Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nyalah
makalah yang berjudul Bahasa Pengembang Kepribadian ini dapat disusun dan
diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai syarat tugas matakuliah Bahasa Indonesia. Untuk
menyusun makalah ini, penulis dibimbing oleh Ibu Muharrina Harahap, M.Hum. selaku dosen
mata kuliah. Penulis mengucapkan terimakasih kepada beliau yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari benar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan agar makalah ini dapat diperbaiki dan
disempurnakan kembali di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi para mahasiswa/i program studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Medan dan semoga kita tetap dalam lindungan-Nya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
i
DAFTAR ISI..
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Pembatasan Masalah..
2
1.4
Masalah. 2
Perumusan
Pengertian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana komunikasi terpenting yang digunakan oleh setiap manusia untuk
berinteraksi terhadap manusia lainnya. Selain itu, bahasa juga merupakan identitas diri
seseorang. Dengan mendengar bahasa yang digunakan oleh seseorang, ketika sedang berinteraksi
dengan orang lain, maka secara tidak langsung dapat diketahui asal dan identitas seseorang
tersebut. Dari bahasa yang digunakan, maka seseorang tersebut akan berkepribadian, berperilaku
dan berbudi khas sesuai dengan bahasa yang digunakan atau dengan kata lain sesuai dengan asal
dan identitas seseorang tersebut. Namun tidak hanya itu, bahasa juga dapat menjadi sarana untuk
mempermudah terjadinya komunikasi yang baik, meskipun terdapat banyak sekali
keanekaragaman bahasa di suatu negara. Bahasa juga dapat memperkuat rasa kesatuan setiap
masyarakat di suatu negara.
Sebagai salah satu negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman bahasa, Indonesia
memiliki bahasa kesatuan yang sangat dijunjung tinggi, yaitu bahasa Indonesia. Dengan
menggunakan bahasa Indonesia, maka dapat tercipta suatu kepribadian yang kokoh dan tegas
bahwa meskipun Indonesia kaya akan keanekaragaman bahasa, namun Indonesia tetap
memegang teguh bahasa kesatuan, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa yang mempersatukan
perbedaan dan keanekaragaman menjadi satu kesatuan yang kuat. Dengan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan, maka kepribadian, perilaku dan budi pekerti masyarakat
Indonesia akan mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul makalah ini Bahasa Pengembang Kepribadian
maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Pengertian bahasa dan bahasa Indonesia.
2. Fungsi bahasa dan bahasa Indonesia.
3. Pengertian kepribadian dan pengembangan kepribadian.
4. Hubungan bahasa dengan pengembangan kepribadian.
5. Hubungan bahasa Indonesia dengan pengembangan kepribadian.
6. Fungsi bahasa Indonesia sebagai pengembang kepribadian.
1.3 Pembatasan Masalah Untuk memperjelas pembahasan maka masalah yang dibahas dibatasi
pada masalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi utama, dan dengan bahasa manusia mengungkapkan
pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Proses-proses pemikiran sangat ditentukan oleh
kemampuan berbahasa. Melalui ungkapan bahasa, pikiran, perasaan dan penalaran seseorang
dapat dirangsang dan dilatih. Kemampuan menggunakan bahasalah yang paling membedakan
manusia dari mahkluk hidup lainnya. Bahasa memungkinkan manusia untuk menyampaikan
informasi dan meneruskannya dari generasi ke generasi, melalui ungkapan secara tertulis.
Bahasa memungkinkan manusia untuk membangun kebudayaan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan dengan pengetahuan meningkatkan mutu kehidupannya. Bahasa juga dapat
mempengaruhi arah perilaku manusia. Akhirnya dapat dikatakan bahwa bahasa memberikan
manusia identitasnya, untuk menentukan posisinya di dalam dunia dan membentuk
pandangannya tentang dunianya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88), bahasa adalah sistem bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Yudrik Jahja dalam bukunya Psikologi Perkembangan (2011:53)
mengemukakan bahwa bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian seperti
dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Sedangkan
Harimurti Kridalaksana mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi
arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri. Selanjutnya wojowarsito (2011:1) berpengertian bahwa bahasa adalah
alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang
bahasa.
Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia. Fungsi bahasa adalah instrumental,
regulasi, representasional, personal, heuristik, interaksional, dan imajinatif. Bahasa sebagai aspek
kebudayaan, bahasa dan aspek-aspek lain dari kebudayaan, sebagai pendukung kebudayaan, atau
kebudayaan sebagai pendukung bahasa, dan bahasa sebagai cermin kebudayaan, merupakan
ungkapan-ungkapan yang tercermin di masyarakat yang menggambarkan hubungan bahasa
dengan kebudayaan.
2.2 Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, Bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam
bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau (wilayah kepulauan Riau
sekarang) dari abad ke-19. Kemudian mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai
bahasa kerja di lingkungan Administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Penamaan bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
oktober 1928, untuk menghindari kesan Imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu
tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian
bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur
bahasa Indonesia kerap kali menggunakan reaksi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, suratmeyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Fonologi dan tata bahasa Indonesia dianggap
relatif muda.
Menurut Alisyahbana (1978:37), bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa perhubungan
yang berabad-abad tumbuh berlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan yang setelah
bangkitnya pergerakan pembangunan rakyat Indonesia pada permulaan abad ke-20 dengan insyaf
diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan. Demikianlah , Sutan Takdir Alisyahbana
menyatakan bahwa bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang tumbuh berabad-abad, sudah
tumbuh sejak beberapa abad, bukan baru satu atau dua abad di Asia Selatan.
2.3 Fungsi Bahasa Indonesia
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25 s.d 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar
resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi di dalam perhubungan dalam tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, (d)
bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.
2.4 Pengertian Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
a.
a.
Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian atau personality berasal dari bahasa Latin persona yang berarti
topeng. Menurut Allport (Hurlock, 1978), kepribadian merupakan susunan sistem psikofisik
yang dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam
melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik. Menurut Horton (1982),
kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap
perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan
pada situasi tertentu. Menurut Schever Dan Lamm (1998) mendefinisikan kepribadian sebagai
keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Pola berarti sesuatu
yang udah menjadi standar atau baku, sehingga jika dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah
baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya
konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
antara lain: fisik, inteligensi, jenis kelamin, teman sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan dan
sosial budaya, serta faktor internal dari dalam diri individu seperti tekanan emosional.
Ciri-ciri kepribadian yang sehat antara lain.
1. Mandiri dalam berpikir dan bertindak.
2. Mampu menjalin relasi sosial yang sehat dengan sesamanya.
3.Mampu menerima dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana apa adanya.
4.Dapat menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan.
5.Dapat mengendalikan emosi.
b.
Ego, dan Superego. Id adalah sistem kepribadian yang orisinal, di mana ketika manusia ini
dilahirkan ia hanya memiliki Id saja karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan
tempat timbulnya insting. Ego mengadakan kontak dengan dunia realistis yang ada di luar
dirinya. Di sini, Ego berperan sebagai eksekutif yang memerintah, mengatur, dan
mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti polisi lalu lintas yang selalu
mengontrol jalannya Id, Superego, dan dunia luar. Superego adalah yang memegang keadilan
atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, dan
boleh-tidak. Di sini, Superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan normanorma moral masyarakat.
Perilaku manusia untuk sebagian besar ditentukan oleh mekanisme masingmasing struktur. Pembentukan kepribadian akibat mekanisme tersebut secara global yaitu: (1)
apabila rasa Id-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan
bertindak primitif, impulsif, dan agresif dan ia akan mengumbar implus-implus primitifnya;
(2) apabila rasa egonya menguasai sebagaian besar energi psikis itu, maka pribadinya
bertindak dengan cara-cara yang realistis, logis, dan rasional; dan (3) apabila rasa
Superegonya menguasai sebagian besar energi psikis itu. Maka pribadinya akan bertindak
pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang
irasional.
2.5 Pengembangan Kepribadian
Pengembangan diri dapat disamakan dengan istilah pengembangan kepribadian
atau pengembangan jati diri dalam literatur pendidikan, khususnya psikologi pendidikan .
Meskipun sebetulnya istilah diri (self) tidak sepenuhnya identik dengan kepribadian
(personality). Istilah diri dalam bahasa psikologi disebut pula sebagai aku, ego, atau self yang
merupakan salah satu aspek sekaligus inti dari kepribadian, yang di dalamnya meliputi segala
kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Aku
yang disadari oleh individu bisa disebut self picture (gambaran diri), sedangkan aku yang tidak
disadari disebut unconscious aspect of the self (aku tidak sadar).
Perkembangan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik heriditas
( pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, psikis, kebudayaan, spiritual, dan lain-lain).
Perkembangan ini akan menimbulkan perubahan-perubahan kepribadian terutama pada masa
anak-anak dan remaja. Khusus pada masa remaja, perubahan kepribadian ini akan menjadi
masa amat penting dan memberikan dasar bagi masa dewasa karena pada masa ini
merupakan saat berkembangnya identity ( jati diri).
2.6 Hubungan Bahasa dan Pengembangan Kepribadian
a.
b.
d.
f.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi utama, dan dengan bahasa manusia mengungkapkan
pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Bahasa Indonesia adalah bahasa perhubungan yang
berabad-abad tumbuh berlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan yang setelah
bangkitnya pergerakan pembangunan rakyat Indonesia pada permulaan abad ke-20 dengan insyaf
diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a) bahasa
resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi
didalam perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan, (d) bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,
pemikiran, dan perilaku. Perkembangan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik heriditas ( pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, psikis, kebudayaan, spiritual, dan
lain-lain). Berdasarkan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai pembangunan kepribadian,
mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadian. Selain itu,
mahasiswa yang berkompetensi berbahasa Indonesia baku dengan baik dan benar akan mampu
memahami konsep-konsep pemikiran dan pendapat orang lain. Kompetensi ini akan dapat
mengembangkan karakter dan kepribadian melalui berpikir sinergis, yaitu kemampuan
mneghasilkan konsep baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki bersamaan dengan
pengalaman baru.
DAFTAR RUJUKAN
Barus Sanggup,dkk.2011. Bahasa Indonesia. Medan: UNIMED
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Pien, Sukendar. 1994. Pembinaan dan Perkembangan Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya
Lawrence. 2010. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Muslich, M. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.scribd.com/doc/116852360/Bahasa-Pengembang-Kepribadian
http://save4your.blogspot.com/2011/10/pengertian-bahasa-indonesia.html