Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA I

KEHILANGAN ENERGI dalam SISTEM PERPIPAAN


MODUL 04

Nama Praktikan

RAFKI ISMED GHIFARI

NIM

15313044

Kelompok

Y Shift 08.00-09.00

Asisten yang bertugas :

Gilang Trisna

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

I. TUJUAN
1. Menghitung nilai headloss pada sistem perpipaan.
2. Menghitung debit aktual (Qaktual).
II. PRINSIP DASAR
Percobaan kali ini bertujuan untuk menghitung kehilangan energi yang terjadi
dalam sistem perpipaan dengan menentukan debit aktualnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan data-data yang sudah diketahui sebelumnya seperti, diameter pipa
dan jarak antar taping. Selain itu, dibutuhkan data-data yang akan diukur pada praktikum
seperti, massa beban, massa air, suhu awal, suhu akhir, tekanan air, waktu yang
dibutuhkan untuk setiap pengukuran debit, serta tinggi kolom air pada sistem perpipaan
biru tua dan perpipaan biru muda. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali variasi
debit dan untuk setiap variasi debit dilakkan 3 kali pengukuran waktu. Pengukuran debit
dilakukan menggunakan alat hydraulic bench.
III.

TEORI DASAR
Headloss adalah suatu nilai utnuk mengetahui seberapa besarnya reduksi
tekanan total (total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem
pengaliran. Headloss dapat disebabkan oleh:
1.
2.
3.
4.

Gesekan antara fluida dan dinding pipa.


Friksi antara sesama partikel pembentuk fluida tersebut.
Turbulensi yang diakibatkan saat aliran dibelokkan arahnya.
Hal-hal lain seperti perubahan akibat komponen/aksesoris perpipaan
(valve, flow reducer, kran).

Aliran fluida real akan mengalami kehilangan energi (h L) yang terdiri dari
kehilangan head karena gesekan pipa (hf) dan kehilangan minor (hm). Kehilangan head
minor disebabkan oleh hambatan karena adanya perubahan diameter pipa,
sambungan, katup/valve, belokan/elbow percabangan dan sebagainya. Persamaan
energi aliran tak mampat, tunak diantara 2 titik.
P1 v 12
P 2 v 22
+ + z1 = + + z2 +h L
2g
2g
dengan hL = kerugian antara head 1 dan 2.

Jenis-jenis headloss:
1. Headloss Mayor
Dari analisa dimensi, headloss mayor merupakan fungsi dari bilangan
Reynold, perbandingan panjang dan diameter dalam (L/D) dan perbandingan
tingkat kekasaran pipa terhadap diameter (/D). Besarnya bilangan Reynold dapat
dihitung menggunakan persamaan:
=

VD

adalah Reynolds Number,

kecepatan rata-rata aliran,

adalah densitas cairan,

adalah diameter dalam pipa, dan

adalah
adalah

viskotisas absolut cairan.


Kemudian bilangan Reynold dan kekasaran pipa didefinisikan sebagai faktor
gesekan (f) yang besarnya ditentukan dari eksperimen L.F Moody yang
dipublikasikan dalam bentuk grafik. Sehingga besarnya headloss major dapat
dirumuskan sebagi berikut (Darcy-Weisbach):
LV2
hL=f
2 gD
Pada aliran stedi dan seragam (steady-uniform) di dalam suatu pipa tegangan
geser o adalah konstan sepanjang pipa, karena tebal lapisan batas adalah tetap.
Laju kehilangan enersi atau kemiringan enersi (energy gradient) adalah
Sf

hf
L

Garis kemiringan hidraulik (garis kemiringan tekanan) HGL adalah garis yang
menunjukkan tinggi tekanan (pressure head) sepanjang pipa. Di dalam pipa

V 2
2g
dengan penampang seragam, tinggi kecepatan ,

adalah konstan dan garis

kemiringan energi adalah sejajar dengan garis kemiringan tekanan (EGL // HGL).
Dengan menggunakan Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 ,

2. Headloss Minor
Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada
katup-katup, sambungan Tee, sambungan belokan, dan pada luas penampang yang
tidak konstan. Pada saat melewati keadaan seperti di atas maka aliran tersebut
akan mengalami kerugian-kerugian (losses). Headloss minor yang terjadi dapat
dihitung dengan rumusan Darcy-Weisbach dengan persamaannya sebagai berikut:
hL=

k v2
2g

dengan harga koefisien kerugian (k) dapat ditentukan dari tabel/grafik sesuai
dengan jenis kelengkapan sistem saluran yang dilewati oleh aliran fluida.
Kemudian jika rumus headloss mayor dan headloss minor dimasukan kedalam
persamaan bernoulli, maka akan menjadi sebagai berikut:

)(

P 1 v1
P v
l v2 k v2
+ + z 1 2 + 2 + z 2 =f
+
g 2g
2g
2 gD 2 g
Globe valve adalah salah satu jenis dari valve (katup) yang digunakan untuk

mengatur aliran di dalam pipa, yang terdiri dari elemen berbentuk disk yang bisa
digerakkan dan ring stasioner yang tergabung di suatu benda yang berbentuk sphere.
Globe valve digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan throttling dan operasi yang
berulang-ulang. Contohnya, dapat digunakan untuk mengambil sampel, dengan
normalnya tertutup kecuali ketika sampel sedang diambil.
Gate valve adalah valve yang terbuka jika gate (yang berbentuk bulat atau
persegi panjang) diangkat sehingga tidak menghalangi aliran fluida.
1. Pemmbesaran mendadak
D1

= Diameter pipa

= Luas = 1/4 D2

= Tinggi tekan

Persamaan momentum

= (p2 - p1) A2 = Q (V1 -V2)

Q
(V1 V2 )
2
= (p2 - p1) = g A
(p 2 p1 ) v 2
(V1 V2 )

g
=

( P P1 ) (V1 V2 )
hf 2

2g
2

V (V V2 ) V1 V2
2 1

g
2g
2

V V2
2V2 (V1 V2 )
1

2g
2g
V V2 2V1V2 2V2
1
2g
2

V1 2V1V2 V2
2g

(V1 V2 ) 2

2g

2. Penyempitan Mendadak
2

V1
2g
P1

hf
2

Vk
2g

V1

V2

D1

D2

A1

AK

A2

V2
2g
P
2

EGL;
HGL;

V2 V 2
D 2 D1 1 2
2g
2g
Q A 2 V2 A k .Vk
Vk

A 2 .V2
A k 60%A 2
Ak

Vk

A 2 V2
1,7 V2
0,6.A 2

Dari persamaan tersebut di atas:


(Vk V2 ) 2
hf
2g
Q A k .Vk A 2 .V2 Vk

A 2.V2 A 2 .V2 V2

Ak
C k .A 2 Ck

V
2
(Vk V2 ) 2 ( Ct2 V2 ) 2
2 V2
1
hf

( Ct 1)
2g
2g
2g
A
( C1k 1) 2 k ; k tergantu ng 1
A2

IV.

DATA AWAL
1. Data yang diketahui
a. Diameter pipa
- Pipa besar (pipa biru muda)
- Pipa kecil (pipa biru tua)
b. Jarak antar taping
- 1-2 (standar elbow)
- 3-4 (pipa lurus biru tua)
- 5-6 (90osharp bend)
- 7-8 (pelebaran)
- 8-9 (pipa lurus biru muda)
- 9-10 (penyempitan)
- 11-12 (bend 4)
- 13-14 (bend 6)
- 15-16 (bend 2)
2. Data yang diukur

= 26.4 mm
= 13.7 mm
=
=
=
=
=
=
=
=
=

79 cm
88 cm
81 cm
18.5 cm
85 cm
8.5cm
81cm
93cm
91cm

Takhir = 27 oC
Tawal = 27 oC

Massa beban = 2.5 kg


Massaair
= 7.5 kg
air
= 997,1125 kg/m3

Hubungan Suhu Air dan Densitas Air


kg
Densitas air ( m3 )

Temperatur Air (C)

0
999,9
5
1000,0
10
999,7
15
999,1
20
998,2
30
995,7
40
992,2
50
988,1
Sumber : Schaums Series (Fluid Mechanics) halaman 198
a. Perpipaan biru tua
Hasil Pengukuran pada Pipa Biru Tua
Waktu (t)
No

Gate

Tinggi kolom air (m)


Standar
Pipa

valve

Elbow

90o

t1

t2

t3

tr

50.36

47.39

48.11

48.62

0.252

0.27

0.18

0.343

46.64

45.21

45.33

45.72667

0.2268

0.26

0.172

0.329

46.08

45.96

46.34

46.12667

0.1764

0.279

0.185

0.353

lurus

Sharp bend

b. Perpipaan biru muda


Hasil Pengukuran pada Pipa Biru Muda
Waktu (t)
N
o

t1

t2

t3

Tinggi kolom air (mm)


tr

Glob
e

Bend 2"

valve
1

50.36

47.3
48.11
9

46.64

46.08

Bend 4
"

Bend 6
"

Pipa
lurus

Pelebaran Penyempitan
tiba-tiba

tiba-tiba

48.62

50

155

180

190

35

154

45.2
1

45.3
45.72667
3

52

160

180

195

35

156

45.9
6

46.3
46.12667
4

55

230

192

210

38

167

V. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung densitas fluida
Nilai densitas dapat ditentukan dengan regresi table dibawah ini :
Suhu
Densitas
O
( C)
(kg/m3)
0
999.8
5
1000
10
999.7
15
999.1
20
998.2
25
997.0
Sumber : Finnemore,Jhon E. : 2002

REGRESI SUHU DAN DENSITAS


1001
1000

f(x) = - 0.01x^2 + 0.05x + 999.84


R = 1

999

Densitas (kg/m3)

998
997
996
995

10

15

20

Suhu (oC)

Persamaan untuk densitas yang didapat dari grafik adalah


=0.0067 T 2+0.0536 T +999.84
Maka, densitas pada saat T=27 0C adalah ;
2

=0.0067 ( 27 ) +0.0536 ( 27 )+ 999.84

=996.4029 kg/m3

2. Tabel hasil pengolahan


Hasil Perhitungan dengan Variasi Berbeda

25

30

Qaktual
(m3/s)

A pipa
biru muda
(m2)

Vpipa luru
s
biru muda
(m/s)

A pipa
biru tua
(m2)

Vpipa lurus
biru tua
(Vk (m/s)
Vb)^2/2g

No

tr

50.36

5.15833E-05

0.000548 0.00014747

0.094197

0.3497869
3 0.003329574

46.64

5.48472E-05

0.000548 0.00014747

0.100157

0.3719195
3 0.003764259

46.08

5.43716E-05

0.000548 0.00014747

0.099289

0.3686943
3 0.003699256

Headloss Sistem Perpipaan Biru Tua


Headloss (m)
No

Gate valve

90o
sharp
bend

Pipa
lurus

Standar
Elbow

S0,54

0.252

0.108409

0.18

0.177318

0.20454545

0.2268

0.098

0.172

0.306841

0.19545455

0.1764

0.099716

0.185

0.164307

0.21022727

Headloss Sistem Perpipaan Biru Muda


Headloss (m)
N
o

Globe

Bend

valve
0,252

2"
0.155

0,4788

0,5292

Bend

Bend

Pipa

4"

6"
0.18

0.19

Lurus
0

0.16

0.18

0.195

0.23

0.192

0.21

Pelebaran

Penyempitan

S0,54

tiba-tiba
0.035

tiba-tiba
0.154

0.035

0.156

0.038

0.167

1. Perhitungan dengan grafik

HL Gate Valve - Qaktual


5.60E-05
5.50E-05
f(x) = 0 x^-0.11
R = 0.4

5.40E-05
5.30E-05
5.20E-05
5.10E-05
5.00E-05
4.90E-05
0.17

0.18

0,114

y=4 10 x

0.19

0.2

0.21

0.22

0.23

Q=0,2785. C . D2,63 . S0,54 S=

Q= 0,2785.C . D2,63 .

1
L

0,54

)hL

4 10 =0,2785. C . 0,0137

0,54

2,63

0.24

0.25

hL pipa lurus BT
L

4 105=0,2785. C . D2,63 .

1
0,880,54

0.26

1
0,54
L

C=10,6581

Qaktual - Globe valve


5.60E-05
5.50E-05

f(x) = 0 x^0.05
R = 0.77

5.40E-05
5.30E-05
5.20E-05
5.10E-05
5.00E-05
4.90E-05
0.5

1.5

2.5

3.5

y=5 105 x 0,0523

Q=0,2785. C . D 2,63 . S0,54 S=

Q= 0,2785.C . D2,63 .

1
L

0,54

)hL

0,54

hL pipalurus BM
L

2,63

1
0,85 0,54

C=2,3292

5 10 =0,2785.C . D

0,003669399=0,2785. C . 0,02642,63 .

1
L0,54

V^2 - Gate valve


0.14

f(x) = 0.59x
R = 0.97

0.14
0.13
0.13
0.12
0.12
0.11
0.17

0.18

y=0,5901 x
k=33,2486

0.19

HL=k

0.2

0.21

v2
2g
v 2=
HL
2g
k

0.22

0.23

0.24

0.25

2(9,81)
2g
=0,5901 k=
k
0,5901

0.26

v^2 - Globe valve


12
10
8
6
4
2
0

f(x) =
R =2 0

v 2=

y=0,0042 x

10

12

10

12

2(9,81)
2g
2g
HL
=0,0042 k =
k
k
0,0042

k=4671,428571

v^2 terhadap Bend 2''


12
10
8
6
4
2
0

f(x) =
0 R = 0

y=0,0512

v=

2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0512 k =
k
k
0,0512

k=383,2031

v^2 - Bend 4''


12
10
8
6
4
2
0

f(x) =
R = 0

y=0,0521 x

v 2=

2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0521 k =
k
k
0,0521

10

12

k=376,5835

Chart Title
12
10
8
6
4
2
0

f(x) =
R = 0

y=0,0483 x

2
2

v=

2 ( 9,81 )
2g
2g
HL
=0,0483 k=
k
k
0,0483

10

12

k=406,2111

(vk-vb)2 terhadap HL Penyempitan


0.08
0.07

f(x) = 0.44x
R = 1

0.07
0.07
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.15

0.15

0.16

( vk vb )2=

y=0,4438

0.16

0.16

0.16

0.16

2 ( 9,81 )
2g
2g
HL =0,4438 k =
k
k
0,4438

0.17

0.17

k=44,2091

(vk-vb)^2 terhadap Pelebaran tiba-tiba


0.08
0.07
0.07

f(x) = 1.96x
R = 1

0.07
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.03

y=1,9593 x

VI.

0.04

0.04

( vk vb )2=

0.04

0.04

0.04

0.04

2 ( 9,81 )
2g
2g
HL =1,9593 k =
k
k
1,9593

0.04

0.04

k=10,013

ANALISIS
Percobaan yang dilakukan kali ini ,gagal untuk mendapatkan data yang valid.
Hal ini dapat disebabkan karena sedikitnya data yang diamati serta kesalahan saat
membaca alat. Selain itu debit yang mendekati sama pada setiap variasi membuat
perhitungan menjadi tidak akurat.

Pada percobaan pipa, ditemukan nilai beda tinggi 0, sehingga nilai S0,54 tidak
dapat dihitung. Selain itu ketidakvalidan data percobaan dapat dilihat dari nilai R2
yang lebih kecil dari 0,5
Hasil perhitungan sangat berbeda dengan nilai referensi yang didapat
VII.

APLIKASI BIDANG TL
Penghitungan headloss pada system perpipaan sangat bermanfaat saat mendesain
IPAM maupun IPAL , dengan mengestimasi headloss yang terjadi , dapat

dilakukan pengoptimalan desain


VIII. KESIMPULAN
IX.

DAFTAR PUSTAKA
Finnemore, E. Jhon,etc. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Applications.
London: Mc Graw Hill
Potter, Merle C. , Wiggert, David C. 2008. Schaums Outlines Mekanika Fluida.
Jakarta:Erlangga

Maaf kak, analisis kacau :/ .

Anda mungkin juga menyukai