Asam sulfat
Nama IUPAC[sembunyikan]
Asam sulfat
Nama lain[sembunyikan]
Minyak vitriol
Identifikasi
Nomor CAS
[7664-93-9]
Nomor EINECS
231-639-5
Nomor RTECS
WS5600000
Sifat
Rumus molekul
H2SO4
Massa molar
98,08 g/mol
Penampilan
Densitas
Titik lebur
Titik didih
Kelarutandalam ai tercampur penuh
r
Keasaman(pKa)
Viskositas
26,7 cP (20 C)
Bahaya
MSDS
ICSC 0362
Klasifikasi EU
Korosif (C)
Indeks EU
016-020-00-8
NFPA 704
0
3
2
W
Frasa-R
R35
Frasa-S
Titik nyala
tak ternyalakan
Senyawa terkait
Asam kuatterkait
Asam selenat
Asam klorida
Asam nitrat
Senyawa terkait
Asam sulfit
Asam peroksimonosulfat
Sulfur trioksida
Oleum
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada
tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta.
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah dan pengilangan minyak.
Keberadaan
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi
karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan
keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk
sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan
minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya
besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut
sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam
yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah
yang beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan
besi(II), atau Fe2+:
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 Fe2+ + 4 SO42 + 4 H+
Kegunaan
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan
sebenarnya pula, produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator
yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.[5] Kegunaan utama
(60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode
basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk
membuat pupuk fosfatdan juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Pada metode
ini, batuan fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100 juta ton setiap
tahunnya. Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini
merupakan fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku
ini kemudian diberi 93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium
sulfat, hidrogen fluorida (HF), dan asam fosfat. HF dipisahan sebagai asam
fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4
Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh
industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air
sebelum dijual ke industri otomobil. Asam yang telah digunakan sering kali
didaur ulang dalam kilang regenerasi asam bekas (Spent Acid Regeneration
(SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas dengan gas alam, gas kilang,
bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses
pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang
"baru".
Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen yang penting, umumnya
diproduksi sebagai produk sampingan dari kilang pemroses kokas untuk
produksi besi dan baja. Mereaksikan amonia yang dihasilkan pada
dekomposisi termal batu baradengan asam sulfat bekas mengijinkan amonia
Siklus sulfur-iodin
Siklus sulfur-iodin merupakan sederet proses termokimia yang digunakan
untuk mendapatkan hidrogen. Ia terdiri dari tiga reaksi kimia yang keseluruhan
reaktannya adalah air dan keseluruhan produknya adalah hidrogen
dan oksigen.
2 H2SO4 2 SO2 + 2 H2O + O2
(830 C)
(120 C)
2 HI I2 + H2
(320 C)
Senyawa sulfur dan iodin didaur dan digunakan ulang. Proses ini
bersifat endotermik dan haruslah terjadi pada suhu yang tinggi. Siklus sulfur
iodin sekarang ini sedang diteliti sebagai metode yang praktis untuk
mendapatkan hidrogen. Namun karena penggunaan asam korosif yang pekat
pada suhu yang tinggi, ia dapat menimbulkan risiko bahaya keselamatan yang
besar apabila proses ini dibangun dalam skala besar.