Anda di halaman 1dari 2

Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini begitu kompleks dan

membutuhkan perhatian yang serius. Berbagai perspektif dikemukakan oleh


para ahii dan praktisi. Pakar hukum dengan iogika hukumnya menawarkan
konsep supremasi dan penegakan hukum, sementara itu pakar ekonomi dengan
logika ekonominya pun mencoba menjawab bahwa permasalahan yang dihadapi
bangsa ini hanya bisa diatasi jika dilakukan pembenahan sektor ekonomi
melalui pembangunan sektor riil yang berpihak pada masyarakat ekonomi
lemah. Pandangan-pandangan ini sesungguhnya tidakIah salah. Hanya saja kita
perlu berkaca diri mencari titik lemah dari bangsa tercinta ini dan belajar dari
kemajuan negara-negara lain.

Salah satu masalah yang krusial yang dihadapi bangsa ini adalah realitas kemiskinan dan
kebodohan. Kedua realitas ini (kemiskinan dan kebodohan) nampaknya tidak bisa
dipisahkan karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Sejarah telah banyak
memberi kita bukti bagaimana sebuah kebodohan berujung pada kemiskinan. Oalam
Islam sendiri banyak sekali ayat Al-Quran, Hadis, dan syair-syair Arab yang berbicara
mengenai keutamaan orang yang berilmu dan korelasi antara kebodohan dan kemiskinan

Karena itulah penanaman nilai-nilai pendidikan dan pentingnya ilmu


pengetahuan perlu dimulai sejak dini. pengenalan tentang hak dan kewajiban
seorang anak terhadap ibu dan bapaknya mernpakan salah satu mntoh
bagaimana kita mendidik dan membimbing anak kita menghargai tugas dan
kewajibannya. Islam mengatur bahwa pendidikan sesungguhnya tidak dimulai
ketika anak menginjak usia sekolah. Anak sudah harns dididik dan dibina sejak
mereka masih dalam kandungan sang Ibu.

Sekolah hanyalah mernpakan salah satu rangkaian dari keselurnhan aktivitas


pendidikan. Intinya pendidikan dalam Islam tidak mengenal batasan waktu dan
rnang. Pendidikan harns terns berjalan walau di luar jam sekolah. Ini semua
bergantung kepada bagaimana kita mengemas dan memaknai arti pendidikan
itu sendiri.

Memerangi kemiskinan dan kebodohan sungguhlah tidak mudah dilakukan, karena hal
ini juga terkait dengan berbagai sektor dan membutuhkan keterlibatan dan kepedulian
selurnh komponen bangsa. Karena itulah Islam menawarkan tiga solusi utama:
1. Ilmu

Pengertian ilmu di sini sangatlah luas, ia tidak hanya mencakup pelajaran yang
diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, tetapi ia juga meJiputi pengetahuan
ten tang bagaimana menjalani kehidupan dan bergaul sesama manusia. Ilmu
juga memiliki arti kreativitas dan inovasi. Ringkasnya orang yang berilmu tidak
hanya bisa diukur dari gelar, jabatan, dan pangkat yang ia miliki. tetapi
bagaimana ia menjalani kehidupan, bergaul dengan sesama, dan berkreasi
dalam hidupnya

2. amal

Memiliki ilmu tidaklah cukup jika itu hanya berimplikasi secara personal. Ilmu
hanya akan bertambah dan berguna, jika ia diamalkan dan memiliki implikasi
ganda bagi diri sendiri dan bagi masyarakat luas. Mengamalkan ilmu pun tidak
bisa disempitkan pada hanya sebatas mengajarkan ilmu atau pengetahuan yang
kita miliki, tetapi juga memberi dan berbagi kepada yang membutuhkan.

3. akhlak

Kedua faktor di atas tidak akan memiliki arti apa-apa, jika tidak dibarengi dengan akhlak
(budi pekerti) yang baik. Karena sesungguhnya dengan teladan inilah rasulullah Saw
mampu menyiarkan dan membangun kejayaan Islam. Dalam buku Tarbiyah Wa Ta'lim
disebutkan bahwa sesungguhnya puncak dari usaha memberantas kebodohan adalah
pembenahan akhlak dan moralilas masyarakat, karena itulah hikmah dari diturunkannya
Nabi kita Muhammad Saw. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan budi
pekerti"

Anda mungkin juga menyukai