Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PICU merupakan pelayanan yang ditujukan untuk klien gangguan jiwa
dalam kondisi krisis psikiatri (Keliat, dkk, 2009). Sedangkan Kedaruratan
psikiatrik adalah suatu gangguan akut pada pikiran, perilaku, atau hubungan sosial
yang membutuhkan intervensi segera (Allen, Forster, Zelberg, & Currier, 2002).
Kaus-kasus tersebut adalah gaduh gelisah atau tindak kekerasan, percobaan bunuh
diri, penelantaran diri, sindroma putus zat, dan pemerkosaan.
Menurut Dr Poonam Khetrapal Singh selaku Direktur Regional WHO di
wilayah Asia Tenggara. Setiap tahun, lebih dari 800.000 kematian disebabkan
karena bunuh diri atau kasus yang berkaitan dengan usaha bunuh diri. Bahkan,
setiap 40 detik, ada satu orang di dunia yang memutuskan untuk bunuh diri. Di
tingkat global, bunuh diri menjadi penyebab kedua kematian penduduk berusia
15-29 tahun. Sebanyak 39% kasus bunuh diri di dunia terjadi di wilayah Asia
Tenggara. Umumnya, di wilayah ini bunuh diri dipicu karena masalah pada
kelompok anak-anak muda, terutama di daerah pedesaan.
Dari data yang ada di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr
Soetomo, Surabaya, kasus percobaan bunuh diri yang terjadi Januari-Desember
2008 tercatat 21 kasus. Ironisnya, kasus percobaan bunuh diri ini banyak
dilakukan oleh pelaku berusia 17 tahun hingga 27 tahun. Disusul kemudian,
pelaku yang berusia 30 tahun hingga 45 tahun. Kalangan remaja yang nekat
mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri mayoritas karena terlibat masalah
dengan pacar dan selebihnya karena terlibat masalah dengan orang tua dan
lingkungan pergaulan. Cara paling banyak dilakukan untuk mencoba bunuh diri
yakni dengan meminum Baygon, minum racun tikus, mengiris pergelangan
tangan, dan selebihnya dengan cara melompat dari tempat tinggi. Sedangkan,
mereka yang berusia antara 30-45 tahun yang nekat berusaha bunuh diri sebagian
besar disebabkan karena masalah-masalah rumah tangga. "Pada 2008, kasus
percobaan bunuh diri memang banyak didominasi kalangan remaja," ujar
Suprihatin, Bagian Administrasi Poli Jiwa RSUD dr Soetomo di Surabaya.
bunuh
diri
ini
karena
kepribadian
mentalnya
tidak
kuat.
Menurut dia, remaja yang nekat mengambil jalan pintas ingin mengakhiri
hidupnya memiliki kecenderungan gampang putus asa, tidak bisa melihat jalan
keluar ketika menghadapi masalah, hubungan dengan keluarga kurang harmonis,
dan perkembangan jiwanya kurang matang. Selain pribadi dirinya yang kurang
matang, faktor lingkungan sekitar, lingkungan sekolah, keluarga, orang tua, juga
turut mempengaruhi.
Kasus bunuh diri, menurut Dr Poonam menjadi masalah kesehatan yang
mesti diperhatikan. Bukan hanya karena kasus bunuh diri bisa menjadi beban
ekonomi dan sosial serta emosional bagi keluarga serta masyarakat, tapi
sebenarnya kasus bunuh diri dapat dicegah. Kebutuhan layanan psikiatri di rumah
sakit umum mutlak sangat diperlukan. Hal tersebut mudah dipahami mengingat
jumlah tempat tidur di rumah sakit jiwa yang tidak mencukupi untuk populasi
Indonesia dan pemusatan layanan rumah sakit jiwa di kota besar sehingga sulit
untuk diakses oleh masyarakat secara luas. Keberadaan rumah sakit umum di
tingkat kabupaten seharusnya mampu menjembatani kesenjangan tersebut.
Layanan yang dibutuhkan rawat inap psikiatri berhubungan dengan
kasus-kasus akut yang memiliki indikasi adanya kecenderungan untuk
membahayakan
diri
maupun
orang
lain,
Penatalaksanaan
pada
pasien
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep PICU (Psychiatric Intensive Care Unit)
Kedaruratan psikiatri adalah gangguan alam pikiran, perasaan, atau
perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera, sehingga prinsip
dari kedaruratan psikiatri adalah perlu penanganan segera (Kaplan dan
Saddock, 1998).
Oleh karena itu, kedaruratan psikiatri di Indonesia sering disebut
dengan unit perawatan intensif psikiatri (UPIP) atau Psychiatric Intensive
Care Unit (PICU). Adapun kriteria kedaruratan adalah sebagai berikut :
1. Ancaman segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda, atau
lingkungan
2. Telah menyebabkan kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan,
serta harta benda dan lingkungan
3. Memiliki kecenderungan peningkatan bahaya yang tinggi dan
segera
terhadap
kehidupan,
kesehatan,
harta
benda,
atau
lingkungan.
Berdasarkan prinsip segera, penanganan kedaruratan dibagi dalam
fase intensif I (24 jam pertama), fase intensif II (24-72 jam pertama), dan fase
intensif III (72 jam-10 hari).
Keperawatan memberikan intervensi kepada pasien dengan berfokus
pada respon, sehingga kategori pasien dibuat dengan skor Respon Umum
Fungsi Adaptif (RUFA) yang merupakan modifikasi dari skor GAFR
(General Adaptive Function Response).
2.2 Konsep Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri di PICU
2.2.1 Definisi Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena pasien berada
dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang
maladaptive Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan
bertujuan untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-
Aktif
mencoba
bunuh
nadi
Menjatuhkan diri
dari tempat yang
tinggi
Mengalami depresi
Mempunyai
rencana
bunuh diri yang spesifik
Intensif II
24-72 jam
(Skor: 11-20 Skala
RUFA)
Aktif memikirkan
Intensif III
72 jam-10 hari
(Skor: 21-30 Skala
RUFA)
Mungkin
sudah
mengakhiri hidupnya,
dengan percobaan
bunuh diri.
Mengatakan ingin
pergaulan sosial
putus
berdaya
Mengungkapkan
hal
yang
menggambarkan
harga diri rendah
Mengatakan
tolong
jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh!
atau segala sesuatu
akan lebih baik tanpa
saya.
2.2.3
2.2.4
intensif I)
f. Berikan terapi musik (bila perlu) untuk pasien
2.2.5 Asuhan Keperawatan Fase Intensif III (72 Jam-10 Hari)
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
2.2.6 Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
b. Mengajarkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku
bunuh diri
c. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila
pasien melakukan percobaan bunuh diri
d. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia
bagi pasien
6
Kerja
SP 1
Assalamualaikum
A
kenalkan saya adalah perawat
B yang bertugas di ruang
Mawar ini, saya dinas pagi
dari jam 7 pagi sampai 2
siang.
Bagaimana perasaan A hari
ini?
Bagaimana
kalau
kita
bercakap-cakap tentang apa
yang A rasakan selama ini.
Dimana dan berapa lama kita
bicara?
Bagaimana perasaan A
setelah bencana ini terjadi?
Apakah dengan bencana ini A
merasa paling menderita di
dunia
ini?
Apakah
A
kehilangan kepercayaan diri?
Apakah A merasa tak
berharga atau bahkan lebih
SP 2
Assalamualaikum A! masih
ingat dengan saya kan?
Bagaimana perasaan A hari
ini? Ohh... jadi A merasa
tidak perlu lagi hidup di
dunia ini. Apakah A ada
perasaan ingin bunuh diri?
Baiklah kalau begitu, hari ini
kita akan membahas tentang
bagaimana cara mengatasi
keinginan bunuh diri. Mau
berapa lama? Dimana?
Disini saja yah!
Baiklah,
tampaknya
A
membutuhkan
pertolongan
segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup.
Saya
perlu
memeriksa
seluruh isi kamar A ini untuk
memastikan tidak ada bendabenda yang membahayakan
SP 3
Assalamualaikum
A!
Bagaimana perasaan A
saat ini? Masih adakah
dorongan
mengakhiri
kehidupan?
Baik, sesuai janji kita dua
jam yang lalu sekarang
kita
akan
membahas
tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang
masih A miliki. Mau
berapa lama? Dimana?
SP 4
Assalamualaikum,
A.
Bagaimana perasaannya?
Masihkah ada keinginan
bunuh diri? Apalagi halhal positif yang perlu
disyukuri?
Bagus!
Sekarang
kita
akan
berdiskusi
tentang
bagaimana cara mengatasi
masalah yang selama ini
timbul. Mau berapa lama?
Disini saja yah ?
A
Nah A, karena A tampaknya
masih memiliki keinginan
yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, maka saya tidak
akan membiarkan A sendiri.
Apa yang A lakukan kalau
keinginan bunuh diri muncul?
Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya A
harus langsung minta bantuan
kepada perawat atau keluarga
dan teman yang sedang
besuk. Jadi usahakan A
jangan pernah sendirian ya..
kamar
A
ini
untuk
memastikan tidak ada bendabenda yang membahayakan
A.
Nah A, Karena A tampaknya
masih memiliki keinginan
yang kuat untuk mengakhiri
hidup A, maka saya tidak
akan membiarkan A sendiri.
Apa yang A lakukan kalau
keinginan
bunuh
diri
muncul ? Kalau keinginan itu
muncul,
maka untuk
mengatasinya
A
harus
langsung
minta
bantuan
kepada perawat di ruangan ini
dan juga keluarga atau teman
yang sedang besuk. Jadi A
jangan sendirian ya, katakan
pada perawat, keluarga atau
teman jika ada dorongan
untuk
mengakhiri
kehidupan.
Saya percaya A dapat
mengatasi masalah, OK A?
9
Terminasi
Bagaimana perasaan A
sekarang setelah mengetahui
cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?
Coba A sebutkan lagi cara
tersebut
Saya akan menemani A terus
sampai keinginan bunuh diri
hilang
(jangan meninggalkan pasien
sendirian)
Bagaimana perasaan A
setelah kita bercakap-cakap?
Bisa sebutkan kembali apa
yang telah kita bicarakan
tadi? Bagus A. Bagimana
Masih ada dorongan untuk
bunuh diri? Kalau masih ada
perasaan / dorongan bunuh
diri, tolong panggil segera
saya atau perawat yang lain.
Kalau sudah tidak ada
keinginan bunh diri saya akan
ketemu A lagi, untuk
membicarakan
cara
meninngkatkan harga diri
setengah jam lagi dan disini
Bagaimana perasaan A
setelah kita bercakapcakap? Bisa sebutkan
kembali apa-apa saja yang
A patut syukuri dalam
hidup A? Ingat dan
ucapkan hal-hal yang baik
dalam kehidupan A jika
terjadi
dorongan
mengakhiri
kehidupan
(affirmasi). Bagus A. Coba
A ingat-ingat lagi hal-hal
lain yang masih A miliki
dan perlu disyukuri! Nanti
jam 12 kita bahas tentang
cara mengatasi masalah
dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah.
Bagaimana perasaan A,
setelah kita bercakapcakap? Apa cara mengatasi
masalah yang A akan
gunakan? Coba dalam satu
hari ini, A menyelesaikan
masalah dengan cara yang
dipilih A tadi. Besok di
jam yang sama kita akan
bertemu lagi disini untuk
membahas pengalaman A
menggunakan cara yang
dipilih
10
disebabkan oleh :
a) Penyalahgunaan zat
b) Gangguan depresif
c) Skizofrenia
d) Gangguan Bipolar Episode Depresi
2.3.2 Pertimbangan Pasien Perlu MRS (Masuk Rumah Sakit)
a) Keparahan depresi
b) Adanya gagasan bunuh diri
c) Bergantung pada kemampuan pasien dan keluarga mengatasi
masalah
d) Adanya faktor risiko
e) Tersedianya dukungan sosial (untuk bunuh diri)
2.3.3 Penanganan
a) Rawat Jalan
Dokter harus bisa dihubungi 24 jam dan keluarga harus siap siaga
menjaga 24 jam
b) Rawat Inap
- Memeriksa barang pasien dan pengunjung yang bisa dipakai
-
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Tn X masuk IGD 2 hari yang lalu karena perdahan masif di pergelangan
tangan kirinya. Kemudian Tn X dirujuk ke RSJ karena tindakannya
11
12
5. Psikososial
1. Genogram
Gambar : Genogram Tn X.
35
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Cerai atau putus hubungan
: Orang yang tinggal serumah
: Orang yang terdekat
3
5
: Umur klien
: Klien
pengangguran
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
mendapatkan
pekerjaan
dan
3.5 Evaluasi
1. Keadaan pasien yang tetap aman dan selamat.
2. Pasien dapat lebih terbuka dengan cara
a) Pasien mampu mengungkapkan perasaanya
b) Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
c) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
3. Keluarga mampu berperan serta dalam melindungi anggota keluarga
yang mengancam atau mencoba bunuh diri dan mengetahui isyarat
bunuh diri, ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri
b. Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi
anggota keluarga yang berisiko bunuh diri
c. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia
dalam merawat anggota keluarga yeng berisiko bunuh diri
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PICU merupakan singkatan dari Psychiatric Intensive Care Unit, yang
merupakan unit gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan
intensif yang ditunjukkan untuk pasien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis
psikiatri dan berada dalam kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat, dimana
didalamnya dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa atau psikiatri rumah sakit
umum.
16
Pelayanan intensif tersebut dimulai sejak pasien masuk hingga 24 jam pertama
dan terus berlangsung hingga maksimal 10 hari.
Dari kasus PICU ini akan muncul beberapa masalah keperawatan yang
secara berurutan harus segera diselesaikan perawat. Koping keluarga inefektif:
ketidakmampuan koping, Diagnosa tersebut meliputi Gangguan konsep diri: harga
diri rendah dan Resiko bunuh diri. Peran perawat dalam kasus PICU ini
memerluka Kecepatan menangani kondisi kedaruratan akan meminimalkan gejala
sisa maupun kecacatan yang akan dialami pasien.
3.2 SARAN
Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat wajib mengerti dan
memahami tentang PICU (Psychiatric Intensive Care Unit). Sehingga nantinya
ketika di klinik dan terjun ke masyarakat dapat mengimplementasikannya dalam
proses pemberian asuhan keperawatan. Karena jika perawat tidak paham
mengenai hal tersebut akan menghambat penanganan terhadap pasien dan
penanganan menjadi kurang maksimal bahkan dapat merugikan pihak pasien.
17