Anda di halaman 1dari 2

1.

1 Latar Belakang
Dalam dunia yang sangat kompetitif sekarang ini setiap negara perlu mengupayakan
terbentuknya wilayah-wilayah yang produktif untuk memungkinkan tersedianya lapangan kerja yang
stabil bagi penduduknya. Sesuai dengan perkembangan globalisasi dan pertumbuhan cepat
perekonomian negara-negara berkembang, seperti Vietnam, kompetisi antarnegara semakin tajam,
dan perusahaan skala dunia menjadi sangat selektif dalam memilih wilayah-wilayah dimana mereka
akan menempatkan perusahaannya.
Agar semakin banyak wilayah menjadi produktif, maka setiap daerah perlu memanfaatkan
karakteristik wilayah masing-masing dalam berinteraksi dengan dunia. Setiap wilayah perlu memiliki
identitas yang khas, yang dihargai oleh dunia. Sasarannya adalah berkembangnya pertukaran yang
lebih aktif dalam banyak bidang termasuk ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga, dan
pariwisata dengan negara lain. Setiap wilayah perlu menawarkan apa yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat global, dan terutama oleh masyarakat Asia, yang kemakmurannya tidak kalah dengan
masyarakat dari negara industri maju, dan dengan harga tiket murah sekarang ini, menjadi tetangga
yang sangat dekat.
Pengembangan wilayah berbasis kewilayahan memandang pentingnya keterpaduan antara
sektor, spasial, dan kelembagaan di dalam dan antardaerah. Keterpaduan antarsektor menuntut adanya
keterkaitan fungsional antarsektor pembangunan sehingga setiap program pembangunan sektoral
selalu dilaksanakan dalam kerangka pengembangan wilayah berbasis kewilayahan. Menurut Anwar
dan Rustiadi (2000), akibat keterbatasan sumberdaya yang tersedia, perlu ada skala prioritas
pembangunan. Dari sudut dimensi sektor pembangunan, suatu skala prioritas didasarkan atas suatu
pemahaman bahwa: 1. Setiap sektor memiliki sumbangan langsung dan tidak langsung yang berbeda
terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan (penyerapan tenaga kerja, pendapatan regional,
dan lain-lain);
2.

Setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dengan karakteristik yang

berbeda-beda;

Aktivitas sektoral menyebar secara tidak merata dan spesifik; beberapa sektor cenderung
memiliki aktivitas yang terpusat dan terkait dengan sebaran sumberdaya alam, sumberdaya buatan
(infrastruktur), dan sumberdaya sosial yang ada. Oleh karena itu menurut Anwar dan Rustiadi (2000),
setiap daerah mempunyai sektor-sektor unggulan yang memberikan dampak signifikan terhadap
pengembangan ekonomi wilayah. Dampak yang diberikan oleh sektor-sektor tersebut bisa bersifat
langsung maupun tidak langsung. Dalam kaitannya dampak langsung maupun tidak langsung maka
pengembangan terhadap sektor-sektor unggulan ini akan menyebabkan pengembangan sektor-sektor
lainnya yang berkaitan dalam suatu wilayah tertentu.
Dengan demikian pengembangan wilayah perlu memperhatikan sektor-sektor unggulan yang
ada dalam rangka penentuan prioritas sehingga menjadi lebih terfokus. Adanya kebijakan
pengembangan wilayah berdasarkan pada prioritas dapat menghasilkan suatu kebijakan yang lebih
terarah sehingga mengurangi resiko kesia-siaan pemanfaatan sumberdaya.
Telah terjadi pergeseran era perekonomian yaitu dari era ekonomi pertanian menjadi era
ekonomi kreatif.

Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai
faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya (kementrian perdagangan 2009). Industri kreatif
didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (kementrian perdagangan 2009).
Sehingga Kreatifitas tidak hanya berbasis artistik, namun bisa juga berbasis sainsdan injiniring.

Anda mungkin juga menyukai