Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT

yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah-NYA serta kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyalesaikan laporan
praktikum bioteknologi ini sesuai dengan yang kami harapkan. Laporan bioteknologi yang
berjudul tentang pembuatan pupuk cair dari limbah kulit pisang , kami membuat dengan tujuan
untuk melengkapi nilai praktikum atau tugas dalam pelajaran biologi tahun 2013. Kami selaku
penyusun sangat berterima kasih kepada bapak kepala sekolah SMA MUHAMMADIYAH 03
JEMBER, beserta dengan bapak ibu guru yang telah membimbing dan membantu kami dalam
penyusunan laporan ini.kami berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu jika ada kekurangan ataupun kelebihannya kami mengucapkan minta
maaf. Terima kasih
Penyusun
Jember, 26 Januari 2013

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pisang
2.2 Kulit pisang
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Pengertian
3.2 Kegunaan dan Kekurangan
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Tanggal Penelitian
4.2 Metode Penelitian
4.3 Alat dan Bahan
4.4 Cara Kerja
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian
BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DARTAR PUSTAKA , LAMPIRAN GAMBAR DAN FOTO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah-buahan merupakan hasil pertanian yang cepat rusak, namun mempunyai pasaran
yang sangat tinggi jika berada dalam keadaan segar. Buah-buahan umumnya dikonsumsi
segar tetapi di samping itu juga lebih di manfaatkan dalam bentuk olahan dan limbahnya juga
dimanfaatkan sebagai bentuk olahan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari produk
tersebut. Peningkatan nilai tambahnya lebih menjanjikan, daripada bahan baku yang pokok
contoh: produk kulit pisang yang dimanfaatkan sebagai pupuk cair lebih menguntungkan
daripada produk kripik pisang, kita hanya bermodal limbah kulit pisang dan cara
pembuatannya pun mudah dan akan menghasilkan nilai ekonomi yang bertambah.
Pisang cepat rusak , waktu panen buah pisang hasilnya melimpah dan harganya jadi turun
sehingga lebih baik diolah dan diawetkan dengan cara dibuat produk olahan baik sebagai
bahan industry atau olahan pangan yang siap dikonsumsi.
Bahan makanan umumnya tidak dikonsumsi dalam bentuk seperti bahan mentahnya
apalagi limbahnya, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan
lain. Tujuan pengolahan baik pangan pokok atau limbah adalah untuk menambah
diversifikasi pangan untuk memperpanjang daya tahan simpan atau mengawetkan bahan
makanan.
Hasil pertanian setelah dipanen kalau tidak ditangani dengan baik atau dibiarkan begitu
saja, lama-kelamaan akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisik, kimia atau
mikribiologi. Perubahan-perubahan tersebut ada yang menguntungkan, tetapi lebih banyak
yang merugikan.
Untuk meningkatkan mutu hasil pertanian yang baik maka perlakuan segera terhadap
komoditi yang bersangkutan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Perlakuan yang kasar
dalam menangani bahan baku pokok maupun limbah pertanian akan meningkatkan kerusakan
komoditi yang bersangkutan. Pada umumnya komoditi hasil pertanian mempunyai beberapa
kelemahan, misalnya selain sifat produksinya musiman juga bersifat mudah rusak. Untuk
mengatasi hal tersebut, di antaranya perlu teknologi pengolahan hasil yang mampu

membentuk daya tahan dan diversifikasi bentuk serta memberikan variasi makanan yang
ataupun yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Permasalahannya adalah
bahwa teknologi pengolahan pangan hasil pertanian yang baik saat ini masih terbatas
dikuasai masyarakat pada umumnya sehingga masih sangat sedikit petani yang mencoba
melakukannya, untuk itu perlu adanya upaya pembinaan dalam rangka memperkenalkan dan
meningkatkan keterampilan tentang pengolahan baik bahan pokok maupun limbah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah mengolah limbah kulit pisang menjadi pupuk cair?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi pembentukan pupuk cair dari limbah kulit pisang?
3. Bagaiman cara membuat pupuk cair dari limbah kulit pisang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah kulit pisang menjadi pupuk cair.
2. Untuk mengetahui beberapa faktor-faktor dalam pembentukan pupuk cair dari limbah
kulit pisang.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan pupuk cair dari limbah kulit pisang.
1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang pengolahan limbah kulit pisang
menjadi pupuk cair.
2. Memberikan informasi berupa pengetahuan baru kepada kita maupun pembaca.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika

Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur
dinamakan gedang.1 Pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Tanaman pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan sejak
sebelum masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter Kaisar Romawi Octavianus
Augustus (63 SM-14 M) yang bernama Antonius Musa. Pada zaman Octavianus Augustus,
Antonius Musa selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar
tetap kuat, sehat, dan segar. Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah.
Tanaman pisang dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm
pertahun. Tanaman pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-7,5
(Sumarjono, 1997). Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) Tanaman pisang dapat tumbuh baik
di tanah yang kaya humus, tetapi dapat juga hidup di tanah kapur dengan iklim lembab banyak
sinar matahari. Akar pisang tidak tahan kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit
sinar matahari pertumbuhan pisang menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Menurut Munadjim (1988), Sejak mulai ditanam sampai berbuah dan dipetik, tanaman pisang
memerlukan waktu kira-kira satu tahun. Rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan 5-10 kg
buah. Setelah pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4
bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya
jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain. banyaknya
buah tiap-tiap sisir tergantung daripada letak sisirnya.
Secara umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai
berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg),
serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg,
vitamin C 3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral,
vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya
mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
2.2 Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama ini
keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) Kulit pisang merupakan bahan buangan
(limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang

belum dikupas. Kulit pisang adalah produk dari limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk
bahan pakan ternak. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
Tabel 2.1 Komposisi Zar Gizi Kulit Pisang
Unsur

Jumlah

Air (%)

68,90

Karbohidrat (%)

18,50

Lemak (%)

2,11

Protein (%)

0,32

Kalsium (mg/100 gr)

715

Fosfor (mg/100 gr)

117

Besi (mg/100 gr)

166

Vitamin B (mg/100 gr)

0,12

Vitamin C (mg/100 gr)

17,5

Sumber : Munadjin (1988:63)


Berdasarkan tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia terbanyak kulit pisang, di samping air
adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai bahan bakar, bahan industri kimia bahan
kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman

beralkohol (anggur) dan makanan ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain. Hal ini
disebabkan nilai gizi kulit pisang cukup baik.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium, protein, dan
karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan,
memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan
menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak
mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan
pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi
retina.6

BAB III
PEMBAHASAN
3.1Pengertian
Kulit Pisang sebagai penghasil enzim xylanase dan juga merupakan bahan organik yang
mengandung unsur kimia seperti magnesium, sodium, fosfor, sulfur yang dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Pembuatan pupuk organik dengan bahan kulit pisang dapat dalam bentuk
padat atau cair.
3.2Kegunaan dan Kekurangan

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Tanggal Penelitian


Tempat penelitian sendiri di lakukan di rumah salah satu anggota dari kelompok
kami yaitu KIKI WAHYUNING TYAS di daerah Curah Buntu RT/RW : 06/09 ,
Jenggawah, Jember. Dimana kondisinya cukup memadai untuk kita dalam proses
pembuatan pupuk cair dari limbah kulit pisang. Tanggal , hari pembuatan pupuk cair
ini pada hari kamis 24 dan 27 januari 2013. Mulai dari pembuatan pupuk cair sampai
hasil fermentasinya selesai.
4.2 Metode Penelitian
Sebagai bahan penyusun laporan ini maka penyusun menggunakan metode
penulisan dan metode praktek. Metode praktek langsung di area rumah untuk
membuat pupuk cair itu sendiri.
4.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang di gunakan dalam praktek:
1. Blender atau mesin penghancur.
2. Pisau .
3. Timba atau bak bekas cat untuk tempat bahan yang sudah di hancurkan
nanti.
4. Camera digital, sebagai alat bukti penelitian.
Bahan yang di gunakan dalam praktek:
1. Limbah kulit pisang 1 kg.
2. Gula putih ( larutan gula 1 liter ).
3. Bakteri EM4 setengah tutup botol
4. Air 1 liter
4.4 Cara Kerja
1. Kulit pisang di potong kecil-kecil, kemudian kulit pisang di blender. Setiap 1 kg
kulit pisang di campur 1 liter air.
2. Kemudian tambahkan dangan larutan gula dan EM4. Komposisi bakteri dengan
larutan gula yaitu bakteri setengeh tutup EM4 dan larutan gula 1liter.
3. Kulit pisang yang sudah di blender tadi kemudian di saring dan sisakan cairannya
saja, ampas dari kulit pisang bias di gunakan untuk pupuk organik.
4. Larutan tersebut direndam selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari pupuk cair siap
digunakan. Setiap 1 liter pupuk cair dari kulit pisang dilarutkan dalam 10 liter.

BAB V
HASIL PRAKTEK

DAFTAR PUSTAKA
http://bemteunnes.wordpress.com/2008/04/23/variabel
http://www.coretan-adie.co.cc/2008/06/kulit-pisang-semir-sepatu.html
http://ia26.wordpress.com/2008/01/19/teknology-tepat-guna/
http://www.indospiritual.com/artikel_khasiat-kulit-pisang-untuk-depresi-dan-kesehatanretina.html
http://js.unikom.ac.id/rb/bab7.html
http://kertas-nyeni.blogspot.com/search/label/Kertas%20Daur%20Ulang
http://tumbuh.wordpress.com/2007/10/30/daun-pisang-klutuk
http://unnes.ac.id/v6_alpha/1/artikel_280.pdf

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai