Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Praktikan
NIM
15313044
Kelompok
Y Shift 08.00-09.00
Gilang Trisna
I. TUJUAN
1. Menghitung nilai headloss pada sistem perpipaan.
2. Menghitung debit aktual (Qaktual).
II. PRINSIP DASAR
Percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung kehilangan energi yang terjadi
dalam sistem perpipaan dengan menentukan debit aktualnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan data-data yang sudah diketahui sebelumnya seperti, diameter pipa
dan jarak antar taping. Selain itu, dibutuhkan data-data yang akan diukur pada praktikum
seperti, massa beban, massa air, suhu awal, suhu akhir, tekanan air, waktu yang
dibutuhkan untuk setiap pengukuran debit, serta tinggi kolom air pada sistem perpipaan
biru tua dan perpipaan biru muda. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali variasi
debit dan untuk setiap variasi debit dilakkan 3 kali pengukuran waktu. Pengukuran debit
dilakukan menggunakan alat hydraulic bench.
III.
TEORI DASAR
Headloss adalah suatu nilai utnuk mengetahui seberapa besarnya reduksi
tekanan total (total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem
pengaliran. Headloss dapat disebabkan oleh:
1.
2.
3.
4.
Aliran fluida real akan mengalami kehilangan energi (h L) yang terdiri dari
kehilangan head karena gesekan pipa (hf) dan kehilangan minor (hm). Kehilangan head
minor disebabkan oleh hambatan karena adanya perubahan diameter pipa,
sambungan, katup/valve, belokan/elbow percabangan dan sebagainya. Persamaan
energi aliran tak mampat, tunak diantara 2 titik.
P1 v 12
P 2 v 22
+ + z1 = + + z2 +h L
2g
2g
dengan hL = kerugian antara head 1 dan 2.
Jenis-jenis headloss:
1. Headloss Mayor
Dari analisa dimensi, headloss mayor merupakan fungsi dari bilangan
Reynold, perbandingan panjang dan diameter dalam (L/D) dan perbandingan
tingkat kekasaran pipa terhadap diameter (/D). Besarnya bilangan Reynold dapat
dihitung menggunakan persamaan:
=
VD
adalah
adalah
hf
L
Garis kemiringan hidraulik (garis kemiringan tekanan) HGL adalah garis yang
menunjukkan tinggi tekanan (pressure head) sepanjang pipa. Di dalam pipa
V 2
2g
dengan penampang seragam, tinggi kecepatan ,
kemiringan energi adalah sejajar dengan garis kemiringan tekanan (EGL // HGL).
Dengan menggunakan Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 ,
2. Headloss Minor
Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada
katup-katup, sambungan Tee, sambungan belokan, dan pada luas penampang yang
tidak konstan. Pada saat melewati keadaan seperti di atas maka aliran tersebut
akan mengalami kerugian-kerugian (losses). Headloss minor yang terjadi dapat
dihitung dengan rumusan Darcy-Weisbach dengan persamaannya sebagai berikut:
hL=
k v2
2g
dengan harga koefisien kerugian (k) dapat ditentukan dari tabel/grafik sesuai
dengan jenis kelengkapan sistem saluran yang dilewati oleh aliran fluida.
Kemudian jika rumus headloss mayor dan headloss minor dimasukan kedalam
persamaan bernoulli, maka akan menjadi sebagai berikut:
)(
P 1 v1
P v
l v2 k v2
+ + z 1 2 + 2 + z 2 =f
+
g 2g
2g
2 gD 2 g
Globe valve adalah salah satu jenis dari valve (katup) yang digunakan untuk
mengatur aliran di dalam pipa, yang terdiri dari elemen berbentuk disk yang bisa
digerakkan dan ring stasioner yang tergabung di suatu benda yang berbentuk sphere.
Globe valve digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan throttling dan operasi yang
berulang-ulang. Contohnya, dapat digunakan untuk mengambil sampel, dengan
normalnya tertutup kecuali ketika sampel sedang diambil.
Gate valve adalah valve yang terbuka jika gate (yang berbentuk bulat atau
persegi panjang) diangkat sehingga tidak menghalangi aliran fluida.
1. Pemmbesaran mendadak
D1
= Diameter pipa
= Luas = 1/4 D2
= Tinggi tekan
Persamaan momentum
Q
(V1 V2 )
2
= (p2 - p1) = g A
(p 2 p1 ) v 2
(V1 V2 )
g
=
( P P1 ) (V1 V2 )
hf 2
2g
2
V (V V2 ) V1 V2
2 1
g
2g
2
V V2
2V2 (V1 V2 )
1
2g
2g
V V2 2V1V2 2V2
1
2g
2
V1 2V1V2 V2
2g
(V1 V2 ) 2
2g
2. Penyempitan Mendadak
2
V1
2g
P1
hf
2
Vk
2g
V1
V2
D1
D2
A1
AK
A2
V2
2g
P
2
EGL;
HGL;
V2 V 2
D 2 D1 1 2
2g
2g
Q A 2 V2 A k .Vk
Vk
A 2 .V2
A k 60%A 2
Ak
Vk
A 2 V2
1,7 V2
0,6.A 2
A 2.V2 A 2 .V2 V2
Ak
C k .A 2 Ck
V
2
(Vk V2 ) 2 ( Ct2 V2 ) 2
2 V2
1
hf
( Ct 1)
2g
2g
2g
A
( C1k 1) 2 k ; k tergantu ng 1
A2
IV.
DATA AWAL
1. Data yang diketahui
a. Diameter pipa
- Pipa besar (pipa biru muda)
- Pipa kecil (pipa biru tua)
b. Jarak antar taping
- 1-2 (standar elbow)
- 3-4 (pipa lurus biru tua)
- 5-6 (90osharp bend)
- 7-8 (pelebaran)
- 8-9 (pipa lurus biru muda)
- 9-10 (penyempitan)
- 11-12 (bend 4)
- 13-14 (bend 6)
- 15-16 (bend 2)
2. Data yang diukur
= 26.4 mm
= 13.7 mm
=
=
=
=
=
=
=
=
=
79 cm
88 cm
81 cm
18.5 cm
85 cm
8.5cm
81cm
93cm
91cm
Takhir = 27 oC
Tawal = 27 oC
0
999,9
5
1000,0
10
999,7
15
999,1
20
998,2
30
995,7
40
992,2
50
988,1
Sumber : Schaums Series (Fluid Mechanics) halaman 198
a. Perpipaan biru tua
Hasil Pengukuran pada Pipa Biru Tua
Waktu (t)
No
Gate
valve
Elbow
90o
t1
t2
t3
tr
50.36
47.39
48.11
48.62
0.252
0.27
0.18
0.343
46.64
45.21
45.33
45.72667
0.2268
0.26
0.172
0.329
46.08
45.96
46.34
46.12667
0.1764
0.279
0.185
0.353
lurus
Sharp bend
t1
t2
t3
Glob
e
Bend 2"
valve
1
50.36
47.3
48.11
9
46.64
46.08
Bend 4
"
Bend 6
"
Pipa
lurus
Pelebaran Penyempitan
tiba-tiba
tiba-tiba
48.62
50
155
180
190
35
154
45.2
1
45.3
45.72667
3
52
160
180
195
35
156
45.9
6
46.3
46.12667
4
55
230
192
210
38
167
V. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung densitas fluida
Nilai densitas dapat ditentukan dengan regresi table dibawah ini :
Suhu
Densitas
O
( C)
(kg/m3)
0
999.8
5
1000
10
999.7
15
999.1
20
998.2
25
997.0
Sumber : Finnemore,Jhon E. : 2002
999
Densitas (kg/m3)
998
997
996
995
10
15
20
Suhu (oC)
=996.4029 kg/m3
25
30
Qaktual
(m3/s)
A pipa
biru muda
(m2)
Vpipa luru
s
biru muda
(m/s)
A pipa
biru tua
(m2)
Vpipa lurus
biru tua
(Vk (m/s)
Vb)^2/2g
No
tr
50.36
5.15833E-05
0.000548 0.00014747
0.094197
0.3497869
3 0.003329574
46.64
5.48472E-05
0.000548 0.00014747
0.100157
0.3719195
3 0.003764259
46.08
5.43716E-05
0.000548 0.00014747
0.099289
0.3686943
3 0.003699256
Gate valve
90o
sharp
bend
Pipa
lurus
Standar
Elbow
S0,54
0.252
0.108409
0.18
0.177318
0.20454545
0.2268
0.098
0.172
0.306841
0.19545455
0.1764
0.099716
0.185
0.164307
0.21022727
Globe
Bend
valve
0,252
2"
0.155
0,4788
0,5292
Bend
Bend
Pipa
4"
6"
0.18
0.19
Lurus
0
0.16
0.18
0.195
0.23
0.192
0.21
Pelebaran
Penyempitan
S0,54
tiba-tiba
0.035
tiba-tiba
0.154
0.035
0.156
0.038
0.167
5.40E-05
5.30E-05
5.20E-05
5.10E-05
5.00E-05
4.90E-05
0.17
0.18
0,114
y=4 10 x
0.19
0.2
0.21
0.22
0.23
Q= 0,2785.C . D2,63 .
1
L
0,54
)hL
4 10 =0,2785. C . 0,0137
0,54
2,63
0.24
0.25
hL pipa lurus BT
L
4 105=0,2785. C . D2,63 .
1
0,880,54
0.26
1
0,54
L
C=10,6581
f(x) = 0 x^0.05
R = 0.77
5.40E-05
5.30E-05
5.20E-05
5.10E-05
5.00E-05
4.90E-05
0.5
1.5
2.5
3.5
Q= 0,2785.C . D2,63 .
1
L
0,54
)hL
0,54
hL pipalurus BM
L
2,63
1
0,85 0,54
C=2,3292
5 10 =0,2785.C . D
0,003669399=0,2785. C . 0,02642,63 .
1
L0,54
f(x) = 0.59x
R = 0.97
0.14
0.13
0.13
0.12
0.12
0.11
0.17
0.18
y=0,5901 x
k=33,2486
0.19
HL=k
0.2
0.21
v2
2g
v 2=
HL
2g
k
0.22
0.23
0.24
0.25
2(9,81)
2g
=0,5901 k=
k
0,5901
0.26
f(x) =
R =2 0
v 2=
y=0,0042 x
10
12
10
12
2(9,81)
2g
2g
HL
=0,0042 k =
k
k
0,0042
k=4671,428571
f(x) =
0 R = 0
y=0,0512
v=
2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0512 k =
k
k
0,0512
k=383,2031
f(x) =
R = 0
y=0,0521 x
v 2=
2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0521 k =
k
k
0,0521
10
12
k=376,5835
Chart Title
12
10
8
6
4
2
0
f(x) =
R = 0
y=0,0483 x
2
2
v=
2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0483 k=
k
k
0,0483
10
12
k=406,2111
f(x) = 0.44x
R = 1
0.07
0.07
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.15
0.15
0.16
( vk vb )2=
y=0,4438
0.16
0.16
0.16
0.16
2 ( 9,81 )
2g
2g
HL =0,4438 k =
k
k
0,4438
0.17
0.17
k=44,2091
f(x) = 1.96x
R = 1
0.07
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.03
y=1,9593 x
VI.
0.04
0.04
( vk vb )2=
0.04
0.04
0.04
0.04
2 ( 9,81 )
2g
2g
HL =1,9593 k =
k
k
1,9593
0.04
0.04
k=10,013
ANALISIS
Percobaan yang dilakukan kali ini ,gagal untuk mendapatkan data yang valid.
Hal ini dapat disebabkan karena sedikitnya data yang diamati serta kesalahan saat
membaca alat. Selain itu debit yang mendekati sama pada setiap variasi membuat
perhitungan menjadi tidak akurat.
Pada percobaan pipa, ditemukan nilai beda tinggi 0, sehingga nilai S0,54 tidak
dapat dihitung. Selain itu ketidakvalidan data percobaan dapat dilihat dari nilai R2
yang lebih kecil dari 0,5
Hasil perhitungan sangat berbeda dengan nilai referensi yang didapat
VII.
APLIKASI BIDANG TL
Penghitungan headloss pada system perpipaan sangat bermanfaat saat mendesain
IPAM maupun IPAL , dengan mengestimasi headloss yang terjadi , dapat
DAFTAR PUSTAKA
Finnemore, E. Jhon,etc. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Applications.
London: Mc Graw Hill
Potter, Merle C. , Wiggert, David C. 2008. Schaums Outlines Mekanika Fluida.
Jakarta:Erlangga