Filosofi
Wujud dari arsitektur Rumoh Aceh merupakan pengejawantahan dari
kearifan dalam menyikapi alam dan keyakinan (religiusitas) masyarakat
Aceh. Arsitektur rumah berbentuk panggung dengan menggunakan
kayu sebagai bahan dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat
Aceh terhadap kondisi lingkungannya. Secara kolektif pula, struktur
rumah tradisi yang berbentuk panggung memberikan kenyamanan
tersendiri kepada penghuninya. Selain itu, struktur rumah seperti itu
memberikan nilai positif terhadap sistem kawalan sosial untuk
menjamin keamanan, ketertiban, dan keselamatan warga gampong
(kampung)
Ragam Hias
Dalam Rumoh Aceh, ada beberapa motif hiasan yang dipakai, yaitu: (1) motif keagamaan. Hiasan Rumoh
Aceh yang bercorak keagamaan merupakan ukiran-ukiran yang diambil dari ayat-ayat al-Quran; (2) motif
flora. Motif flora yang digunakan adalah stelirisasi tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang,
ataupun bunga-bungaan
Motif flora
Berbentuk daun
Motif alam
Ruangan tengah
Ruangan ini merupakan inti dari Rumoh Aceh, oleh karenanya disebut Rumoh Inong (rumah
induk). Lantai pada bagian ini lebih tinggi dari ruangan lainnya, dianggap suci, dan sifatnya
sangat pribadi. Di ruangan ini terdapat dua buah bilik atau kamar tidur yang terletak di
kanan-kiri dan biasanya menghadap utara atau selatan dengan pintu menghadap ke
belakang. Di antara kedua bilik tersebut terdapat gang (rambat) yang menghubungkan
ruang depan dan ruang belakang.
Ruang belakang
disebut seuramo likot. Lantai seuramo likot tingginya sama dengan seuramo rengeun
(serambi depan), dan ruangan ini pun tak berbilik. Fungsi ruangan ini sebagian
dipergunakan untuk dapur dan tempat makan,dan biasanya terletak di bagian timur
ruangan. Selain itu juga dipergunakan untuk tempat berbincang-bincang bagi para wanita
serta melakukan kegiatan sehari-hari seperti menenun dan menyulam.
Namun, adakalanya dapur dipisah dan berada di bagian belakang serambi belakang.
Ruangan ini disebut Rumoh dapu (dapur). Lantai dapur sedikit lebih rendah dibanding lantai
serambi belakang.
Bagian atas
Bagian ini terletak di bagian atas serambi tengah. Adakalanya, pada bagian ini diberi para (loteng) yang
berfungsi untuk menyimpan barang-barang keluarga. Atap Rumoh Aceh biasanya terbuat dari daun rumbia
yang diikat dengan rotan yang telah dibelah kecil-kecil.
Bahan dalam
Membangun Rumah Aceh
Untuk membuat Rumoh Aceh, bahan-bahan yang diperlukan di
antaranya adalah:
Kayu. Kayu merupakan bahan utama untuk membuat Rumoh Aceh.
Kayu digunakan untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara
linteung, kuda-kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain sebagainya.
Papan, digunakan untuk membuat lantai dan dinding.
Trieng (bambu). Bambu digunakan untuk membuat gasen (reng), alas
lantai, beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya.
Enau (temor). Selain menggunakan bambu, adakalanya untuk
membuat lantai dan dinding Rumoh Aceh menggunakan enau.
Taloe meu-ikat (tali pengikat). Tali pengikat biasanya dibuat dari tali
ijuk, rotan, kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik.
Oen meuria (daun rumbia), digunakan untuk membuat atap.
Daun enau. Selain mengunakan oen meuria, terkadang untuk
membuat atap menggunakan daun enau.
Peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Bahan ini digunakan untuk
membuat dinding rumah, rak-rak, dan sanding.
Teknik Tradisionil
Dalam Bangunan
- Penempatan tiang-tiang yang diletakkan di atas pondasi, dan masing-masing
tiang tidak dihubungkan dengan balok penghubung. Hal ini merupakan ciri khas
dari bangunan tahan gempa.
- Tiang-tiang yang terdapat di bagian samping kanan dan kiri bangunan pada
bagian atasnya tidak menopang beban. Pada bagian atas dari tiang dibuat
menonjol dan lebih kecil ukurannya, kemudian balok-balok yang
menghubungkan antar tiang diberi lobang sebesar ukuran yang menonjol
tersebut kemudian diletakkan di atas tiang.
- Penempatan skor pada kuda-kuda yang dihubungkan dengan balok melintang
yang ada di bawahnya tidak menggunakan baut atau paku. Pada bagian bawah
dari skoor tersebut sebagai pengikat hanya diberi dua buah pasak, sehingga
kalau menerima beban atau gerakan dari atas akan melentur tidak merusak
struktur kuda-kuda atau atap secara keseluruhan.
- Pertemuan balok melintang yang menopang pada ruang-ruang utama dengan
balok memanjang, yaitu dengan memberi lobang pada balok memanjang yang
fungsinya untuk memasukkan sebagian dari balok melintang agar sebagian dari
balok melintang tersebut dapat dimasukkan, sehinga bila terjadi gerakan tidak
merusak struktur bangunan.
Rumah Gayo
Dataran Tinggi Gayo adalah daerah yang berada di kawasan pegunungan Aceh Tengah,Bener meriah daan
Gayolues dengan tiga kota utamanya yaitu Takengon,Blangkejeren Dan Simpang Tiga Redelong.
Jalan yang menghubungkan ketiga kota ini melewati daerah dengan pemandangan yang sangat indah.Mata
pencarian masyarakat Gayo yang pada umumnya adalah bertani dan berkebun antara lain padi, sayursayuran, kopi dan tembakau. Kegiatan perkebunan kopi dan tembakau dilakukan dengan membuka wilayah
hutan yang ada di wilayah ini.Pada umumnya mayarakat Nanggroe aceh darussalam, orang Gayo
Rumah adat Gayo atau yang disebut juga dengan Pitu Ruang adalah bangunan yang berbentuk memanjang
dengan banyak kamar.Dengan 27 tiang penyangga dari kayu pilihan dan diukir dengan pahatan kerawang.
Diameter tiang penyangganya pun seukuran dekapan dewasa. Luas Umah Edet Pitu Ruang itu, panjangnya 9
meter dengan lebar 12 meter. Berbentuk rumah panggung dengan lima anak tangga, menghadap utara.
Sementara di dalamnya terdapat empat buah kamar. Selain empat kamar, ada dua lepo atau ruang bebas di
arah timur dan barat. Semua sambungan memakai ciri khas tersendiri menggunakan pasak kayu. Hampir
semua bagian sisi dipakai ukiran kerawang yang dipahat, dengan berbagai motif, seperti puter tali dan
sebagainya. Di tengah ukiran kerawang terdapat ukiran berbentuk ayam dan ikan yang menurut Subhan
melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan. Sementara ukiran naga merupakan lambang kekuatan,
kekuasaan dan kharisma. Sebelumnya, selain rumah adat, dahulunya ada rumah dapur di bagian Selatan
yang ukurannya sama dengan ruang utama yang berukuran 9 x 12. Ruangan dimaksud telah hancur. Selain
itu juga, ada Mersah, kolam dan roda, alat penumbuk padi dengan kekuatan air yang semuanya juga sudah
musnah.
TERIMA KASIH
SECTION 2
ARSITEKTUR NUSANTARA
ARSITEKTUR TRADISIONAL
ACEH DAN GAYO
JENIS-JENIS BANGUNAN
JENISTRADISIONAL ACEH
RUMOH ACEH
KRONG PADE
MEUNASAH
RUMOH ACEH
Bangunan tempat tinggal dinamakan Rumoh Aceh.
Aceh.
Rumoh Aceh terdiri atas tiga ruang yaitu ruang depan
yang disebut seuramoe rinyeuen ( serambi bertangga )
atau seuramoe keue ( serambi depan ), ruang tengah
disebut tungai
tungai,, dan ruang belakang disebut seuramoe
likot..
likot
Letak ketiga ruang tersebut tidak sama rata, ruang
tengah lebih tinggi daripada ruang depan dan ruang
belakang.
RUMOH ACEH
Rumoh Aceh adalah bangunan
di atas tiangtiang-tiang bundar yang
terbuat dari batangbatang-batang kayu
yang disebut tameh
tameh..
Jumlah tiang ada yang
berjumlah 20 dan 24 buah
dengan diameter kurang lebih
30 cm.
Tinggi bangunan sampai batas
lantai sekitar 2 meter,
sedangkan tinggi keseluruhan
bangunan sekitar 5 meter.
RUMOH ACEH
Gang yang menghubungkan serambi depan
dengan serambi belakang disebut rambat
rambat..
Rumoh inong adalah kamar yang berada di
sebelah barat untuk kepala keluarga.
Rumoh Anjong adalah kamar yang berada di
sebelah timur untuk anakanak-anak perempuan.
Rumoh dapu adalah ruangan khusus untuk
dapur.
RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO
NUSANTARAKNOWLEDGE.BLOGSPOT.COM
RUMOH ACEH
KRONG PADE
Tempat menyimpan padi
disebut Krong Pade.
Krong adalah sebuah
bangunan yang didirikan
di atas tiangtiang-tiang kayu
bersegi delapan yang
ukurannya lebih kecil dari
pada tiangtiang-tiang pada
Rumoh Aceh.
Denah dari Krong Pade
berbentuk segi empat,
dengan bentuk atapnya
sama dengan bentuk atap
Rumoh Aceh.
Mempunyai ukuran
panjang, lebar, dan tinggi
sekitar 3 meter.
KRONG PADE
MEUNASAH
Berfungsi sebagai tempat
ibadah dan menghadap ke arah
timur.
Didirikan di atas tiangtiang-tiang
kayu ( tameh ) yang berbentuk
segi delapan.
Tinggi bangunan sampai batas
lantai sekitar dua setengah
meter.
Berbentuk segi empat dengan
sebuah serambi di depannya
( seuramoe ).
MEUNASAH
Pada kolong terdapat tiangtiangtiang yang berderet dalam tiga
deret, yaitu deretan depan,
tengah, dan belakang.
Masing-masing deretan
Masingterdapat 4 buah tiang dan
berderet menurut arah utarautaraselatan karena bangunan
menghadap ke timur.
Mempunyai 3 buah ruangan,
yaitu ruang depan atau
serambi depan ( seuramoe
meunasah ), ruang besar yang
disebut tungai
tungai,, dan ruang
belakang yang disebut tiphik.
KONTRUKSI MEUNASAH
RAGAM HIAS
Ragam hias bermotif flora seperti bungabunga-bungaan
( bungong meulu dan bungong mata uroe ).
Ragam hias fauna seperti merpati, balam, perkutut,
ayam, itik, angsa, harimau, kerbau, singa, dan lembu.
Ragam hias alam seperti canek awan ( awan bergerak ).
Ragam hias agama seperti ragam hias berbentuk
kaligrafi berupa ayatayat-ayat suci Al Quran dan motifmotif-motif
istana seperti bintang dan bulan.
SEKILAS TENTANG
KEBUDAYAAN SUKU GAYO
Bangunan tempat tinggal dan tempat ibadah dihuni oleh
kelompok sosial baik berdasarkan kerabat, klen, dan
komuniti.
Menunjukkan sifat kebersamaan, kerja sama, tolong
menolong dalam total kehidupan bermasyarakat.
Dalam rangkaian upacara pendirian bangunan dititipkan
harapan keselamatan, kesejahteraan dalam menempati
bangunan tersebut selanjutnya.
JENIS-JENIS BANGUNAN
JENISTRADISIONAL SUKU GAYO
UMAH TIME RUANG
DOYAH
UMAH BELAH
BUBUNG
BERANANG
MERSAH
MANAH
KEBEN
MERSAH
Bentuknya tidak begitu
berbeda dengan rumah biasa,
mempunyai tinggi kolong 1
sampai 2 meter yang
membujur dari timur ke barat.
Letak tangga di tengahtengah-tengah
bangunan
Berfungsi sebagai tempat
salat, tempat dudukduduk-duduk
menunggu waktu salat, dan
tempat tidur bagi para
pemuda desa.
RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO
NUSANTARAKNOWLEDGE.BLOGSPOT.COM
DOYAH
Rumah ibadah yang khusus
dipakai oleh para wanita.
Bentuknya sama dengan bentuk
mersah,, tetapi tidak terlalu tinggi,
mersah
mempunyai bubung yang tinggi,
kolong, dan tangga
Mempunyai 8 buah tiang yang
berbentuk segi empat, bidangnya
lebih luas dari pada empat bidang
lainnya.
Pada ujung atas pangkal ruangan
terdapat pepir ( tolak angin ).
RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO
NUSANTARAKNOWLEDGE.BLOGSPOT.COM
BERANANG
MANAH
Mempunyai dinding
papan yang tegak.
Berfungsi untuk
menyimpan padi.
Pada bagian atas dan
bawah yang mengelilingi
dinding, terbuat dari
selembar papan yang
diukir.
KEBEN
Berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan padi.
Terbuat dari kulit kayu yang
dibentuk, lantainya terbuat
dari papan atau bambu yang
tua yang diletakkan di atas
bantalan yang dikaitkan
dengan tali ijuk yang dipintal.
Tingginya di atas tanah sekitar
30 sampai 40 cm.
RUMAH TRADISIONAL ACEH & GAYO
NUSANTARAKNOWLEDGE.BLOGSPOT.COM
PERBEDAAN
Rumah tradisional Suku Gayo
terbagi dalam beberapa
ruangan, sedangkan Rumoh
Aceh terbagi dalam 3 buah
ruangan yang utama.
Pada rumah Suku Gayo ada
bagian kolong, lepo
lepo,, bilik, dan
serami, sedangkan rumah
Aceh tidak terdapat lepo
lepo..
TERIMA KASIH