Anda di halaman 1dari 12

KINGDOM ANIMALIA

INVERTEBRATA

Phylum Porifera dan Coelenterata

Disusun oleh :
Agustinus Herwian XB/02
Heston Prasetyo XB/16
Leviandri XB/24
Melvern Abhinaya Chairul XB/26
Ritter Willy Putra XB/31

SMA KOLESE KANISIUS


JAKARTA
2010
PHYLUM PORIFERA
 (Hewan multiseluler (metazoa) paling sederhana
 tubuh seperti spons
 disebut hewan spons)

Ciri Tubuh
Ukuran dan Bentuk :
 Ukuran dari sebesar butir beras sampai yang tinggi dan diameternya 2 m
 Umumnya berbentuk asimetri (tidak beraturan) seperti vas bunga, mangkuk atau
tumbuhan, tapi ada juga yang berbentuk simetri radial
 Tubuh memiliki pori-pori seperti spons (ostium)

Struktur dan fungsi tubuh :


 Tubuh belum membentuk jaringan dan organ  termasuk kelompok parazoa
 Pinakosit : Permukaan luar tubuh porifera berbentuk sel-sel pipih dan berdinding
tebal berfungsi sebagai pelindung
 Terdapat pori-pori di pinakosit sebagai saluran air ke Spongosol
 Spongosol (rongga tubuh) : dilapisi oleh koanosit. Berfungsi untuk menelan makanan
secara fagetosis
 Koanosit : Sel berleher yang memiliki flagelum. Untuk menyerap oksigen secara
difusi.
 Flagelum : berfungsi membentuk aliran air satu arah, sehingga air yang mengandung
makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol
 Oskulum : Tempat/lubang pembuangan sisa makanan
 Amoebosit : Sel yang bergerak seperti amoeba yang berfungsi untuk mentransfer
makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh lain

Porifera yang
berbentuk
seperti vas
bunga beserta
Tipe Tubuh:
Berdasarkan sistem saluran air nya, Porifera dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipe
Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon.

1. Tipe Ascon
 Mempunyai sistem saluran air sederhana.
 Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar
melalui oskulum
 Contoh : Leucoslenia

2. Tipe Sycon
 Mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit.
 Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit , spongosol keluar
melalui oskulum
 Contoh : Scypha

3. Tipe Rhagon (Leucon)


 Mempunyai tipe saluran air yang paling kompleks/rumit.
 Lapisan masoglea tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang.
 Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat.
 Air masuk melalui pori saluran radial yang bercabang-cabang, keluar melalui
oskulum.
 Contoh : Euspongia dan Spongida
Cara Hidup
 Porifera hidup secara heterotrof
 Makanannya bakteri dan plankton
 Makanan masuk dalam bentuk cairan  disebut sebagai pemakan cairan.
 Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit :
Makanan diambil koanosit dan amoebosit, amoebosit menyebarkan makanan ke sel-
sel dalam tubuh porifera.
Habitat
 Umumnya di laut : tepi pantai sampai laut
kedalaman 5 km.
 Ada juga di air tawar, jumlahnya sekitar 150 jenis.
Contohnya Haliciona dari kelas Demospongia.
 Porifera menempel di batu dan benda-benda di
dasar laut.
 Porifera Dewasa tidak dapat berpindah tempat,
kadang-kadang orang menganggap sebagai
tumbuhan.

Reproduksi
1. Reproduksi aseksual
 Dengan pembentukan tunas dan gemmule (tunas internal) yang dihasilkan
menjelang musim dingin
2. Reproduksi seksual
 Dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum yang terjadi di luar tubul
porifera (external)

Klasifikasi Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya

1. Kelas Calcarea (Clacispongiae)


 Kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat.
 Ukuran tubuh: tinggi kurang dari 10 cm
 Berwarna pucat
 Bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.
 Habitat : laut dangkal.
 Contoh: Scypa, Sycon, Clathrina, Leucettusa lancifer, dan Grantia, Leucosolenia

2. Kelas Hexatinellida (Hyalospongiae)


 Kerangka tubuh berupa spikula yang mengandung silikat atau kersik (SiO2). Ujung
spikula berjumlah enam.
 Ukuran tubuh: tinggi rata rata 10 -30 cm
 Berwarna pucat
 Bentuk tubuh seperti vas bunga atau mangkuk.
 Tipe saluran air: tipe sikonoid.
 Habitat: kedalaman laut 200 – 1.000 m.
 Contoh: Euplectella aspergillum.
3. Kelas Demospongiae
 Kerangka tubuh terbuat dari serabut spongin, atau campuran spongin dan zat
kersik.
 Ukuran tubuh: Tinggi dan diameter mencapai lebih dari 1 meter.
 Berwarna cerah  mengandung pigmen pada amoebosit yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari sinar matahari.
 Bentuk tubuh tidak beraturan dan bercabang.
 Tipe saluran: tipe Leukonoid.
 Habitat : laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.
 Contoh: Hippospongia, Niphates digitalis, Euspongia sp dan Spongilla sp.

CClathrina
clathrus
Euplectella aspergillum

Niphates digitalis
Tabel klasifikasi Porifera

Calcarea Hexatinellida
Perbedaan Demospongiae
(Clacispongiae) (Hyalospongiae)
spikula yang
spikula seperti duri- mengandung silikat serabut spongin, atau
Penyusun
duri kecil dari Kalsium atau kersik (SiO2). campuran spongin
kerangka tubuh
Karbonat Ujung spikula dan zat kersik
berjumlah enam
Tinggi dan diameter
tinggi kurang dari 10 tinggi rata rata 10 -30
Ukuran tubuh mencapai lebih dari 1
cm cm
meter
cerah , mengandung
pigmen pada
amoebosit yang
Warna pucat pucat
berfungsi untuk
melindungi tubuh dari
sinar matahari
seperti vas bunga,
vas bunga atau tidak beraturan dan
Bentuk tubuh dompet, kendi, atau
mangkuk bercabang
silinder
Tipe saluran air tipe sikonoid tipe Leukonoid
laut dalam maupun
kedalaman laut 200 –
Habitat laut dangkal dangkal, meskipun
1.000 m
ada yang di air tawar
Scypa, Sycon, Hippospongia,
Clathrina, Leucettusa Niphates digitalis,
Contoh Euplectella aspergillum
lancifer, dan Grantia, Euspongia sp dan
Leucosolenia Spongilla sp.

Peranan Porifera
 Spongia dan Hippospongia  digunakan sebagai spons mandi, pembersih kaca, dan alat
gosok
 Zat kimia yang dikeluarkan dapat dijadiakn sebagai obat kanker atau penyakit lain
PHYLUM COELENTERATA (CNIDARIA)
 Coelenterata adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.
 Rongga tubuh Coelenterata berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler)
 Memiliki sel penyengat yang terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulut.
 Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks dibanding porifera.
 Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi oleh jaringan dan fungsinya dikoordinasi oleh
sistem saraf sederhana.
 Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di
antara dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel.

Ciri tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh:
 Ukuran beraneka ragam, hingga yang beberapa milimeter
 Contoh : Hydra (mikroskopis), Cyanea(makroskopis)
 Bentuk tubuh simetri radial berupa medusa/polip
 Medusa seperti lonceng/payung dengan tentakel
 Polip berbentuk tabung seperti medusa memanjang

Struktur dan fungsi tubuh :


 Hewan dipoblastik (terdiri dari 2 lapisan sel)
 Memiliki 2 lapisan sel (ektoderm dan endoderm)
Ektoderm (lapisan luar/epidermis) sebagai pelindung (rongga pencernaan)
Endoderm (lapisan dalam/gastodermis) untuk pencernaan yang tersusun dari
bahan gelatin
 Memiliki gastrosol (rongga pencernaan berbentuk kantong) atau coelenteron, di
gastrosol makanan dicerna dengan bantuan enzim dan dikeluarkan melalui
gastrodermis.
Pencernaan ekstraseluler adalah pencernaan di dalam gastrosol, akan mengalami
proses pencernaan lanjut oleh vakuola makanan
Pencernaan intraseluler adalah pencernaan di dalam sel gastrodermis, kemudian
sari makanan diedarkan dengan difusi.
 Pernafasan (menghirup O2 mengeluarakan CO2) secara difusi
 Memiliki sistem saraf sederhana berbentuk jala berguna untuk mengendalikan
gerakan dalam merespon rangsangan  terdapat pada Mesoglea (lapisan bukan sel
diantara epidermis-gastodermis)
 Coelenterata polip : tubuh terdiri dari kaki, tubuh dan mulut yang dikelilingi tentakel
 Coelenterata medusa : tidak mempunyai bagian kaki
 Mulut berfungsi menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena tidak
punya anus
 Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukkan makanan ke mulut,
terdapat sel disebut knidosit atau knidoblas yang mengandung nematokis (kapsul
penyengat)

struktur tubuh Coelenterata bentuk :


(a) polip (b) medusa

Cara hidup
 Hidup bebas secara heterotrof (memangsa plankton dan hewan kecil di air).
 Knidosit berperan dalam memperoleh mangsa (mengeluarkan racun untuk
melumpuhkan mangsa)
 Mangsa yang didapat ditangkap oleh tentakel dan dibawa ke mulut.

Habitat
 Hidup di air laut maupun air tawar.
 Soliter atau berkelompok.
 Coelenterata polip : melekat pada batu atau benda lain di dasar perairan, tidak dapat
berpindah tempat.
 Coelenterata medusa : bergerak bebas melayang di air.

Reproduksi
1. Ada yang mengalami metagenesis dan ada yang tidak.
2. Reproduksi Aseksual
 Dilakukan dengan pembentukan tunas (pada Coelenterata berbentuk polip)
 Tunas tumbuh di dekat polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya
sehingga membentuk koloni.
 Contoh Coelenterata yang melakukan reproduksi aseksual adalah Coelenterata
yang berbentuk polip : Tubastrea, Acropora, Utiricina, dan Turbinaria.
3. Reproduksi Seksual
 Dilakukan dengan cara pembentukan dan penyatuan gamet (sperma dan ovum)
 Terjadi pada semua Coelenterata berbentuk medusa dan sebagian Coelenterata
berbentuk polip.
 Contoh Coelenterata yang melakukan reproduksi seksual adalah hydra, Obelia,
Physalia, Cyanea, dan Chrysaora fruttescens.
Klasifikasi
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidup  Hydrozoa, Scyphozoa, dan
Anthozoa.

1. Hydrozoa
 Berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan zoa yang berarti
hewan.
 Memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidup.
 Hydrozoa hidup soliter (berbentuk polip) atau berkoloni (bentuk polip dan
medusa)
 Contoh : Hydra, Obelia, dan Physalia

(a) Hydra (b) Physalia

Obelia

(a) Obelia fase medusa (b) Obelia fase polip

Obelia merupakan Hydrozoa yang hidup berkoloni di laut bebas. Memiliki


bentuk medusa dan polip dalam siklus hidupnya. Berikut siklus hidup Obelia:

 Obelia diploid (2n) bereproduksi secara aseksual (tunas)


 Dalam koloni, Ada dua jenis polip :
 Polip yang memiliki tentakel (berfungsi untuk makan.
 Polip yang tidak memiliki tentakel (berfungsi untuk reproduksi dengan
cara membentuk medusa dengan pertunasan)
 Medusa diploid (2n) kemudian lepas dari polip dan tumbuh dewasa. Medusa
dewasa menghasilkan sperma (n) dan ovum haploid (n) yang dilepaskan ke
air.
 Fertilisasi terjadi di air dan akam membentuk zigot (2n).
 Zigot berkembang menjadi larva bersila dan akan membentuk planula. Panula
kemudian menempel pada dasar laut dan tumbuh menjadi polip Obelia
dewasa.

2. Scyphozoa
 Berasal dari bahasa Yunani yaitu scypho yang berarti mangkuk dan zoa yang
berarti hewan.
 Bentuk dominan berupa medusa (dikenal dengan ubur-ubur)
 Medusa umumnya berukuran 2 - 40 cm.
 Reproduksi Scyphozoa secara aseksual dan seksual.
 Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual yang kemudian
menghasilkan gamet yang jika terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot.
 Contoh : Cyanea dan Chrysaora fruttescens
(a) Cyanea (b) Chrysaora hysoscella

3. Anthozoa
 Berasal dari bahasa Yunani yaitu Antho yang berarti bunga dan zoa yang berarti
hewan.
 Memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.
 Anthozoa hanya memiliki bentuk polip yang berukuran besar.
 Hidup di laut dangkal secara soliter atau berkoloni.
 Bereproduksi secara aseksual (tunas dan fragmentasi) dan reproduksi seksual
(menghasilkan gamet)
 Contoh : Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (anemon laut), dan
Turbinaria.

(a) Acropora (c) Urticina

(b) Turbinaria (d) Tubastrea

Tubastrea (koral)
 Koral hidup di air jenih dan dangkal karena koral bersimbiosis mutualisme
dengan ganggang (ganggang memberikan makanan dan membantu
pembentukan rangka pada koral, koral memberikan buangan yang merupakan
makanan bagi ganggang serta pelindungan pada ganggang dari herbivora)
 Rangka koral ada yang tersusun dari zat kapur
 Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu
karang) atau atol (pulau karang)

Peranan Coelenterata
 Coelenterata kelas Anthozoa (yaitu koral atau karang) merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang dimana menjadi tempat hidup beragam jenis
hewan dan ganggang  banyak di Asia Tenggara, dari Filipina, dan Indonesia hingga
Great Barrier Reef di Australia.
 Ekosistem terumbu karang menyumbangkan 25% ikan yang dikonsumsi manusia.
 Terumbu karang yang sangat indah dapat dijadikan sebagai objek wisata.
 Karang di pantai juga bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah abrasi
pantai.

Anda mungkin juga menyukai