II.
Tujuan Percobaan
1. Memahami rangkaian listrik seri dan paralel.
2. Menentukan hambatan ekuivalen untuk rangkaian seri dan paralel.
Dasar Teori
Jika dua benda yang memiliki beda potensial listrik atau tegangan listrik (V)
yang berbeda dan dihubungkan dengan sebuah kawat pengantar maka elektron
akan mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi pada kawat penghantar
tersebut. Dan bila keduanya memiliki potensial yang sama maka ketika itulah
elekton berhenti mengalir. Perjanjian (konvensi) internasional yang menyatakan
bahwa arah arus berlawanan dengan arah gerak elektron. Arus yang mengalir pada
penghantar selain memiliki arah namun juga memiliki besar yang disebut dengan
kuat arus (I). Kuat arus didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir
melalui suatu penampang konduktor setiap satu satuan waktu dengan satuan
ampere (A).
1. Hukum Ohm
Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, itu merupakan
salah satu hubungan arus listrik dengan beda potensial. Untuk lebih jelasnya
dapan dilihat pada hasil pengamatan berikut ini :
Tabel 1.1 Contoh hasil pengamatan antara I dan V
Beda Potensial (V)(volt)
1,5
3,0
4,5
Dengan grafik hubungannya adalah
V/I
10
10
10
potensialnya (V). Inilah hukum yang pertama kali ditemukan oleh G. Simon Ohm
pada 1826, yang lebih jelasnya menyatakan bahwa pada suhu tetap, tegangan V
pada komponen sebanding dengan kuat arus I yang melalui komponen tersebut.
Sedangkan hasil bagi antara beda potensial
V
I
Keterangan :
R
= Hambatan Listrik ()
l
A
Keterangan :
R = Hambatan listrik (Ohm)
= Jenis kawat yang digunakan (Ohm.m)
= Panjang kawat (m)
A = Luas penampang kawat (m2)
2.1 Hambatan Listrik pada Rangkaian Seri
Perhatikan gambar rangakain seri berikut.
V =V 1 +V 2 +V 3
Dan bila ke dua persamaan tersebut di gabungkan, maka hambatan total (R s)
pada rangkaian seri yaitu :
RS =nR
2.2 Hambatan Listrik pada Rangkaian Paralel
Perhatikan gambar rangkaian parallel berikut ini.
V1 V2 V3
+ +
R 1 R 2 R3
VI.
Prosedur Percobaan
Rangkaian Seri
1. Peralatan dirangkai sebagaimana gambar 1 dan hambatan/resistansi yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
digunakan dicatat.
Rangkaian dihubungkan dengan sumber arus.
Alat pengukur arus pada skala current DC diatur.
Alat pengukur tegangan pada skala voltage DC diatur.
Sumber arus dihidupkan, arus diatur sedemikian rupa I = 0,25 A.
Tegangan yang dihasilkan dicatat.
Langkah 5 dan 6 dilakukan untuk arus I yang lain.
Rangkaian Paralel
1. Peralatan dirangkai sebagaimana gambar 2 dan hambatan/resistansi yang
digunakan dicatat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar. 2
IV.
Data
No
1
2
3
4
5
V.
Rangkaian paralel
Pengamatan
Seri
Arus (A)
1,72x10-6
1,73x10-6
1,72x10-6
1,72x10-6
1,73x10-6
Paralel
Tegangan (V)
5,15
5,14
5,13
5,14
5,16
Arus (A)
1,73x10-6
1,74x10-6
1,73x10-6
1,73x10-6
1,74x10-6
Tegangan (V)
5,19
5,19
5,18
5,19
5,18
V =5,14 V
V
R=
I
=
R
5,14
6
=2,98 x 10
6
1,72 x 10
I =1,73 x 106 A
Nilai tegangan terbaik pada rangkaian paralel:
V +V + V +V +V
V = 1 2 3 4 5
5
5,19+5,19+5,18+5,19+5,18
V =
5
V =5,19 Volt
V
R=
I
=
R
VI.2
-
5,19
=3 x 10 6
6
1,73 x 10
Ralat
Ralat keraguan untuk kuat arus pada rangkaian seri
No
(A)
(A)
II
I I
.
1
1,72x10-6
1,72x10-6
1,73x10-6
1,72x10-6
10-8
10-16
1,72x10-6
1,72x10-6
1,72x10-6
1,72x10-6
1,73x10-6
1,72x10-6
10-8
10-16
2 x 1016
I=
( I I )2 =
n ( n1 )
2 x 1016
= 10 x 1018=3,16 x 109
20
Ralat nisbi =
I
3,16 x 109
100 =
x 100 =0,18
I
1,72 x 106
(Volt)
(Volt)
V V
V V
.
1
5,15
5,14
0,01
10-4
5,14
5,14
5,13
5,14
-0,01
10-4
5,14
5,14
5,16
5,14
0,02
4x10-4
6 x 104
V=
( V V )2 =
n ( n1 )
6 x 10
5
3
= 3 x 10 =5,47 x 10
20
Ralat nisbi =
V
5,47 x 103
100 =
x 100 =0,11
5,14
V
( R R )=
( R R )=
( R R )=
( V V )
( I I )
((
5,14
5,14
6
1,72 x 10
1,72 x 106
)(
)(
))
Ralat nisbi =
R
8,6 x 103
100 =
x 100 =2,8
6
R
2,98 x 10
(A)
(A)
I I
I I
.
1
1,73x10-6
1,73x10-6
1,74x10-6
1,73x10-6
10-8
10-16
1,73x10-6
1,73x10-6
1,73x10-6
1,73x10-6
1,74x10-6
1,73x10-6
10-8
10-16
2x10-16
I=
( I I )2 =
n ( n1 )
2 x 10
20
16
= 10 x 10
18
=3,16 x 10
Ralat nisbi =
I
3,16 x 109
100 =
x 100 =0,18
6
I
1,73 x 10
(Volt)
(Volt)
V V
V V
.
1
5,19
5,19
5,19
5,19
5,18
5,19
-0,01
10-4
5,19
5,19
5,18
5,19
-0,01
10-4
2 x 104
V=
( V V )2 =
n ( n1 )
2 x 10
6
3
= 10 x 10 =3,16 x 10
20
Ralat nisbi =
V
3,16 x 103
100 =
x 100 =0,06
5,19
V
R=
V
I
( R R )=
( R R )=
( R R )=
((
( V V )
( I I )
5,19
5,19
6
6
1,73 x 10
1,73 x 10
)(
)(
3,16 x 10
3,16 x 10
+
6
5,19
1,73 x 10
))
Ralat nisbi =
R
7,2 x 10 3
100 =
x 100 =0,24
R
3 x 10 6
Grafik
Tegangan (Volt)(V)
5.17
5.16
5.15
5.14
5.13
5.12
5.11
Tegangan (Volt)(V)
5.2
5.19
5.19
5.18
5.18
5.17
Arus (Ampere)(I)
Tugas
Regresi Linier
Regresi linier rangkaian seri :
No
I (A)
V(Volt)
I.V
1,72 . 10-6
2,96. 10-12
5,15
8,86. 10-6
1,73. 10-6
3. 10-12
5,14
8,89. 10-6
1,72. 10-6
2,96. 10-12
5,13
8,82. 10-6
1,72. 10-6
2,96. 10-12
5,14
8,84. 10-6
1,73. 10-6
3. 10-12
5,16
8,93. 10-6
a=
I2 (A2)
8,62. 10-6
V I I IV
2
2
n I ( I )
14,88. 10-12
25,72
44,34. 10-6
0,273.10 12
2,73
0,1.10 12
=
n IV IV
2
2
n I ( I )
b =
5(6,97)6,97
5 ( 0,5996 )2,4964
5(44,34.10 -6 ) 44,34.10 -6
5(14,88. 10 -12 ) (8,62.10 -6 ) 2
177,36.10 6
1,77.10 6
12
0,1.10
Regresi Linier = -2,73+1,77.106xi
-
I(A)
V(Volt)
I.V
1,73 . 10-6
2,99. 10-12
5,19
8,98. 10-6
1,74. 10-6
3. 10-12
5,19
9. 10-6
1,73. 10-6
2,99. 10-12
5,18
8,96. 10-6
1,73. 10-6
2,99. 10-12
5,19
8,98. 10-6
1,74. 10-6
3. 10-12
5,18
9. 10-6
a=
I2(A2)
8,67. 10-6
14,97. 10-12
25,93
8,67. 10-6
V I 2 I IV
n I 2( I )2
1252
5(14,97. 10 -12 ) (8,67.10 -6 ) 2
0,25.10 12
n IV IV
b= n I 2( I )2
5(8,67. 10 -6 ) 8,67. 10 -6
5(14,97. 10 -12 ) (8,67.10 -6 ) 2
34,68.10 6
138,7.x 0 6
0,25.10 12
Y
0,01
10 6
6
X 0,01x10
Hambatan R paralel
VII.
Y
0,01
10 6
6
X 0,01x10
Pembahasan
Pada percobaan ini, praktikan bertujuan untuk memahami dan mempelajari
rangkaian listrik seri dan paralel dan untuk menentukan hambatan ekuivalen yang
dihasilkan pada rangkaian seri maupun paralel. Percobaan dilakukan sebayak dua
kali yaitu pada rangkaian seri dan paralel, dimana setiap percobaan dilakukan
pengulangan sebanyak lima kali untuk mendapatkan variasi data.
Percobaan pertama, yaitu rangkaian seri. Pertama-tama alat dirangkai sesuai
dengan gambar rangkaian seri pada modul setelah itu sumber arus dinyalakan.
Sehingga didapatkan kuat arus rata-rata sebesar 1,72 A dengan rata-rata
tegangan 5,14 volt. Sehingga rata-rata hambatan yang dihasilkan 2,98x10 6 ohm.
Dari data yang telah dihasilkan tersebut dan dilihat dari grafik hubungan tegangan
dengan arus listrik yaitu semakin besar kuat arus maka semakin kecil hambatan
yang terjadi, begitu pula sebaliknya jika tegangan semakin besar maka hambatan
yang dihasilkan besar. Hal ini sesuai dengan rumus sebagai berikut.
R=
Keterangan :
R = hambatan (ohm)
V = tegangan (volt)
V
I
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka disimpulkan beberapa hal antara
lain sebagai berikut.
1. Rangkaian seri merupakan rangkaian yang berujuan untuk memperbesar
hambatan.
Sedangkan
pada
rangkaian
paralel
bertujuan
untuk
IX.
Daftar Pustaka
Fakultas MIPA. 2011. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Universitas
Udayana : Bukit Jimbaran.
Indrajid, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. PT. Setia Purna Inves :
Bandung.
Kamajaya. 2007. Cerdas Bejalar Fisika untuk SMA. Grafindo Media Pratama :
Bandung.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.