Anda di halaman 1dari 9

JALAN REL

1. SEJARAH JALAN REL


Teknologi jalan rel sulit dijelaskan tanpa mengetahui sejarah perkembangan teknologi
jalan rel. Salah satunya adalah tentang sejarah perkembangan rel. Kegunaan rel sudah
diketahui oleh manusia sejak 2000 tahun SM. Jika kondisi tanah basah, maka roda akan
menekan tanah sehingga meninggalkan tapak berupa cekungan ke dalam tanah, hingga lama
kelamaan setelah dilewati beberapa kali tanah akan mengeras dan padat. Mendorong gerobak
melalui bagian tanah yang sudah mengeras membuktikan bahwa gerobak ternyata lebih
mudah didorong.
Kebutuhan mendorong gerobak di lorong pertambangan membutuhkan pengetahuan
sifat istimewa dari rel, agar gerobak tidak membentur dinding lorong ditambahkan sebuah
alat di bagian depan gerobak untuk menjaga agar gerak gerobak mengikuti arah lorong. Abad
ke 18 digunakan jalan menggunakan papan kayu yang disebut Wagonway untuk angkutan
batu bara.Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan melapisi
permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain itu
besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds
melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya.
Sejak dikenal proses pengolahan besi yang lebih efektif kemudian menghasilkan rel
sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan
dapat memberi arah yang tepat bagi pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini
disebut Plateway. Tahun 1782, von Jessops menggunakan rel darl besi cor yang merubah
bentuk rel dari bentuk kanal menjadi bentuk jamur sejalan dengan dibuatnya roda yang
dilengkapi dengan flens. Rel yang terbuat dari besi cor sering patah terutama pada bagian
tengah. Kemudian dibuat rel yang diperkuat pada bagian tengah menjadi seperti perut ikan.
Tahun 1820, mulai digunakan rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik.
Membuat roda dengan flens terjadi ada dua pilihan yaitu flens roda pada sisi luar atau pada
sisi dalam. Flens disisi luar mengakibatkan kesulitan saat belok. Terbaik adalah menempatkan
flens pada sisi dalam. Roda silindris dengan flens dalam menyebabkan saat kendaraan
bergerak, roda akan selalu menyentuh rel pada salah satu sisi dan terjadi gesekan yang terus
menerus antara sisi dalam rel dan flens roda. Untuk mengatasinya roda dibuat kerucut.
Rel berkaki lebar mulai digunakan pada tahun 1839, dikembangkan oleh Steven yang
memulai eksperimen tentang rel sejak tahun 1830. Pembangunan jalan rel di Indonesia
dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal
Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet Van De Beele pada 17 Juni 1864. Jalan rel pertama
dibangun oleh perusahaan swasta bernama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij) dimulai dari Semarang menuju Tanggung sepanjang 26 km dan diresmikan
pada tanggal 10 Agustus 1867. Lebar spoor yang digunakan yaitu 1435 mm.
Pembangunan jalur dilanjutkan menuju Solo dan Yogyakarta kemudian diresmikan
pada tanggal 10 Juni 1872. Mengingat topografi Indonesia yang bergunung maka pemerintah
Hindia Belanda menetapkan lebar spoor 1067 mm sebagai lebar spoor yang lebih sesuai
untuk topografi Indonesia. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, tepatnya sampai 1939,
panjang jalan rel di Indonesia telah mencapai 6811 km.

Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang memprihatinkan
yaitu pada masa pemerintah Jepang. Sepanjang kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan
karena rel yang dibongkar semasa pemerintahan Jepang ini diangkut ke Burma untuk
pembangunan jalan rel di sana. Bahkan menurut data Ditjen Perkeretaapian tahun 2006, jalan
rel yang beroperasi hanya 4360 km dan tidak beroperasi sepanjang 2122 km.
Jalan rel kereta api merupakan prasarana utama dalam perkeretaapian karena
rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara khusus untuknya.
Lebar jalan rel yang pernah ada di Indonesia dibedakan dengan lebar spoor 1435 mm, 1067
mm, 750 mm dan 600 mm. Sedangkan tipe rel yang pernah digunakan di Indonesia meliputi
tipe R25, R33, R42 dan R54. Hampir seluruh jalan rel (baik jalan rel yang aktif maupun tidak
aktif) di Indonesia saat ini merupakan aset yang bernilai sejarah sehingga menjadi salah satu
fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Ikon

Lintas
Heritage
Bogor Sukabumi Bandung

Deskripsi

Perusahaan

Jalur pertama dari Jakarta ke Bandung, yg SS


dibangun 1881-1884. Terdapat terowongan (Staatsspoorwegen)
yang pertama kali dibangun yaitu terowongan
Lampegan yang memiliki panjang 686 meter.
90% stasiun masih original eks SS. Panorama
bernuansa pegunungan dan pedesaan.
Jarak: 140 km
Cikampek - Jalur kedua dari Jakarta ke Bandung, yang SS
Purwakarta - dibangun tahun 1902-1906 oleh SS. Terdapat (Staatsspoorwegen)
Bandung
terowongan Sasaksaat yang memiliki panjang
950 meter. Terdapat 400 lebih jembatan, yang
terkenal yaitu Cikubang, Cirangrang,
Cisomang dan Ciganea. Panorama bernuansa

pegunungan. Panjang jalur: 75 km


Bandung - Jalur ini dibangun untuk menghubungkan SS
Banjar
kota Yogyakarta dan kota Bandung, dibangun (Staatsspoorwegen)
1884-1894 oleh SS. Terdapat jalur menawan
di daerah Leles - Lebakjero. Jalur ini naikturun, curam dan berkelak-kelok. Terdapat
jembatan Cirahong, jembatan ini memiliki
keunikan yaitu satu jembatan dapat dilalui
mobil/motor dan kereta api tanpa saling
menghalangi).
Panorama
bernuansa
pegunungan. Panjang jalur: 157 km
Tuntang Jalur ini dibangun oleh NIS untuk NIS (NederlandschAmbarawa - kepentingan mobilisasi militer Belanda dari Indische Spoorweg
Bedono
Semarang ke Ambarawa. Jalur ini diresmikan maatschappij)
1873. Terdapat rel bergerigi pada rute Jambu Bedono dan Bedono - Gemawang. Saat ini
jalur cabang tidak terkoneksi dengan jalur
utama kereta api (Semarang - Solo). Kawasan
Stasiun Ambarawa sudah menjadi landmark
kabupaten Semarang. Panjang jalur: 14.5 Km.
Purwokerto - Jalur eks SDS yang tersisa dan terkoneksi SDS (Serajoedal
Purwokerto dengan jalur utama kereta api (Yogyakarta- Stoomtram
Timur
Purwokerto) di stasiun Purwokerto. Jalur ini Maatschappij)
merupakan bagian dari jalur kereta api rute
Purwokerto - Wonosobo sepanjang 92,1 km.
Jalur
milik
SDS
(Maos-PurwokertoWonosobo) mulai dibangun tahun 1893. Saat
itu dibangun untuk mengangkut hasil bumi
dari Wonosobo ke Cilacap. sempat digunakan
sebagai angkutan Pupuk Sriwijaya dan
Sement dari Cilacap ke Purwokerto Timur,
namun hanya aktif sampai dengan 1985.
Panjang jalur: 5 km

2. BANGUNAN PERKERETAPIAN
Bangunan dalam bidang perkeretaapian adalah bangunan pendukung operasional
perkeretaapian meliputi gedung perkantoran, gedung perawatan / pemeliharaan, rumah dinas,
tempat peristirahatan, menara air, rumah sinyal dan lain-lain.
Dalam perjalanan sejarah, rancangan bangunan-bangunan pendukung operasional
perkeretaapian tersebut menunjukkan nilai arsitektur dari berbagai era sejak jaman
pemerintah Hindia Belanda hingga saat ini. Banyak dari bangunan tersebut yang tidak hanya
mempunyai nilai arsitektur saja, tetapi juga merupakan peninggalan sejarah yang bernilai
historis.

Ikon

Jenis
Deskripsi
Nama dan Letak Bangunan
Banguna
Heritage
n
Menara Menara air adalah bangunan yang berfungsi Rangkasbitung, Manggarai
Air
sebagai tempat penyimpanan air yang
digunakan untuk mendistribusikan air untuk
kepentingan stasiun, dipo atau balai yasa.
Rumah Rumah Sinyal adalah bangunan yang Tanjung Priuk
Sinyal
terpisah dari stasiun yang dibuat untuk
membantu mengoperasikan sistem wesel
dan sinyal. biasanya setiap stasiun memiliki
dua rumah sinyal
Kantor
Lawang Sewu, Jember,
Kantor adalah ruang tempat bekerja, tempat Padang
kedudukan pimpinan dan sebagainya. Akan
tetapi dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat saat ini, fungsi kantorpun
berkembang, kantor bukan sekedar tempat
bekerja, melainkan sebagai sarana kegiatan
pelayanan dan penyediaan informasi kepada
masyarakat
Rumah
Dinas

Balai
Yasa

Dayang Sumbi
Rumah dinas adalah bangunan untuk tempat
tinggal milik perusahaan yg ditempati oleh
karyawan dari perusahaan tersebut
Manggarai, Yogyakarta
Balai Yasa adalah sebuah tempat yang
digunakan untuk perbaikan atau perawatan
sarana kereta api yang meliputi lokomotif,
kereta atau gerbong. Balai yasa berfungsi
untuk menjaga kualitas sarana kereta api
sehingga layak beroperasi

3. KONTRUKSI PERKERETAPIAN
Konstruksi dalam lingkup perkeretaapian adalah infrastuktur yang dibuat untuk mendukung
jalan rel yang digunakan untuk perjalanan rangkaian kereta api (baik antar kota maupun
dalam kota), meliputi : jembatan, viaduct, terowongan dan beberapa menara telekomunikasi.
Sebagian besar konstruksi perkeretaapian Indonesia saat ini merupakan peninggalan dari era
pemerintah Hindia Belanda yang memiliki style dan teknik konstruksi yang mencerminkan
kemajuan peradaban manusia saat itu sehingga memiliki nilai sejarah yang perlu dijaga dan
dilestarikan.

Ikon

Nama dan Lokasi


Konstruksi Heritage
Terowongan Terowongan adalah sebuah tembusan di Ijo, Notog,
bawah permukaan tanah atau gunung yang Wilhelmina,
dibuat dan digunakan untuk lalu lintas Lampegan, Sasaksaat
kereta api. Terowongan umumnya tertutup
di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya
yang terbuka pada lingkungan luar.
Terowongan dibuat melalui berbagai jenis
dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga
metode konstruksi tergantung dari
keadaan tanah
Jembatan
Cibisoro, Cikubang,
Jembatan adalah suatu konstruksi di atas Cisomang, Cirahong,
sungai yang digunakan sebagai prasarana Lembah Anai
lalu lintas kereta api.
Jenis

Deskripsi

Viaduct

Jatinegara, Bandung,
Viaduct adalah suatu konstruksi di atas Yogyakarta, Surabaya
jalan raya yang digunakan untuk
menghindari perlintasan sebidang antara
jalur kereta api dan jalan raya. Sistem
viaduct yang dibangun ini barangkali tak
pernah terbayangkan akan membentuk
sebuah node, salah satu elemen citra kota
yang estetik di perkotaan

4. STASIUN KERETA API


Kereta api sudah menjadi salah satu sarana transportasi yang vital bagi masyarakat
baik untuk penghubung antar kota maupun dalam kota. Dalam hal ini, Stasiun Kereta Api
memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi kereta api itu sendiri. Fungsi Stasiun
Kereta Api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka melainkan sebagai fasilitas
'transit' atau tempat kegiatan datang dan pergi para penumpang, sehingga bangunan stasiun
menjadi sarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan kereta api. Banyaknya kotakota di Indonesia yang dilalui jalur kereta api diikuti pula dengan pembangunan stasiunstasiun dengan rancangan arsitektur yang menunjukkan berbagai era sejak jaman pemerintah
Hindia Belanda hingga saat ini. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, bangunan stasiun
kereta api menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan
dilestarikan.
Ikon

Daerah
Deskripsi
Operasi /
Divisi Regio
nal

Nama Stasiun
Heritage

Daerah
Daerah Operasi 1 Jakarta merupakan Daerah Jakarta Kota,
Operasiona Operasi dengan wilayah yang terbentang Tanjung Priuk,
l 1 Jakarta dari stasiun Merak (barat) di Provinsi Banten Pasar Senen,
sampai dengan Stasiun Cikampek (timur) Jatinegara,
dan stasiun Sukabumi (selatan) di Provinsi Bogor
Jawa Barat melintasi stasiunstasiun di
wilayah Provinsi DKI Jakarta
Daerah
Daerah Operasi 2 Bandung merupakan Bandung
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang
l2
terbentang dari stasiun Cibungur (utara)
Bandung
sampai dengan Stasiun Cipari (timur) dan
stasiun Ranji (barat) melintasi stasiun
stasiun di wilayah Provinsi Jawa Barat bagian
selatan
Daerah
Daerah Operasi 3 Cirebon merupakan Cirebon
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang
l 3 Cirebon terbentang dari stasiun Tanjungrasa (barat)
sampai dengan stasiun Brebes (timur) dan
stasiun Songgom (selatan) di Provinsi Jawa
Tengah melintasi stasiunstasiun di wilayah
Provinsi Jawa Barat bagian utara
Daerah
Daerah Operasi 4 Semarang merupakan Semarang
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang Tawang,
l4
terbentang dari stasiun Tegal (barat) sampai Ambarawa,
Semarang dengan stasiun Kalitidu (timur) di Provinsi Pekalongan,
Jawa Timur dan stasiun Gundih (selatan) Tanggung,
melintasi stasiunstasiun di wilayah Provinsi Kedung Jati
Jawa Tengah bagian utara
Daerah
Daerah Operasi 5 Purwokerto merupakan Cilacap
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang
l5
terbentang dari stasiun Prupuk (utara)
Purwokerto sampai dengan stasiun Purworejo (timur),
stasiun Sidareja (barat) dan stasiun Cilacap
(selatan)
melintasi
stasiunstasiun
di
wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan
Daerah
Daerah Operasi 6 Yogyakarta merupakan Yogyakarta,
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang Solo Balapan,
l6
terbentang dari stasiun Montelan (barat) Solo Jebres
Yogyakarta sampai dengan stasiun Kedungbanteng
(timur) di Provinsi Jawa Timur, stasiun
Monggot (utara) dan stasiun Wonogiri
(selatan)
melintasi
stasiunstasiun
di

wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Daerah
Daerah Operasi 7 Madiun merupakan Madiun
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang
l 7 Madiun terbentang dari stasiun Walikukun (barat)
sampai dengan stasiun Curahmalang (timur)
dan stasiun Rejotangan (selatan) melintasi
stasiunstasiun di wilayah Provinsi Jawa
Timur bagian selatan
Daerah
Daerah Operasi 8 Surabaya merupakan Surabaya
Operasiona Daerah Operasi dengan wilayah yang Gubeng, Malang
l8
terbentang dari stasiun Bojonegoro (utara) Kota Lama
Surabaya sampai dengan stasiun Blitar (selatan) dan
stasiun Mojokerto (barat) melintasi stasiun
stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur
bagian utara
Daerah
Daerah Operasi 9 Jember merupakan Daerah Jember
Operasiona Operasi dengan wilayah yang terbentang
l 9 Jember dari stasiun Bangil (barat) sampai dengan
stasiun
Banyuwangi
(timur)
melintasi
stasiunstasiun di wilayah Provinsi Jawa.
Timur bagian timur

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
...................I
DAFTAR
ISI..................................................................................................................
...............II
JALAN REL
1. SEJARAH
JALAN
REL.................................................................................................
1
2. BANGUNAN
PERKERETAPIAN..............................................................................
....3
3. KONTRUKSI
PERKERETAPIAN..............................................................................
.....4
4. STASIUN
KERETA
API...............................................................................................5

DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................
..............7

Anda mungkin juga menyukai