PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto:
Nama
NIM
: 201001027
Setuju/tidak setuju*) naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan
setelah arahan dari Pembimbing, dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan
nama tim pembimbing sebagai co-author.
Mojokerto,
Juni 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL SKRIPSI
HUBUNGAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA ) PADA BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACIRAN
KABUPATEN LAMONGAN
Pembimbing I
Pembimbing II
ABSTRAK
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi di setiap tahunnya di
Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan merokok anggota
keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) pada balita.
Jenis penelitian observasional, dengan rancang bangun Cross sectional,
variabel independen merokok anggota keluarga dan variabel dependen ISPA Pada
Balita. Populasi seluruh keluarga yang memilki Balita di wilayah kerja Puskesmas
Paciran Kabupaten Lamongan. Menggunakan consecutive sampling. Diolah
melalui editing, coding, processing/entry, cleaning. Dianalisis dengan uji chi
square tingkat kemaknaan 0,05 atau p 0,05 Ho ditolak bila /p < 0,05.
Hasil penelitian diketahui bahwa kebiasaan merokok di wilayah kerja
Puskesmas Paciran Kabupaten lamongan yaitu 23 responden (65.7%) dan
Kejadian ISPA sebagian besar terdapat pada anak laki-laki yaitu sebanyak 11 anak
(31.4%)
Hasil chi square nilai p = 0,020 dimana < 0,05 , Ha diterima dan Ho
ditolak artinya terdapat hubungan antara anggota keluarga yang merokok dengan
kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Paciran Kabupaten
Lamongan.
Keluarga harus lebih menyadari bahwa dampak dari asap rokok sangat
mengganggu kesehatan anggota keluarga yang lain terutama bagi balita keluarga
hendaknya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari asap rokok untuk
mengurangi kejadian ISPA pada balita.
Kata Kunci : Merokok, kejadian ISPA, Balita
ABSTRACT
ARI is still an important health problem because it causes the death of
infants and toddlers are quite high in each year , in Indonesia, this research aims
know to relationships with family members smoked incidence of acute respiratory
infections ( ARI ) in infants .
Observational research, the cross-sectional design, the independent
variable smoking family members and dependent variables ARI In Toddlers . The
population of the entire family, which owns Toddlers in Puskesmas Paciran
Lamongan. using consecutive sampling. Processed through editing, coding,
processing / entry, cleaning. Analyzed by chi square test of significance level
0.05 or p 0.05 Ho rejected when / p < 0.05.
dalam
Sistem
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Di provinsi jawa
timur penyebab utama kematian bayi salah satunya adalah
infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Penemuan ISPA pada balita di jawa timur, sejak tahun
2007 sampai 2008 berturut-turut adalah 62.126 kasus (31,45%), 72.357 kasus
(35,94%) (Lajamudi, 2009).
Menurut Ditjen PPM & PL Depkes RI, faktor beresiko untuk terjangkitnya
atau mempengaruhi timbulnya infeksi saluran pernapasan akut, yaitu; gizi kurang,
berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI memadai, polusi udara, termasuk
asap rokok, kepadatan tempat tinggal, imunisasi tidak memadai, defisiensi vitamin
A, tingkat sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan ibu rendah, dan tingkat
pelayanan
dipengaruhi oleh kualitas udara dalam rumah. (Chahaya dan Nurmaini, 2005).
Ventilasi ruangan mempunyai pengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita.
Selain itu, pencemaran udara di dalam rumah dilihat dari paparan asap rokok.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang
dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun
dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang
merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok yang
sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi perokok
pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal perokok
pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita ISPA, kanker paru-paru dan
penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai
risiko yang lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah,
bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asma ( Depkes, 2008 ).
Untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak dan balita antara lain
memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua tentang kebersihan, sanitasi,
penyakit ISPA dan pencegahann, selain itu kualitas udara dalam rumah dan
ventilasi udara di ruangan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Banyak orang
tua tidak mengerti bahawa kejadian ISPA dipengaruhi kebersihan udara termasuk
asap rokok. Dalam asap rokok banyak kandungan kimia yang beracun dan bahan
yang dapat menimbulkan kanker. Setelah diberi pendidikan kesehatan supaya
orang tua tahu dan mengerti faktor-faktor penyebab terjadinya ISPA dan
mencegah lebih awal serta mengetahui lebih awal tanda-tanda ISPA dan ikut serta
aktif.
METODE
Jenis penelitian observasional, dengan rancang bangun Cross sectional,
variabel independen merokok anggota keluarga dan variabel dependen ISPA Pada
Balita. Populasi seluruh keluarga yang memilki Balita di wilayah kerja Puskesmas
Paciran Kabupaten Lamongan. Menggunakan consecutive sampling. Diolah
melalui editing, coding, processing/entry, cleaning. Dianalisis dengan uji chi
square tingkat kemaknaan 0,05 atau p 0,05 Ho ditolak bila /p < 0,05.
Pembahasan
1.
sehingga udara yang dihirupnya sudah terkontaminasi oleh asap rokok yang
mengakibatkan radang tenggorokan, penyakit asma dan penyakit pernafasan
lainya. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan kesadaran diri dan
saling mengerti bagi keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok untuk
tidak merokok di dalam rumah dan bahkan dilingkungan rumah hal ini
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh asap rokok. Kebiasaan merokok pada kepala keluarga
seringkali dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pada penelitian ini kepala
keluarga yang dikategorikan perokok aktif tingkat pendidikanya hanya pada
tingkat pendidikan dasar sebanyak 16 orang (45.7%) dari 21 orang. Hal ini
karena dengan rendahnya pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang,
terutama pada kebiasaan merokok, dengan pendidikan rendah pengetahuan
tentang bahaya rokok terhadap anggota keluarga masih kurang, sehingga
mereka dengan bebasnya merokok baik didalam rumah maupun diluar rumah,
karena tidak menghiraukan bahaya rokok terhadap kesehatan orang lain.
Kebiasaan merokok juga tidak lepas dari status pekerjaan seseorang,
pada penelitian ini kepala keluarga yang merokok ditemukan pada keluarga
yang pekerjaanya pedagang atau wirausaha yaitu sebanyak 6 orang (17.1%)
dari 8 orang, hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan dagang identik dengan
mudahnya memperoleh rokok, karena dalam keseharian mereka memperjual
belikan rokok sehingga keinginan untuk merokok akan semakin kuat hal itu
akan menjadi suatu kebiasaan. Berbeda dengan kepala keluarga yang
pekerjaanya sebagai pegawai swasta, sebanyak 3 responden (8.6%) dari 3
responden hanya 1 orang yang merokok, hal ini karena dengan menjadi
pegawai swasta gaji yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
merokok sehingga dapat meminimalisir kebiasaan merokok.
2.
Kejadian ISPA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
balitanya terjadi ISPA sebanyak 21 responden (60.0%).
Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan
Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya
Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
3.
terhadap infeksi tetap akan terganggu dan akan memperlama waktu yang
dibutuhkan untuk penyembuhannya (Marcy TW, 2007).
Dari fakta diatas menunjukkan bahwa kejadian ISPA sebagian besar
terjadi pada balita yang keluarganya mempunyai kebiasaan merokok. hal ini
disebabkan karena balita-balita merupakan perokok pasif yang mudah terkena
saluran pernapasan akut atau seringkali kita sebut sebagai ISPA. Paparan asap
rokok yang ditimbulkan oleh anggota keluarga sangat mengganggu sirkulasi
udara yang terus menerus dihirup oleh anggota keluarga lainya yang tidak
merokok khususnya balita-balita.
asap rokok sangat mengganggu kesehatan anggota keluarga yang lain terutama
bagi balita-balita sehingga anggota keluarga dapat meninggalkan kebiasan
merokok dan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari asap rokok
untuk mengurangi kejadian ISPA pada balita.
DAFTAR PUSTAKA
Aula, Lisa Ellizabet. 2010. Stop merokok. Jogjakarta: Garailmu
Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan Jawa Timur. 2010. Profil Kesehatan Jawa Timur.
Surabaya
Kusumawati, Ita. 2010. Hubungan status merokok anggota keluarga dengan lama
pengobatan ISPA balita.Tesis. universitas sebelas maret surakarta.
Online http://eprints.uns.ac.id. Diakses tangga 15 Oktober 2013
Maryani, Anik. 2010. Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan.. Jakarta: EGC
Rasmaliyah. 2004. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
Penanggulangannya.
Universitas
Sumatra
Utara.
Online
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-rasmaliah9.
pdf. Diakses tanggal 11 November 2013
Nursalam. 2008. Konsep dan pedoman metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta
Suprayetno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga. EGC: Jakarta
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta: Salemba
Wong, Dona L. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Lauyuk, Ribka Rerung dkk. 2013. Faktor yang berhubungan dengan kejadian
ISPA
pada
balita
di
Lembang
Batu
sura.
Online
http://repository.unhas.ac.id. Diakses tanggal 22 Oktober 2013
Dodds, Bill. 2008. 1440 alasan berhenti merokok. Jakarta: Hikmah
Styawan, Dodiet A. 2012. konsep dasar keluarga.Online http://adityasetyawan.
files.wordpress.com. Diakses tanggal 11 November 2013
Fajar, Ibnu dkk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Ali, H. Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Marhamah dkk. 2013. Faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada
anak balita didesa Bontongan kabupaten Enrekang. Online
http://marhamah_k11109323.pdf. Diakses tanggal 21 Oktober 2013
Santoso, Soemadi. 2010. Hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian
karsinoma
nasofaring.
Online
http://portalgaruda.org/
download_article.php?article=81409. Diakses tanggal 19 November
2013