Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambaran klinis yang khas dari ascites adalah distensi abdomen.Namun kadangkadang
distensi abdomen dapat disebabkan oleh keadaan lain seperti distensi oleh udara, retensi
fecal, masa tumor, perdarahan peritoneal, distensi bladder yang ekstrim, kehamilan dan
obesitas.Banyaknya akumulasi cairan peritoneal sebelum ascites dapat di deteksi dengan 5
tanda fisik klasik yaitu: bulging flanks, flank dullness, shifting dullness, fluid wave dan
puddle sign. Pasien dengan ascites harus dilakukan pemeriksaan radiology untuk konfirmasi
atau membuktikan adanya ascites,sirosis atau keganasan.(4) USG, CT Scan dan MRI sangat
berguna dalam mendiagnosa ascites. Alat-alat ini cukup sensitif untuk mendeteksi ascites
minimal juga penyebabnya berdasarkan karakteristik organ dan pembuluh darah intra
abdominal serta gambaran cairan intra abdomen. Ultrasonografy merupakan pilihan dengan
biaya dan efektifitas paling baik dan memiliki reliabilitas setingkat CT Scan..Di samping
itu,USG juga tanpa radiasi atau akses intravena sehingga tidak ada resiko alergy terhadap
kontras atau nefropathy
Asites pada kanker ovarium
Tanda diagnostik adanya kemungkinan keganasan pada tumor ovarium. Asites pada kanker
ovarium merupakan prognosis yang buruk, ditandai dengan perut yang makin membesar
karen a rongga berisi cairan, yang lama kelamaan akan menyebabkan penekanan pada rongga
traktus gastrointestinal sehingga akan timbul keluhan anoreksia. Bahkan jika cairan makin
bertambah akan menekan daerah diafragma sehingga akan timbul gangguan pernapasan.
Pada karsinoma Ovari, cairan asites diproduksi oleh ovarium yang akan mensekresikan
cairan yang dapat bersifat serous atau musin.
Menentukan adanya cairan asites intra abdominal, antara lain dengan pemeriksaan fisik.
Adanya suara redup pada perkusi yang berpindah pada saat dilakukan perubahan posisi serta
adanya undulasi yang merupakan tanda klasik. Dari 5 pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi, CT -scan dapat dilakukan jika cairan asites minimal.
Dari cairan asites sebaiknya dilakukan pemeriksaan sitologik, pemeriksaan sel darah putih
serta diferensiasinya, pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan kadar protein, LDH, amilase
serta kalau memungkinkan dilakukan pemeriksaan petanda tumor. Pada cairan asites yang
maligna ditemuk an kadar protein yang lebih dari 40 % dari kadar protein serum, kadar
LDH yang tinggi dimana rasio LDH asites/LDH serum lebih dari 1,0. Jika kadar protein
yang tinggi dinyatakan sebagai adanya eksudat, sedangkan jika kadar protein rendah
dinyatakan sebagai transudat.
Asites pada gagal jantung
Gagal jantung kanan mengakibatkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah yang
mengalirkan darah ke ventrikel kanan, Hal tersebut mengakibatkan terjadinya asites, efusi
pleura, dan edema perifer .8
Asites pada TB Peritonial
Asites adalah salah satu gejala pada TB peritoneal, selain demam, keringat malam, penurunan
berat badan dan nyeri abdomen. Banyak modalitas pemeriksaan penunjang dapat dipakai
namun kebijaksanaan dalam mencermati hasil anamnesa, pemeriksaan isik dan laboratorium
akan mampu menegakkan diagnosis TB abdominal.
Pada umumnya, pasien dengan asites akan mengeluhkan rasa kembung yang semakin
memberat, dan sesak napas yang diakibatkan penekanan diafragma secara mekanis oleh
cairan asites.
Manifestasi klinis dari TB peritoneal biasanya telah muncul sejak lebih dari 4 bulan sebelum
akhirnya diagnosis dapat ditegakkan pada sekitar 70% pasien.
menghitung pembulh darah. Karena metode baru ini menentukan rasio antara pembuluh
darah dan sel-sel tumor, menghilangkan pengaruh beberapa variabel yang mungkin
membingungkan seperti rasio sel tumor, ukuran sel tumor, dan kemungkinan perbedaan
diameter bidang antara mikroskop
Pada tabel 2, hasil yang signifikan secara statistik dalam huruf tebal (r = r = 0.7113), yaitu
pada indeks angiogenesis pada IL 8 dengan tanpa pengobatan. Hal ini menunjukkan adanya
keeratan hubungan linear antara indeks angiogenesis pada IL 8 dengan tanpa pengobatan.
dari keluarga reseptor tirosin kinase. Kedua reseptor tersebut yaitu VEGFR-1 dan VEGFR-2
yang berperan dalam proses angiogenesis. Dari kedua reseptor tersebut, diketahui bahwa
VEGFR-2 memiliki peranan yang lebih dominan dalam proses angiogenesis. Aktivasi
VEGFR-2 diperlukan dalam proses diferensiasi dari sel endotel dan pergerakan sel endotel
precursor. Juga telah diketahui adanya VEGFR-3 yang banyak diekspresikan oleh pembuluh
limfe dan berikatan dengan VEGF C dan VEGF-D.
Gambar. Faktor pertumbuhan dan VEGF serta reseptornya (diambil dari: FASEB J/ 13. 9-22
(1999))
VEGF dan reseptornya memainkan peranan yang sangat penting sebagai regulator utama
dalam proses angiogenesis dan vaskulogenesis. VEGF mengatur proses angiogenesis dan
vaskulogenesis selama tahap awal perkembangan embrio termasuk sistim kardiovaskular dan
retina serta kelainan-kelainannya yang disebabkan oleh deregulasi VEGF.
Beberapa penyakit seperti tumor ditandai oleh adanya kelainan angiogenesis dan ekspresi
berlebihan VEGF. Pada tumor angiogenesis, sinyal VEGF yang dihambat akan mengganggu
proses angiogenesis dan berdampak pada pertumbuhan tumor, progresifitas tumor, dan
metastasis. Hal ini menunjukkan bahwa VEGF merupakan faktor utama dari proses
angiogenesis dan pertumbuhan tumor. Penghambatan fungsi VEGF ini dapat dilakukan oleh
berbagai cara, diantaranya adalah dengan antibodi monoklonal VEGF, VEGFR inhibitor,
antisense mRNA VEGF, konjugasi VEGF dengan toksin, dan mutan VEGF antagonis. Oleh
sebab itu, penghambatan dari fungsi VEGF ini akan berperan besar dalam keberhasilan dari
pengobatan penyakit ini.
(Neufeld, Cohen, Gengrinovitch, & Poltorak, 1999)