Judul Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara ekonomis terhadap
operasi peledakan yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap kali operasi peledakan pada target
produksi yang telah ditetapkan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang
wajar.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya pemboran
dan peledakan di PT. Bangun Artha Jember
2. Mengetahui faktor pemilihan alat bor, kapasitas dan jumlah dari alat tersebut
sehingga efisien dan menguntungkan.
3. Mengetahui pola pemboran dan peledakan yang diterapkan oleh perusahaan,
serta efisiensi kerja dari operator. Dan keefektifan dari pola tersebut bila
dikaji secara ekonomi.
4. Mengetahui Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk setiap peledakan, dan
untuk setiap lubang bor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERHITUNGAN BIAYA
PEMBORAN DAN PELEDAKAN
1.
PERMINTAAN PASAR
Jumlah produksi peledakan paralel dengan produksi crushing plant, jumlah yang
dimuat dan diangkut sesuai dengan permintaan pasar. Jadi pola pikirnya berangkat
dari hilir ke hulu. Permintaan pasar / konsumen akan menentukan :
1. jumlah unit atau alat yang harus tersedia
2. jumlah tenaga kerja
3. pengaruhnya terhadap lingkungan, dan
4. sarana infra struktur lainnya
Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Pada permintaan pasar yang tinggi investasi akan lebih besar dibanding
permintaan sedikit
2. Jumlah cadangan terukur harus menjamin kelangsungan supply yang
konsisten
3. Jaminan teknologi yang proposional
4. Forecast pemanfaatan bijih tersebut dimassa mendatang meyakinkan
5. Biaya investasi harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat kembali
dalam periode yang singkat
6. Biaya perawatan rutin, overhead, dll. Harus diatur supaya tidak terjadi
pemborosan.
2.
KONDISI BATUAN
Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya pemboran dan
peledakan.
Adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain :
3. BIAYA PEMBORAN
Parameter-parameter yang diperlukan antara lain :
KAPASITAS PEMBORAN
Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur (cycle) pemboran,
baiasanya dinyatakan dalam meter / jam. Kapasitas jangka panjang adalah
kapasitas pershift pemboran, biasanya dinyatakan dalam drillmeter / shift
(drm / shift), m3 / shift atau ton / shift.
= DHA 1000
= 102 mm (14)
Tinggi jenjang
= 20 m
= 13,3 m3
Jenis Batuan
= batu gamping
= 60 %
Penembusan net
= 140 cm / menit
KAPASITAS PEMBORAN
= 50 drm / jam
= 8 jam
= 90 %
= 90 %
KAPASITAS SHIFT
= 2,54 ton / m3
Kapasitas bor
i
A
= ----------------------------
[ 1 (1+ i)-n ]
= 102 mm (4)
= US$ 158,500
= 15 %
Faktor anuitas
= 0,2983
BIAYA INVESTASI :
158,500 x 0,2983
---------------------------- = US$ 1.51 / drm
31,300
BIAYA PERAWATAN
Biaya perawatan meliputi : - suku cadang
- material untuk servis
- upah mekanik
biaya perawatan tersebut tergantung pada :
- jenis batuan
- produksi lubang pertahun
- prosedur servis
- keterampilan mekanik
- upah mekanik
Perawatan alat bor dapat dikerjakan oleh team mekanik perusahaan atau kontrak
servise dari luar. Apabila dikerjakan oleh mekanik perusahaan, maka
pengupahan sesuai dengan gaji bulanan mekanik tersebut.
Missal :
Gaji total team mekanik
Rock drillability
Specific drilling
Umur layanan komponen bor
Jumlah meter pemboran
Persamaan :
M
Keperluan bit ;
Nb = ---------------------------( Ab x Y1 )
Nr = ----------------------------
M
( Ar x Y1 )
M
Keperluan kopling ;
Nc = ---------------------------( Ac x Y1 )
M
Keperluan shank adpt ;
Ns = ---------------------------( As x Y1 )
keterangan :
M
Y1
Ab
Ar
Ac
As
= 2,4 ton / m3
= 102 mm
Kedalaman
= 20 m
Produksi batu
Produksi quary
M = --------------------- = 416.700 m3
Densitas
Y1 = 13,3 m3 / drm
Ab = 2.700 drm
Ar = 2.900 drm
Ac = 2.500 drm
As = 3.200 drm
Maka :
Keperluan bit
Nb = 12 buah
Nr = 11 buah
Keperluan kopling
Nc = 13 buah
Keperluan shank
Ns = 10 buah
Biaya,
Kebutuhan,
Harga,
Umur,
buah
US$ / buah
drm
12
450
2.700
0,17
11
650
2.900
0,22
Kopling
13
150
2.500
0,06
Shank HL 100
10
400
3.200
0,13
Komponen bor
Mata bor 102 mm
Batangbor
51 mm 12 ft
US$ /
drm
Keterangan ;
Biaya
Jenis batuan
Diameter lubang
Pneumatic Top
hammer
Hammer
Diameter lubang, mm
102
102
105
40
18
28
28
40
45
0,29
0,29
0,29
0,20
0,64
0,47
Bor
DTH
Pneumatic Top
hammer
Hammer
Diameter lubang, mm
102
102
105
40
18
28
15
75
75
0,38
4,17
2,68
Bor
BIAYA
BAHAN
US$ / drm
BAKAR,
DTH
4. BIAYA PELEDAKAN
Meliputi biaya-biaya :
Bahan Peledak
Sistem Penembakan
Alat Pengisian (kalau diperlukan)
Tenaga Kerja
Contoh Perhitungan untuk biaya-biaya peledakan :
= 20 m
= 102 mm
= 293 m3
= 1 buah
Berat primer
= 3 kg
Harga primer
= US$ 2,55 / kg
= 128 kg
= US$ 0,75 / kg
Biaya Primer
= US$ 0,31 / m3
= Biaya Primer + Biaya Muatan
Column
= US$ 0,34
Biaya penembakan
Tinggi jenjang
= 20 m
= 102 mm
= 293 m3
Sistem penembakan
= Listrik
= 1 buah
Harga detonator
= US$ 3.600,00
= 5 tahun
= 416.700 m3
Biaya Detonator
= 20 m
= 102 mm
= 293 m3
= 10 menit / lubang
Efisiensi kerja
= 90 %
Upah buruh
= US$ 21 / jam
= US$ 0,01
Jadi biaya peledakan total adalah penjumlahan dari biaya handak, system
penembakan, dan tenaga kerja (US$ / m3 atau US$ / ton)
1. Depresiasi
a. Harga pembelian
b.
Salvage value
c. Biaya angkutan
d.
2.
= (n +1) / 2n
rata
Pembayaran tahunan tetap
Pembayaran tetap per jam = ------------------------------------Periode operasi
B. BIAYA OPERASI
1.
b.
c.
1/3
Densitas batuan standar
AF2 = ----------------------------------------------------------Densitas batuan yang akan diledakan
.(3)
Setelah mengetahui harga KB dapat ditentukan ukuran Burden (B), Spasi (S),
Steming(T), Subdrilling(J) dan lain-lain
Burden (B)
Adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas yang
panjangnya tergantung pada karakteristik batuan , Muatan dan jenis bahan peledak
dan lain-lain. Menentukan ukuran burden merupakan langkah awal agar fragmentasi
batuan hasil peledakan, vibrasi, airblast, dsb. dapat memuaskan.
Menurut Konya (1983)
B = [ (2(SGe/SGr) + 1,5)} De .(4)
Ash memperkenalkan hubungan Kb dengan burden dan diameter lubang tembak,
sbb.;
Kb = 12 B/ De
.(5)
Stiffness
Fragmentas
Ratio
Airblast
Flyrock
Vibrasi
Keterangan
Potensi terjadinya
backbreak dan toe.
Harus dihindari dan
dirancang ulang
Sebaiknya dirancang
ulang
Jelek
Berpotensi
Berpotensi
Berpotensi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
baik
baik
Terkontrol dan
fragmentasi memuaskan
sempurna
Sempurna
sempurna
sempurna
Tidak menguntungkan
lagi bila Stiffness Ratio
lebih dari 4
Tabel
Stiffness Ratio dan Pengaruhnya
Kedalaman lubang tembak (H)
Kedalaman lubang tembak tidak boleh lebih kecil dari ukuran burden untuk
menghindari terjadinya overbreaks dan cratering. Menurut Ash, kedalaman lubang
tembak berdasarkan pada hole depth ratio (Kh) yang harganya antara 1,5 4,0. Hal
ini serupa dengan Stiffness Ratio. Hubungan kedalaman lubang tembak dengan
burden adalah sbb :
Kh = H / B
..(6)
Tinggi jenjang
10
12
minimum, feet
10
20
30
40
50
60
Subdrilling (J)
Subdrilling adalah lubang tembak yang dibor sampai melebihi batas lantai
jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface dan
untuk menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan (toes) pada lantai jenjang
lantai bagian bawah. Tonjolan yang terjadi akan menyulitkan peledakan berikutnya
dan pada waktu pemuatan dan pengangkutan.
Panjang subdriling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj) yang
besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan massive biasanya dipakai Kj
sebesar 0,3. Hubungan Kj dengan burden diekspresikan dengan persamaan sbb :
Kj = J / B
..(7)
Steming adalah lubang tembak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak,
tetapi biasanya diisi oleh abu hasil pemboran atau kerikil (lebih baik) dan dipadatkan
diatas bahan peledak. Steming berfungsi untuk : (1) menentukan stress balance
dalam lubang tembak, (2) mengurung gas hasil proses kimia bahan peledak, dan (3)
mengontrol kemungkinan terjadinya airlast dan flyrock. Untuk mendapatkan stress
balance dapat ditentukan T = B. Steming ini disebut dengan collar.
Untuk menghitung panjang steming perlu ditentukan dulu steming ratio (Kt), yaitu
perbandingan panjang steming dengan burden. Biasanya Kt standar yang dipakai
0,70 dan ini cukup untuk mengontrol airblast, flyrock, dan stress balance. Apabila Kt
kurang dari satu akan terjadi cratering atau backbreaks, terutama pada system collar
priming. Untuk menghitung steming dipakai persamaan :
Kt = T / B
.(8)
L/B <4
S = (L + 2 B) / 3
S = (L + 7 B) / 8
L/B4
S=2B
S = 1,4 B
Powder Factor
Adalah suatu bilangan yang menyatakan jumlah material yang diledakan atau
dibongkar oleh bahan peledak dalam jumlah tertentu dan dinyatakan dalam ton / lbs
atau m3 / kg . Powdwer factor dipengaruhi oleh pola peledakan dan bidang bebas.
A x l x dr
W
PF = ------------------------ = ----------------, ton / lbs
de x PC x N
E
Dimana ;
W
Eq = -------------NxH
Dimana ; W = Produksi batuan
N = Jumlah lubang bor
H = Kedalaman lubang tembak
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data, geometri dari pola pemboran
dan peledakan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan
perancangan yang digunakan: jenis material, target produksi perusahaan, jumlah,
harga dan spesifikasi dari alat alat yang digunakan untuk pemboran dan
peledakan
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam
perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis
dan parameter lainnya.
3. Tahap Penyelidikan Terinci
Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu :
a. Waktu total daur pemboran dari suatu alat bor, baik waktu untuk bergerak
ke lubang berikutnya, mengatur boom dan feed, memberi batang bor,
menambah batang bor, melepas batang bor, maupun memasang
penutup.Dan waktu tunggu (non pengeboran) sehingga didapatkan
kapasitas pemboran.
b.
d.
pemaparan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk satu kali peledakan dengan pola
yang digunakan.
BERIKUT ADALAH SKEMA URUTAN ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH
PERSIAPAN :
Data-data geometri dari pola pemboran dan
peledakan
Data teknis perancangan yang dipakai:
Jenis material
Jumlah produksi
Harga dan spesifikasi alat pemboran dan
peledakan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN :
Pengumpulan data geologis :
Struktur batuan
Kekuatan batuan
Berat jenis
Parameter lainya
PENYELIDIKAN RINCI :
Waktu total daur pemboran alat bor:
waktu untuk bergerak ke lubang
berikutnya
mengatur boom dan feed
memberi dan menambah batang bor
melepas dan memasang penutup
waktu tunggu (non pengeboran)
Efisiensi kerja alat
Pengukuran terhadap geometri pemboran dan
peledakan, berat primer perlubang, berat muatan
column
Fragmentasi yang dihasilkan
ANALISA EKONOMI:
Hasil yang akan dicapai dan biaya
satu kali peledakan
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan
lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan
di daerah yang akan diteliti.
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data.
b. Jumlah data
II
Jadwal pelaksanaan
V
VI
III
IV
VII
VIII
PENDAHULUAN
Estimasi Biaya
3.2.1. Biaya Kepemilikan
3.2.2. Biaya Operasi
IV. KONDISI LAPANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELEDAKAN
4.1 Karakteristik Massa Batuan
4.1.1. Komposisi Mineral
4.1.2. Struktur Batuan
4.1.3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan
4.1.4. Klasifikasi Massa Batuan
4.2 Karakteristik Peledakan
4.2.1. Geometri Peledakan
4.2.2. Pola dan Arah Peledakan
4.2.3. Volume setara dan Powder Faktor
4.2.4. Tingkat Fragmentasi
4.2.5. Produksi Pemboran
4.3 Biaya Pemboran
4.3.1. Kapasitas Pemboran
4.3.2. Investasi Alat Bor
4.3.3. Perawatan Alat Bor
4.3.4. Komponen Bor
4.3.5. Bahan Bakar
4.3.6 Tenaga Kerja
4.4 Biaya Peledakan
4.4.1. Bahan Peledak
4.4.2. Sistem Penembakan
4.4.3. Tenaga Kerja
4.5. Estimasi biaya-biaya alat bor
V. PEMBAHASAN
5.1 Estimasi Biaya Peledakan
5.2 Kemampuan Produksi dari Alat bor
5.3 Penilaian Terhadap Biaya yang dikeluarkan untuk satu lubang bor
VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
K. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Hemphill b., Gary, Blasting Operation, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., The Modern Technique of Rock Blasting,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973
3.
4.
5.
6. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Ba