farmakologi
Reserpine, alpha-methildopa, dan
antihipersensitif yg lain
Kemoterapi antikanker
Kortikosteroid, kontrasepsi oral
Interferon
Simetidin, indometasin
Antipsikotik klasik
Insektisida antikolinesterase
Alcohol, barbiturate
Stimulant withdrawl
Penurunan hasrat seksual bisa terjadi pada pria maupun wanita. Pada
wanita juga sering dijumpai keluhan berupa berhentinya menstruasi atau
frekuensinya
menjadi
jarang.
Penurunan
libido
pada
pria
sering
10
Pasien
muda
dengan
depresi,
terutama
yang
mempunyai
Gangguan Psikomotor
Pasien depresi menunjukkan kelainan khas fungsi motorik. Tandatanda penurunan aktivitas psikomotor antara lain:
11
gangguan memori,
Gangguan Kognitif
Istilah kognitif mengarah pada memori, proses berpikir, dan isi
pikiran. Pada pasien dengan depresi, gangguan kognitif bersifat sekunder
karena gangguan psikomotor. Selain terjadi kesulitan konsentrasi dan
gangguan memori, pasien depresi menunjukkan abnormalitas pikiran berupa
12
pandangan negatif tentang dirinya, dunia, dan masa depan. Secara klinis,
manifestasinya antara lain :
sesuatu dengan pandangan negatif dan suram. Penilaian tentang diri sendiri
biasanya salah. Beberapa gejala tersebut bahkan mendekati ke arah waham.
Pada pasien dengan depresi berat bisa memiliki gejala berupa waham,
perasaan tidak berarti, rasa berdosa, dan perasaan tersiksa. Pasien depresi
merasa bahwa mereka sudah tak punya arti lagi, bahkan sebagian pasien
dengan depresi merasa menderita penyakit berat semacam AIDS atau kanker
atau merasa salah satu bagian dari anggota tubuhnya hilang (waham
nihilistik). Sejumlah kecil pasien depresi bisa memiliki halusinasi auditorik
semisal suara-suara yang menuduh atau halusinasi visual misalnya mereka
melihat diri mereka di peti mati atau di kuburan. Semua tanda psikotik
tersebut menjadi bukti bahwa pasien dengan depresi mempunyai mood yang
patologis.
Ketika aktivitas psikomotor mulai membaik baik secara spontan atau
dengan antidepresan, mood dan pikiran mereka bisa jadi belum membaik
sehingga kemungkinan masih ada ide untuk melakukan bunuh diri. Karena
itu, selama periode penyembuhan depresi memerlukan kehati-hatian
kemungkinan adanya usaha bunuh diri.
3. PERBEDAAN ANTARA PERASAAN SEDIH DAN MELANKOLIA
13
Kecenderungan untuk bunuh diri tidak terjadi pada orang dengan rasa sedih
yang biasa
Tidak ada tanda penurunan psikomotor pada orang dengan rasa sedih yang
biasa
Orang dengan rasa sedih yang biasa tidak memiliki perasaan bersalah yang
berlebihan
Mumifikasi atau pembuatan mumi dari mayat orang yang dicintai termasuk
abnormal dan merupakan indikasi psikopatologi
Meskipun temuan DST dan jeda REM tidak secara sistematis dikaji dalam
14
15
merupakan tanda klinis terkuat dari depresi yang dapat digunakan pada diferensial
diagnosis. Pada follow up pasien depresi, manifestasi ini cenderung berkurang,
sedangkan pada pasien ansietas berlanjut memperlihatkan gambaran tanda dan
gejala yang terdiri dari ketegangan yang jelas, fobia, serangan panik,
ketidakstabilan vasomotor, perasaan yang tidak nyata, penyimpangan persepsi,
serta ide paranoid dan hipokondria. Ciri khas ansietas yang dominan
diperlihatakan pada pertarungan melawan penyakit yang mengisyaratkan
diagnosis gangguan kecemasan. Hal tersebut harus disimpan dalam ingatan,
namun, bahwasannya gangguan kecemasan yang pertama kali jarang muncul
setelah usia 40 tahun. Oleh karena itu, sebaiknya menjadi perhatian pada pasien
yang menunjukkan tanda gangguan kecemasan yang muncul pertama kali setelah
usia 40 tahun bahwa pasien tersebut menderita depresi yang berat dan mereka
perlu perawatan yang sesuai dengan kondisinya. Kasus berikut terjadi di pusat
gangguan tidur, ilustrasinya sebagai berikut,
Seorang guru sudah menikah berusia 52 tahun dengan riwayat psikiatri
yang biasa saja sebelumnya dirujuk oleh dokter penyakit dalamnya untuk
menyingkirkan gangguan sleep apneu. Tiga minggu sebelumnya, dia mulai
terbangun beberapa kali di malam hari, terengah-engah dan berkeringat, dengan
berdebar-debar dan ketakutan yang hebat. Tidak ada mimpi yang luar biasa yang
diingatnya. Sejarah mengungkapkan bahwa seorang temannya, yang memiliki
hubungan tidak terlalu dekat dengan pasien, baru saja menderita serangan jantung
yang berat dan menjalani operasi bypass. Keluhan tambahan yang dialami pasien
meliputi terbangun di pagi buta, perasaan lelah di pagi hari, ketegangan, mudah
marah dan ketakutan sepanjang hari, kesulitan mengajar di kelas. Nafsu makan
dan libido tidak berubah. Pasien menyangkal depresi secara subjektif. Selama
wawancara psikiatri, wajahnya mengekspresikan kekhawatiran dan kesuraman
dan dia tampak cukup gelisah, dia tersiksa oleh ketakutan bahwasannya dia
mungkin akan meninggal tiba-tiba, meskipun dia tidak dapat mengatakan
16
17
Depresi
yang Retardasi psikomotor
18
Persepsi kehilangan
Kehilangan minat (anhedonia)
Keputusasaan dan ingin bunuh
diri
Penarikan diri
Hilangnya libido
Terbangun dini hari
Hilangnya berat badan
19
baik itu untuk gangguan unipolar maupun bipolar. Untuk alasan ini, pasien
tersebut dapat merespon berbagai jenis antidepresan dengan episode hypomanik
ringan. Secara singkat, bentuk dari disthimia tampak sebagai "gangguan
subaffective" sebenarnya (yaitu, ekspresi klinis lemah dari gangguan mood
primer) atau sebaliknya, cyclothymia minus hypomania spontan. Gambaran yang
berikut ini adalah deskripsi diri dari seorang perawat berusia 34 tahun dengan
"depresi"; Hal ini memberikan gambaran konsep dysthymia sebagai gangguan
subaffective:
Penderitaan merupakan bagian terbesar dari diriku bahwa ia
mendefinisikan kepribadian saya. Hal ini diwujudkan dengan rasa
ketidakmampuan yang mendalam yang hampir selalu dirasakan secara fisik.
Aku merasa berat seolah-olah ada batu digantungkan dengan rantai panjang
menjuntai di dalam diriku dengan sumur yang gelap dan tak berdasar. Saya
merasa usaha saya sia-sia bahkan dalam hal yang tidak ada kaitannya dengan
pekerjaan, dimana hal tersebut selama bertahun-tahun, telah menjadi prinsip
utama dalam hidup saya. Penderitaan yang saya alami berupa isolasi diri.
Hampir tidak pernah mungkin bagi saya untuk menjelaskan kepada siapa pun
perihal kesedihan luarbiasa yang hampir melumpuhkan saya di pagi hari. Saya
tidak pernah memperhatikan jangka waktu periode depresi, depresi itu
nampaknya datang dan pergi secara tidak teratur. Nafsu makan saya tidak
berubah, tapi saya tidur lebih lama, kadang-kadang 15 jam per hari. Periode
suram ini telah menjadi bagian dalam kehidupan saya selama yang bisa saya
ingat. Saya tidak pernah meminum obat untuk hal ini. Mulanya tersembunyi
dan berbahaya, tetapi dapat kembali ke mood normal secara tiba-tiba, seperti
menekan tombol lampu, dan saya akan membaik dalam seminggu atau lebih,
dan jika saya beruntung, dalam beberapa minggu. Ibu saya mengalami
gangguan mood. Saya ingat ketika ibu saya menangis tanpa alasan ketika saya
sampai di rumah dari sekolah menemukannya masih meringkuk di tempat
20
tidur. Bibiku mengatakan dia "malas". Dan kemudian saya ingat dia menjadi
hiperaktif, berlebihan dan meluap-luap. Ayahnya juga mengalami masa
depresi. Sehingga tampaknya saya memiliki takdir untuk dihukum dengan
kehidupan yang menderita. Pertanyaan besar saya adalah mengapa saya telah
menyangkal kenyataan bahwa ibu saya sangat menikmati, bahkan pada saatsaat tertentu seperti ia memberi neraka kepada ayah saya.
Berikut merupakan salah satu pertanyaan yang belum terpecahkan dari
teka-teki gangguan mood, mengapa beberapa individu bipolar berasal dari
episode depresi tunggal dan dari perkembangan kepribadian yang depresif,
seperti dalam kasus pasien ini. Seperti dijelaskan dalam bagian berikutnya dari
bab ini, pada kenyataannya pasien tersebut menderita "pseudo-unipolar" dalam
artian bahwa mereka beresiko secara farmakologi berpindah ke periode
hypomanik.
6. SINDROM MANIK
Sama seperti sindrom depresif, mania bermanifestasi pada
gangguan
mood, vegetatif, psikomotor, dan fungsi kognitif. Telah diketahui selama dua
milenium, dengan deskripsi yang meyakinkan yang diberikan oleh Aretaeus dari
Cappadocia pada abad pertama SM (53). Monografi Kraepelin pada psikosis
manik-depresif merupakan risalah klasik yang lebih modern (34). Penggunaan
istilah "gangguan bipolar" saat ini telah membantu dalam destigmatisasi, lewat
pengakuannya sendiri (54), yang memberikan kesempatan untuk memahami
bagaimana penyakit bermanifestasi pada situasi kehidupan yang nyata.
Manifestasi klinis pada mania sering sekali muncul, meskipun tidak selalu,
berlawanan dengan yang terlihat pada depresi. Derajat ringan dari mania
(hypomania) dapat berguna dalam bisnis, peran kepemimpinan dan seni.
Penggambaran tulisan yang kuat tentang hypomania diberikan oleh Bellow's
Herzog (55). Beberapa orang yang kreatif memiliki periode peningkatan
21
Perubahan Mood
Mood pada mania diklasifikasikan menjadi kegembiraan, euforia dan
kegirangan, yang sering dihubungkan dengan tertawa, perkataan dan gerak
tubuh. Mood tidak stabil, dan kesedihan sesaat tidak biasa. Sebagai tambahan,
beberapa pasien, ketika mood-nya tinggi dapat berlebihan yang disebut
22
Table 23.5. Faktor Medis dan Farmakologis yang secara umum berkaitan dengan
terjadinya mania
Medical conditions
Tirotoksikosis
Systemic lupus erythematosus
Chorea rheumatik
Influenza
St. Louis encephalitis
General paresis (tertiary syphilis)
Chorea Huntington
Multiple sclerosis
Tumor diencephalik and ventrikel tertier
Kejang kompleks sebagian (epilepsy lobus temporalis)
Stroke
Trauma kepala
Pharmacologic agents
Kortikosteroid
Levodopa
23
Bromokriptine
Amphetamine
Methylphenidate
Kokaine
Monoamine oxidase inhibitors
Antidepresan
6.2.
Gangguan Vegetatif
Tanda utama di sini adalah hyposomnia, penurunan jumlah tidur,
pasien hanya memerlukan beberapa jam untuk tidur dan merasa bersemangat
untuk bangun. Beberapa pasien dapat beraktivitas tanpa tidur selama 48 jam
pada satu waktu dan bahkan merasa lebih berenergi.
Sepertinya tidak ada gangguan primer pada nafsu makan, tetapi dapat
terjadi penurunan berat badan karena peningkatan kegiatan dan tidak
memperhatikan kebutuhan gizi. Nafsu seksual meningkat dan dapat
menyebabkan perbuatan seksual yang kurang bijaksana. Perempuan yang
sudah menikah dengan riwayat cacat seksual sebelumnya dapat berhubungan
dengan laki-laki di bawah status sosial mereka. Pria mungkin terlalu
memuaskan diri pada alkohol dan seks, sering mengunjungi bar dan rumah
bordir di mana mereka menghamburkan uang mereka. Petualangan seksual
pasien manik secara khas mengakibatkan bencana perkawinan dan perpisahan
berkali-kali atau perceraian. Penilaian yang buruk dan impulsif yang dipicu
oleh perilaku tersebut secara khusus menjadi masalah di era AIDS dan
menuntut diagnosis dan pengobatan dini (62).
6.3.
Gangguan Psikomotor
Peningkatan aktivitas psikomotor, yang merupakan ciri khas mania,
ditandai dengan peningkatan energi dan tingkat aktivitas dan oleh cara
24
berbicara yang cepat dan ditekan. Hal ini bersamaan dengan perasaan
subjektif tentang kesehatan fisik yang dikenal sebagai "eutonia" dan oleh
adanya flight of ideas; pikiran dan persepsi yang luar biasa tajam atau
cemerlang. Terkadang pasien berbicara dengan tekanan sedemikian rupa
sehingga sulit untuk engikuti asosiasinya; disebut asosiasi longgar sering
didasarkan pada persepsi berima atau kebetulan dan mengalir dengan
kecepatan tinggi.
Pasien manik biasanya tidak dapat dilarang dan usil. Mereka
mengganggu dalam keterlibatan mereka dengan orang-orang, menyebabkan
banyak ketidakcocokan dengan rekan kerja, teman, dan keluarga. Mereka
tidak sejalur dan berpindah secara cepat tidak hanya dari satu pikiran ke
pikiran yang lain, tetapi juga dari satu orang ke orang lain, menunjukkan
minat yang tinggi dalam setiap aktivitas baru yang merintangi kesenangan
mereka. Mereka adalah tidak kenal lelah dan terlibat dalam berbagai kegiatan,
di mana mereka biasanya tampak dengan penilaian sosial yang buruk.
Contohnya berbicara atau menari di jalanan; penyalahgunaan panggilan jarak
jauh; membeli mobil baru, ratusan kaset CD, perhiasan yang mahal, atau
barang lainnya yang tidak perlu terlibat dalam usaha bisnis yang berisiko;
perjudian; dan perjalanan tiba-tiba. Jelas, ini perilaku ini dapat menyebabkan
kehancuran diri dan keuangan. Dalam mania yang berat, yang dikenal sebagai
delirous mania aktivitas fisik yang berlebihan terus berlanjut, mengarah
kepada keadaan darurat medis yang membutuhkan electroconvulsive terapi
secara rutin.
6.4.
Gangguan Kognitif
Pasien manik memiliki harga diri dan rasa percaya diri yang tinggi.
Tetapi
bagaimanapun,
pasien
kadang-kadang
memiliki
pengakuan
menyakitkan bahwa hal-hal yang positif pada dirinya diri tidak sesuai dengan
kenyataan. Pandangan tersebut sementara. Memang, pasien manik tahan
25
seperti skizofrenia, ini akan tampak seperti medapat pengaruh dari luar dan
gembira. Sebaliknya, pada depresive bipolar , yang mempengaruhi mungkin
tampak dengan afek tumpul atau datar, hampir tidak akan pernah menunjukkan
fragmentasi pemikiran. Dokter harus mempertimbangkan pengelompokan gejala
daripada gejala individu - dalam diagnosis diferensial psikosis afektif dan
skizofrenia. Karena kondisi dua psikotik memerlukan rejimen terapeutik yang
berbeda secara jangka panjang, ini adalah differential diagnosis klinis.
26
Cross-sectional
Afek
Thought (ide gagasan)
Autism
Gangguan bipolar
Skizophrenia
contagious
Dipercepat atau lambat
praecox feeling
Kemiskinan isi pikiran dan
Tidak karakteristik
bizarre
Karakteristik
27
Halusinasi
Gejala pertama
Longitudinal
Premorbid
Intermorbid
Cyclothymic
Naik turun, supernormal
Schizotipal
Menyendiri
Perjalanan
Bipasik
yang menurun
Naik turun
atau
fungsi
kalinya
menghilang
(65,
76),
dapat
sangat
sulit
untuk
28
bipolar. Petunjuk sketsa ( dicetak ulang dari Akiskal dan Puzantian, 1979 (64))
menunjukkan poin tersebut.
Seorang laki-laki usia 19 tahun yang dibawa ke bagian psikiatri karena
sosial withdrawal, insomnia, sakit kepala, dan obsesi menusukkan pisau ke
jantungnya sendiri karena perintah untuk mengakhiri dirinya dari bayangan
perkosaan. Ketika di rumah sakit, dia mendengar suara setan yang
memberitahunya bahwa dia harus menggantung dirinya sendiri sebelum
kemalangan membunuh seluruh keluarganya. Moodnya sangat labil, status
mentalnya bergeser menjadi mudah marah dan suka membantah, dia
mengeskpresikan pikirannya memotong leher seseorang dengan pisau (yang
mana akhirnya dia lakukan), dia masuk toilet wanita dan berkata bahwa dia
dapat
memperkosa
mereka
semuanya
sekaligus,
dia
memulai
29
definitif. Terapi antikonvulsa yang lebih baru dan antipsikotik atipikal sering
dapat disubtitusikan dengan terapi elektro konvulsi.
8. HIPOMANIA DAN PENGERTIAN DIAGNOSISNYA
Pengaturan permulaan untuk arti klinis hipomania tidak hanya penting
untuk membedakan suka cita yang normal dan mood yang terbentuk karena
penyakit, tetapi juga untuk mendiagnosis penyakt bipolar II. Kriteria yang
memenuhi, dikembangkan di Universitas Tenneddee Mood Clinic (66), mungkin
membantu dalam penetapan permulaan klinis untuk hipomania :
perilaku.
Itu mungkin kerusakan peraturan sosial, bahkan jika pasien menunjukkan
tiba.
Itu sering didapat dari latar belakang keluarga dengan penyakit bipolar.
Hipomania adalah sebuah kondisi yang berulang, membentuk bagian dari
beberapa bentukan bipolar tipe soft (lihat tabel 23.1), yang mana, penyakit
bipolar II adalah yang paling sering. Pasien bipolar II yang meminta bantuan
psikiatri biasanya adalah wanita usia 20 dan 30 tahun yang telah menderita
depresi yang berulang. Karena tujuan mereka adalah hidup yang pendek dan
sangat mengganggu ( because their highs are short-lived and typically not
perceived as disruptive-indeed), pasien sering menemukan kesenangan merekaindividu tersebut jarang membutuhkan bantuan sepanjang periode demikian.
Keadaan sakit biasanya dimulai pada pertengahan atau akhir usia remaja dan
menunjukkan banyak kekacauan interpersonal. Dari segi keadaan sakit ini, dapat
30
31
nyata. Pada pertanyaan lebih lanjut, dia menyatakan bahwa sepanjang periode
kesembuhan, yang mana terakhir 2-3 hari, dia kadang-kadang merasa tidak
perlu tidur, merasa seperti kegembiraan yang luar biasa hidup kembali bahwa
saya akan menangis
32
Cyclothimia mungkin juga berfungsi sebagai basis dari episode manic depresi,
dan polanya dianggap bipolar II-1/2 ( misalnya, diantara bipolar II dan bipolar
III).
Mungkin tidak mencapai keseluruhan syndrome depresi dan hipomania sepanjang satu
siklusnya, tetapi mencangkup seluruh dari gejala afektif yang terjadi pada berbagai waktu
Perubahan mood yang tiba-tiba dan tidak dapat diprediksikan
Gejala subjektif
Kelesuan yang bergantian dengan eutonia
Pesimis dan bersedih yang bergantian dengan optimism dan kebebasan
Kebingungan dan apatis yang bergantian dengan berfikiran tajam dan kreatif
Menghargai dirinya sendiri yang bergantian dengan antara kepercayaan diri yang rendah
dan percaya diri yang sangat berlebihan
Tanda perilaku
Hipersomnia yang bergantian dengan penurunan kebutuhan untuk tidur
Terlalu asyik dengan pikirannya sendiri yang bergantian dengan mencari pemikiran orang
lain
Pendiam yang berlawanan dengan perilaku suka bicara sendiri
Kesedihan mendalam yang tidak dapat diterangkan bergantian dengan suka bercanda
yang berlebihan
33
Masih dalam varian lain dari spektrum bipolar yang diketahui sebagai
bipolar III, pasien menderita dari awal onset gangguan depresi berulang, yang
mana dapat berupa episode berat atau depresi ringan sedang dengan bentuk dari
subafektif dysthymia yang didiskripsikan lebih awal, tetapi tanpa bukti adanya
periode spontan hipomanik; kecenderungan bipolar pada pasien tersebut menjadi
manifest dalam terapi farmakologis dengan antidepresan. Riwayat keluarga
seringkali positip untuk gangguan bipolar (70). Pada pasien pseudobipolar, yang
kadang-kadang disebut memiliki gangguan unipolar II, mewakili baik sedikit
bentuk penetrasi genetik dari gangguan bipolar atau hanya awal permulaan
depresi dari ganguan bipolar. Pertanyaannya kemudian menjadi : dapatkah
memprediksikan yang mana pasien depresif yang nanti akhirnya menjadi
gangguan bipolar? Bentuk klinis berikut telah ditemukan kegunaannya dalam hal
prospektif tindak lanjut studi (6,71) :
(72).
Kondisi
tersebut
dikarakteristikkan
oleh
cirri
khas
34
berprestasi. Meskipun sifat lekas marah sering terlihat pada individu tersebut,
depresi adalah sangat jarang; dengan kata lain, hiperthyya adalah cyclothymia
dengan jumlah depresi yang minimum, dikarakteristikkan dengan penggunaan
penolakan yang berlebihan, dan mendapat kesuksesan dalam posisi kepimpinan
mereka ataupun dalam bisnis, orang tersebut, kecuali jika menderita depresi berat
tindih, jarang yang dating untuk terapi psikiatri. Mereka lebih sering tampak
sebagai gangguan tidur yang memusat, dimana mereka meminta bantuaan
dikarenakan kesuitan tidur yang mereka alami.
9. GANGGUAN MOOD DALAM KEADAAN KLINIS YANG BERBEDA
Dalam bagian ini dipresentasikan gambar bermacam-macam klinis dari
gangguan mood yang mencangkup berbagai macam dari somatic, psikomotor,
emosional, dan manifestasi kognitif, serta interpersonal tertentu dan gangguan
sosial mewakili komplikasi dari penyakit. Untuk alasan tersebut, differential
diagnosis dari tanda-tanda afektif dan gejala
35
obat adalah salah satu hal yang menunjukan gejala primer gangguan mood ?
Apakah insomnia dan hipersomnia adalah bagian dari sindrom afektif akut
ataupun kronik ?
Apakah depresi dapat mengawali terjadinya impotensi ?
Apakah gangguan memori adalah masalah sekunder dari melankolis
reversible ?
Disamping skizofrenia yang beraneka ragam, apakah psikosis termasuk salah
atau gangguan frank bipolar pada salah satu atau kedua pasangan ?
Apakah tindak kekerasan dilakukan sepanjang fase psikotik tipe depresi atau
manik?
Perlu diperhatikan untuk menanyakan hal tersebut karena sangat terlambat
jika dilakukan di kamar mayat kota. Gangguan mood adalah masalah klinis yang
serius dan memerlukan pendekatan sistematis untuk menentukan gangguan afektif
dasar dari keluhan yang disampaikan pasien dengan setting yang berbeda :
Untuk memperoleh cirri klinis dari sindrom
afektif yang masih
dipertimbangkan.
Untuk mendokumentasikan perjalanan dari episode mayor yang khas pada
36
GEJALA ANXIETAS
Charles Van Valkenburg, MD
Abstrak
Gejala Anxietas atau kecemasan adalah gejala yang umum terjadi dan
menyulitkan, yang terbagi dalam beberapa tingkat keparahan dari ringan dan adaptif
hingga berat dan menimbulkan kecacatan. Gejala anxietas disebabkan oleh dan
komorbid dengan banyak penyakit medis dan kejiwaan. Diagnosa anxietas hampir
37
selalu menyebabkan penyakit lebih parah dan melumpuhkan, serta lebih sulit diobati
dan memperburuk prognosis.
Kata Kunci: Anxietas, Komorbid, Menyeluruh, Panik, Fobia, Post Trauma
1. PENDAHULUAN
Gejala anxietas yang paling sering menjadi perhatian medis adalah
serangan panik : kecemasan yang intens biasanya tiba-tiba dan tak terduga,
berlangsung beberapa menit atau jam. Kecemasan dapat digambarkan pasien
sebagai kecemasan terburuk dari kecemasan-kecemasan yang pernah mereka
alami, sangat berat dan tidak nyata. Kebanyakan yang telah datang di unit gawat
darurat selama serangan sebelumnya tanpa merasa puas dan terdorong untuk
melakukannya lagi. Mereka merasa sesuatu yang sangat buruk terjadi dan mereka
ditakdirkan untuk mati. Lingkungan sekeliling mereka seperti berubah dan
mengancam. Mereka takut kehilangan kontrol atas diri mereka, mungkin buang
air kecil atau buang air besar di depan orang lain, mungkin pingsan, membunuh
bayi, atau mempermalukan diri sendiri. Mereka merasa kehilangan pikiran dan
menjadi gila. Mereka merasa tubuh mereka menyimpang dari biasanya, tidak
seperti tubuh mereka dulu, atau merasa melayang-layang keluar dari tubuh.
Mereka merasa jantung berdebar-debar, tidak mendapat udara meskipun bernafas.
Kadang merasa ada benjolan atau penyempitan di tenggorokan yang
menyebabkan tersedak. Dada terasa berat, tidak nyaman dan menyakitkan.
Mereka juga merasa kesemutan di tangan dan kaki, atau di sekitar mulut. Merasa
sengatan listrik menyentak melalui tubuh mereka, atau merasa panas atau dingin.
Mereka merasa seolah-olah akan pingsan, pusing, goyah, berkeringat, lemah, dan
gemetar. Beberapa merasa perlu melarikan diri dari dimanapun mereka. Beberapa
merasa tidak dapat bergerak. Tidak semua pasien memiliki semua gejala. Kadangkadang gejala fisik muncul namun tidak ada ketakutan (1, 2).
38
39
ANXIETAS
ORGANIK:
SINDROM
ANXIETAS
YANG
2.1.
Penyakit Jantung
2.1.A. Infark Miokard
Gejala utama dari serangan adalah nyeri dada yang sangat. Sesak
napas, tersedak, atau sensasi dibekab, jantung berdebar, keringat yang
berlebih, dan rasa seperti akan mati adalah gejala sekunder. Beberapa
pasien dengan serangan jantung mengalami pengalaman keluar dari
tubuh dan bentuk-bentuk lainnya dari depersonalisasi atau derealisasi.
Banyak diantaranya telah mengalami serangan sebelumnya. Serangan
jantung ringan sering salah didiagnosa sebagai serangan panik.
Untungnya, ada tes diagnostic yang baik untuk serangan jantung.
ECG dengan cepat dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa dengan
benar, dan tes enzim jantung dalam darah dapat digunakan sebagai
konfirmasi. Kebanyakan dokter dan teaga ahli tidak terlatih untuk
40
41
42
(64 denyut per menit) dan ajrang melebihi 120 denyut per menit.
Sebaliknya PAT biasanya menyebabkan denyut nadi di atas 150 denyut
per menit.
Untungnya, kebanyakan disritmia dapat didokumentasikan dan
dikarakteristik dengan EKG, dan diidentifikasi dengan intepretasi
computer. Disritmia dapat menyebbakan gejala anxietas yang mungkin
atau tidak diterapi dengan antiaritmia.
Gejala anxietas yang komorbid dapat diterapi dengan SSRI yang
aman untuk jantung.
Benzodiazepin memiliki sedikit efek terhadap irama jantung,
tetapi dapat menekan sistem respirasi. Serangan panik tidak dapat
disepelekan dan tidak dapat mengambil risiko dalam terapi disritmia,
tetapi anxietas dapat diterapi tanpa efek smaping yang mengancam jiwa.
2.2.
luas,
pernapasan
akan
terganggu
seperti
sesak
napas,
dengan
factor
predisposisi,
seperti
phlebitis
atau
43
44
2.3.
Gangguan Neurologis
2.3.A. Gangguan Kejang
Anxietas, serangan
panik,
dan
pseudoseizure
mungkin
45
menyebabkan
gangguan
ansietas,
palpitasi,
46
umum
mempunyai
komorbid
lebih
umum
dengan
hipertiroidisme.
Sedikit
yang
menulis
tentang
penatalaksanaannya
tapi
kelemahan,
kelelahan,
dan
kehilangan
nafsu
makan.
47
gejala
ansietas.
Setengah
dari
pasien
feokromositoma
48
somatik
dan
ansietas.
Hatters
Madness
sudah
49
50
2.5.F. Cannabis
Pada
beberapa
orang,
marijuana
depersonalisasi
sering
51
2.7.
52
Gangguan Somatoform
Gangguan ansietas adalah komorbid yang tinggi dengan gangguan
somatoform, bahkan dengan perbaikan kriteria diagnostik yang sudah
mengurangi ketumpangtindihan dari definisi simptom.
Keputusan bijak untuk saat ini untuk mendiagnosa gangguan ansietas
secara terpisah dari gangguan somatoform yang ada secara bersamaan
Bagaimanapun juga, sebelum mendiagnosa simptom somatoform atau
psikosomatik, kita seharusnya mengingat tentang contoh dari penyakit
sistem gabungan; dan membaca textbook psikiatri 25-50 tahun yang lalu.,
yang mempunyai penjelasan psikodinamik untuk berbagai macam penyakit
yang saat ini hanya dipertimbangkan secara medis. Contohnya adalah non
spesific uretritis dan peptic ulcer yang sekarang dikenal dengan penyakit
mikroba. Tidak semua penyakit gampang ditemukan penyebabnya seperti
defisiensi vitamin B12. Seseorang mungkin mengira keracunan logam berat,
penyakit radiasi, atau beberapa penyakit yang hanya dikenal di beberapa
tempat di dunia ini.
53
2.8.A. Malingering
Simptom ansietas mudah ditiru. Beberapa orang mungkin
memalsukan penyakit mereka untuk mendapat keuntungan secara cumacuma di bidang finansial dan emosional, tapi alasan paling umum tentu
saja adalah untuk mendapat obat anxiolitic yang juga merupakan
euforian non spesifik.
2.8.B. Pengguna Obat
Pasien dengan gangguan panik primer dan tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat sangat tidak mungkin untuk menyalahgunaan
sedatif.
Bagaimanapun,
banyak
penyalahguna
obat
termasuk
54
55
4. ALKOHOLISME
Alkohol mengurangi anxietas/ kecemasan, tapi penggunaan yang lama
meningkatkan kecemasan. Pasien cemas dapat mengalami kecemasan yang berat
dalam sehari setelah minum minuman keras dengan intensitas sedang. Kecemasan
mereka setelah minum yang melebihi batas akan membuat keadaan lebih buruk,
keracunan alkohol. Pasien dengan gangguan kecemasan primer seringkali
diberitahu untuk menghindari alkohol. Beberapa pasien yang menyalahgunakan
alkohol dan memiliki serangan panik, alkohol adalah problem utama yang
menyebabkan gejala panik. Namun, gangguan kecemasan juga menjadi
predisposisi seseorang untuk menggunakan alkohol. Pemantang alkohol dengan
gangguan panik atau agoraphobic lebih mungkin untuk mendapatkan alkohol
daripada yang lainnya. Jalan terbaik untuk menentukan apakah sakit karena
minuman keras atau primer panik adalah menanyakan mana yang lebih dulu.
Kecemasan sering ditemukan lebih dulu pada problem alkohol. Jika serangan
panik terjadi pertama selama periode minum yang banyak dan pasien masih
sering minum, itu terbaik untuk terapi pertama alkoholisme primer. Seperti pasien
56
dengan serangan panik dan gejala agoraphobic biasanya berhenti setelah menarik
diri dari alkohol (alcohol withdrawal), dan obat antipanik tidak dibutuhkan.
Jika
pasien
memiliki
gangguan
panik
dan
jelas
mendahului
57
Gangguan
panik
dan
agoraphobia
berhubungan
dengan
5.2.
Fobia Spesifik
Fobia merupakan sebagian besar yang biasa terjadi pada gangguan
psikiatri, dan merupakan pertimbangan normal pada anak-anak. Objek dan
situasi yang cenderung membuat anak taku adalah sesuatu yang berbahaya
untuk anak seperti: laba-laba, ular, kelelawar, kucing besar dan kecil, tempat
yang tertutup (yang dapat rubuh), kegelapan (pemburu malam), atau ruang
terbuka yang luas (predator-predator yang cepat). Simpanse memiliki insting
dan adaptasi snake phobia. Fobia yang sederhana mungkin menggambarkan
insting yang menetap sampai dewasa bahwa pernah bermanfaat untuk
mempertahankan hidup. Fobia menjadi penyakit ketika mengganggu
kehidupan individu. Kebijaksanaan yang biasa dipegang bahwa penyakit fobia
tidak respon terhadap obat-obatan tetapi terhadap psikoterapi kebiasaan/
tingkah laku, di mana pasien secara progresif membiasakan dirinya dengan
objek yang ditakutinya. Terapi istimewa terhadap fobia lainnya sekarang
dengan pengobatan SSRI, dan beberapa studi telah dilakukan untuk melihat
apakah ini masih kuat bekerja untuk fobia spesifik. Pasien dengan fobia
sederhana memiliki gejala panik ketika mereka mengunjukkan ke benda
sepsifik yang mereka takuti. Mereka yang memiliki serangan panik secara
spontan
sebaiknya
dipertimbangkan
memiliki
penyakit
panik,
atau
58
dengan
gangguan
panik
dan
depresi.
Anehnya,
mengingat
Agoraphobia
59
60
berlebihan, karena sekali serangan panik telah diblok oleh pangobatan, pasien
agoraphobia tidak lagi takut tinggal sendiri di rumah. Pada kasus di mana
pengobatan antidepressant efektif, psikoterapi tidak memiliki tambahan
manfaat dengan segera. Masing-masing terapi rupanya efektif selama
digunakan; imipramine, clonazepam, in vivo exposure, atau relaksasi.
Keuntungan psikoterapi adalah pasien dapat melanjutkan sesuai kehendaknya.
5.5.
Homophobia
Homophobia hingga kini, pada official psychiatric diagnosis, sebagai
homoseksual. (DSM-II; 1968). Kedua diagnosis kebanyakan rfleksi dari
kebiasaan masyarakat, dan hukum di sana. Pada beberapa bagian di United
States dan beberapa negara lainnya, homoseksual masih mendukung criminal,
dan secara administrative homophobia. Kepala departemen dapat memecat
seorang guru yang homophobia di satu tahun, dan berikutnya masuk penjara
untuk sodomy.
Beberapa psikosis berhubungan dengan waham yang menghina dirinya
sendiri atau takut dengn bayangan orang yang mengerikan, dan untuk
beberapa, homosexual panic telah ketakutan atau percaya bahwa orang itu
homosexual. Ini lebih menunjukkan refleksi dari masyarakan dibandingkan
dengan bawaan lahir.
5.6.
61
antipsikotik
kurang
efektif.
Pendapat
consensus
bahwa
5.8.
62
6. PENYAKIT DEPRESI
Penulis mempertimbangkan observasinya menjadi kepentingan yang
sangat penting, walaupun yang lain lebih dulu menerbitkan, dan lebih lagi studi
terbaru dan teliti sekarang berhak atas semua penghargaan.
Setiap penyakit anxietas dengan kuat meningkatkan risiko depresi, dan
anxietas dan depresi secara bersama-sama memiliki respon yang kurang baik
untuk terapi dibandingkan salah satu dari keduanya, memiliki gejala lebih berat,
lebih mungkin bunuh diri, hasil yang jelek, kecacatan, dan biaya sosial yang
besar. Komorbid PTSD memiliki efek merugikan yang serupa pada depresi.
7. GANGGUAN BIPOLAR
Penyakit anxietas lebih berhubungan dengan bipolar dibandingkan dengan
gangguan unipolar. Penyakit anxietas, khususnya generalized anxiety dan fobia
sosial, berhubungan dengan akibat gangguan bipolar yang tidak baik.
8. PSIKOSIS
Serangan panik selama masa remaja merupakan factor risiko menjadi
psikotik di masa dewasa muda. Psikosis cenderung sangat komorbid dengan
anxietas dan penyalahgunaan obat perangsang.
Skizofren berhubungan dengan penyakit anxietas, meliputi fobia sosial,
OCD, GAD, gangguan panik, fobia spesifik, PTSD, dan agoraphobia. Bahkan di
skizofrenia, gejala anxietas membuat sakitnya bertambah buruk.