Anda di halaman 1dari 2

International Child Health

Review Collaboration (http://www.ichrc.org/155keracunan-makanan)


KODE DAFPUS 1

1.5.5 Keracunan makanan


Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh karena mengkonsumsi
makanan yang mengandung bahan berbahaya/toksik atau yang terkontaminasi.
Kontaminasi bisa oleh bakteri, virus, parasit, jamur, toksin.
Botulisme
Botulinum merupakan racun terhadap saraf, diproduksi oleh bakteri Clostridium
botulinum. Bakteri anaerob ini sering tumbuh pada makanan atau bahan makanan
yang diawetkan dan proses pengawetan tidak baik seperti: sosis, bakso, ikan
kalengan, daging kalengan, buah dan sayur kalengan, madu.

Gejala akut dapat muncul 2 jam - 8 hari setelah menelan makanan yang
terkontaminasi. Semakin pendek waktu antara menelan makanan yang
terkontaminasi dengan timbulnya gejala makin berat derajat keracunannya.
Gejala awal dapat berupa suara parau, mulut kering dan tidak enak pada
epigastrium. Dapat pula timbul muntah, diplopia, ptosis, disartria,
kelumpuhan otot skeletal dan yang paling berbahaya adalah kelumpuhan
otot pernapasan. Kesadaran tidak terganggu, fungsi sensorik dalam batas
normal. Pupil dapat lebar, tidak reaktif atau dapat juga normal. Gejala pada
bayi meliputi hipotoni, konstipasi, sukar minum atau makan, kepala sukar
ditegakkan dan refleks muntah hilang.

Penatalaksanaan meliputi dekontaminasi dengan memuntahkan isi


lambung jika korban masih sadar, dapat juga dilakukan bilas lambung.
Arang aktif dapat diberikan (jika tersedia). Jika tersedia dapat diberikan
antitoksin botulinum pada keracunan simtomatik (perlu dilakukan uji
alergi sebelumnya).

Bongkrek (tempe bongkrek, asam bongkrek)

Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa. Tempe bongkrek yang beracun
mengandung racun asam bongkrek yang dihasilkan oleh Pseudomonas
cocovenenan yang tumbuh pada tempe ampas kelapa yang tidak jadi. Pada tempe
yang jadi, pseudomonas ini tidak tumbuh.

Gejala keracunan bervariasi mulai dari yang sangat ringan hanya: pusing,
mual dan nyeri perut sampai berat berupa: gagal sirkulasi dan respirasi,
kejang dan kematian.

Antidotum spesifik keracunan bongkrek belum ada. Terapi nonspesifik


ditujukan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah absorbsi racun lebih
lanjut dan mempercepat ekskresi. Atasi gangguan sirkulasi dan respirasi,
beri arang aktif.

Jengkol (asam jengkol)


Jengkol adalah suatu jenis buah yang biasanya dimakan sebagai lalapan.

Gejala dapat timbul 5-12 jam setelah makan jengkol. Gejala keracunan:
kolik, oliguria atau anuria, hematuria, gagal ginjal akut. Gejala tersebut
timbul sebagai akibat sumbatan saluran kemih oleh kristal asam jengkol.

Penatalaksanaannya ditujukan untuk mencegah terbentuknya kristal


dengan memberikan natrium bikarbonat 0.5 2 gram 4 kali perhari secara
oral. Bila terjadi gagal ginjal akut maka penatalaksanaan sesuai dengan
gagal ginjal akut. Tidak ada antidotum spesifik.

Sianida (HCN)
Sianida merupakan zat kimia yang sangat toksik dan banyak digunakan dalam
berbagai industri. Juga terdapat pada beberapa jenis umbi atau singkong.

Gejala dapat berupa nyeri kepala, mual, muntah, sianosis, dispnea,


delirium dan bingung. Dapat juga segera diikuti pingsan, kejang, koma
dan kolaps kardiovaskular yang berkembang sangat cepat.

Penatalaksanaan keadaan gawat darurat lakukan pembebasan jalan napas,


berikan oksigen 100%. Berikan natrium-tiosulfat 25% IV dengan
kecepatan 2.5-5 ml/menit sampai klinis membaik. Tiosulfat relatif aman
dan dapat diberikan meskipun diagnosisnya masih meragukan.

Tatalaksana koma, kejang, hipotensi atau syok dengan tindakan yang


sesuai. Jangan lakukan emesis karena korban dapat dengan cepat berubah
menjadi tidak sadar.

Anda mungkin juga menyukai