Salah satu masalah yang krusial yang dihadapi bangsa ini adalah realitas kemiskinan dan
kebodohan. Kedua realitas ini (kemiskinan dan kebodohan) nampaknya tidak bisa
dipisahkan karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Sejarah telah banyak
memberi kita bukti bagaimana sebuah kebodohan berujung pada kemiskinan. Oalam
Islam sendiri banyak sekali ayat Al-Quran, Hadis, dan syair-syair Arab yang berbicara
mengenai keutamaan orang yang berilmu dan korelasi antara kebodohan dan kemiskinan
Memerangi kemiskinan dan kebodohan sungguhlah tidak mudah dilakukan, karena hal
ini juga terkait dengan berbagai sektor dan membutuhkan keterlibatan dan kepedulian
selurnh komponen bangsa. Karena itulah Islam menawarkan tiga solusi utama:
1. Ilmu
Pengertian ilmu di sini sangatlah luas, ia tidak hanya mencakup pelajaran yang
diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, tetapi ia juga meJiputi pengetahuan
ten tang bagaimana menjalani kehidupan dan bergaul sesama manusia. Ilmu
juga memiliki arti kreativitas dan inovasi. Ringkasnya orang yang berilmu tidak
hanya bisa diukur dari gelar, jabatan, dan pangkat yang ia miliki. tetapi
bagaimana ia menjalani kehidupan, bergaul dengan sesama, dan berkreasi
dalam hidupnya
2. amal
Memiliki ilmu tidaklah cukup jika itu hanya berimplikasi secara personal. Ilmu
hanya akan bertambah dan berguna, jika ia diamalkan dan memiliki implikasi
ganda bagi diri sendiri dan bagi masyarakat luas. Mengamalkan ilmu pun tidak
bisa disempitkan pada hanya sebatas mengajarkan ilmu atau pengetahuan yang
kita miliki, tetapi juga memberi dan berbagi kepada yang membutuhkan.
3. akhlak
Kedua faktor di atas tidak akan memiliki arti apa-apa, jika tidak dibarengi dengan akhlak
(budi pekerti) yang baik. Karena sesungguhnya dengan teladan inilah rasulullah Saw
mampu menyiarkan dan membangun kejayaan Islam. Dalam buku Tarbiyah Wa Ta'lim
disebutkan bahwa sesungguhnya puncak dari usaha memberantas kebodohan adalah
pembenahan akhlak dan moralilas masyarakat, karena itulah hikmah dari diturunkannya
Nabi kita Muhammad Saw. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan budi
pekerti"