Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem gerak pada vertebrata dibagi menjadi dua, yaitu sistem rangka dan sistem
otot. Bila tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif maka otot dikenal sebagai alat
gerak aktif melalui kontraksinya.
Otot rangka (otot skelet) merupakan organ utama dari sistem otot yang
menyusun tubuh vertebrata. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan
ikat, mengandung jaringan syaraf yang mengontrol konktraksi otot, dan jaringan
epitel yang melapisi bagian dalam dari jaringan pembuluh darah. Sebagian besar
otot skelet melekat pada tulang melalui tendon dengan melalui satu sendi, kecuali
otot yang melekat pada kulit. Bila otot berkontraksi maka tulang akan bergerak
mengitari sumbu sendi, dengan demikian tulang berfungsi sebagai pengungkit.
Bagian tendon yang melekat pada tulang-tulang yang relatif tidak bergerak disebut
origo. Sedangkan bagian tendon yang melekat pada tulang yang relatif bergerak
disebut insersi.
Satu otot sebagai organ hanya mempunyai satu aksi tertentu saja yaitu
mengerakkansatu bagian tertentu tubuh kita. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh
sebagai satu sistem akan menghasilkan semua gerakan tubuh kita yang
terkoordinasi. Otot yang diharapkan melakukan gerak tertentu disebut otot agonis,
misalnya untuk meluruskan (ektensi) sendi siku otot agonisnya ialah musculus
triceps brachii. Sedangkan musculus (otot) biceps brachii yang menyebabkan fleksi
(membengkokkan) sendi siku di sini disebut otot antagonis terhadap otot triceps
brachii karena otot biceps brachii mempunyai arah gerakan yang berlawanan dengan
otot triceps brachii.
Selain otot skelet, tubuh vertebrata juga disusun oleh dua jenis otot lainnya yaitu
otot jantung dan otot polos. Otot jantung, seperti pada otot rangka, berlurik. Sesuai
dengan namanya otot jantung, maka otot jenis ini hanya ditemukan pada jantung.
Otot polos yang juga merupakan bagian penting yang menyusun otot tubuh
vertebrata, terdapat pada organ-organ tubuh bagian dalam seperti pada saluran
pencernaan dan pembuluh darah.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem otot pada
vertebrata. Mulai dari jenis-jenisnya; bentuk; pergerakan otot; serta perbandingan
anatomi otot Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Apa yang dimaksud dengan sistem otot?

1.2.2

Bagaimana pembagian susunan dan klasifikasi otot pada tubuh vertebrata?

1.2.3

Apa saja macam bentuk otot yang terdapat dalam sistem otot vertebrata?

1.2.4

Bagaimana terjadinya pergerakan otot pada vertebrata?

1.2.5

Bagaimana perbandingan anatomi otot pada Pisces, Amphibi, Reptilia, Aves


dan Mamalia?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Otot
Jaringan otot mempunyai struktur yang dikhususkan untuk melakukan gerakan,
baik secara keseluruhan dari tubuh maupun oleh bagian-bagian tubuh yang satu
terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil. Kekhususan
ini meliputi pemendekan sel-selnya sesuai sumbu kontraksi, oleh karena itu, sel-sel otot
sering disebut sebagai serat-serat otot.
Sel-sel otot atau serat-serat jaringan otot, umumnya tergabung dalam berkasberkas, sehingga jaringan otot tidak terdiri atas serat-serat otot saja. Karena harus
melakukan kerja mekanik, serat-serat otot memerlukan kapiler darah yang
mendatangkan makanan dan oksigen, serta mengangkut keluar produk sisa yang toksik.
Pembuluh-pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat fibrosa, jaringan ini juga
berguna untuk mengikat serat-serat otot menjadi satu dan sebagai pembungkus
pelindung sehingga tarikannya dapat berlangsung secara efektif.
Pada hewan-hewan vertebrata umumnya otot memegang peranan penting dalam
menggerakkan organ-organ tubuh yang berkoordinasi dengan sistem rangka. Gerakangerakan tersebut disebabkan terjadinya kontraksi otot (proses memendeknya otot).
Apabila otot berkontraksi, maka otot akan memendek, sehingga ujungnya beserta
struktur yang dilekati oleh ujungnya mendekat satu dengan lain. Adanya ujung otot
yang melekat pada bagian yang tidak bergerak disebut origo, sedangkan ujung lain yang
melekat pada bagian yang bergerak disebut insersio.
Beberapa ciri sistem otot yaitu :
a. Kontraktilitas: Kemamapuan otot untuk menegang atau memendek. Bila otot diberi
rangsang maka otot akan memendek hingga 1/6 kali panjang semula.
b. Ekstensibilitas: Kemampuan otot untuk memanjang bila otot mendapat gaya tarik.
Otot-otot perut akan memanjang bila perut berisi penuh makanan.
c. Elastisitas: Kemampuan otot untuk kembali kepada bentuk dan ukuran semula
setelah mengalami pemanjangan ataupun pemendekan.

d. Iritabilitas: Kemampuan otot untuk memberi tanggapan atau respon bila otot diberi
rangsangan.
2.2 Pembagian Otot
Susunan otot tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian besar menurut letaknya,
yaitu otot somatis dan otot visera.
Otot somatis
Otot somatis disebut juga rangka, karena otot-otot tersebut umumnya melekat
pada tulang rangka. Jenis otot ini membina perototan dinding tubuh secara keseluruhan,
meliputi daerah kepala, badan dan anggota. Otot somatis merupakan otot lurik. Bersifat
volunter, bekerja dibawah pengaruh saraf kranial dan saraf spinal.
Otot visera
Jenis otot ini membina perorotan organ dalam. Terdapat pada dinding berbagai
saluran, yaitu pernafasan, pencernaan, kelamin, kemih dan pembuluh darah. Selain itu
terdapat pula pada mata, mulut, tekak, kulit dan jantung. Kebanyakan otot visera
tersusun dari otot polos yan bersifat involunter, disarafi oleh saraf otonom. Ada pula
otot visera yang berhubungan dengan lengkung visera (otot brankhial) dan otot jantung
yang terdapat pada dinding jantung.
Menurut bentuk morfologi dan sistem kerja, otot dibagi menjadi tiga tipe yaitu
otot polos, otot rangka dan otot jantung.
Otot Rangka

bentuk sel silindris atau


serabut panjang
memiliki banyak inti di
tepi
serabutnya sangat panjang
sehingga jarang ditemukan
ujungnya
letaknya melekat pada
rangka

Otot Jantung

bentuk selnya silindris


atau serabut pendek dan
bercabang
memiliki satu inti di
tengah
memiliki sekat/pembatas
antar sel disebut diskus
interkalaris
letaknya di dinding organ

Otot Polos

bentuk selnya seperti


gelendong, bagian tengah
besar dan ujung
meruncing
memiliki satu inti di
tengah
terletak di organ-organ
tubuh bagian dalam
berfungsi memberi
4

berfungsi melindungi
rangka dari benturan dan
menggerakkan tulang
bekerja di bawah
kehendak (sadar)
kontraksinya cepat, tidak
teratur dan mudah lelah

jantung
berfungsi menimbulkan
kontraksi pada jantung
untuk memompa darah
dari jantung ke pembuluh
darah
bekerja di luar kehendak
kontraksinya otomatis,
teratur, tidak pernah lelah,
dan bereaksi lambat.

gerakan di luar kehendak


kontraksinya lambat dan
lemah, tidak mudah lelah

2.3 Bentuk-bentuk Otot


Dalam sistem otot terdapat berbagai macam bentuk otot, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

silinder panjang, misalnya otot-otot leher


tear drops, misalnya otot-otot pinggang, paha, lengan atas.
Kumparan, misalnya otot-otot anggota gerak
Lembaran, misalnya otot-otot abdominal
Seperti kipas, misanya otot-otot bahu, punggung, dada
Bulatan berongga, misalnya otot-otot lambung, uterus, (seperti cincin).

Otot-otot leher yang


berbentuk silinder
panjang

Otot lengan atas yang


berbentuk tear drops

Otot-otot dada yang


berbentuk seperti kipas

Otot abdominal yang


berbentuk lembaran

Otot-otot lambung yang


berbentuk bulatan
berongga (cincin)

2.4 Penamaan Otot


Pemberian nama suatu otot dapat didasarkan pada beberapa hal, antara lain :
-

menurut susunan serabut-serabut otot : obligus, rektus


menurut lokasi atau posisi : pektoralis, superfisial
menurut jumlah belahan/ bagian : biseps, triseps
menurut bentuk : romboideus, trapezius
menurut ukuran : mayor, longisimus
menurut perlekatan (origo dan insersio) : sternomastoideus, koksigeoiliakus
menurut kerjanya : levator maksilaris, aduktor mandibularis.

2.5 Pergerakan Otot


Pada vertebrata, otot melekat pada tulang-tulang atau kartilago secara
berpasang-pasangan, cenderung untuk menarik dalam arah yang saling berlawanan.
Oleh karena otot hanya dapat menarik dan tidak dapat mendorong, susunan antagonistik
semacam ini memungkinkan adanya pergerakan dalam dua arah. Ujung otot yang relatif
tetap, terfiksasi pada saat otot berkontraksi disebut origo, sedang ujung lain yang
bergerak disebut insertio.
Jenis-jenis Otot berdasarkan pergerakannya, antara lain:
-

Fleksor: otot yang mereduksi besarnya sudut antara tulang-tulang yang berlekatan.
Ekstensor: memperbesar sudut antara tulang-tulang yang berlekatan.
Aduktor: menggerakkan bagian-bagian organ menjauhi bidang sagital tubuh atau

sumbu anggota.
Levator: menggerakkan bagian tubuh ke arah atas.
Depresor: menggerakkan bagian tubuh ke arah bawah.
Protaktor: mendorong sebagian atau seluruh organ atau anggota menjauhi

pangkalnya.
Retraktor: menarik kembali.
Sfingter: mengecilkan lubang (mulut, lubang saluran).
Konstriktor: mengempiskan rongga (faring, perut).
Dilator: mengembangkan rongga.
Supinator: memutar ke atas (telapak tangan, kaki).
Pronator: memutar ke bawah.
Terlihat di atas bahwa setiap gerakan selalu ada aksi pembalikan atau

pemulihannya. Pada umumnya otot bekerja bersama dengan otot yang lain. Otot-otot
yang kerjanya saling menunjang atau melengkapi disebut sinergis. Sedangkan otot-otot
yang kerjanya berlawanan disebut antagonis.
7

Mekanisme pergerakan pada otot lurik, otot jantung dan otot polos hampir
sama yaitu kontraksi yang menyebabakan otot mengerut dan relaksasi yang
mengembalikan otot seperti semula.
Otot terdiri dari bagian-bagian berikut:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
5. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Otot rangka atau otot lurik tersusun atas serabut-serabut memanjang, dilapisi
selaput jaringan ikat yang disebut sarkolemma (Suripto, 2000:132). Dinamakan otot
lurik karena bila di lihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang
berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.
Mekanisme pergerakan otot rangka, serabut halus sel otot rangka atau miofibril
mengandung filamen protein (miofilamen) yaitu filamen halus dan filamen kasar.
Filamen halus dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator (pengatur)
berupa tropomiosin dan troponin kompleks yang membelit masing-masing untaian
aktin. Filamen kasar yang dibangun oleh miosin. Kombinasi kedua filamen protein ini
menyebabkan adanya pola terang dan gelap disebut sarkomer. Sarkomer merupakan unit
fungsional yang mendasar pada kontraksi otot. Sarkomer satu dengan sarkomer yang
lainnya dibatasi oleh garis Z.

Masing-masing myofibril memperlihatkan pita gelap dan pita terang secara


berselang-seling. Pita gelap dikenal sebagai pita A (anisotropik), terutama terdiri dari
miofilamen gemuk yang tesusun dari myosin. Pita terang disebut pita I (isotropik) yang
ditengahnya terdapat garis Z (Z=swischenscheibe yang berarti cakram antara).
(Wulangi,1993:81)

Filamen halus melekat pada garis Z dan mengarah ke bagian tengah sarkomer.
Sebaliknya, filamen kasar berada di bagian tengah sarkomer. Filamen halus dan kasar
saling tumpang tindih disebut pita A, namun tidak seluruh filamen tersebut saling
tumpang tindih. Pita A yang hanya mengandung filamen kasar ditengah disebut garis M.
Daerah ujung dekat sarkomer di mana hanya dijumpai filamen halus saja disebut pita I.
Saat otot berkontraksi, panjang tiap sarkomer mengalami reduksi (berkurang).
Reduksi yang terjadi yaitu jarak dari satu garis Z ke garis Z berikutnya menjadi lebih
pendek. Sarkomer yang berkontraksi tidak menyebabkan perubahan pada panjang pita
A, namun pita I akan memendek dan garis M menghilang. peristiwa ini disebut sebagai
model geseran (luncuran) filamen kontraksi otot. Menurut model ini, filamen halus dan
kasar tidak mengalami perubahan panjang selama kontraksi otot. Namun, justru aktin
dan miosin saling bergabung membentuk aktomiosin dan menggeser satu dengan yang
lain secara longitudinal sehingga panjang daerah filamen halus dan kasar yang tumpang
9

tindih bertambah besar. Apabila panjang daerah filamen yang tumpang tindih
meningkat, panjang filamen halus berupa pita I dan filamen kasar berupa garis M
menjadi berkurang.
Pada saat sel-sel otot yang berelaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen
halus dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator yang lain yaitu
troponin kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus.
Agar sel otot dapat berkontraksi, tempat pengikatan miosin di aktin harus
terbuka. Tempat pengikatan miosin di aktin dapat terbuka saat ion kalsium mengikat
troponin yang mengubah interaksi anatara troponin dan tropomiosin. Pengikatan ion
Kalsium menyebabkan seluruh kompleks troponin-tropomiosin berubah bentuk.
Akibatnya, tempat pengikatan miosin pada aktin menjadi terpapar. Saat ada ion kalsium,
terjadi gerakan gesekan atau luncuran antara filamen halus dan kasar yang tumpang
tindih sehingga otot berkontraksi. Pada saat kontraksi ion kalsium menurun, tempat
pengikatanmiosin pada aktin tertutup dan kontraksi onot menjadi berhenti (relaksasi).

2.6 Anatomi Perbandingan


Berdasarkan tempatnya, otot vertebrata dikelompokkan menjadi otot axial, otot
apendik, dan otot pada kulit. Otot axial dibedakan menjadi otot kepala dan otot badan.
Otot-otot kepala yang bersifat konstan adalah otot-otot penggerak bola mata, yang
10

berasal dari 3 myotom anterior. Otot-otot ini sudah jelas ditemukan pada elasmobranchii
dan hanya mengalami sedikit modifikasi pada seluruh anggota vertebrata. Otot-otot bola
mata dapat dibedakan menjadi 6 yaitu musculus obliquus superior, musculus obliquus
inferior, musculus rectus superior, musculus rectur inferior, musculus rectus externus,
dan musculus rectus internus, yang diinervasi oleh nervus cranialis III, IV dan VI atau
cabang-cabangnya. Pada vertebrata di atas amphibian, otot-otot kepala yang lain
diinervasi oleh nervus XII, yaitu otot-otot lidah yang dinamai musculus hyoglossus,
styloglossus dan genioglossus ditambah dengan m.lingualis pada mamalia.
2.6.1. Otot Pisces

Otot-otot badan ikan bertahan dalam karakteristik primitifnya, yaitu tersusun


dari suatu seri myomer, yang dipisahkan oleh suatu myosepta, membentuk struktur
zigzag seperti huruf V. pada otot badan terdapat suatu sekat samping (septum laterale)
yang memisahkan otot badan menjadi dua bagian yaitu otot epaksial di bagian dorsal
dan otot hipaksial di bagian ventral. Otot epaksial membentuk dua berkas membujur
yang besar, dari tengkorak sampai ke ekor. Di bawah septum lateral otot hipaksial
dibagi menjadi berkas membujur yang ikut mengenai sirip perut dan cabang samping.
Linea Alba, merupakan jaringan ikat yang berwarna putih, memisahkan berkas
membujur yang mengenai sirip perut.
Ditemukan otot rectus abdominis, satu otot terletak pada sisi atas linea alba
terdapat beberapa elasmobranchii. Otot branchial dibedakan menjadi a) otot konstriktor
(constrictor) merupakan otot yang kompleks terdapat pada hulu kerongkongan dan
berperan untuk menutup celah insang dan menutup mulut, b) otot levator yang berperan
menaikkan maxilla dan lengkung insang; dan c) otot interarcual yang berperan
merapatkan lengkung insang yang bersebelahan dan memperluas hulu kerongkongan.
11

Di bawah hulu kerongkongan dan diantara rami rahang bawah terdapat otot
hypobranchial yang berperan untuk mengangkat dasar hulu kerongkongan, membuka
mulut, dan memperluas hulu kerongkongan. Otot sirip menampakkan struktur yang
bersegmen, yang terdiri atas ekstensor di sisi punggung dan fleksor di sisi ventral.
2.6.2. Otot Amphibi

Otot epaksial terdiri dari beberapa miomer pada sisi dorsal tubuh, ukurannya
lebih besar dibanding ikan. Serabut miomernya menyusup ke garis melintang dan neural
vertebra. Pada salientia, otot longissimus punggung, otot superficial punggung meluas
dari tengkorak sampai ekor (urostyle). Otot hipaksial pada urodela terdiri dari beberapa
segmen, tetapi pada salientia tidak demikian. Dua otot rectus abdominalis, terletak di
sisi atas linea alba, meluas dari dada sampai pubis.
Dalam kondisi hulu kerongkongan yang tertutup, otot constrictor menaikkan,
mengangkat dan menekan rahang, mengangkat dasar mulut. Otot levator dimodifikasi
ke dalam rangkaian seri trapesius pharing dan laring yang diinervasi oleh syaraf cranial
yang dimulai dari lengkung insang.
Otot apendik masih berhubungan dengan otot ekstensor punggung dan otot
fleksor ventral. Hewan amphibi mempunyai otot intrinsic yang terdapat diantaranya otot

12

lengan tangan pindah gerakan ke lengan bawah, dan lengan bawah pindah gerakan ke
tangan dan telapak tangan (digit). Otot secara individu lebih kokoh dan mempunyai
pergerakan lebih kuat dibanding ikan. Otot ekstrinsik menyertakan kaki pada tubuh
untuk pindah gerakkan.
Nama beberapa otot rangka katak beserta origo dan insersio serta fungsi tertera
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Nama, origo, insersio dan fungsi beberapa otot rangka pada katak :
Nama otot
M longisimus dorsi

M koksigeoiliakus

M depressor mandi

Origo
Urostil

Insersio
Prosesus transversus

Fungsi
Menegakkan

vertebra dan bagian

punggung dan

posterior kranium

mengangkat kepala

Urostil bagian

Tulang ilium bagian

Mempertahankan

posterior

anterior

posisi urostil

Fascia dorsalis

Madibula bagian

Menurunkan rahang

belakang

bawah

Linea alba

Menyangga abdomen

bularis
M obligus eksternus

Fasia dorsalis

dan visera
M rektir abdominis

Tulang pupis

Sternum dan korakoid

Menyangga abdomen
dan sternum

M nilohioideus

Tulang mandibula

Tulang mandibula

Memperbesar rongga
mulut

M deltoideus

Episternum,

Tulang humerus

Menekuk lengan atas

Permukaan dorsal

Ujung proksimal

Merentangkan siku

dari ujung distal

tulang radiolna

skapula
M triseps brakhii

tulang korakoid
13

M dorsalis skapula

Supraskapula

Humerus

Menggerakan lengan
atas ke arah luar

M aduktor magnos

Tulang iskhium dan

Ujung distal tulang

Menggerakan anggota

pubis

femur

belakang ke arah
dalam

M peroneus

M gastroknemios

Ujung distal femur

Ujung distal tulang

Ujung distal tulang

Menaikkan betis dan

tibiofibula; tulang

menekuk pergelangan

kalkaneus

kaki

Tendon achiles

Menekuk kaki,

femur; tendon dari

merenggangkan

otot triseps

pergelangan kaki
(untuk gerakan
melompat dan
berenang)

2.6.3. Otot Reptilia

14

Otot epaksial terdiri atas berkas lateral dan median. Berkas lateral menyatu
dengan iliocostalis, di bagian bawah berhubungan dengan tulang ilium dan longissimus,
di bagian atas berhubungan dengan tulang sacrum, dan vertebra. Iliocostalis dan
longissimus menunjukkan bentukan metameri dan berinsersi di bagian anterior dari
tulang tengkorak. Berkas median mempunyai median spinalis dan semispinalis,
keduanya memulai dari neural spinal dan lengkung vertebra. Otot hipaksial terletak di
dinding abdomen, serupa dengan amphibi. Sekitar tulang rusuk terdapat suatu otot antar
tulang-tulang rusuk, berfungsi menghubungkan tulang rusuk yang bersebelahan, selain
itu juga ditemukan otot miring eksternal dan internal.
Binatang melata mempunyai kebebasan gerak lebih besar dan mempunyai otot
lebih berat dibanding amphibi. Otot intrinsik dan ekstrinsik lebih banyak dibanding
binatang amphibi dan lebih kuat. Otot ekstrinsik berupa otot bahu dan pinggul,
susunannya rumit. Otot lengan bawah dan kaki lebih sesuai untuk pindah gerakan
berturut-turut dari tangan, ke kaki dan jari. Pergerakan hewan melata lebih baik
perkembangannya, jika dibanding dengan amphibi dan dapat diperbandingkan dengan
binatang menyusui.
2.6.4 Otot Aves

Golongan burung mempunyai otot yang telah teradaptasi secara nyata pada
sebagian dari otot sayap dan otot anggota paling belakang. Otot paling besar yang
terdapat pada burung adalah otot dada, besarnya seperlima dari berat badan seluruhnya.
Otot dada merupakan otot penerbangan yang utama, dimulai dari atas tulang dada dan
furcula yang berinsersi dengan tulang lengan atas atau kaki depan, berfungsi untuk
menekan sayap. Di bawah otot dada utama, terdapat otot dada sekunder yang lebih kecil
15

(supracoracoideus), dimulai pada bagian atas tulang dada, melewati foramen triosseum
dan berinsersi pada bagian atas tulang lengan atas atau kaki depan, berfungsi untuk
mengangkat sayap.
Serabut otot dada merupakan bagian yang dominan bagi burung layang-layang
(swifts), burung laut (terns). Walaupun yang utama bergeraknya sayap dioperasikan oleh
dua otot ini, penerbangan itu lebih dari mengepakkan sayap-sayap untuk naik turun.
Otot pada bahu yang melekat pada tulang belikat berkemampuan untuk berputar,
menukik (abduktor), dan adduktor tulang lengan atas atau kaki depan. Otot di dalam
lengan tangan yang sesuai meluas dan melipat sayap serta mengubah posisi selama
terbang. Trisep besar membantu memelihara sayap selama terbang. Bisep kecil berperan
untuk melenturkan sayap.
Extensor carpi radialis dan extensor carpi ulnalis sayap di pergelangan tangan.
Flexor carpi ulnalis melipat sayap. Suatu sistem otot mengendalikan perputaran radius
dan kendali lain bergeraknya jari sayap. Otot sayap terbang adalah suatu contoh
spesialisasi sempurna dan dari ukuran dan posisi otot, seseorang dapat menyimpulkan
bahwa tindakan mereka melarikan diri.
Burung adalah bipedal, untuk memungkinkan berdiri pada dua kaki, poros badan
telah dipendekkan dan pusat gravitasi diturunkan dan pindah jauh ke belakang.
Kebanyakan kaki untuk berpindah maju mundur dan sedikit adduktor dan abduktor.
Otot anterior dan posterior di sekitar pinggul perkembangannya baik, tetapi di bagian
samping dan tengah kurang baik. Otot penggerak yang utama terdapat pada kelompok
retraktor, yang tersembunyi di gelang pinggul, berfungsi menarik tulang paha. Otot betis
mempunyai kaitan dengan bergeraknya jari kaki. Otot paha merupakan sistem otot
daging yang komplek, terpusat pada tarsometatarsus dan menuju jari kaki dengan
perantaraan urat otot. Otot flexor dari jari kaki terletak di atas lutut, dan ketika
hubungan lutut dibengkokkan, menjadi dipererat. Jika kaki burung diluruskan, jari kaki
menjadi lebih luas, dan jari kaki menjadi dilenturkan jika kaki dibengkokkan.
2.6.5 Otot Mamalia
Otot epaksial tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot epaksial
meluas menjadi dua masa padat pada sisi masing-masing neural vertebra, dari daerah
sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala. Otot epaksial yang paling besar adalah

16

sacrospinalis, mulai dari sacrum dan vertebra posterior. Di daerah dada sacrospinalis
dibagi dalam tiga massa: spinalis dorsi, median, dan otot yang berkaitan dengan
vertebra yang meluas sepanjang ke kolumna vertebra, pertengahan longissimus dorsi,
melanjutkan ke daerah cervical dan tengkorak.
Otot hipaksial di daerah abdomen serupa dengan binatang melata. Dinding
abdomen disusun dari otot miring eksternal, otot miring internal, dan transversalis. Otot
compres dan constrict abdomen, berperan menurunkan tulang rusuk, dan memaksa
diafragma ke atas. Di daerah thorak, otot intercostral dibedakan tiga lapisan, secara
membujur mengerahkan rectus abdomis meluas dari simphisis pubis ke tulang dada
yang berada pada sisi linea alba. Di daerah leher sternothyroid, sternohyoid dan
thyrohyoid dibangun dari rectus abdominalis.

Anggota badan binatang menyusui dapat melaksanakan hampir setiap tindakan.


Otot intrinsik dan ekstrinsik dari anggota telah meningkat sejalan dengan kepentingan
dan kompleksitasnya. Otot intrinsik memberi kebebasan dan kekuatan lebih besar. Otot
bahu dan pinggul menjadi sangat luas, mengalami pertumbuhan di atas otot badan. Otot
pinggul dan kaki, yang di atasnya daya penggerak tergantung, adalah lebih berat
17

dibandingkan dengan bahu dan anggota bagian depan. Otot binatang menyusui seperti
halnya binatang melata. Otot Serratus, intercostalis, berinsersi pada otot miring
eksternal, rectus abdominis. Beberapa otot masih menunjukkan tanda segmentasi.
Banyak otot baru yang berkembang pada permukaan badan. Otot wajah adalah
sangat rumit, bibir adalah berotot, dan bagian luar mata dibangun oleh otot. Semua
mamalia mempunyai beberapa otot yang berhubungan dengan kulit. Tubuh landak,
Armadillo, dan kuda, otot kulit dibentuk secara intensif berupa lembaran, bahkan pada
orang laki-laki otot kulit berkembang lebih baik. Platysma, yang meluas dari rahang
bawah ke tulang selangka. Diafragma mamalia dibentuk dari cervical miotom V dan VI
dan diinervasi oleh syaraf cervical V dan VI.
2.7 Otot-otot pada Kulit
Otot-otot supervisial ini terbentuk sebagai hasil pemisalan dari bagian-bagian
musculus axiales, m. appendiculares, dan m. branchiomericus yang kurang penting
pada vertebrata di bawah reptilia.
Pada ular, otot-otot ini sangat besar peranannya dalam lokomosi, dengan
menggerakkan permukaan ventral tubuh.
Pada burung, m. patagyalis pada sayap yang berperan untuk terbang, merupakan
derivat m. pectoralis. Pada mamalia, m. latissimus dorsi dan m. pectoralis
membentuk suatu lembaran yang luas yang hampir menutupi seluruh bagian thoraks
dan abdomen. Bagian ini dikenal sebagai panniculus carnosus, yang gerakannya
mudah dikenali antara lain sebagai geletar kulit kedua untuk mengusir serangga yang
mengganggu.
Pada reptilia, juga dapat ditemukan otot sejenis yang disebut m. sphincter coli pada
bagian cervical, yang serabut-serabutnya tersusun transversal.
Keadaan semacam ini juga dijumpai pada burung, akan tetapi pada mamalia terbagi
menjadi dua lapis, yaitu m. platysma coli dan m. sphincter coli. m. platysma coli
menyebar pada sisi-sisi muka, membentuk otot-otot kecil pada telinga, alis, hidung,
bibir, dan pipi. Musculi faciales ini sangat menyolok pada manusia, yang dapat
membentuk berbagai ekspresi sehubungan dengan emosi.
2.8 Otot Elektris
18

Diperkirakan 500 jenis ikan yang mempunyai organ elektris yang tersebar dalam
7 famili dari Chondrichthyes. Organ elektris mungkin di innervasi oleh daerah yang
terdapat di bagian kepala (cephalaspids) yang juga organ elektris. Penafsiran ini ditolak
oleh banyak ahli fosil pada masa silam. Organ elektris mungkin terdapat pada ekor
(electric skate) pada beberapa teleosts ditemukan pada sirip yang disebut elektris sinar
(electric ray), di bawah kulit, di belakang mata (stargazer). Organ elektris yang besar,
terdapat pada bagian badan (electric eel). Organ elektris merupakan derivat dari sel otot
yang berasal dari sel kelenjar dan jaringan saraf, dan tidak merespon terhadap setiap
kejadian.
Komunikasi, orientasi, dan pendeteksian mangsa adalah fungsi yang umum dari
organ elektris, khususnya untuk ikan yang tinggal di air yang suram. Organ atau bagian
badan beberapa jenis ikan, juga melayani untuk serangan atau pertahanan, bahkan ikan
besar dapat dibunuh dengan menyalurkan listrik yang kuat. Ikan yang mempunyai organ
elektris memancarkan listrik dengan kekuatan tetap dan sangat sensitif pada obyek yang
menghasilkan medan elektrik. Organ atau bagian badan yang memonitor medan elktrik
diperoleh dari sistem garis dari cabang samping yang ditempatkan pada dasar lubang
kecil yang dalam di dalam kulit. Unit fungsional organ elektris adalah electroplax,
berupa sel yang besar, berinti banyak dan berbentuk seperti koin. Di bawah permukaan
membran, terkonsentrasi mitochondria dan ditemukan ratusan atau beribu-ribu
electroplax. Elektroplax tersusun secara tegak, untuk membentuk suatu kolom, dalam
satu organ terdapat banyak kolom.

19

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
3.1 Jaringan otot mempunyai struktur yang dikhususkan untuk melakukan gerakan,
baik secara keseluruhan dari badan maupun oleh bagian-bagian tubuh yang satu
terhadap yang lain. Sel-sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil, dan
3.2

tidak begitu berkembang dalam hal konduktivitas.


Pada vertebrata, otot melekat pada tulang-tulang atau cartilago secara berpasangpasangan, cenderung untuk menarik dalam arah yang saling berlawanan. Oleh
karena otot hanya dapat menarik dan tidak dapat mendorong, susunan
antagonistik semacam ini memungkinkan adanya pergerakan dalam dua arah.
Ujung otot yang relatif tetap, terfiksasi pada saat otot berkontraksi disebut origo,

3.3

sedang ujung lain yang bergerak disebut insertio.


Berdasarkan tempatnya, otot vertebrata dikelompokkan menjadi otot axial, otot
apendik, dan otot pada kulit. Otot axial dibedakan menjadi otot kepala dan otot

3.4

badan.
Otot-otot badan ikan bertahan dalam karakteristik primitifnya, yaitu tersusun dari
suatu seri myomer, yang dipisahkan oleh suatu myosepta, membentuk struktur zig
zag seperti huruf V. Pada otot badan terdapat suatu sekat samping (septum
laterale) yang memisahkan otot badan menjadi dua bagian yaitu otot epaksial di

3.5

bagian dorsal dan otot hipaksial di bagian ventral.


Otot epaksial amphibi terdiri dari beberapa miomer pada sisi dorsal tubuh,
ukurannya lebih besar dibanding ikan. Otot hipaksial pada urodela terdiri dari
beberapa segmen, tetapi pada salientia tidak demikian. Dua otot rectus

3.6

abdominalis, terletak di sisi atas linea alba, meluas dari dada sampai pubis.
Binatang melata mempunyai kebebasan gerak lebih besar dan mempunyai otot
lebih berat dibanding amphibi. Otot intrinsik dan ekstrinsik lebih banyak
dibanding binatang amphibi dan lebih kuat.

20

3.7

Burung adalah bipedal, untuk memungkinkan berdiri pada dua kaki, poros badan
telah dipendekkan dan pusat gravitasi diturunkan dan pindah jauh ke belakang.
Otot anterior dan posterior di sekitar pinggul perkembangannya baik, tetapi di

3.8

bagian samping dan tengah kurang baik.


Otot epaksial mamalia tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot
epaksial meluas menjadi dua massa padat pada sisi masing-masing neural

3.9

vertebra, dari daerah sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala.
Pada mamalia, musculus latissimus dorsi dan m. pectoralis membentuk suatu
lembaran yang luas yang hampir menutupi seluruh bagian thoraks dan abdomen.
Bagian ini dikenal sebagai panniculus carnosus, yang gerakannya mudah dikenali
antara lain sebagai geletar kulit kedua untuk mengusir serangga yang

mengganggu.
3.10 Dalam tubuh ikan terdapat organ elektris yang disebut electroplax yang dapat
memancarkan listrik, yang berfungsi untuk pertahanan dari musuh serta untuk
serangan. Diperkirakan terdapat 500 spesies ikan yang mempunyai organ elektris,
yang berada dalam 7 famili dalam klas Chondrichthyes dan Osteichthyes.

21

Anda mungkin juga menyukai