Anda di halaman 1dari 6

Ligament Periodontal

Ligament periodontal adalah suatu jaringan konektif, padat dan


berserabut yang menempati ruang di antara sementum dan tulang alveolar.
Mengelilingi leher dan akar gigi serta berkesinambungan dengan pulpa dan
gusi. Ligament periodontal tersusun dari substansi dasar, jaringan instertisial,
pembuluh darah dan limfa, saraf, sel-sel dan bundle serabut (Carranza, 2006).
Lebar ligament periodontal bervariasi dari 0,15 sampai 0,38 mm.
Variasi dalam lebar dijumpai dari gigi ke gigi dan pada daerah ligament yang
berbeda pada akar yang sama. Ligament periodontal lebih tipis pada
tumpu/fulcrum pemutaran gigi. Gigi-gigi dengan beban oklusal yang berat
mempunyai ligament periodontal lebih lebat daripada gigi-gigi dengan beban
oklusal minimal yang ligament periodontalnya lebih tipis. Dengan
bertambahnya umur, lebar ligamen periodontal berkurang (Carranza, 2006).
Jaringan Interstisial
Jaringan interstisial adalah jaringan penghubung longgar yang
mengelilingi pembuluh darah dan limfatik, saraf, dan bundle serabut. Jaringan
ini berisi serabut kolagen, lepas dari ikatan serabut ligament periodontal.
Perubahan di dalam bundle serabut yang terus menerus. Ruang ini dalam
ligament periodontal, terisi dengan jaringan interstisial, pembuluh darah,
pembuluh limfa, dan saraf, disebut ruang interstisial (Grossman, 1995).
Sirkulasi dan Sistem Limfatik
Ligament sangat dipenuhi oleh pembuluh darah yang menyediakan
bahan gizi untuk aktivitas osteogenik, sementogenik, dan fibrogenik. Arteri
alveolar bercabang menjadi arteri gigi dan arteri interalveolar. Pada gigi-gigi
belakang juga bercabang menjadi arteri interadikular. Arteri gigi masuk ke
dasar kripta tulang ,dan sebelum menembus foramen apikal, bercabang
menjadi arteriola dan kapiler-kapiler untuk membentuk suatu anyaman
(pleksus) yang mensuplai daerah apikal ligamen periodontal (Grossman,
1995).
Arteri interalveolar bercabang dari arteri alveolar dari sebelah koronal
melintas tulang kanselus dinding lateral kripta tulang; cabang-cabang
lateralnya, disebut arteri perforating, masuk melalui plat kribriform ke dalam

ligamen periodontal lateral. Ateri menjadi arteriola

dan kapiler-kapiler

membentuk anyaman yang subur. Pleksus arterial gigi dan interal veolar lebih
mencolok pada sisi tulang ligamen karena aktifitas mengubah bentuk tulang
yang konstan. Arteri interal veolar keluar melalui krista presassus alveolar dan
membentuk cabang-cabang gingival. Cabang-cabang gingival ini mensuplai
gingiva dan bagian koronal ligamen peridontal (Grossman, 1995).
Gigi-gigi posterior juga mempunyai arteri interadikular yang melintas
tulang kanselus sementum interadikular. Arteri-arteri ini membentuk cabang
yang mensuplai ligamen periodontal pada furkasi akar (Grossman, 1995).
Vena intrdental, vena interadikular dan vena gigi mengalir ke dalam
vena alveolar. Juga dijumpai anyaman pembuluh limfatik yang mengikuti
drainase vena ke dalam saluran limfe alveolar (Grossman, 1995).
Pembuluh darah ligamen periodontal memberikan dua fungsi penting:
fungsi nutritif bagi sel-sel ligamen periodontal; dan fungsi protektif.
Anasmotisis arteri-vena dan struktur menyerupai gromeruli antara arteri dan
vena dijumpai pada vaskulatur peridontal dan mengatur tekanan darah dan
tekanan jaringan; disamping itu memberikan mekanisme hidrolik untuk
menyokong gigi waktu berfungsi (Grossman, 1995).
Inervasi
Saraf alveolar yang dimulai pada saraf trigeminal, menginervasi
ligamen peridontal dan dibagi dalam saraf peridontal mendaki (ascending)
atau saraf gigi, saraf interalveola dan saraf intraradikular. Saraf ligamen
periodontal, seperti pada jaringan konektif lainnya, mengikuti distribusi arteri.
Cabang cabang alveolar menginervasi daerah apikal, cabang interalveolar
menginervasi

ligamen peridontal lateral, dan cabang-cabang saraf

interadikular menginervasi ligamen periodontal furkasi gigi posterior


(Grossman, 1995).
Saraf berakhir sebagai serabut dengan diameter kecil atau besar.
Serabut berdiameter kecil, baik yang bermielin atapun yang tidak bermielin,
berakhir sebagai ujung bebas pada ruang interstisial dan berhubungan dengan
rasa sakit. Serabut berdiameter besar bermielin, berakhir sebagai ujung khusus
berupa tombol atau kumparan dekat serabut utama ligamen peridontal, dan

merupakan mekanoseptor yang berhubungan dengan sentuhan, tekanan dan


propriosepsi (Grossman, 1995).
Saraf simpapetik mengikuti pembuluh darah arterial dalam ligamen
periodontal. Saraf-saraf itu berhubungan dengan kontrol vasomotor aliran
darah di dalam arteri dan kapiler (Grossman, 1995).
Ujung saraf ligamen peridontal memungkinkan seseorang merasakan
sakit, sentuhan, tekanan, propriosepsi. Propiosepsi, yang memberikan
informasi pada gerakan dan posisi dalam ruang, memungkinkan seseorang
merasakan kekuatan yang diberikan pada gigi-gigi, gerakan gigi dan tempat
benda asing pada atau diantara permukaan gigi. Rasa propioseptif ini dapat
menggerakkan mekanisme refleks protektif yang membuka rahang bawah
untuk mencegah injuri pada gigi atau ligamen periodontal bila seseorang
menggigit suatu benda keras. Propiosepsi memungkinkan lokalisasi daerah
inflamasi pada ligamen periodontal. Reaksi inflamasi semacam itu pada
ligamen peridontal dapat diketahui dengan ujian perkusi dan palpasi
(Grossman, 1995)
.
Sel-sel Ligamen Periodontal
Sel-sel aktif ligamen periodontal adalah fibroblas, osteoblas, dan
sementoblas. Fibroblas adalah sel-sel membentuk kumparan dengan nuklei
oval dan prosesus sitoplasmik yang panjang. Biasanya sejajar dengan serabut
kolagen, dengan prosesusnya terbungkus di sekitar bundel serabut. Fibroblas
mensintesis kolagen dan matriks dan terlibat dalam degradasi kolagen untuk
pengubahan bentuknya. Hasilnya adalah suatu pengubahan bentuk serabut
utama yang konstan dan pemeliharaan suatu ligamen periodontal yang sehat.
Karena fungsi yang penting ini, maka fibroblas merupakn sel-sel ligamen
periodontal yang paling penting (Grossman, 1995).
Osteoblas atau sel pembentuk tulang ditemukan di pinggir ligamen
periodontal melapisi soket tulang. Biasanya terlihat dalam berbagai tingkat
diferensiasi. Dalam keadaan aktif berbentuk kuboidal dan dapat menimbun
suatu lapisan materiks, disebut osteoid diantaranya dan tulang dewasa. Bila
tidak aktif kelihatan seperti sel gepeng dan dapat menyerupai fibroblas. Fungsi

osteoblas adalah deposisi kolagen dan matriks yang ditumpuk pada


permukaan tulang dimana terikat serabut sharpey. Kalsifikasi osteoid
menjangkar serabut-serabut Sharpey. Pengubahan bentuk tulang yang konstan
memberikan perubahan ikatan ligamen periodontal pada tulang yang terus
menerus (Grossman, 1995).
Osteoklas atau sel peresorpsi-tulang ditemukan di pinggir tulang pada
masa pengubahan bentuk tulang. Osteoklas adalah sel bernuklei banyak
dengan batas suatu kerut atau garis-garis ke arah daerah resorpsi tulang. Bila
osteoklas mengalami demeneralisasi dan menghancurkan matriks maka akan
terbentuk daerah berlubang lubang pada tulang yang disebut Lakuna Howship
(Grossman, 1995).
Sementoblas sebagai yang dibicarakan sebelumnya terletak di garis
pinggir ligamen peridontal berhadapan dengan sementum. Sementoblas
dengan prosesus sitoplasmik, terlihat kuboidal bila pada suatu lapisan tunggal,
atau skuamus bila pada lapisan multipel. Fungsinya adalah menimbun suatu
matrik terdiri dari fibril kolagen dan substansi dasar yang disebut sementoid.
Sementoid ditemukan diantara sementum yang mengapur dan lapisan
sementoblas yang menebal pada masa aktifitas. Serabut ligamen periodontal
ditemukan diantara sementoblas dan terjebak di dalam sementoid. Bila
sementoid mengapur, serabut ligamen periodontal terkait di dalam sementum
yang baru terbentuk dan disebut serabut sharpey, sama seperti terkaitnya
serabut periodontal dalam tulang. Sementoid mungkin melindungi sementum
terhadap erosi (Grossman, 1995).
Sementoklas, atau sel yang meresorpsi sementum, tidak ditemukan
pada ligamen peiodontal normal.karena umumnya sementum tidak mengubah
bentuk dan hanya ditemukan pada pasien dengan kondisi patologik tertentu
(Grossman, 1995).
Sel-sel lain yang terdapat pada ligamen periodontal normal adalah
sisa-sisa sel epitelial Malasses, sel-sel mesenkimal tidak berkembang, sel mast
dan makrofag. Sisa-sisa sel epitelial Malasses adalah sisa selubung akar
epitelial Hertwig. Sel-sel ini berlokasi pada sisi sementum ligamen

periodontal. Fungsinya tidak diketahui teteapi dapat berkembang biak untuk


membentuk kista pada stimulinoksius (Grossman, 1995).
Sel Massenkimal yang tidak berkembang biasanya adalah sel stelat
dengan nuklei besar yang terlek dekat dengan pembuluh darah. Sel ini
mungkin berkembang menjadi fibroblas, odontoblas atau sementoblas
(Grossman, 1995).
Sel-sel mast, ditemukan dekat pembuluh darah adalah sel-sel besar,
bulat/oval dengan nuklei bulat yang terletak di tengah. Sitoplasmanya
mempunyai banyak granula merah yang dapat mengaburkan nuklei. Granula
ini mengandung heparin, koagulan darah dan histamin yang dapat
menuingkatkan permeabilitas kapiler. Histamin, yang dilepaskan melalui
degranelasi sel mast yang disebabkan oleh reaksi inflamasi akut, mengerutkan
sel endotelial pada dinding pembuluh yang menghasilkan ruang interselulair
dan permeabilitas vaskular (Grossman, 1995).
Makrofag juga dijumpai di dekat pembuluh darah. Dalam bentuknya,
makrofag menyerupai fibroblast, tetapi dengan prosesus yang lebih pendek
dan kecil dan nuclei yang berwarna agak gelap. Fungsinya adalah
memfagositosis debris selular dan benda asing. Makrofag mempunyai vakuola
digestif berisi enzim lisosomal yang memproses bahan yang dimakan
(Grossman, 1995).
Kalsifikasi
Sementikel dapat ditemukan di dalam ligament periondontal.
Kalsifikasi ini terikat pada sementum, tertanam didalamnya, atau bebas dalam
ligament periodontal dekat dengan batas sementum. Sel epithelial mungkin
membentuk nodus untuk kalsifikasi ini (Grossman, 1995).
Penyakit pulpa bermanifestasi pada ligament periodontal. Reaksi
inflamasi berkisar dari abses sampai granuloma dan kista, dan dapat merusak
dan mengganti ligament periodontal (Grossman, 1995).

Fungsi Ligamen Periodontal


Fungsi fisikal, yaitu sebagai penghantar tekanan oklusal ke tulang
alveolar, mencekatkan gigi ke tulang alveolar mempertahankan hubungan
jaringan gingival ke gigi dan menahan tekanan oklusal pada gigi untuk
melindungi pembuluh darah, saraf dan tekanan mekanis (Grossman, 1995).
Fungsi formatif, berperan dalam pembentukan dan resorpsi dari
struktur jaringan pendukung gigi (Grossman, 1995).
Fungsi nutrisi dan sensori, yaitu untuk memasok nutrient ke
sementum, tulang alveolar dan gingival melalui pembuluh darah oleh ligament
periodontal. Persyarafan ligament periodontal memiliki sensitivitas yang dapat
mendeteksi dan melokalisir tekanan eksternal terhadap gigi

(Grossman,

1995).
Cat:
Carranza FA, Newman MG, dkk. 2006. Clinical Periodontology, 101" ed., W.B.
Saunders Company: Philadelphia.
Grossman, LI. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek Edisi 11. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai