Abstrak
Kontrol nyeri tetap merupakan problem signifi kan pada pelayanan kesehatan
di seluruh dunia. Penanganan nyeri yang efektif tergantung pada pemeriksaan
dan penilaian nyeri yang seksama berdasarkan informasi subjektif maupun
objektif. Anamnesis pasien nyeri sebaiknya menggunakan kombinasi
pertanyaan terbuka dan tertutup untuk memperoleh informasi masalah pasien.
Selain itu, perhatikan juga factor-faktor seperti tempat wawancara, sikap yang
suportif dan tidak menghakimi, tanda-tanda verbal dan nonverbal, dan
meluangkan waktu yang cukup. Penggunaan mnemonik PQRST (Provokatif
Quality Region Severity Time) juga akan membantu mengumpulkan informasi
vital yang berkaitan dengan proses nyeri pasien.(1)
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
Assessment nyeri awal pada pasien dengan nyeri bisa dibantu menggunakan penilaian
nyeri awal (Pasero, Mc Caff ery M)
Bila pada pasien anak-anak, assessment awal menggunakan penilaian nyeri awal
untuk anak-anak.
Untuk pasien nyeri kanker digunakan initial assessment management of Cancer Pain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Uni-Dimensional
Hanya mengukur intensitas nyeri
Cocok (appropriate) untuk nyeri akut
Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome
pemberian analgetik
Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi:
Visual Analog Scale (VAS)
Verbal Rating Scale (VRS)
Numeric Rating Sclae (NRS)
Wong Baker Pain Rating Scale
Multi-Dimensional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengkajian Nyeri
Untuk pasien bayi 0-1 tahun, digunakan skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)
Untuk pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog Scale)
Pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka, digunakan Wong Baker FACES Pain Scale
Pada anak usia <3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk pasienpasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain, digunakan FLACC
Behavioral Tool. FLACC singkatan dari Face, Legs, Activity, Cry, and
Consolability
Skrining Nyeri
Secara umum, nyeri dibedakan antara nyeri nosiseptik dan nyeri neuropatik
ID pain
ID pain
Terdiri atas kuesioner nyeri yang harus dijawab oleh pasien dan
tes sensoris.
Evaluasi
Efek samping obat sebaiknya dicatat menggunakan List of Medicines for Pain
and Side Eff ects
Bila pasien mendapat terapi opioid, sebelumnya dinilai dahulu Opioid Risk Tool,
setelah pasien menerima terapi opioid, dinilai pula Addiction Behaviors Checklist
guna mengetahui apakah sudah terjadi ketergantungan terhadap opioid Skor
ABC >3 mengindikasikan terjadinya ketergantungan opioid dan dibutuhkan untuk
evaluasi terapi dan follow up ketat terhadap kemungkinan kerusakan organ tubuh
Evaluasi
Di RS Dr Sardjito, assessment ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan rasa nyeri, sebagai berikut:
Lakukan assessment nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada
pasien
Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri, setiap 4 jam
(pada pasien yang sadar/bangun) atau sesuai jenis dan onset masing-masing jenis obat, pasien
yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
Pada pasien nyeri kardiak (jantung), lakukan assessment ulang setiap 5 menit setelah
pemberian nitrat atau obat-obatan intravena.
Pada nyeri akut/kronik, lakukan assessment ulang tiap 30 menit-1 jam setelah pemberian obat
anti-nyeri.
Evaluasi
Evaluasi