Gelatin merupakan produk yang sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap dalam
berbagai industri pangan maupun non-pangan. Peran gelatin diantaranya adalah
sebagai pembentuk busa, pengikat (binderagent), penstabil (stabilizer),
pembentuk gel (gellingagent), perekat (adhesive), peningkat viskositas
(viscosityagent),
pengemulsi
(emulsifier), finningagent, crystalmodifier,thickener. Jumlah penggunaan
gelatin yang cukup besar diberbagai macam industri menyebabkan kebutuhan akan
gelatin nasional meningkat pesat dari tahun ke-tahun. Berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) 2007, jumlah impor gelatin mencapai 2.715.782 kg dengan nilai
9.535.128 dolar AS. Peningkatan kebutuhan gelatin dari tahun ke tahun seharusnya
membuka peluang adanya industri pembuatan gelatin di Indonesia. Hal ini
dikarenakan pertimbangan biaya pembelian gelatin di dalam negeri akan lebih
murah daripada harus mengimpor dari negara lain.
Gelatin merupakan protein yang didapatkan dengan cara hidrolisis kolagen. Kolagen
ini merupakan komponen utama penyusun jaringan hewan (kulit, tulang dan tendon).
Sumber gelatin tradisional yang utama di dunia adalah dari kulit babi dan sapi.
Produksi gelatin dari bahan baku kulit babi 41%, kulit sapi 28,6%, tulang 30% dan
porsi lainnya 0,4%. Penggunaan gelatin dari sumber mamalia memiliki beberapa
keterbatasan dan halangan dari aspek religi, sosial dan kesehatan sehingga
diperlukan bahan baku lainnya seperti tulang ikan. Salah satu jenis tulang ikan yang
jumlahnya cukup melimpah dan belum termanfaatkan adalah tulang ikan kakap yang
dapat diperoleh dari industri-industri pengolahan ikan yang tersebar di Indonesia.
Proses pembuatan gelatin terdiri dari dua macam, yakni proses asam dan proses
basa. Proses asam akan menghasilkan gelatin tipe A sedangkan proses basa akan
menghasilkan gelatin tipe B. Pada proses asam, bahan baku(raw
material) terlebih dahulu direaksikan dengan asam sebelum melalui proses
hidrolisis menjadi gelatin. Proses pengasaman ini bertujuan untuk menghilangkan
garam mineral yang terkandung dalam ossein (tulang lunak).Pada proses asam
biasanya dilakukan dengan perendaman dengan HCl atau asam asetat (CH 3COOH),
sedangkan pada proses basa kolagen direaksikan dengan NaOH serta melalui
tahapan liming yang panjang sebelum diekstraksi.
Proses asam mempunyai lebih banyak kelebihan dibandingkan dengan proses basa.
Walaupun biaya operasi proses asam lebih mahal tetapi rendemen yang didapat
lebih besar, dapat mempercepat jalannya reaksi dari kolagen menjadi gelatin, dan
nilai bloom (gaya yang digunakan untuk menekan per gram gelatin dalam suatu
analisa tekstur 4 mm dari permukaan dengan kandungan 6.67% gelatin sampel
pada 10C) nya lebih besar daripada menggunakan proses basa.