Anda di halaman 1dari 3

TUGAR REVIEW JURNAL KIMIA FORENSIK

Teknik PCR dalam Forensik


Dalam Jurnal
PENANDAAN DNA DENGAN 32P UNTUK DETEKSI RESISTENSI Mycobacterium
Tuberculosis TERHADAP ISONIAZID

Oleh
Made Ratih Mettaswari Senet
1308105033

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2015

Teknik PCR merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam ilmu forensic untuk
membantu suatu analisa terhadap kasus, kejadian ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan
analisis DNA. Salah satu contoh penerapan teknik PCR adalah seperti pada jurnal yaitu
menganalisa resistensi Mycobacterium Tuberculosis terhadap ISONIAZID yang mana Isoniazid
merupakan obat yang biasa diberikan kepada orang-orang yang mengidap penyakit TBC
(Tuberculosis). Dalam penggunaan teknik PCR ini terlebih dahulu dilakukan isolasi DNA pada
Mycobacterium Tuberculosis, yang mana tahap awal dari isolasinya dilakukan dengan
dekontaminasi spontum . Penggunaan teknik ini dipilih karena PCR mampu mengidentifikasi zat
pathogen bahkan mampu pula mementukan strain suatu pathogen. Selain itu PCR mampu
menggandakan DNA/RNA sampai 1 juta kali/lebih dengan waktu yang singkat dan dapat dengan
mudah di ukur menggunakan pelacak asam nukleat bertanda radioaktif untuk mengidentifkasi
fragment DNA. Adapun pelacak yang digunakan adalah

32

P radioaktif. Teknik ini merupakan

salah satu metode in vitro yang digunakan untuk mensitesis sekuens DNA dengan menggunakan
2 primer oligonukleotida yang menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit 2 target
DNA.
Pada intinya prinsip kerja PCR ini adalah menggandakan potongan DNA tertentu dari
seluruh untaian DNA, baik yang berasal dari DNA sel inti (nukleus) maupun organel sel seperti
DNA mitokondria (mtDNA) atau Ribosom (rDNA). Untuk mendapat potongan DNA, diperlukan
Primer yang berfungsi untuk menandai dimana ujung DNA yang akan digandakan. Primer
biasanya berpasangan, yaitu Primer forward untuk menandai ujung depan untai DNA dan Primer
Reverse untuk menandai dari ujung belakang. Karena DNA terdiri dari 2 untai pilinan ganda
(double strand), maka DNA Primer forward bekerja pada strand yang satu sementara Primer
Reverse bekerja pada untai pilinan yang satunya. Jadi dalam teknik awal PCR tahap yang
dilakukan pertama adalah isolasi DNA dengan melakukan ekstraksi pada DNA. Dan dalam
jurnal ini, gen yang fokus di analisis untuk pengujian keresistensian terhadap ISONIAZID adalah
inhA. Yang mana inA merupakan satu dari empat hasil mutase gen dalam tubuh yang
menyebabkan adanya resistensi Mycobacterium Tuberculosis terhadap Isoniazid. Gen inhA
tersebut di diagnosis dengan mendeteksi kespesifikan deret asam nukleatnya. Dalam amplifikasi
dan penandaan DNA dg PCR ini, sepasang prime oligonukleotida gen inhA diambil dari
Genebank M. Tuberculosis yaitu pada segmen inhA 1 dengan oligonukletida 5-

GCGAGCTATATCTCCGGTGCG-3 dan 5-TAAGCTTCTCCAGGAACGGCC-3 dengan suhu


annealing 600C yang dilakukan dalam tabung premix PCR komersial.
Dalam penggunaan teknik PCR ini keberhasilan analisis DNA-nya ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu kemurnian dan konsentrasi komponen dalam larutan premix PCR, primer
oligonukleotida gen, konsentrasi [-

32

P] dCTP, jumlah dan kemurnian DNA sampel sputum,

faktor teknis dan non teknis. Dan dengan adanya teknik PCR dalam menganalisa keresistensian
tubuh terhadap ISONIAZID ini akan membantu dalam menanggulangi dan mengurangi resiko
kematian karena TBC.

Anda mungkin juga menyukai