Konsep Dasar Paud
Konsep Dasar Paud
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik yang profesional mempunyai tugas utama adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik, baik pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun
pendidikan yang lebih lanjut. Untuk melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang pendidik PAUD harus menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan. Selaras dengan kebijakan pembangunan yang meletakkan
pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
sebagai
prioritas
Pembinaan
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI)
sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap peningkatan
mutu
PTK
PAUD
selalu
berupaya
melakukan
terobosan
dalam
penyusunan
petunjuk
teknis
penyelenggaraan
Diklat
Berjenjang (tingkat Dasar, Lanjutan, dan Mahir) bagi PTK PAUD, maka
diharapkan penunjang sebagai bahan ajar dalam Diklat tersebut dapat
dilengkapi.
Pemahaman Konsep Dasar PAUD merupakan hal yang sangat
penting dikuasai oleh pendidik maupun tenaga kependidikan PAUD karena
merupakan hal mendasar untuk dapat menyelenggarakan Pendidikan Anak
Usia Dini yang diharapkan akan melejitkan potensi anak didiknya.
ajar
ini
diperuntukkan
bagi
Pelatih,
Guru
PAUD
C. Ruang Lingkup
1. Pengertian PAUD
2. Tujuan dan ruang lingkup PAUD
3. Landasan Filosofis PAUD
4. Landasan Yuridis dan Beberapa pandangan menurut pakar tentang
pentingnya PAUD
5. Prinsip-prinsip Pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini.
D. Petunjuk Belajar
Untuk dapat menguasai kompetensi dalam bahan ajar Konsep Dasar
PAUD ini, pendidik hendaknya mengikuti rambu-rambu berikut:
1. Baca uraian materi sesuai dengan urutan (Bab I, II, III, dan Bab IV).
2. Ketika membaca bahan ajar ini, pendidik hendaknya melakukan evaluasi
diri apakah selama ini telah menguasai konsep dasar PAUD sesuai
dengan tahapan-tahapan yang dibahas dalam bahan ajar ini.
3. Sebelum memahami setiap tahapan dalam konsep dasar PAUD, ulangi
membaca dari awal bahan ajar, dan melanjutkan ke bahasan
selanjutnya setelah memahaminya.
4. Diskusikan dengan teman sejawat untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam.
5. Praktekkan setiap tahapan yang dibahas dalam bahan ajar ini.
6. Kerjakan latihan soal yang ada dalam bahan ajar ini.
7. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban dalam bahan ajar.
8. Apabila masih ada separuh jawaban yang tidak cocok maka ulangi lagi
untuk lebih memahami isi bahan ajar ini
2
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Kompetensi
Mampu memahami dan mengimplementasikan konsep dasar
PAUD pada lembaga PAUD dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
B. Indikator
Beberapa indikator yang dicapai setelah mempelajari bahan ajar ini
adalah sebagai berikut:
1. menjelaskan pengertian PAUD
2. menjelaskan tujuan dan ruang lingkup PAUD
3. menerapkan Landasan Filosofis PAUD pada Lembaga PAUD
4. memahami Landasan Yuridis dan Beberapa pandangan menurut
pakar tentang pentingnya PAUD
5. menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip Pendekatan dalam
pembelajaran anak usia dini.
C. Materi/Sub Materi
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
1. Pengertian PAUD
2. Tujuan dan ruang lingkup PAUD
3. Landasan Filosofis PAUD
4. Landasan Yuridis dan Beberapa pandangan menurut pakar tentang
pentingnya PAUD
5. Prinsip-prinsip Pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini.
D. Metode
1. Ceramah
2. Curah pendapat
3. Penugasan
4. Diskusi kelompok
5. Presentasi Hasil kerja kelompok
3
E. Penilaian
1. Test (Pre test dan post test)
2. Observasi
3. Penugasan individu dan kelompok
F. Alokasi Waktu
4 jam pelajaran @ 45 menit
G. Sumber Belajar
1. Permendiknas 58 tahun 2009
2. Menu Generik
3. Pedoman dan Juknis Penyelenggaraan Diklat Berjenjang (tingkat
Dasar) .
H. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Screen
4. Kertas plano
5. ATK (spidol/marker, pen)
6. Kertas HVS
7. Papan whiteboard
I. Penyajian Materi
Materi Konsep Dasar PAUD dapat disampaikan pada kegiatan
diklat,
kursus,
magang,
pemberdayaan
Gugus
PAUD,
forum
PROSES
PEMBELAJARAN
POSTTES
MATERI
1. Pengertian PAUD
2. Tujuan dan ruang lingkup
PAUD
3. Landasan Filosofis PAUD
4. Landasan Yuridis dan
Beberapa pandangan
menurut pakar tentang
pentingnya PAUD
5. Prinsip-prinsip Pendekatan
dalam pembelajaran anak
usia dini.
Metode
Ceramah
Tanya Jawab
Simulasi
Demostrasi
Partisipatori
Media
Diskusi
Laptop dan LCD
powerpoint
BAB III
URAIAN MATERI
pendidikan
yang
diselenggarakan
dengan
tujuan
untuk
sosial:
PAUD
merupakan
salah
satu
upaya
untuk
PAUD
juga
bertujuan
membangun
landasan
bagi
Pendidikan
Nasional
berfungsi
untuk
PAUD,
anak
diharapkan
dapat
mengembangkan
bahasa,
motorik
kasar
dan
motorik
halus,
serta
fenomena
alam
dan
dapat
melakukan
keterampilan-
Layanan
PAUD,
Pendidikan
Anak
usia
dini
anak
usia
dini
jalur
pendidikan
formal
anak
usia
dini
jalur
pendidikan
nonformal
anak
usia
dini
jalur
pendidikan
informal
Heinrich
Pestalozzi
hidup
antara
1746-1827.
pendidikan.
berpandangan
bahwa
Pestalozzi
anak
pada
Pestalozzi (1746-1827)
oleh
orang
dewasa
harus
disesuaikan
dengan
pendidikan
yang
pertama
bagi
anak-anaknya.
Dari
ahli
Rousseau
dan
yang
lain
yaitu
Pestalozzi
yang
Maria Montessori
(1870-1952)
penuh kasih agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara
optimal.
Montessori
memandang
perkembangan
anak
usia
mengembangkan
alat-alat
belajar
yang
memiliki masa peka yang berbeda. Satu hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika masa peka tersebut tidak dipergunakan secara
optimal maka tidak akan ada lagi kesempatan bagi anak untuk
mendapatkan masa pekanya kembali. Tetapi meskipun demikian, guru
dapat memprediksi atau memperkirakan timbulnya masa peka pada
seorang anak dengan melihat minat anak pada saat itu.
Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas seorang guru adalah
mengamati
dengan
berhubungan
teliti
dengan
perkembangan
masa
pekanya.
setiap
muridnya
Kemudian
guru
yang
dapat
memiliki
kemampuan
untuk
membangun
sendiri
pengetahuannya, dan hal tersebut dilakukan oleh anak mulai dari awal
sekali. Gejala psikis atau kejiwaan yang memungkinkan anak
membangun pengetahuannya sendiri dikenal dengan istilah jiwa
penyerap (absorbent mind). Dengan gejala psikis/kejiwaan tersebut
anak dapat melakukan penyerapan secara tidak sadar terhadap
lingkungannya,
kemudian
menggabungkannya
dalam
kehidupan
3. Pandangan Froebel
Froebel yang bernama lengkap
Friendrich Wilheim August Froebel,
lahir di Jerman pada tahun 1782 dan
wafat pada tahun 1852.
Pandangannya
tentang
anak
para
filsuf
Yunani.
Froebel
yang
buruk
timbul
karena
dialami oleh anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan
dikembangkan.
Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak amatlah
berharga serta akan menentukan kehidupannya di masa yang akan
datang. Oleh karena itu masa anak merupakan masa emas (The
Golden Age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan
fase/tahap yang sangat fundamental bagi perkembangan individu
karena pada fase/tahap inilah terjadinya peluang yang cukup besar
untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak
dalam kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang
dialami oleh anak pada masa kecilnya akan menentukan kehidupannya
di masa depan.
Froebel
memandang
pendidikan
dapat
membantu
13
Jacques
Rousseau
yang
sebagian
besar
waktunya
dihabiskan di Perancis.
Rousseau menyarankan konsep
kembali ke alam dan pendekatan yang
bersifat alamiah dalam pendidikan anak.
Bagi
Rousseau
pendekatan
alamiah
dan
memacu
berkembangnya
kualitas
semacam
14
konstruktivis
ini
mempunyai
yang
aktif.
mengkonstruksi/membangun
Anak
pengeta-
dengan
cara
membangunnya
15
Meskipun
anak
harus
membangun
sendiri
pemahaman,
sebagai
anak,
dengan
sarana
untuk
terutama
yang
pengembangan
Lev S. Vygotsky
(1896 1934)
16
masing-masing
serta
kemerdekaan
untuk
serta
berbuat
memiliki
apa
hak
yang
Ki Hajar Dewantoro
(1889-1959)
untuk
baik
bagi
menemukan
memberikan
pengetahuan,
peluang
agar
secara
potensi
yang
tidak
langsung
dimiliki
anak
akan
dapat
ada pada anak ini tiada lain adalah segala kekuatan dalam kehidupan
batin dan lahir anak yang ada karena kekuasaan kodrat (karena faktor
pembawaan atau keturunan yang ditakdirkan secara ajali).
Kodrat anak bisa baik dan bisa pula sebaliknya. Kodrat itulah
yang akan memberikan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Dengan pemahaman seperti di atas, Dewantara memandang
bahwa pendidikan itu sifatnya hanya menuntun bertumbuhkembangnya
kekuatan-kekuatan kodrati yang dimiliki anak. Pendidikan sama sekali
tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali memberikan tuntunan
agar kodrat-kodrat bawaan anak itu bertumbuhkembang ke arah yang
lebih baik.
Pendidikan berfungsi menuntun anak yang berpembawaan tidak
baik menjadi lebih berkualitas lagi disamping untuk mencegahnya dari
segala macam pengaruh jahat. Dengan demikian, tujuan pendidikan itu
adalah untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar ia
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaaan yang setinggi-tingginya dalam hidupnya.
Demikian
beberapa
pendapat
para
ahli
yang
telah
18
pembukaan
Undang-Undang
Dasar
tahun
1945,
Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2002
tentang
memperoleh
pendidikan
dan
pengajaran
dalam
rangka
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Dalam dokumen Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, dinyatakan bahwa Standar tingkat
pencapaian
perkembangan
berisi
kaidah
pertumbuhan
dan
perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun. Tingkat perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada
setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat
pencapaian kecakapan akademik.
memberikan
kontribusi
yang
sangat
besar
pada
tingkat
perkembangan
optimal,
tetapi
hasil
penelitian
20
Bloom
menyatakan
bahwa:
perkembangan
intelektual/
0 tahun mencapai 25 %
b.
6 tahun mencapai 85 %
21
22
Hirarki Maslow
garis
waktu
perkembangan.
Setiap
anak
berbeda
perkembangannya ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu,
pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun
tingkat kesulitannya dengan kelompok usia anak.
neuroscience
(ilmu
tentang
saraf)
menemukan
(0-8
Tahun)
merupakan
usia
yang
sangat
kritis
bagi
24
bermain
anak
diajak
untuk
berekplorasi
(penjajagan),
25
menyenangkan
dengan
memperhatikan
keamanan
serta
orang
lain,
mampu
hidup
berbangsa,
bernegara
dan
bermasyarakat.
Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui
berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar
untuk menolong diri sendiri (mandiri), disiplin, mampu bersosialisasi,
dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
28
sekitar atau
bahan-bahan
yang
sengaja
disiapkan oleh
pendidik/guru.
29
30
31
RANGKUMAN MATERI
Pendidikan:
PAUD
merupakan
pondasi
awal
dalam
Hak/Hukum:
PAUD
merupakan
hak
setiap
anak untuk
berbagai
konsep
adalah
dengan
melalui
berbagai
psikis
atau
kejiwaan
yang
memungkinkan
anak
33
3. Pandangan Froebel
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak
dalam kehidupannya, sangatlah penting, karena kehidupan yang
dialami oleh anak pada masa kecilnya akan menentukan kehidupannya
di masa depan.
Froebel
memandang
pendidikan
dapat
membantu
34
aslinya
adalah
Suwardi
Suryaningrat,
Ki
Hadjar
35
SOAL LATIHAN
Jawabalah pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang
dianggap paling benar:
1. Pendidikan anak usia dini adalah.............
a. pendidikan untuk anak usia 4 6 tahun
b. pendidikan yang ditujukan kepada anak-anak yang kurang mampu
c. pendidikan untuk anak usia 2 4 tahun dalam membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
d. Tidak ada jawaban yang benar
4. Anak harus aktif dalam menolong atau mendidik dirinya sendiri dan
perkembangan anak berlangsung secara teratur, maju setahap demi
setahap, menurut
a. Montessori
b. Jean Piaget
c. Pestalozzi
36
d. Froebel
37
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Kunci Jawaban
1. d
2. c
3. c
4. c
5. a
6. b
7. b
8. c
9. c
10. d
40