Sejenak saya tak percaya berada di Inggris: Koq seperti di India. Hubungan dan pengaruh
bersilangan antara Inggris sebagai negara penjajah dan India sebagai jajahannya punya
sejarah panjang. Itu tercermin di Sezincote, Gloucestershire, Inggris.
Jembatan, anak sungai dan ular tembaga melilit batang pohon (Foto: Yanti Mualim)
Nama lain yang disebut dalam taman Sezincote adalah Humpry Repton (1752-1818). Repton
yang berasal dari keluarga biasa berhasil menjadi landscape designer Inggris cukup
ternama di kala itu. Menurut catatan hanya sebagian saja dari taman ini didesign oleh
Repton. Ia ingin membuat taman alamiah. Untuk Sezincote itu tidak masalah, lahan ini
terletak di lereng gunung dan dialiri anak sungai.
George IV yang gemuk tak akan berjemur, tak ingin dilihat rakyatnya (Foto: Cor Perrier)
Sezincote dua kali berganti tangan pada 1884, dibeli oleh James Dugdale dan kemudian
pada 1944 dibeli oleh Sir Cyril Kleinwort. Ketika itu Sezincote dalam kondisi sangat
terbengkalai. Nasib banyak rumah atau istana kecil para hartawan dan bangsawan di
berbagai negara di Eropa, sangat dipengaruhi perubahan zaman.
Revolusi industri, dan pabrik-pabrik yang bermunculan menyedot banyak tenaga, penduduk
meninggalkan pedesaan dan menjadi buruh industri. Tinggallah para elit pemilik rumah dan
taman luas tanpa pembantu, tanpa tukang kebon. Ketika Sir Cyril Kleinwort membeli
Sezincote pada 1944 tak ada pilihan lain kecuali mengadakan restorasi total.
Setelah bangunan dan denah taman selesai, Lady Kleinwort meminta Graham Stuart
Thomas(1909), ahli horticultural dan arsitek pertamanan menyusun skema tanaman untuk
Sezincote. Jantung taman ini adalah untaian tanaman di sisi-sisi anak sungai yang disusun
secara cermat.