Viskositas
Nama
Semester
:
Mata Kuliah
:
Dosen
:
Asisten Dosen :
1. Desi AriAni
: A1E011044
: A1E011018
: A1E011072
IV B
Alat Ukur
Sutarno, S.Si., M.Pd
1. Jesika Dwi Rodesi (A1E009070)
2. Meky Syaputra (A1E010026)
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
1
Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep Viskositas(kekentalan zat cair ) dalam berbagai
penyelesaian masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar:
1. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu (benda
tegar dan fluida)
2. Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
BAB I
STATIKA FLUIDA
1.1
Massa Jenis
Massa jenis ( suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan
antara massa zat (m) dan volume zat (v). Secara Matematis, massa jenis
dirumuskan dengan
=
m
v
Tekanan
Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada suatu permukaan
dibagi dengan luas permukaan tersebut.
Persamaannya :
P=
F
A
Keterangan : P = Tekanan ( N/m2 )
F = Gaya ( N )
A = Luas bidang tekan ( m2 )
Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal (tegak lurus) yang
bekerja pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang tersebut.Satuan SI
untuk tekanan adalah pascal (disingkat Pa) untuk memberi penghargaan
kepada Blaise Pascal, penemu hukum pascal.
Pr essure P
F
A
1 Pa = 1 Nm-2
P = Tekanan (1
N/m2 = 1 Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas
penampang
(m2)
Pr essure P
P
1.3
F
A
mg Vg
V
g gh
A
A
A
Prinsip Pascal
Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar kesegala arah.
Persamaannya :
F1
A1
= Atau
Ketika Anda memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki
banyak lubang, air memancar dari setiap lubang dengan sama kuat. Hasil
percobaan inilah yang diamati oleh Blaise Pascal yang kemudian
menyimpulkannya dalam Hukum Pascal yang berbunyi : Tekanan yang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
segala arah.
Prinsip Pascal
F2
F1
P1 P2
F1
F2
A1
A2
Par
ado
ks
hid
ros
tati
k
1.4
A A
1
Hukum Archimedes
F
Do
F 2
ng
1
kr
ak
Hi
dr
oli
k
Benda yang tercelup ke dalam fluida zat cair, baik sebagian atau
seluruhnya akan mengalami gaya keatas sebesar berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Persamaannya :
FA = m c g =
Vc g
Keterangan :
Fenomena Archimedes
h 1
Fb F2 F1
Fb f gA(h2 h1 )
F 1
h 2
Fb f gAh
F 2
Fb f gV
Gaya Buoyant = Fb
FA =
4
3
r3 0 g
FA = gaya apung
2 cos
gr
rwr
2 r cos = W
BAB II
VISKOSITAS
2.1
Pengertian Viskositas
Viskositas atau kekentalan suatu cairan adalah salah satu sifat
cairan
yang
menentukan
besarnya
perlawanan
terhadap
gaya
2.2
Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila
terkena tegangan geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembang
hingga memenuhi bejana. Fluida selalu mengalir bila dikenai bekas
pengubah zat cair.Fluida diartikan dengan mempunyai volume tertentu tapi
bentuk tertentu itu mengalir menyesuaikan bentuk wadah.
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah
fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas
seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat
mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak
pelumas, dan susu merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk
fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat
ke tempat lain.
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah
secara kontinue apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi
terhadap tegangan geser. Sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam
keadaan keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang
bekerja padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa
pemisahan massa.
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas,
plasma, dan padat plastik.Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap
perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya
kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini
biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka
mengadakan tegangan geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik.
Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan
pentingnya
tekanan
dalam
mengarakterisasi
bentuk
fluid.
Dapat
disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara
11
2.4
Hukum Poisseulle
Dalam
Persamaan
Poisseulle
dinyatakan
bahwa
kerugian
( R2 r2 ) r dx = / P R4/ n P1 P2 / L
12
lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Dalam suatu pipa dengan
luas penampang seragam (serbasama), setiap lapisan fluida ideal bergerak
dengan kecepatan yang sama demikian juga lapisan fluida yang dekat
dengan dinding pipa. Ketika viskositas (kekentalan) hadir, kecepatan
lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama. Lapisan fluida yang bergerak
pada dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0), sedangkan
lapisan fluida pada pusat pipa memiliki kecepatan terbesar.
Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan
pada gerak benda padat. Untuk Fluida ideal, viskositas = 0, sehingga kita
selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal tidak
mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi, bila benda
tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, gerak
benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida pada benda
tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan oleh
Ff = kv
Koefisien k bergantung pada bentuk geometris benda. Untuk benda
yang memiliki bentuk geometris berupa bola dengan jari-jari r, maka dari
perhitungan laboratorium ditunjukkan bahwa
k = 6r
Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam persamaan kita peroleh
Hukum Stokes
Ff = 6rv
13
V1 = gVb (
)/6
4
3
r3 )
)/
14
15
F=0
+ mg Fa Ff = 0
Ff = mg - Fa
Jika massa jenis benda =
16
, dan
f
Berat benda mg = (
Vb ) g
V b g - Vb
) / 6r
Vb =
4
3
4
r3 , sehingga vT = g ( 3
r3) (
) / 6r
vT =
2.6
2
9
(r2 g) / (
Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu
fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesekmenggesek ketika fluida-fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya
air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir,
17
contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan
dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada
minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng
yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas hanya ada pada fluida rill (rill =
nyata). Fluida rill adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan seharihari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda
dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu
kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai
dalam pokok bahasan fluida dinamis).
Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.(1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2).
Fluida adalah gugusan molekul yang jarak pisahnya besar, dan
kecil untuk zat cair. Jarak antar molokulnya itu besar jika dibandingkan
dengan garis tengah molekul itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada
suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecepatan volume tidak mempunyai
makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu
terus menerus berubah.
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaanperbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
18
bebas,
sedangkan
agar
dengan
massa
tertentu
Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
cairan.Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid
dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas
rendah, sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier
viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas
merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas
19
Viskositas Oli
Kekentalan Oli
20
dalam
bidang
pengolahan
minyak
bumi.
21
Viskositas Bensin
Bensin adalah minyak bumi yang mudah menguap dan mudah
terbakar dan dipakai sebagai bahan bakar mobil, merupakan campuran
hidrokarbon cair yang diekstrak dari gas bumi dengan bermacam-mcam
metode dan distabilkan agar mendapatkan titik didih yang cocok untuk
dipadukan dengan bensin kilangan.
Percobaan
22
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini, yaitu
1. Mempelajari dinamika benda dalam cairan.
2. Menentukan kecepatan terminal pada suatu zat cair.
3. Menentuan koefisien viskositas zat cair () berdasarkan hukum stokes.
4. Menentukan besaran gaya gesek dalam zat cair. (Fg)
5. Mengetahui arti dari viskositas.
B. Alat dan Bahan Percobaan
a. Alat Percobaan
No
Alat Percobaan
Gambar
Jumlah
1.
Kelereng
3 buah
2.
3 buah
3.
Stopwatch
1 buah
4.
Mistar 30 cm
1 buah
23
5.
Mikrometer
1 buah
6.
Jangka sorong
1 buah
7.
Neraca Ohaus
1 buah
Aqua bekas
2 buah
b. Bahan Percobaan
No
.
1.
Bahan Percobaan
Gambar
Oli bekas
Jumlah
Secukupnya
24
2.
Oli baru
Secukupnya
3.
Bensin
Secukupnya
4.
Tissue
Secukupnya
5.
3 buah
Gambar Percobaan
25
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan percobaan, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu
1) Faktor apa saja yang berpengaruh pada viskositas zat cair tersebut ?
2) Bagaimana gaya gesekan yang ditimbulkan oleh benda terhadap zat
cair tersebut?
26
alasannya ?
6) Bagaimanakah perbandingan koefisien kekentalan zat cair dari
masing-masing zat tersebut, manakah menurutmu yang memiliki
koefisien terbesar maupun terkecil?
D. Hipotesis Percobaan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa hipotesis,
yaitu :
1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekentalan zat cair adalah
suhu, tekanan, kecepatan, volume, massa.
2) Gaya gesekan yang ditimbulkan oleh kelereng terhadap masingmasing zat cair tersebut sebanding dengan besar kecepatan benda
apabila dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml tersebut adalah
tergantung dengan masing-masing pergerakan benda tersebut dan
masing-masing bahan yang dicelupkan ke dalam zat cair tersebut.
3) Perbandingan kecepatan pada kelereng 1 sampai kelereng ke-3 apabila
dimasukkan zat cair kedalam gelas ukur 100 ml, yang memiliki
kecepatan terbesar
Tingkat viskositas yang lebih tinggi yaitu Oli baru karena Semakin
tinggi viskositas, maka gerakan kelereng semakin lambat. Sedangkan zat cair
yang memiliki kecepatan terkecil adalah karena zat cair ini memiliki Tingkat
kekentalan yang lebih kecil
4) Menurut kami Perbandingan waktu yang dihasilkan oleh masingmasing zat cair tersebut yang merupakan zat cair yang memiliki waktu
tercepat adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih
tinggi yaitu oli baru sedangkan zat cair yang memiliki waktu terlama
27
adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih rendah
yaitu Bensin.
5) Perbandingan massa jenis masing-masing zat cair menurut kami lebih
besar adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan lebih rendah
yaitu bensin sedangkan zat cair yang memiliki massa jenis terkecil
adalah zat cair yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih tinggi
yaitu Oli baru.
6) Perbandingan koefisien kekentalan zat cair dari masing-masing zat
tersebut, menurut kami yang memiliki koefisien terbesar adalah Oli
baru karena tingkat kekentalan zat cair tersebut lebih tinggi.
sedangkan yang memiliki koefisien terkecil adalah bensin karena
tingkat kekentalan zat cair tersebut lebih rendah.
E. Prosedur Percobaan
Tujuan ke- 1 :
Mempelajari Dinamika Benda dalam cairan
Langkah-langkah Percobaan :
a.
Tujuan ke- 2 :
Menentukan Kecepatan terminal pada suatu zat cair.
Langkah-langkah Percobaan :
a.
b.
c.
d.
e.
stopwatch.
f. Catat hasilnya, sehingga kita dapat menentukan kecepatan terminal pada
suatu zat cair.
g. Lakukan berulang-ulang langkah b sampai f untuk zat cair lainnya.
28
Tujuan ke- 3 :
Menentuan koefisien viskositas zat cair () berdasarkan hukum stokes.
Langkah-langkah Percobaan :
a. Tentukan massa gelas ukur dengan menggunakan Neraca Ohaus.
b. Catat massa gelas ukur tersebut.
c. Lalu, Masukkan zat cair (fluida) kedalam gelas ukur ml
d. Amati bagaimana kekentalan zat cair atau nilai koefisien zat cair ()
tersebut.
e. Catat temperatur zat tersebut yang dipergunakan dengan menggunakan
termometer.
f. Buatlah tanda pada tabung sejauh 24 cm sebagai jarak jatuh yang ditempuh
bola kelereng.
g. Ukurlah jarak 24 cm tersebut dengan mempergunakan penggaris
h. Jatuhkan bola kelereng kedalam zat cair dan catat waktu t saat bola melalui
jarak 24 cm di atas.
i. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk bola yang lain.
Tujuan ke- 4 :
Menentukan besaran gaya gesek dalam zat cair. (Fg)
Langkah-langkah Percobaan :
a. Masukkan kelereng 1 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair
b. Setelah itu amati kelereng yang bergerak tersebut akibat gesekan dengan
fluida.
c. Catat hasilnya.
d. Kemudian masukkan kelereng 2 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi
zat cair.
e. Amati Kelereng yang bergerak tersebut akibat gesekan dengan zat cair.
f. Catat hasilnya
g. Kemudian masukkan kelereng 3 ke dalam gelas ukur 100 ml yang berisi
zat cair tadi.
29
h. Setelah itu amati kelereng ke 3 tersebut untuk melihat besar gaya gesekan
oli bekas dengan fluida tersebut..
i. Catat hasilnya.
j. Selanjutnya, lakukan percobaan tersebut berulang-ulang untuk zat cair
berikutnya pada kelereng 1 sampai kelereng 3.
Tujuan ke-5 :
Mencari rapat massa benda ()
Langkah-langkah Percobaan :
a. Ukur diameter benda ( kelereng 1) sebanyak 3 kali
dengan
dari langkah a
Tujuan ke-6 :
Mengukur Diameter Gelas ukur 100 ml
Langkah-langkah Percobaan :
a. Ukur diameter luar masing-masing kedua gelas ukur tersebut.
b. Pertama, Kita hitung diameter luar gelas ukur 1 dengan menggunakan
jangka sorong, sehingga kita bisa mendapatkan nilai diameter dari gelas
ukur tersebut.
c. Setelah itu, kita hitung diameter dalam gelas ukur 1 dengan menggunakan
jangka sorong sehingga kita bisa mendapatkan nilai dari diameter dalam
dari gelas ukur tersebut.
d. Catat hasilnya
e. Lakukan secara berulang untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dari diameter
tersebut.
Tujuan ke-7 :
Menentukan massa jenis fluida ( fluida)
30
Langkah-langkah Percobaan :
a. Siapkan masing-masing zat cair dan gelas ukur panjang 100 ml
b. Masukkan zat cair tersebut ke dalam gelas ukur 100 ml
c. Timbang massa zat cair tersebut dengan menggunakan neraca ohaus
dengan cara massa zat cair + massa gelas ukur. hasil dari penjumlahan
tersebut dikurang dengan massa gelas ukur 100 ml tersebut.
d. Kemudian hitung volume zat cair tersebut dengan menggunakan Gelas
ukur 100 ml.
e. Catat hasilnya.
f. Ulangi langkah b sampai e tersebut untuk zat cair lainnya.
Tujuan ke-8 :
Menentukan massa jenis benda ( benda)
Langkah-langkah Percobaan :
a. Siapkan masing-masing kelereng 1 sampai III, zat cair dan gelas ukur
panjang 100 ml
b. Masukkan benda yaitu kelereng 1 sampai kelereng III tersebut ke dalam
gelas ukur 100 ml yang berisi zat cair tersebut.
c. Timbang massa benda tadi yaitu kelereng 1 sampai kelereng III dengan
menggunakan neraca ohaus
d. Kemudian hitung volume benda yaitu kelereng 1 sampai kelereng III tadi
dengan menggunakan Gelas ukur 100 ml.
e. Catat hasilnya.
f. Ulangi langkah b sampai e tersebut untuk zat cair selanjutnya.
Benda/zat
Massa
31
Volume
Jari-jari
(m3)
(Kg)
(m)
1.
Oli Baru
2.
Oli Bekas
3.
Bensin
4.
Gelas Ukur
Panjang
5.
1
Gelas Ukur
Panjang
6.
2
Gelas Ukur
Panjang
7.
3
Kelereng 1
8.
Kelereng II
9.
Kelereng
III
G. Analisis Data
Oli baru
0
Pengukuran ke
v
s (m)
1.
24cm=0,2
2.
4m
24cm=0,2
3.
4m
24cm=0,2
(
t (s)
m
/
s
4m
32
(kg.
(Kg.
m3
(N.m2
S)
Pengukuran ke
Oli bekas
0
v
(
s (m)
t (s)
(kg.
24cm=0,2
2.
4m
24cm=0,2
3.
4m
24cm=0,2
(N.m2S
(Kg.
1.
4m
Pengukuran ke
Bensin
0
v
(
s (m)
t (s)
m
/
1.
24cm=0,2
2.
4m
24cm=0,2
3.
4m
24cm=0,2
4m
33
(kg.
(Kg.
(N.m2
S)
Perhitungan
Pada Oli baru
Kecepatan 1
s = O,24 m
t=3s
v = s/t
= 0,24 m / 3s
= 0,08 m/s
Kecepatan II
s = O,24 m
t = 3,4 s
v = s/t
= 0,24 m / 3,4s
= 0,07 m/s
Kecepatan III
s = O,24 m
t = 3,2 s
v = s/t
= 0,24 m / 3,2 s
= 0,075 m/s
Pada Oli bekas
Kecepatan I
34
s = 0,24 m
t = 2s
v = s/t
= 0,24 / 2 s
= 0,12 m/s
Kecepatan II
s = 0,24 m
t = 1,6 s
v= s/t
= 0,24m /1,6 s
= 0,15 m/s
Kecepatan III
s = 0,24 m
t = 1,8 s
v = s/t
= 0,24 m /1,8 s
= 0,133 m/s
Pada Bensin
Kecepatan I
s = 0,24 m
t = 1s
v = s/t
= 0,24 m / 1 s
= 0,24 m/s
Kecepatan II
s = 0,24 m
t = 0,9 s
v = s/t
= 0,24 m / 0,9 s
= 0,26 m/s
Kecepatan III
s = 0,24 m
t = 1,1 s
v = s/t
= 0,24 m / 1,1 s
= 0,22 m/s
Oli baru
Massa Jenis Benda 1
35
36
3 = m/v
= 0,0044 kg / 9 x 10-4 m3
= 4,889 kg/m3
Massa Jenis Zat Cair
0 = m/v
= 0,064 kg / 9 x 10-4 m3
= 71,11 kg/m3
Bensin
Massa Jenis Benda 1
Pada Kelereng 1 ( Kelereng bening )
1 = m/v
= 0,00345 kg / 9 x 10-4 m3
= 3,833 kg/m3
Massa Jenis Benda 2
Pada Kelereng 2 ( Kelereng merah )
2 = m/v
= 0,00434 kg / 9 x 10-4 m3
= 4,822 kg/m3
Massa Jenis Benda 3
Pada Kelereng 3 ( Kelereng hijau )
3 = m/v
= 0,0044 kg / 9 x 10-4 m3
= 4,889 kg/m3
Massa Jenis Zat Cair
0 = m/v
= 0,49 kg / 9 x 10-4 m3
= 544,4 kg/m3
Nilai Viskositas Oli baru
Dengan s = 0,24 m
1 =
2g
9s
0 1
) t r2
37
2(10)
9(0,24) ( 3,833 90) .(3)( 0,007665)2
20
2,16
2 =
2g
9s
) t r2
2(10)
9(0,24) ( 4,822 86,67)(3,4)(0,00809)2
20
2,16
0 1
3 =
=
=
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) ( 4,889 85,56) (3,2)(0,00813)2
20
2,16
38
1 =
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) ( 3,833 71.1)(2)(0,007665)2
20
2,16
2 =
=
=
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) ( 4,822 - 7 ) (1,6) (0,00809)2
20
2,16
3 =
=
=
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) ( 4,889 67,78) (1,8) (0,00813)2
20
2,16
39
1 =
=
=
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) (3,833-544,4)(1) ( 0,007665)2
20
2,16
2 =
=
=
2g
9s
0 1
) t r2
2(10)
9(0,24) (4,822 522,2 )(0,9) ( 0,00809)2
20
2,16
3=
2g
9s
0 1
) t r2
40
=
=
2(10)
9(0,24) (4,889-533,3)( 1,1) (0,00813)2
20
2,16
Kelereng II
F = -6 . 3,14 .
Kelereng III
F = -6 . 3,14 . 0,00813 . 0,075 m/s =
Pada Oli bekas
Kelereng I
F = -6 . 3,14. 0,007665. 0,12 m/s =
Kelereng II
F = -6. 3,14 . 0,0809. 0,15 m/s =
Kelereng III
F= -6 . 3,14 . 0,00813. 0,13 m/s =
Pada Bensin
41
Kelereng I
F = -6 . 3,14 . 0,007665. 0,24 m/s =
Kelereng II
F = -6 . 3,14 . 0,0809 . 0,26 m/s =
Kelereng III
F= -6 . 3,14 . 0,00813 . 0,22 m/s =
42
H. Kesimpulan
43
I. Evaluasi
1. Berikan contoh penerapan dari viskositas dalam kehidupan sehari-hari !
2. Buat analisa dan kesimpulan dari percobaan yang sudah anda lakukan !
3. Jelaskan perbedaan antara gaya gesekan zat cair dengan gaya gesekan
antara zat padat ?
4. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi viskositas zat cair ?
Jawaban :
berat jenis dapat didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume. Pada
digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda Hal ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.
Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa methanol memiliki koefisien
viskositas lebih rendah debandingkan etanol. Selain itu dapat pula diketahui
bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin
menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih
cepat sehingga viskositasnya menurun.Pada percobaan ini kita menggunakan
akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena akuades sudah
memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari grafik
yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini
karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair
akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula
diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas
semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam
larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat
sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan
massa memadat karena suhu yang digunakan kecil.Selain itu juga terjadi
interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang
menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Ostwald yang
diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan
itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap
viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan
semakin lama.
Nilai viskositas yang diperoleh pada suhu yang dingin antara aseton dan
etanol menunjukan bahwa nilai densitas air lebih besar apabila dibandingkan
dengan densitas aseton dan densitas etanol. Hal ini karena, massa air lebih
besar daripada massa etanol dan aseton.Dari hasil perhitungan densitas pada
setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang
46
47
3. Perbedaan antara gaya gesekan zat cair dengan gaya gesekan antara zat padat
adalah
Gaya gesek (Ff) dari benda yang bergerak di atas suatu papan
permukaan
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus
berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya
gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan
kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya
Stokes.
4. Faktor yang mempengaruhi viskositas zat cair adalah
Suhu
48
pula.
Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena
dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban
GLOSARIUM
Berat Jenis adalah berat benda persatuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat massa (r) dan
percepatan gravitasi .
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinue
apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan
geser. Sekecil apapun dalam keadaan diam atau dalam keadaan
keseimbangan, fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja
padanya, dan oleh sebab itu fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan
massa.
49
masing-masing.
Hukum Archimedes adalah benda yang tercelup ke dalam fluida zat cair, baik
sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya keatas sebesar berat zat
cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Hukum Pascal adalah Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan sama besar
Hukum Stokes adalah gaya tarikan yang bekerja pada partikel berbentuk bola
dengan bilangan Reynolds yang sangat kecil.
Kecepatan Termal adalah benda yang bergerak dengan kecepatan terbesar yang
tetap.ke segala arah.
Koefisien Viskositas adalah Derajat Kekentalan Suatu Fluida
Rapat massa adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam
bentuk massa persatuan volume
Rapat relatif (s) adalah Perbandingan antara rapat massa suatu zat dan rapat
massa air (rair), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat dan berat
jenis air .Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat
cair sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.
Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada suatu permukaan dibagi dengan
luas permukaan tersebut.
Viskositas atau kekentalan adalah
50
51
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcel and Edward J Finn. 1994. Dasar-dasar Fisika. Erlangga. Jakarta
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Dunia Chayoy. 2012. Teori Viskositas Benda Jatuh. http://chayoy.blogspot.com (6
Januari 2013, 13:00)
http://fisikabisa.wordpress.com/2011/02/04/pengertian-fluida/
Kanginan, Marthen, 2007. Fisika SMA Kelas XI.Cimahi : Erlangga
Purwoko, Fendi. 2009. Fisika 2 SMA Kelas XI. Jakarta : Yudistira
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Streeter, Victol L dan E. Benjamin While. 1996. Mekanika Fluida Edisi Delapan
jilid I. Jakarta : Erlangga
Symon, Keith (1971). Mechanics (edisi ke-Third). Addison-Wesley. ISBN 0-20107392-7
"The Online Etymology Dictionary". Etymonline.com. Diakses pada 14
September 2010
Purwaningsih, S.Si,dkk. 2012. Dongkrak Nilai Raport Fisika SMA. Yogyakarta :
Planet Ilmu
While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Jakarta : Erlangga
52