Kelompok 14 BBLR Makalah
Kelompok 14 BBLR Makalah
(BBLR)
A. PENGERTIAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya <
2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004).
B.
PENGGOLONGAN
1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002):
a.
b.
2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
a.
b.
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c.
Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
3. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan (Wong, 2004):
a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil
ke-10 kurva pertumbuhan janin.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil
ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke90 pada kurva pertumbuhan janin.
C.
PENYEBAB BBLR
Menurut Kliegman (2000) dan Merenstein (2002) penyebab BBLR adalah sebagai
berikut:
1. Prematur Murni
a.
Faktor Ibu.
1). Umur ( 20 tahun).
2). Paritas.
3). Ras.
4). Infertilitas.
5). Riwayat kehamilan tak baik.
6). Rahim abnormal.
7). Jarak kelahiran terlalu dekat.
8). BBLR pada anak sebelumnya.
9). Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil).
10).
11).
radiasi).
12).
kurang baik).
b.
Faktor Placenta
1) Penyakit vaskuler.
2) Kehamilan ganda.
3) Malformasi.
4) Tumor.
c.
Faktor Janin
1) Kelainan kromosom.
2) Malformasi.
3) Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (misal; TORCH).
4) Kehamilan ganda.
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara
ibu dan janin.
D.
Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan,
dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan
USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada
umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial
dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel
anterior yang terbuka (Merenstein, 2002).
Laboratorium
Darah Rutin
1) Hematokrit (HCT)
a)
b)
c)
a)
b)
c)
d)
Bilirubin
1) Total (serum)
a) Tali pusat < 2,0 mg/dl
b) 0-1 hari 8,0 mg/dl
c) 1-2 hari 12,0 mg/dl
d) 2-5 hari 16,0 mg/dl
e) Kemudian 2,0 mg/dl.
2) Direk (terkonjugasi)
a)
0,0-0,2 mg/dl
c.
Glukosa (812 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi glukosa
plasma < 50 mg/dl.
3) Serum
f) Tali pusat 45-96 mg/dl
g) Bayi baru lahir (usia 1 hari) 40-60 mg/dl
h) Bayi usia > 1 hari 50-90 mg/dl.
b)
c)
d)
e)
f)
b)
Kemudian 95-99%.
Natrium
a)
b)
2)
3)
a)
b)
c)
Klorida
a)
Serum/plasma
1.1) Tali pusat 96-104 mEq/L
1.2) Bayi baru lahir 97-110 mEq/L.
cincin
KOMPLIKASI
1.
2.
Hipoglikemi simtomatik.
3.
Asfiksis neonatorum
4.
5.
Hiperbilirubinemia.
6.
Sepsis neonatorum.
H. PENATALAKSANAAN
Setelah bayi lahir dilakukan:
1
Tindakan Umum
a. Membersihkan jalan nafas.
b. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
c. Perawatan tali pusat dan mata.
Tindakan Khusus
a.
Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila (tambah 0,5 oC pada
pengukuran rektal)), pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan 35 minggu
perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL 2000 gram dirawat dalam inkubator atau
dengan boks kaca menggunakan lampu.
b.
c.
Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila 60x/mnt lakukan foto thoraks.
d.
e.
Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan darah).
f.
g.
Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan
umum baik
h.
i.
j.
I.
b.
c.
d.
Tanda-tanda vital.
e.
Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada 30
Cm, lingkar kepala 33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi;
kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.
c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi dengan
kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.
4) Gastrointestinal
a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga masih lemah.
b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan fungsi
pankreas berupa hipoglikemia.
c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi,
dan kepala menghadap satu jurusan.
b) Lebih banyak tidur daripada bangun.
c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna (lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.
7) Suhu
a) Pusat
pengaturan
suhu
tubuh
(hipothalamus)
belum
matur
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskular,
penurunan energi dan keletihan
b.
Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak
tubuh subkutan
b.
2.
Intervensi
Diagnosa
Keperawatan
Pola nafas tidak
efektif b/d tidak
adekuatnya
ekspansi paru
Tujuan/Kriteria
Pola nafas yang
efektif
Kriteria :
Kebutuhan
oksigen
menurun
Nafas spontan,
adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada
retraksi
Gangguan
Pertukaran gas
pertukaran gas b/d adekuat
kurangnya
ventilasi alveolar
Kriteria :
sekunder terhadap Tidak sianosis.
defisiensi
Analisa gas
Rencana Tindakan
surfaktan
darah normal
Saturasi
oksigen normal.
No
3.
4.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko tinggi
gangguan
keseimbangan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit b/d
ketidakmampuan
ginjal
mempertahankan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
Tujuan/Kriteria
Hidrasi baik
Rencana Tindakan
Kriteria:
Turgor kulit
elastik
Tidak ada
edema
Produksi urin 12 cc/kgbb/jam
Elektrolit darah
dalam batas
normal
Perubahan nutrisi
kurang dari
Nutrisi adekuat
kebutuhan tubuh
berhubungan
Kriteria :
dengan tidak
Berat badan
adekuatnya
naik 10-30
persediaan zat
gram / hari
besi, kalsium,
Tidak ada
metabolisme yang
edema
tinggi dan intake
Protein dan
yang kurang
albumin darah
adekuat
dalam batas
normal
Resiko tinggi
hipotermi atau
hipertermi b/d
imaturitas fungsi
termoregulasi atau Suhu bayi stabil
Suhu 36,5 0C
perubahan suhu
-37,2 0C
lingkungan
Akral hangat
Observasi tanda-tanda
perburukan pernafasan
Lapor dokter apabila terdapat
tanda-tanda perburukan
pernafasan
Kolaborasi dalam pemeriksaan
analisa gas darah
Kolaborasi dalam pemeriksaan
surfaktan
No
6.
7.
8.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko tinggi
terjadi gangguan
perfusi jaringan
b/d imaturitas
fungsi
kardiovaskuler
Resiko tinggi
injuri susunan
saraf pusat b/d
hipoksia
Resiko tinggi
infeksi b/d
imaturitas fungsi
imunologik
Tujuan/Kriteria
Perfusi
jaringan
baik
Tekanan darah
normal
Pengisian
kembali kapiler
<2 detik
Akral
hangat
dan
tidak
sianosis
Produksi urin 12 cc/kgbb/jam
Kesadaran
composmentis
Rencana Tindakan
Kriteria :
Suhu 36,5 0C
-37,2 0C
Darah rutin
normal
9.
Resiko tinggi
Integritas kulit baik
gangguan
10
.
Gangguan
Persepsi dan
persepsi-sensori :
sensori baik
penglihatan,
pendengaran,
Kriteria :
penciuman, taktil
Bayi berespon
b/d stimulus yang
terhadap
kurang atau
stimulus
berlebihan dari
lingkungan
perawatan intensif
Koping keluarga
Koping keluarga
11. tidak efektif b/d
efektif
Ortu kooperatif
bayinya,
dg
perawatan
perawatan yang
bayinya.
lama dan takut
Pengetahuan
untuk merawat
bayinya setelah
pulang dari RS
ortu bertambah
Orang tua dapat
merawat bayi di
rumah
DAFTAR PUSTAKA
Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta
Prematur murni;
Dismaturitas;
PATHWAYS
BBLR
Sistem respirasi
Distres
janin
Aspirasi
mekonium
Imaturitas
paru
Surfaktan
belum
terbentuk
Sistem termoregulasi
Sistem integumen
Struktur kulit
immatur
Sistem imunitas
Sistem saraf
Sistem
Sistem kekebalan
tubuh matur
gastrointestinal
Sistem saraf
pusat
Pembuluh darah
rentan ruptur
Ketidakmampuan
mencerna nutrisi
dan hemolisis
Bersihan
jalan nafas
tidak
efektif
Tegangan
pemukaan dan
resistensi serta
kolaps
alveolus
Termoregulasi tidak
efektif
Lemak
Subcutan <<
Gg. Membran
Hyalin, surfactan,
pembuluh darah
Pengemb
angan
paru
Kerusakan
pertukaran gas
Pola nafas
tidak
efektif
Termoregulasi
tdk efektif
Perdarahan
periventrikuler
Pusat refleks
Medula spinalis
belum sempurna
Reflek
fisiologis
Reflek hisap
lemah
Immaturitas hepar
Kulit tipis/
barier tdk
sempurna
Resiko
infeksi
gg.,metabolisme
bilirubin
gg.reduksi insulin
Resiko
injury/trauma
Menyusui tidak
efektif
PK:Hipoglikemi
PK: Hiperbilirubinemia
Kulit rentan
Resiko tinggi
gg integritas
kulit
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko
Gangguan
tumbang