Anda di halaman 1dari 66

BAB 2

Reaksi
Senyawa Anorganik

Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan antarubahan senyawa kimia.
Senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai
reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan
perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih
produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan
Pada reaksi kimia terdiri atas pereaksi atau zat yang bereaksi
(reaktan) dan hasil reaksi (produk)
REAKTAN (A+B) Produk (c)
Suatu reaksi kimia dapat berlangsung dipengaruhi antara
lain adalah kondisi pereaksi atau sifat pereaksi, suhu proses,
waktu proses, jenis atau bentuk pereaksi, dan tekanan

Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang


melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia,
Reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi
partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama
dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk
senyawa yang diinginkan.
Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis
oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di
mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak
mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

SINTESIS & ANALISIS


Sintesis : penggabungan dua atau lebih senyawa
membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. Dua
pereaksi atau lebih menghasilkan satu produk .
contoh gas hidrogen dan gas nitrogen amoniak
N2 + 3H2 2NH3
2H2 + O2 2 H2O
Analisis : kebalikan dari proses sintesis, yaitu suatu
senyawa yang dapat terurai menjadi dua atau lebih
senyawa. Proses elektrolisis air gas hidrogen dan
gas oksigen . 2 H2O
2 H2 + O2
Pemanasan kalsium karbonat menjadi kalsium oksida
dan karbon dioksida: CaCO3
CaO + CO2

Reaksi Substitusi tunggal : suatu reaksi yang


melibatkan proses penggantian satu unsur
tunggal di suatu senyawa. Sebagai contoh:
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
Reaksi substitusi ganda: suatu reaksi yang
melibatkan proses penggantian dua senyawa
membentuk dua senyawa baru yang berbeda.
Pb(NO3)2 + 2KI PbI2 + 2KNO3
BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl

Reaksi fotokimia
Dalam reaksi fotokimia, atom dan
molekul akan menyerap energi (foton)
dari cahaya dan mengubahnya ke
eksitasi.
Atom dan molekul ini lalu dapat
melepaskan energi dengan memecahkan
ikatan kimia, maka menghasilkan radikal.
Reaksi ang termasuk ke dalam reaksi
fotokimia di antaranya reaksi hidrogenoksigen, polimerisasi radikal, reaksi
berantai dan reaksi penataan ulang.[25]
Contoh : fotosintesis, tanaman
menggunakan energi matahari untuk
mengubah karbon dioksida dan air
menjadi glukosa dan oksigen sebagai
hasil samping.
Manusia mengandalkan fotokimia dalam
pembentukan vitamin D, dan persepsi
visual dihasilkan dari reaksi fotokimia di
rhodopsin.

Katalisis
Pada katalisis, reaksinya tidak berlangsung secara spontan,
tapi melalui substansi ketiga yang disebut dengan katalis.
Tidak seperti reagen lainnya yang ikut dalam reaksi kimia,
katalis tidak ikut serta dalam reaksi itu sendiri, tapi dapat
menghambat, mematikan, atau menghancurkan melalui
proses sekunder.
Katalis dapat digunakan pada fase yang berbeda (katalis
heterogen) maupun pada fase yang sama (katalis homogen)
sebagai reaktan.
Fungsi katalis hanyalah mempercepat reaksi - zat kimia
yang memperlambat reaksi disebut dengan inhibitor.
Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis disebut
promoter, dan substansi yang mematikan katalis disebut
racun katalis.
Sebuah reaksi kimia yang semestinya tidak bisa
berlangsung karena energi aktivasinya terlalu tinggi, bisa
menjadi berlangsung karena kehadiran katalis ini.

Reaksi biokimia
Reaksi biokimia dikendalikan oleh
enzim. Protein-protein ini hanya
dapat mengkatalis satu jenis
reaksi yang spesifik, sehingga
reaksinya benar-benar dapat
dikontrol.
Reaksi ini berlangsung pada sisi
aktif dari substrat. Reaksi
katalisasi enzim ini bergantung
pada banyak hal, di antaranya
adalah bentuk enzimnya, jenis
ikatannya, interaksi elektrostatik,
pemberian dan penerimaan
proton (pada reaksi asam/basa),
dan lainnya.
Reaksi dalam tubuh
metabolisme

Ciri-ciri reaksi kimia


Terbentuk endapan

Terajadi perubahn warna

Terbentuk gas

Perubahan suhu

Termodinamika
Reaksi kimia dapat ditentukan oleh hukum-hukum termodinamika.
Reaksi dapat terjadi dengan sendirinya apabila senyawa tersebut
melepaskan energi. Energi bebas yang dihasilkan reaksi ini terdiri dari
2 besaran termodinamika yaitu entalpi dan entropi.
G = H - T S
G: energi bebas, H: entalpi, T: suhu, S: entropi, : perbedaan
Reaksi eksotermik terjadi apabila H bernilai negatif dan energi
dilepaskan. Contoh : proses presipitasi dan kristalisasi, padatan
terbentuk dari gas atau cairan.
Reaksi endotermik, panas diambil dari lingkungan. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan entropi sistem.
Kenaikan entropi berbanding lurus dengan suhunya, maka reaksi
endotermik dilakukan pada suhu tinggi dan reaksi eksotermik
dilakukan pada suhu yang rendah. Perubahan suhu mengubah
arah reaksi

Reaksi juga dapat diketahui dengan energi


dalam yang menyebabkan perubahan pada
entropi, volume, dan potensial kimia
dU = TdS PdV + dn
U: energi dalam, S: entropi, p: tekanan, :
potensial kimia, n: jumlah molekul, d: tanda
perubahan kecil

Kinetika reaksi
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan
pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun
tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Laju
reaksi secara mendasar tergantung pada:
Konsentrasi reaktan, reaksi berjalan dengan
lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal
ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan
atom per satuan waktu,
Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk
saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam
sistem heterogen. Luas permukaan yang besar
akan meningkatkan laju reaksi.
Tekanan, dengan meningkatkan tekanan
menurunkan volume antar molekul sehingga
akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.

Energi aktivasi, sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat


reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih
tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi
untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
Suhu, yang meningkatkan laju reaksi apabila suhu dinaikkan, dikarenakan
suhu yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan
tumbukan antar molekul per satuan waktu.
Katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi
dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang
diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun
berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya
ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar
reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan
radikal.
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak
tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.

Sistem Reaksi
Reaksi ini dibedakan berdasarkan fasa zat yang
bereaksi
Padat
Padat -cair
Gas gas
Gas-cair
Cair cair

Reaksi fasa padat


Reaksi yang melibatkan fasa padat biasanya
merupakan reaksi pemanasan atau peruraian
seperti
KClO3 (s) KCl(s) + O2 (g)
CaCO3(s) CaO(s) + CO2 (g)
BaO2 (s) BaO(s) + O2 (g)

Reaksi dalam fasa padat dan cair


Reaksi ini umumnya terjadi antara zat padat dalam
larutan atau cairan.
Logam dalam bentuk serbuk direaksikan dengan
asam atau basa.
Fe (s) + 2HCl (aq) = Fe Cl2(aq) + H2 (g)
Zn (s) +2NaOH (aq)= Na2ZnO2 (aq) + H2(g)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) = CaCl2 (aq) + H2O (aq)+ CO2 (g)

Reaksi pada fasa gas


Beberapa reaksi yang pereaksinya fasa gas antara
lain ;
Sintesis amoniak ; proses haber;
N2 (g) + H2 (g) = NH3 (gas)
Pada reaksi ini dipengaruhi oleh ada/tidaknya
katalis, suhu, dan tekanan
Sintesis gas SO3 : 2SO2(g) + O2(g) = 2SO3(g)
Sintesis H2O : 2H2 (g) + O2 (g) = 2H2O (g)
Reaksi pembakaran gas
Metana + O2 = CO2 + H2O

Reaksi fasa gas -cair


Reaksi ini melibatkan fasa gas dan cair yaitu
reaksi antara gas dan cairan dapat
menghasilkan senyawa baru berupa kelarutan
gas dalam cairan
CO2 (g) + H2O (aq) = H2CO3 (aq)
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) = CaCO3 (s) + H2O (l)

Reaksi fasa cair


Reaksi ini umumnya melibatkan reaksi ion, artinya
reaksi antar ion-ion dalam suatu cairan atau
larutan membentuk padatan atau terjadi
perubahan warna
NaCl(aq) + AgNO3(aq) = AgCl(s) + NaNO3(aq)
H2SO4(aq) + BaCl2(aq) = BaSO4(s) + HCl (aq)
Pb(NO3)2 (aq) + K2CrO4 (aq) = PbCrO4(s) + 2KNO3
CuSO4 (aq) + 2NaOH(g) = Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

Berdasarkan transfer elektron


Redoks : reaksi yang melibatkan adanya tranfer
elektron dari daerah terjadi reaksi oksidasi
(pelepasan elektron) menuju ke daerah reaksi
reduksi (penerimaan elektron)
2 S2O32(aq) + I2(aq) S4O62(aq) + 2 I(aq)
I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat)
dioksidasi menjadi S4O62 Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan
proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa.
Disini, asam berperan sebagai donor proton dan
basa berperan sebagai akseptor proton.
HCl + NH3 NH4 + + OH -

Reaksi dalam Larutan


Komponen larutan terdiri dari dua jenis,
yaitu: pelarut dan zat
terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya.
Pelarut merupakan komponen yang utama
yang terdapat dalam jumlah yang
banyak, sedangkan komponen minornya m
erupakan zat terlarut

Larutan Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai menjadi
ion-ion konduktor elektrik,
Elektrolit : air, asam, basa, dan garam.
Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit
pada kondisi tertentu misalnya pada T tinggi / P rendah.
Elektrolit kuat adalah identik dengan asam, basa, dan
garam
Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan
kovalen polar.
Senyawa dengan ikatan ion merupakan elektrolit
misalnya, NaCl (garam dapur).

Elektrolit

Elektrolit kuat
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4,
H2SO4, HNO3 dan lain-lain,
Basa kuat, yaitu basagolongan alkali dan alka
li tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain,
Garam yang mempunyai kelarutan tinggi, ant
ara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

Asam Arhenius
Asam adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion H+. Contoh asam HCl, H2SO4,
H3PO4. Sifat- sifat larutan asam adalah sebagai
berikut.
Dalam air menghasilkan ion H+.
Menyebabkan warna kertas lakmus menjadi
merah.
Larutannya dalam air dapat menghantarkan arus
listrik.
Menyebabkan perkaratan logam (korosif).

Asam-basa Bronsted Lowry


Asam adalah suatu zat yang dapat menyumbang
proton (H+), donor proton.
Basa adalah zat yang dapat menerima proton,
akseptor proton.
Contoh H2O + HCl H3O+ + Cl-.
HCl termasuk asam karena memberi proton, H2O
termasuk basa karena menerima proton.
Zat yang telah menerima proton disebut asam
konjugasi, sedangkan yang telah memberi proton
disebut basa konjugasi.
Contoh reaksi di atas, H3O+ adalah asam konjugasi,
dan Cl- adalah basa konjugasi.

Asam basa Lewis


Asam adalah senyawa penerima (akseptor)
pasangan elektron, sedangkan basa adalah
senyawa pemberi (donor) pasangan elektron.
Reaksi asam- basa Lewis tergolong reaksi
pembentukan ikatan koordinasi.
Contoh reaksi BF3 (asam Lewis) dengan NH3
(basa Lewis)

Kekuatan asam-basa
Kekuatan asam basa ditentukan oleh
besarnya asam atau basa yang terionisasi
dalam larutan
Besarnya ionisasi ; alpa () , = 1, artinya
asam atau basa terionisasi sempurna dan
merupakan asam kuat
Asam/basa lemah ; < 1, atau harga
tetapannya kecil. Artinya asam/basa
mengalami ionisasi sebagian

Garam
Garam adalah suatu senyawa yang terbentuk
dari reaksi asam dengan basa
Rumus kimia tersusun dari kation (ion logam)
dan anion yang berasal dari sisa asam
Berdasarkan rumus kimia , garam dibedakan
menjadi garam normal, garam asam, garam
basa, dam rangkap dan garam kompleks
(senyawa kompleks)

Garam normal/netral
garam yang rumusnya hanya terdiri atas
kation dan sisa asam,
Contoh: natrium klorida (NaCl), natrium fosfat
(Na3PO4), besi(II) sulfat, kalium karbonat
(CaCO3), dan lain sebagainya. Dalam larutan ,
garam ini terion menjadi kation dan anion
NaCl
= Na + + Cl K2SO4 = 2K + + SO4 2-

Garam asam
Garam yang rumus kimianya masih mengandung
atom hidrogen (H) seperti kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2], natrium hidrofosfat (Na2HPO4),
kalium dihidrofosfat (KH2PO4),
kaliumhidrosulfit (KHSO3), dan sebagainya.
Garam ini akan terionisasi menjadi kation dan
H+ dan sisa asam
Ca(HCO3)2 = Ca 2+ + HCO3
HCO3 = H+ + CO3 2-

Garam basa
Garam yang rumus kimianya masih
mengandung gugus hidroksil (OH) seperti besi
(II) hidroksi klorida (FeOHCl), besi (III) hidroksi
sulfat (Fe(OH)SO4), dan sebagainya.
Garam ini dapat terion menjadi kation dan
anion serta ion hidroksil
FeOHCl =
FeOH+ + Cl FeOH + =
Fe 2+ + OH -

Garam rangkap
Garam yang rumus kimianya merupakan
gabungan dari dua garam nornal seperti
kaporit [CaOCl2 = Ca(OCl)2 dan CaCl2],
Amonium besi(II) sulfat [Fe(NH4)2(SO4)2 =
FeSO4 + (NH4)2SO4)], dan sebagainya.
Garam ini dalam larutan terion menjadi ionion positip (kation) dan ion negatif (anion).
CaOCl2 = Ca 2+ + ClO - + Cl

Garam Kompleks
Garam yang rumus kimianya lebih kompleks dan
dalam larutan terionisasi menghasilkan ion
kompleks.
Contoh, Perak amonium klorida [Ag(NH3)2Cl],
tembaga(II) tetraamonium sulfat (Cu(NH3)4SO4),
kalium ferro sianida [K4Fe(CN)6], kalium ferri
sianida [K3Fe(CN)6], kalium triIodida (KI3), dan
sebagainya

Ag(NH3)2Cl =
Ag(NH3)2 + + Cl
K4Fe(CN)6 = 4K+ + Fe(CN)6 4-

Lanjutan
Pada senyawa kompleks terjadi katan koordinasi
antara ion pusat (logam transisi) dengan ligand (
molekul netral atau anion). Ion Kompleks terdiri
dari Ion pusat dari Ligand
1. Ion pusat adalah ion dari unsur-unsur transisi
dan bermuatan positif.
2. Ligand: molekul atau ion yang mempunyai
pasangan elektron bebas. Misal : Cl-, CN-, NH3,
H2O dan sebagainya.
3. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligand
dalam suatu ion kompleks

Reaksi kimia
Berdasarkan sifat zat bahwa reaksi kimia
melibatkan adanya transfer elektron dibedakan
menjadi:
Reaksi yang melibatkan adanya transfer elektron
yang disebut reaksi redoks dan reaksi yang tidak
melibatkan adanya transfer elektron.
Reaksi yang tidak melibatkan adanya transfer
elektron dibagi menjadi
a. Reaksi penetralan (asam-basa)
b. Reaksi pembentukan gas
c. Reaksi pengendapan

Reaksi penetralan
1. Asam + basa garam + air
HCl + NaOH NaCl + H2O
H+ +Cl- + Na + + OH - Na+Cl- + H2O
H+ + OH - H2O
NaOH + H2SO4
KOH + HBr
2. Oksida asam + basa garam + air
CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O
3. Asam + Oksida basa garam + air
H2SO4 + Al2O3 Al2(SO4) 3 + H2O
6HCl + Fe2O3 2FeCl3 + 3H2O

Pembentukan Gas
Gas hidrogen (H2)
Asam non oksidator + logam reaktif
2HCl + Fe Fe Cl2 + H2
2H+ + Fe Fe 2+ + H2
Logam amfoter + basa kuat
2Al + 2KOH + 2H2O 2KAlO2 + 3H2
Al + 2OH - + H2O AlO2 - + 2H2
2Al + 2KOH + 6H2O 2KAl(OH)4 + 2H2

Pembuatan Gas Hidrogen Sulfida (H2S)


Gas hidrogen sulfide dapat dihasilkan dari reaksi
garam sulfide dengan larutan asam

FeS + HCl FeCl2 + H2S

FeS + 2H+ Fe 2+ + H2S


Pembuatan Gas Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida dapat dihasilkan dari reaksi
senyawa karbonat dengan asam kuat

Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2O + CO2


Na2CO3 + 2H+ 2 Na+ + H2O + CO2

CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2


CaCO3 + 2H+ Ca 2+ + H2O + CO2

Pembuatan Gas Ammonia (NH3)


Gas ammonia dapat dihasilkan dari reaksi garam
ammonium dengan basa (natrium hidroksida)
NH4Cl + NaOH NaCl + NH3 + H2O
NH4 + + Cl - + Na+ + OH - Na + + Cl - + NH3 + H2O
NH4 + + OH - NH3 + H2O
Reaksi Pengendapan
Pengendapan atau presipitat dapat dihasilkan dari
reaksi ion-ion yang dapat menghasilkan suatu garam
atau senyawa yang mengendap atau sukar larut

NaCl + AgNO3 AgCl + Na + + NO3


Na+ + Cl - + Ag + + NO3 - AgCl + Na+ + NO3
Ag + + Cl AgCl

Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan oksidasi dan
reduksi. Reaksi ini melibatkan adanya transfer elektron.
Oksidasi adalah proses reaksi yang melibatkan oksigen atau
proses pelepasan elektron,
Reduksi adalah reaksi yang melibatkan gas hidrogen atau
proses penangkapan electron

2Mg + O2
2MgO

Fe + 2HCl
Fe Cl2 + H2

FeO + H2

Fe + H2O
Fe dalam asam (HCl)

Fe

Fe 2+ + 2e
( oksidasi)

2H+ + 2e

H2
(reduksi)

Resksi : Fe + 2H+ Fe 2+ + H2

Contoh lain
Reduksi : proses penerimaan elektron atau
reaksi yang melibatkan pengurangan oksigen
Cu + H2O CuO + H2
Cu 2+ + 2e = Cu
Oksidasi ; proses pelepasan elektron atau
reaksi yang melibatkan adanya pengikatan
oksigen
Fe Fe 2+ + 2e
Fe + O2 = Fe2O3

Oksidator dan Reduktor


Oksidator : zat yang mengoksidasi zat lain dan
mengalami reduksi
Reduktor : zat yang mereduksi zat lain dan
mengalami oksidasi
1. Fe + 2HCl FeCl2 + H2
2. MnO2 + 4HCl MnCl2 + 2H2O + Cl2
Pada reaksi 1) Fe sebagai reduktor dan HCl
sebagai oksidator, sedangkan pada reaksi 2)
MnO2 sbg oksidator dan HCl sbg reduktor

Potensial elektroda Standar

Elektroda
Li +/Li
K+/K
Ca 2+ / Ca
Na+/Na
Mg 2+ /Mg
Al 3+ /Al
H2O/H2,OHZn 2+ /Zn
Cr3+ /Cr
Fe 2+ /Fe
Cd 2+ / Cd
Co2+ /Co
Ni 2+ /Ni
Sn 2+ /Sn
Pb 2+ /Pb
2H+ /H2

Reaksi katoda (reduksi)


Li + + e Li
K+ + e K
Ca 2+ + 2e Ca
Na+ + e Na
Mg 2+ + 2e Mg
Al 3+ + 3e Al
2H2O + 2e H2 + 2OHZn 2+ + 2e Zn
Cr3+ + 3e Cr
Fe 2+ + 2e Fe
Cd 2+ + 2e Cd
Co2+ + 2e Co
Ni 2+ + 2e Ni
Sn 2+ +2e Sn
Pb 2+ + 2e Pb
2H+ + 2e H2

E0 Sel (Volt)
- 3,04
- 2,925
-2,87
- 2,714
- 2,363
- 1,662
- 0,828
- 0,763
- 0,744
- 0,440
- 0,403
- 0,277
- 0,250
- 0, 136
- 0, 126
0,000

Lanjutan
Sn 4+ /Sn 2+
Sn 4+ + 2e Sn 2+
+ 0, 15
Cu 2+ / Cu
Cu 2+ + 2e Cu
+ 0, 337
O2/OH O2 + 2H2O + 4e 4 OH + 0, 401
Fe3+ /Fe
Fe3+ + 3e Fe
+ 0, 771
Hg2 2+ /Hg
Hg2 2+ + 2e 2Hg
+ 0, 788
Ag +/Ag
Ag + + e Ag
+ 0, 799
O2 /OH O2 + 2H2O + 4e 4OH + 0, 82
Pt 3+ / Pt
Pt 3+ + 3e Pt
+ 1,200
O2 / H2O
O2 + 4H+ +4e 2H2O
+ 1,229
Cr2O72- /Cr 3+
Cr2O72- + 14H+ +6e 2Cr 3+
+ 1,33
Cl2/Cl Cl2 + 2e 2Cl + 1,358
PbO2 /Pb
PbO2+4H++4e Pb2+ + 2H2O
+ 1, 46
Au 3+ /Au
Au 3+ + 3e Au
+ 1, 498
MnO4-/Mn 2+
MnO4- + 8H+ +5e Mn 2+
+ 1, 52
PbO2/PbSO4 PbO2 + 4H++SO42- + 2ePbSO4 + H2O
+ 1, 68
H2O2/H2O
H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O
+ 1, 78
F2 /F F2 + 2e 2F + 1, 87
*) Jones, Principles and Prevention of Corrosion dan Kimia untuk Universitas jilid 2

Berdasarkan tabel potensial reduksi standar


dapat ditunjukkan bahwa
Zat dengan E0 positip (+) bersifat oksidator
(mudah mengalami reduksi) dan yang bernilai
negatif(-) lebih cenderung bersifat reduktor
atau lebih mudah mengalami oksidasi
Fe 2+ + MnO4 - + H+ Mn 2+ + Fe 3+ + H2O
Mg + 2H+ = Mg 2+ + H2

Agar reaksi redoks dapat berlangsung


spontan, maka besarnya E sel adalah positip
(+)
E 0sel = E0 Oksidator E0 Reduktor
Contoh : Ni dalam larutan CuSO4
Reaksi : Ni + Cu 2+ = Cu + Ni 2+
E 0Sel = E0 Cu2+/Cu E0 Ni2+/Ni
= 0,337 - ( - 0,25) = 0,587 Volt.

Aplikasi reaksi Redoks di Industri


Proses elektrolisis : terjadi pada produksi gas hidrogen,
klor, logam Na, Hg, Al, dan rebagainya
Proses refining atau pemurnian logam dari bijihnya
seperti : logam Au, Ag, tembaga
Proses elektroplating logam yang bertujuan untuk
dekoratif dan proteksi korosi logam seperti vernikel,
verkrom, penyepuhan emas, perak, tembaga, kadmium
dan sebagainya
Proses anodisasi aluminium
Proses pengubahan logam dari bijihnya melalui proses
reduksi dan pemanasan
Proses reaksi pada baterai (sel kering dan sel
sekundair)

Proses fisika
Proses fisika yang menyertai suatu proses adalah
Pelarutan dan pencampuran
Pengendapan , dekantasi , flotasi, Flokulasi
Pemisahan: penyaringan/filtrasi, ekstraksi,
distilasi, kromatografi
Pemanasan : distilasi
Pendinginan/kristalisasi
Pengeringan

Pelarutan & Pencampuran


Pelarutan ; proses /cara melarutkan suatu
zat padat ke dalam zat cair menjadi
larutan
Pengadukan adalah operasi yang
menciptakan terjadinya gerakan dari
bahan yang diaduk seperti molekulmolekul, zat-zat yang bergerak atau
komponennya menyebar (terdispersi).
Pencampuran adalah operasi yang
menyebabkan tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang lain dimana
bahan-bahan tersebut terpisah dalam
dua fasa atau lebih.
Proses pencampuran bisa dilakukan
dalam sebuah tangki berpengaduk.

Pengendapan /Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi
terbentuknya padatan (endapan) di
dalam sebuah larutan sebagai hasil
dari reaksi kimia.
Presipitasi ini biasanya terbentuk
ketika konsentrasi ion yang larut telah
mencapai batas kelarutan dan
hasilnya adalah membentuk garam.
Reaksi ini dapat dipercepat dengan
menambahkan agen presipitasi atau
mengurangi pelarutnya.
Reaksi presipitasi yang cepat akan
menghasilkan residu mikrokristalin
dan proses yang lambat akan
menghasilkan kristal tunggal. Kristal
tunggal juga dapat diperoleh dari
rekristalisasi dari garam mikrokristalin.

Dekantasi
Dekantasi adalah proses pemisahan
zat padat yang tidak ikut terlarut di
dalam pelarutnya dengan cara
dituangkan, sehingga akibatnya cairan
tersebut akan terpisah dari zat padat
yang tercampur.
Dekantasi dilakukan dengan menuang
cairan ke wadah lain secara hati-hati
supaya padatan terpisah dari cairan.
Untuk memudahkan dapat digunakan
batang pengaduk saat menuang
cairan.
Prinsip dekantasi adalah perbedaan
wujud zat dalam campuran, yaitu
antara zat padat dan zat cair sehingga
dengan menggunakan teknik
dekantasi, cairan dapat terpisah dari
campurannya.

Flotasi
Flotalasi adalah suatu pemisahan
suatu zat dari zat lainnya pada suatu
cairan/larutan berdasarkan
perbedaan sifat permukaan dari zat
yang akan dipisahkan, dimana zat
yang bersifat hidrofilik tetap berada
fasa air sedangkan zat yang bersifat
hidrofobik akan terikat pada
gelembung udara dan akan terbawa
ke permukaan larutan dan
membentuk buih yang kemudian
dapat dipisahkan dari cairan tersebut.
Secara umum flotation melibatkan 3
fase yaitu cair (sebagai media), padat
(partikel yang terkandung dalam
cairan) dan gas (gelembung udara).

Koagulasi
Kooagulasi adalah proses penambahan zat kimia (koagulan) ke
dalam air baku dengan maksud mengurangi gaya tolakmenolak antar partikel koloid
Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion yang
mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid
Partikel koloid umumnya bermuatan negatif, sehingga ionion
yang ditambahkan harus kation atau bermuatan positif
Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara
berurutan untuk mentidakstabilkan partikel tersuspensi,
menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok
Pertama koagulasi dengan melibatkan netralisasi dari muatan
partikel dengan penambahan elektrolit (koagulan)
Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan
menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang
dinamakan mikroflok,
Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan
dan mendorong terjadinya tumbukan partikel sangat
diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi yang bagus

Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah metode
pemisahan campuran
penganti filtrasi atau
penyaringan karena partikel
yang mau dipisahkan
padatannya sangat halus dan
jumlah campurannya sedikit.
Contoh metode sentrifugasi
adalah memisahkan sel-sel
darah putih dari plasma darah

Filtrasi /Penyaringan
Prinsip penyaringan adalah proses
pemisahan berdasarkan perbedaan
ukuran partikel dalam campuran. Contoh
pemisahan air dari pasir.
Penyaringan dilakukan dengan menuang
campuran ke atas kertas saring dari
sebuah corong gelas.
Kertas saring akan menahan padatan
yang lebih besar daripada ukuran lubang
saring.
Padatan yang tertinggal pada kertas
saring ini disebut residu. Sementara zat
dengan ukuran partikel lebih kecil dari
ukuran lubang saring akan lolos melalui
kertas saring.
Zat yang dapat melewati kertas saring ini
disebut filtrat.

Destilasi
Destilasi merupakan teknik
pemisahan yang didasari atas
perbedaan perbedaan titik didik
atau titik cair dari masing-masing
zat penyusun dari campuran
homogen.
Dalam proses destilasi terdapat dua
tahap proses yaitu tahap penguapan
dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan
alat pemanas dan alat pendingin

Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu
zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda, biasanya air dan yang lainnya
pelarut organik.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:
Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan
komponen dari bahan yang wangi.
Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan
nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini
merupakan proses yang umum digunakan
dalam skala laboratorium maupun skala
industri.
Leaching, adalah proses pemisahan kimia
yang bertujuan untuk memisahkan suatu
senyawa kimia dari matriks padatan ke
dalam cairan.

Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah
proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air).
Penguapan dapat dilihat dari
lenyapnya cairan secara berangsurangsur ketika terpapar pada gas
dengan volume signifikan.
Evaporasi Adalah proses pertukaran
melalui molekul air di atmosfer atau
peristiwa berubahnya air atau es
menjadi uap di udara.

Sublimasi
Sublimasi yaitu perubahan wujud zat dari
padat ke gas atau dari gas ke padat.
Metode sublimasi digunakan untuk
memisahkan zat yang menyublim ketika
dipanaskan.
Gas yang dihasilkan ditampung lalu
didinginkan kembali.
syarat pemisahan campuran dengan
menggunakan sublimasi adalah partikel
yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang besar, sehingga
kita dapat menghasilkan uap dengan
tingkat kemurnian yang tinggi.
Contohnya pemisahan campuran iod dan
gas.

Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan
kristal
ristal dapat terbentuk bila uap dari
partikel yang sedang mengalami
sublimasi menjadi dingin.
Pada kristalisasi, bahan-bahan lain yang
tidak diinginkan tetapi terdapat dalam
campuran akan tetap berwujud cair.
Pembentukan kristal dapat juga terjadi
bila suatu larutan telah melampaui titik
jenuhnya.
Titik jenuh larutan adalah suatu titik
dimana penambahan partikel terlarut
sudah tidak dapat menyebabkan partikel
tersebut melarut sehingga terbentuk
larutan jenuh.
Contoh kristalisasi yaitu pada pembuatan
garam dapur dari air laut.

Konsentrasi larutan
Persen (%) : b/V, b/b, v/v: Jumlah zat dalam 100
bagian. Larutan NaCl 5% : 5 g dalam 100 mL
larutan
Ppm : part permillion ; (mg zat terlarut/L)
Bpj : bagian per juta : (mg/L) atau (mg/Kg)
M : mol/L
N = molekv/L
m: mol/Kg pelarut
g/L : jumlah gram zat terlarut dalam 1 L larutan

Perhitungan kimia
Jika 1,4 gram Fe direaksikan dengan 25 mL HCl
1M akan membebaskan gas hidrogen.
Tentukan zat sebagai reaksi pembatas dan
jumlah gas yang dihasilkan pada STP
Batu gamping (CaCO3) sebanyak 5 gram
ditambahkan ke dalam 50 mL HCl 0,5 M.
Tentukan gas CO2 yang terjadi dan apakah
semua CaCO3 larut.

Tugas
1. Tuliskan reaksi untuk
Mg + NiSO4 Mg 2+ + Ni + SO4 2 Fe 2+ + Cr2O7 2-
Zn + Cu 2+
Na + Cl2
Al + OH -
Zn + HCl
2. Hitung besarnya E sel standar pada soal no1.

Tugas
Kerjakan soal berikut di kertas HVS A4
1. Hitung jumlah zat yang harus dilarutkan untuk membuat larutan
berikut.
a. Larutan NaOH 0,5M sebanyak 250 mL
b. Larutan gula 10%
c. Larutan alkohol 12%
d. air sebanyak 500 mL dengan kandungan Fe 15ppm
2. Hitung jumlah zat yang dihasilkan pada reaksi berikut
a. 2 gram Mg dalam 50 mL HCl 0,2M
b. 1 gram NaCl dalam 25 ml AgNO3 0,1M
3. 1 gram Fe dilarutan dalam asam sulfat 20% berlebih. Tuliskan
reaksi yang terjadi dan berapa mL gas hidrogen yang terbentuk
pada suhu 25 0C , 1 atm
4. 5 gram Fe dilarutkan dalam 50 mL larutan H2SO4 10%. Tentukan
jumlah FeSO4 yang terbentuk jika kemurnian Fe adalah 98%
5. Jika 0,6 gram CaCO3 direaksikan dengan 30 mL larutan asam
sulfat 2,0M menghasilkan kalsium sulfat. Tentukan jumlah
kalsium sulfat yang terbentuk dan jelaskan reaksi pembatasnya
dan apakah kalsium sulfat yang terbentuk murni.

Anda mungkin juga menyukai