Berikut ini adalah daftar nama ahli-ahli fikih sejak abad pertama sampai abad keempat
Hijriah. Nama-nama yang ada berasal dari salah satu karya Imam An-Nasai yang berjudul
Tasmiyah Fuqaha Al-Amshar, Daftar Nama Ahli-Ahli Fikih di Berbagai Kota.
Di antara nama-nama yang ada, terdapat sejumlah nama yang berulang. Hal ini dapat
dimaklumi, mengingat proses belajar mereka tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Waktu
itu, seorang penuntut ilmu melakukan perjalanan untuk menemui guru-guru yang ada di
berbagai tempat.
Karena itu, tidak tertutup kemungkinan ia pun akan belajar pada dua atau tiga orang guru
dan dikenal oleh masyarakat sebagai murid terkemuka tiga guru tersebut. Dalam daftar,
misalnya, kita dapat lihat bahwa Abdullah bin Mubarak tercatat sebagai murid terkemuka
dari Sufyan Ats-Tsauri, Al-Auzai dan Ayyub As-Sahtiyani.
Hal menarik lainnya, kita dapat melihat juga sebuah fakta penting bahwa ahli-ahli fikih
dalam Islam itu ternyata tidak sebatas Abu Hanifah, Malik, Syafii, Ahmad. Sebagaimana
dalam daftar yang dibuat Imam Nasai, imam-imam fikih pada abad-abad pertama Islam
banyak. Keberadaan mereka terentang dari Mesir sampai Tanah Khurasan.
Hanya saja, dari sekian banyak ahli fikih yang ada, hanya Abu Hanifah, Malik, Syafii, dan
Ahmad yang paling dikenal dalam sejarah. Metode-metode fikih mereka dipelajari, diambil,
dan kadang ditetapkan sebagai mazhab resmi pada negara-negara muslim yang ada, dulu
dan sekarang. Kitab-kitab fikih mereka terus dikaji sampai sekarang.
Keadaan seperti itu banyak disebabkan oleh adanya pengikut-pengikut mereka yang
membakukan metode fikih masing-masing dalam sejumlah karya tulis. Karya-karya yang
dimaksud kemudian disalin ulang oleh banyak orang untuk akhirnya dibaca dan dikaji di
banyak negeri. Artinya, metode mereka terabadikan oleh tulisan-tulisan para pengikut
mereka.
Fikih Abu Hanifah, misalnya, banyak diketahui orang lewat karya-karya Abu Jafar Ahmad
bin Muhammad Ath-Thahawi. Fikih Imam Malik banyak diketahui dan dipelajari orang di
berbagai negeri lewat karya-karya Ibnu Abdil Bar. Fikih Syafii banyak diketahui orang-orang
waktu itu lewat karya-karya Al-Baihaqi dan An-Nawawi. Fikih Ahmad bin Hanbal banyak
diketahui lewat karya-karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi. Dari situlah kemudian masyarakat
luas mengenal adanya Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafii, dan Mazhab
Hanbali.
Di banyak negeri muncul orang-orang yang bermazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali.
Masing-masing para pengikut ada pula yang akhirnya menuliskan kembali fikih-fikih imam
mazhab mereka dalam karya yang lebih tipis atau lebih ringkas atau lebih sederhana agar
dapat dipahami oleh generasi penuntut ilmu yang muncul di kemudian hari.
Tidak hanya berupa sebuah uraian, di antara karya tersebut ada yang berupa untaianuntaian sajak agar mudah dihafalkan. Sebaliknya, dari karya-karya para pengikut mazhab
tersebut, kemudian muncul pula sejumlah penulis yang membuat komentar-komentar dari
karya-karya ringkas itu atau sajak-sajak yang berisi dasar-dasar fikih suatu mazhab.
Alqamah bin Qais, Al-Aswad bin Yazid, Amr bin Syarahbil Abu Maysarah, Abidah bin Amr
As-Salmani, Syuraih bin Al-Harits Al-Kindi, Masruq bin Al-Ajda, Abdullah bin Utbah
Setelah Mereka
Amir bin Syarahil dan Ibrahim An-Nakhai
Setelah Mereka Berdua
Al-Hakam bin Utaibah Al-Kindi, Hammad bin Abi Sulaiman, Mansur bin Al-Mutamir, AlMughirah bin Al-Miqsam
Setelah Mereka
Abdullah bin Syubrumah, Abdurrahman bin Abi Laila, Abu Hanifah
Setelah Mereka
Sufyan bin Said Ats-Tsauri dan Al-Hasan bin Shalih bin Hayy
Murid-Murid Abu Hanifah
Zufr bin Al-Hudzail, Abu Yusuf Yaqub bin Ibrahim, Afiyah bin Yazid, Asad bin Amr
Murid-Murid Sufyan bin Said Ats-Tsauri
Abdullah bin Al-Mubarak, Waki bin Al-Jarrah, Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad AlFazari, Abdurrahman bin Mahdi, Adh-Dhahhaq bin Muzahim
Murid-Murid Al-Hasan bin Hayy
Humaid bin Abdirrahman Ar-Ruasi dan Yahya bin Adam
Setelah Mereka
Ayyub bin Kaisan As-Sahtiyani, Yunus bin Ubaid, Utsman bin Muslim Al-Buti
Setelah Mereka
Ubaidullah bin Al-Hasan Al-Qadhi, Hammad bin Zaid, Bisyr bin Al-Mufadhdhal
Setelah Mereka
Muadz bin Muadz Al-Anbari dan Muhammad bin Abdillah Al-Anshari
Setelah Mereka Berdua
Hilal bin Yahya Ar-Rayi
Adh-Dhahhak bin Muzahim (telah disebutkan dalam daftar murid-murid Sufyan AtsTsauri), An-Nadhr bin Muhammad Al-Marwazi, Ibrahim bin Maymun Ash-Shaigh,
Abdullah bin Al-Mubarak (telah disebutkan dalam daftar murid-murid Ats-Tsauri)
Setelah Mereka
Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaih, Yahya bin Aktsam
Murid-Murid Al-Auzai yang Paling Kuat Hafalannya
Abdullah bin Al-Mubarak dan Al-Walid bin Mazid
Murid-Murid Ayyub As-Sahtiyani yang Paling Kuat Hafalannya
Hammad bin Salamah, Abdul Warits bin Said Al-Anbari, Ismail bin Ulayyah, Abdurrahman
bin Mahdi, Abdullah bin Al-Mubarak, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi
Murid-Murid Said bin Abi Arubah yang Paling Kuat Hafalannya
Yazid bin Zurai, Sarrar bin Mujasysyir, Mushab bin Mahan.[RN]