Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan Agama Hindu dibali kini sudah mengalami suatu peningkatan
dari segi pemahaman dan kreatifitas orang hindu sudah mulai muncul, ini diakibatkan
karma pada masa ini dengan banyaknya berbagai bencana dan hal hal yang diluar
pemikiran manusia yang menjadi landasan kesadaran manusia untuk memahami lebih
dalam tentang ajaran Agama. Dengan banyak bimbingan maupun darmawacana dari
bebrbagai orang suci umat hindu di Bali khususnya mendapatkan banyak kesadaran
bahwa kita tidak hanya sekedar memeluk tetapi memahami apa makna,maupun dapat
melakukan sutu perbuatan yang tercermin ke Dharmaan di dalam beragama Hindu.
Arsitektur tradisional Bali merupakan cerminan nilai kehidupan masyarakat
Bali dimana sebagian besar nilai kehidupan tersebut mendapat banyak pengaruh dari
Agama Hindu yang merupakan agama mayoritas di Bali. Agama Hindu adalah unsur
utama pembentuk kebudayaan Bali yang menyatu dalam

kehidupan sehari-hari

masyarakat Bali, termasuk pada wujud kebudayaannya. Nilai-nilai dasar ajaran


Agama Hindu menjadi filosofi dasar kehidupan masyarakat Bali dan diwujudkan
dalam kebudayannya, salah satunya adalah arsitektur tradisional Bali
Bangunan

tradisional

Bali

dibangun

menurut

Asta

Kosala

Kosali

yang merupakan Fengshui-nya Bali, adalah sebuah tata cara, tata letak, dan tata
bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada di Bali
yang sesuai dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual dengan memperhatikan
konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa) membangun rumah, serta
pelaksanaan yadnya.
Untuk melakukan pengukurannya pun lebih menggunakan ukuran dari Tubuh
yang mpunya rumah. mereka tidak menggunakan meter tetapi menggunakan seperti

Musti

1 | Page

Ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang
menghadap ke atas.

Hasta
Ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah
tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka

Depa
Ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke
kanan.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana cara memilih tanah pekarangan ?
1.2.2. Kapan dewasa untuk membangun rumah ?
1.2. 3. Upacara apa saja yang dilakukan sebelum membangun rumah ?
1.2.4. Bagaimana tata letak rumah menurut Asta Kosala Kosali ?
1.2.5. Bagaimana tatanan letak rumah menurut Asta Kosala Kosali ?
1.2.6. Apa fungsi dari masing-masing bagunan rumah ?

1.3

TUJUAN
Adapun tujuan kita dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1. Untuk mengetahui cara memilih tanah pekarangan
1.3.2. Untuk mengetahui dewasa untuk membangun rumah
1.3.3. Untuk mengetahui Upacara yang dilakukan sebelum membangun
rumah
1.3.4. Untuk mengetahui tata letak rumah menurut Asta Kosala Kosali
1.3.5.Untuk mengetahui tatanan letak rumah menurut Asta Kosala Kosali
1.3.6. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing bagunan rumah

2 | Page

1.4

MANFAAT
Adapun manfaat yang kita dapatkan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.4.1. Dapat mengetahui cara memilih tanah pekarangan
1.4.2. Dapat mengetahui dewasa untuk membangun rumah
1.4.3. Dapat mengetahuiUpacara yang dilakukan sebelum membangun rumah
1.4.4. Dapat mengetahui tata letak rumah menurut Asta Kosala Kosali
1.4.5. Dapat mengetahui tatanan letak rumah menurut Asta Kosala Kosali
1.4.6. Dapat mengetahui dari masing-masing bagunan rumah

1.5

METODE
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode pengumpulan data. Dimana kami menggumpulkan data dari beberapa
sumber di internet.

3 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Cara memilih tanah pekarangan
1. Tanah yang dipilih untuk lokasi membangun perumahan diusahakan tanah
yang miring ke timur atau miring ke utara, pelemahan datar (asah), pelemahan inang,
pelemahan marubu lalah(berbau pedas). Membuat rumah yang dapt mendatangkan
keberuntungan bagi penghuninya,bagi rohaniwan dari Banjar Semaga,Desa
Penatih,Denpasar ini harus diawali dengan pemilihan lokasi (tanah) yang pas.Lokasi
yang bagus dijadikan bagunan adalah tanah yang posisinya lebih rendah (miring) ke
timur (sebelum direklamasi). Namun di luar lahan bukan milik kita,posisinya lebih
tinggi.Demikian juga tanah bagian utaranya juga harus lebih tinggi.Bila tanah di
pinggir jalan,usahakan posisinya tanah dipeluk jalan.Sangat baik bila ada air di arah
selatan tetapi bukan dari sungai yang mengalir deras.Air harus berjalan pelan,tetapi
posisi sungai juga harus memeluk tanah ,bukan sebaliknya menebas lokasi
tanah.Diyakini,aliran air yang lambat membuat Dewa air sebagai pembawa kesuburan
dan rejeki banyak terserap dalam deras.
Selain letak tanah,tekstur tanah juga harus dipastikan memiliki kualitas
baik.Tanah berwarna kemerahan dan tidak berbau termasuk jenis tanah yang bagus
untuk tempat tinggal.Untuk menguji tekstur tanah,cobalah genggam tanah
tersebut.Jika setelah lepas dari genggaman tanah itu terurai lagi,berarti kualitas tanah
tersebut cocok dipilih untuk lokasi perumahan.Cara lain untuk menguji tekstur tanah
yang baik adalah dengan cara melubangi tanah tersebut sedalam 40 Cm
persegi.Kemudian lubang itu diurug (ditimbun) lagi dengan tanah galian tadi.
Jika lubang penuh atau kalau bisa ada sisa oleh tanah urugan itu, berati tanah itu
bagus untuk rumah.Sebaliknya jika tanah untuk menutup lubang tidak bisa memenuhi
(jumlahnya kurang) berati tanah tersebut tidak bagus dan tidak cocok untuk rumah
karena tergolong tanah anggker.Akan lebih baik memilih tanah yang terletak di utara
jalan karena lebih mudah untuk melakukan penataan bangunan menurut konsep Asta
4 | Page

kosala-kosali.Misalnya membuat pintu masuk rumah,letak bangunan,dan tempat suci


keluarga (merajan/sanggah).Lokasi seperti ini memungkinkan untuk menangkap sinar
baik untuk kesehatan.Tata letak pintu masuk yang sesuai,akan memudahkan
menangkap Dewa Air mendatangkan rejeki.
2. Tanah yang patut dihindari sebagai tanah lokasi membangun perumahan adalah:
a.

karang karubuhan (tumbak rurung/ jalan),

b.

karang sandang lawe (pintu keluar berpapasan dengan persimpangan jalan),

c.

karang sulanyapi (karang yang dilingkari oleh lorong (jalan)

d.

karang buta kabanda (karang yang diapit lorong/ jalan),

e.

karang teledu nginyah (karang tumbak tubkad),

f.

karang gerah (karang di hulu Kahyangan),

g.

karang tenget,

h.

karang buta salah wetu,

i.

karang boros wong (dua pintu masuk berdampingan sama tinggi),

j.

karang suduk angga, karang manyeleking dan yang paling buruk adalah tanah
yang berwarna hitam- legam, berbau bengualid (bbusuk)

3. Tanah- tanah yang tidak baik (ala) tersebut di atas, dapat difungsikan sebagai lokasi
membangun perumahan jikalau disertai dengan upacara/ upakara agama yang
ditentukan, serta dibuatkan palinggih yang dilengkapi dengan upacara/ upakara
pamarisuda.
4. Perumahan Dengan Pekarangan Sempit, bertingkat dan Rumah Susun.

2.2 Dewasa untuk membangun rumah


a. Dewasa Ngeruwak :
Wewaran

Beteng,

Soma,

Buda,

Wraspati,

Sukra,

Tulus,

Dadi.

Sasih: Kasa, Ketiga, Kapat, Kedasa.


b. Nasarin :
5 | Page

Wewaran: Beteng, soma, Budha, Wraspati, Sukra, was, tulus, dadi,


Sasih: Kasa, Katiga, Kapat, Kalima. Kanem.
c.

Nguwangun
Wewaran: Beteng, Soma, Budha, Wraspati, Sukra, tulus, dadi.

d. Mengatapi
Wewaran : Beteng, was, soma, Budha, Wraspatbi, Sukra, tulus, dadi.
Dewasa ala : geni Rawana, Lebur awu, geni murub, dan lain- lainnya.
e.

Memakuh/ Melaspas
Wewaran

Beteng,

soma,

Budha.

Wraspati,

Sukra,

tulus,

dadi.

Sasih : Kasa, Katiga, Kapat, Kadasa.

2.3 Upacara sebelum membangun rumah


a) Upacara Nyapuh sawah dan tegal.
Apabila ada tanah sawah atau tegal dipakai untuk tempat tinggal.
Jenis upakara : paling kecil adalah tipat dampulan, sanggah cucuk, daksina l, ketupat
kelanan, nasi ireng, mabe bawang jae. Setelah Angrubah sawah dilaksanakan
asakap- sakap dengan upakara Sanggar Tutuan, suci asoroh genep, guling itik, sesayut
pengambeyan, pengulapan, peras panyeneng, sodan penebasan, gelar sanga sega
agung l, taluh 3, kelapa 3, benang + pipis.
b) Upacara

pangruwak

bhuwana

dan

nyukat karang,

nanem

dasar

wewangunan.
Upakaranya ngeruwak bhuwana adalah sata/ ayam berumbun, penek sega manca
warna.Upakara Nanem dasar: pabeakaonan, isuh- isuh, tepung tawar, lis, prayascita,
tepung bang, tumpeng bang, tumpeng gede, ayam panggang tetebus, canang getigeti.
c) Upakara Pemelaspas.
6 | Page

Upakaranya : jerimpen l dulang, tumpeng putih kuning, ikan ayam putih siungan,
ikan ayam putih tulus, pengambeyan l, sesayut, prayascita, sesayut durmengala, ikan
ati, ikan bawang jae, sesayut Sidhakarya, telur itik, ayam sudhamala, peras lis, uang
225 kepeng, jerimpen, daksina l, ketupat l kelan, canang 2 tanding dengan uang II
kepeng. Oleh karena situasi dan kondisi di suatu tempat berbeda, maka upacara

2.4 Tata Letak Bangunan


Setelah direklamasi (ditata) diusahkan bangunan yang terletak di timur,lantainya
lebih tinggi sebab munurut masyarakat bali selatan umumnya,bagian timur dianggap
sebagai hulu(kepala)yang disucikan.Sedangkan menurut fungsui,posisi bangunan
seperti itu memberi efek positif.Sinar matahari tidak terlalu kencang,dan air tidak
sampai ke bagian hulu.Bagunan yang cocok untuk ditempatkan diareal itu adalah
tempat suci keluarga yg disebut merajan atau sanggah.Dapur diletakan di arah barat
(barat daya) dihitung dari tempat yang di anggap sebagai hulu (tempat suci) atau di
sebelah kiri pintu masuk areal rumah, karena menurut konsep lontar Asta
Bumi,tempat ini sebagai letak Dewa Api.
Sumur dan lumbung tempat penyimpanan padi sedapat mungkin diletakan di
sebelah timur atau utara dapur.Atau di sebelah kanan pintu gerbang masuk rumah
karena melihat posisi Dewa Air.Bangunan balai Bandung (tempat tidur) diletakan
diarah utara,sedangkan balai adat atau balai gede ditempatkan disebelah timur dapur
dan diselatan balai Bandung.Bangunan penunjang lainnya diletakkan di sebelah
selatan balai adat.
Pintu Masuk
Selain menemukan posisinya yang tepat untuk menangkap dewa air sebagai
sumber rejeki ukuran pintu masuk juga harus diatur. Jika membuat pintu masuk lebih
dari satu,lebar pintu masuk utama dan lainya tidak boleh sama.Termasuk tinggi
lantainya juga tidak boleh sama. Lantai pintu masuk utama (dibali berbentuk
gapura/angkul angkul) harus dibuat lebih tinggi dari pintu masuk mobil menuju
7 | Page

garase.jika dibuat sama akan memberi efek kurang menguntungkan bagi penghuninya
bisa boros atau sakit-sakitan.Akan sangat bagus bila di sebelah kiri (sebelah timur
jika rumah mengadap selatan) diatur jambangan air (pot air) yang disi ikan.
Ini sebagai pengundang Dewa Bumi untuk memberi kesuburan seisi rumah.Tak
menempatkan benda benda runcing dan tajam yang mengarah ke pintu masuk
rumah seperti penempatan meriam kuno,tiang bendera,listrik dan tiang telepon atau
tataman yang berbatang tinggi seperti pohon palm,karena membuat penghuninya
sakit sakitan akibat tertusuk.Got dan tempat pembungan kotoran sedapat mungkin di
buat di posisi hilir dan lebih rendah dari pintu masuk.Kalau menempatkan kolam di
pekarangan rumah hendaknya dibuat di atas permukaan tanah(bukan lobang).Kolam
di buat di sebelah kanan pintu masuk dengan posisi memelu rumah,bukan
berlawanan.Karena keberadaan kolam yang tidak sesuai akan mempengaruhi
kesehatan penghuni rumah. (umahbali)

2.5 Tatanan letak rumah menurut Asta Kosala Kosali

Asta Kosala Kosali adalah teknik penataan rumah atau bangunan suci di Bali.
Penataan ini biasanya didasarkan oleh anatomi tubuh manusia. Biasanya yang
melakukang pengukuran ini adalah para pemuka agama atau biasa disebut pemangku.
Pengukuran didasarkan pada ukuran tubuh, tidak menggunakan meter.

Musti(ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari
yang menghadap ke atas).

Hasta(ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah


tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka).

Depa (ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari
kiri ke kanan).

8 | Page

Konsep penataan Rumah di Bali juga didasarkan oleh Buana Agung


(Makrokosmos) dan Buana Alit (Mikrokosmos). Berikut penggambarannya :
1. Bhur alam semesta, tempat bersemayamnya para dewa.
2. Bwah, alam manusia dan kehidupan keseharian yang penuh dengan
godaan duniawi, yang berhubungan dengan materialisme
3. Swah, alam nista yang menjadi simbolis keberadaan setan dan nafsu
yang selalu menggoda manusia untuk berbuat menyimpang dari
dharma.
Asta Kosala Kosali juga berpatokan pada Nawa Sanga (9 mata angin). Setiap
bangunan itu memiliki tempat sendiri. Seperti :

Dapur, di selatan karena berhubungan dengan Api

Tempat Sembah di tempatkan di Timur tempat matahari Terbit karena


berhubungan dengan menyembah.

Sumur menjadi sumber Air maka ditempatkan di Utara dimana Gunung


berada.

2.6 Fungsi bagian-bagian rumah

Angkul-angkul yaitu berfungsi sebagi gapura sebagai pintu masuk.

Aling-aling, ini berupa pembatas berupa tembok pada saat baru masuk dari
angku-angkul agar pandangan dari luar tidak bisa langsung melihat ke dalam.

Latar atau halaman tengah sebagai ruang luar.

Pamerajan, ini adalah tempat yang paling disucikan di dalam rumah, posisinya
berada di Timur Laut. Ditempat ini seluruh penghuni rumah melakukan
persembahyangan setiap harinya.

Umah Meten, bangunan ini juga biasa disebut gedong, di bangunan ini
biasanya di tempati oleh orang yang paling tertua di rumah.

Bale tiang sanga biasanya digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu.
9 | Page

Bale Sakepat, bale ini biasanya digunakan untuk tempat tidur anakanak atau
anggota keluarga lain yang masih junior.

Bale Dangin, di tempat ini biasanya sering dilakukan upacara-upacara


keagamaan, seperti tempat untuk menaruh banten(perlengkapan untuk upacara
Hindu di Bali) dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upacara
keagamaan.

Paon(Dapur) , merupakan tempat untuk memasak.

Lumbung sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, berupa padi dan hasil
kebun lainnya.

Arsitektur di Bali merupakan suatu keunikan tersendiri. Banyak para peneliti yang
mempelajari bagaimana maksud dan tujuan mengapa asta kosali ini di yakini oleh
para leluhur di Bali.

10 | P a g e

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses membangun
sebuah rumah atau bangunan dengan bergaya arsitektur Bali memiliki beberapa
aturan. Atuan tersebut dibahas dalam ajaran Agama Hindu dalam konsep Asta Kosala
Kosali.
Asta Kosala Kosali sendiri merupakan Fengshui-nya Bali, yaitu sebuah tata
cara, tata letak, dan tata bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan
tempat suci yang ada di Bali yang sesuai dengan landasan Filosofis, Etis, dan Ritual
dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik (dewasa)
membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.
Arsitektur di Bali sendiri memiliki suatu keunikan. Banyak para peneliti yang
berkeinginan untuk mempelajari bagaimana maksud dan tujuan dari asta kosali ini di
yakini oleh para leluhur di Bali.

3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu kita hendaknya membangun rumah
menurut Asta Kosala Kosali agar kita dapat memperoleh kesejahteraan dan
kedamaian atas lindungan Hyang Widhi, Mendapat vibrasi kesucian, menguatkan
Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai