Anda di halaman 1dari 6

BLOK 8

SKENARIO 4
(Diagnosis Faringitis)

Learning Objective
1. Definisi Faringitis
2. Etiologi & Faktor Resiko
3. Epidemiologi
4. Patofisiologi / Patogenesis
5. Manifestasi Klinis
6. Pemeriksaan Fisik
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Diagnosis & Diagnosis Banding
9. Tata Laksana / Terapi
10. Pencegahan
11. Komplikasi
12. Prognosis

1. Definisi Faringitis

Adalah

suatu penyakit peradangan

yang

menyerang tenggorok atau hulu

kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Radang


ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang lemah.
Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus.
Faringitis ( pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang
tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang ini menyerang lapisan mukosa (selaput lendir) dan submukosa faring.
Faringitis adalah penyakit tenggorokan, merupakan respon inflamasi terhadap
patogen yang mengeluarkan toksin. Faringitis juga bisa merupakan gejala dari
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti penyakit flu.

2. Etiologi & Faktor Resiko


ETIOLOGI

Faringitis dapat menular melalui udara yaitu melalui percikan saliva/ludah


dari orang yang menderita faringitis akut. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh
virus dan bakteri, dipermudah oleh adanya rangsangan seperti asap, uap dan zat
kimia.
Biasanya penyakit ini didahului oleh virus. Virus yang menyebabkan
faringitis akut sama seperti virus yang menyebabkan tonsilitis akut, yaitu : adeno
virus, ECHO virus influenza dan herpes.
Bakteri

penyebab

faringitis

akut

25%

disebabkan

oleh

bakteri

Streptokokus haemolitikus group A. Selain itu dapat juga disebabkan oleh


Streptokokus non haemolitikus, pneumokokus, basil influenza, Stafilococcus dan
diphteroid.

3. EPIDEMIOLOGI
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin,
tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang

ditemukan pada usia dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan mencapai


puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anakanak dan kehidupan dewasa (Merlina, 2011). Kematian akibat faringitis jarang
terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
Faringitis akut paling banyak terjadi pada usia anak-anak yakni antara umur
1 10 tahun sebanyak 50 penderita (60,98%), dan berjenis kelamin laki-laki 51
orang (62,20%).

4. PATOFISIOLOGI / PATOGENESIS
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara
langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman

menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan
sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan
hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid.
Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior,
atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus
seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada
mukosa faring akibat sekresi nasal. Infeksi streptococcal memiliki karakteristik
khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari
Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada
myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung.
Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi
glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

5. MANIFESTASI KLINIS
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami

peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan
atau mengeluarkan nanah. Gejala lainnya adalah:
1.

Demam

2.

Pembesaran kelenjar getah bening di leher

3.

Peningkatan jumlah sel darah putih.


Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri,

tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.


Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:
1.

Rasa pedih atau gatal dan kering.

2.

Batuk dan bersin.

3.

Sedikit demam atau tanpa demam.

4.

Suara serak atau parau.

5.

Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung

Anda mungkin juga menyukai