Proses Bentukan Arsitektur
Proses Bentukan Arsitektur
Pragmatis desain
Penciptaan bentuk 3 dimensional atau proses desain secara pragmatis, mengacu pada
proses coba-coba ( trial and error ), dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
( material ) yang ada sedemikian rupa memenuhi maksud yang ingin dicapai.
Oleh
Broadbent , proses desain secara pragmatis ini dipandang sebagai cara pertama yang
dilakukan manusia dalam menciptakan suatu karya arsitektural. Sekalipun demikian
metode pragmatis ini tetap dipergunakan juga dimasa sekarang, khususnya dalam
kaitan dengan upaya pemanfaatan material-material baru.Teknologi konstruksi yang
baru juga sering didasari pada proses pragmatis ini.
Iconic Design
Setelah suatu bentuk 3 dimensional berhasil dikembangkan secara pragmatis dan
memenuhi kebutuhan ataupun selera pembuatnya , bentukan ini biasanya akan hadir
secara terus-menerus dalam rentang waktu yang sangat lama , dan tidak jarang hadir
pula diberbagai daerah dan bahkan sangat berjauhan. Istilah arsitektur tradisional dan
vernacular atau arsitektur rakyat (folk arsitektur ), sebenarnya menunjuk pada
pemahaman ini. Dengan kata lain , disini kita berhadapan dengan suatu metode yang
baru dalam hal penciptaan bentuk.
Dalam hal ini bentuk tidak lagi diciptakan
secara pragmatis (coba-coba), tetapi dengan cara mengacu ( meniru / menciplak )
bentukan yang telah ada sebelumnya . Peniruan yang berulang-ulang pada akhirnya
akan mengakibatkan terbentuknya image dalam masyarakat yang bersangkutan bahwa
bentukan tersebut adalah bentukan yang ideal bagi mereka yang perlu dipertahankan .
Cara seperti inilah yang disebut dengan proses desain secara ikonis.
diibaratkan sebagai suatu hal yang spesifik. Untuk itu perlu dibedakan antara yang
dianalogkan dengan analognya. Yang dianalogkan menunjukkan pada objek yang akan
didesain, sementara analognya adalah objek yang menjadi sumber pengibaratan.
Sebagai contoh, Sidney Opera House karya John Utzon diibaratkan sebagai jajaran
perahu layar.Disini Opera house merupakan objek yang dianalogkan, sementara
perahu-perahu layar adalah analognya.
Secara historik, proses desain secara analogis ini berkembang sebagai suatu
terobosan kreatif dari para desainer dalam menyingkapi monotoni dalam penciptaan
bentuk secara ikonik. Pendekatan analogis memungkinkan hadirnya bentukanbentukan baru yang kreatif dan inovatif serta mempekaya preseden arsitektur.
Dalam tulisannya , Broadbent sering menyebut Le Corbusier,F.L Wright dan
James Stirling sebagai profesional arsitektur yang secara intensif banyak menggunakan
pendekatan analogi dalam penciptaan karya-karya mereka.
Adapun fakta-fakta dalam produk arsitektur masa lampau ( arsitektur vernacular/
tradisional ) yang menunjukkan bukti- bukti histories akan penggunaan metode ini .
Sebagai contoh , desain atap Tongkonan di Tana Toraja sebagai produk analogis bentuk
tanduk kerbau atau sosok perahu sebagai analognya .
Dalam pengetahuan teoritis tentang analogi, objek atau hal-hal yang dapat
dikembangkan sebagai analog dalam penciptaan bentuk arsitektural, sangatlah
bervariasi,menurut Broadbent ada 3 macam analogi yang dikenal :
1.Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah
yang ada.
kaki) .