ELEKTROKIMIA
Oleh :
Kelompok III
Kelas B
1407120814
Al Swendo Musbar
1407110184
Dewi Sunarti
1407113406
Dita Nurhalimah
1407114634
BAB I
TEORI
1.1
Tujuan Percobaan
1.
Menentukan bilangan Avogadro(N0) secara elektrolisis
2.
Menyusun dan mengukur GGL sel elektrokimia
3.
Mencoba menguju persamaan Nernst
1.2
Dasar Teori
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi
Gaya gerak listrik (ggl) atau dinamakan electro motif force (e. m. f. ) atau
voltase yang digunakan pada baterai atau sumber arus ion sebagai sumber
F=konstanta Faraday
n=jumlah elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks
Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, aktivitas dapat
diganti dengan konsentrasi.
Berdasarkan penemuan dari Michael Faraday pada tahun 1883 yang
dikenal sebagai hukum Faraday, menetapkan hubungan listik dan kimia dari
elektrolit atau reaksi elektrokimia. Kedua hukum tersebut adalah:
a.
b.
Untuk sejumlah arus yang lewat selama elektrolisis, berat logam yang
diendapkan sebanding dengan berat ekivalennya.
Z . I .t
96500
......................................... (1.2)
Z = Valensi
F = Konstanta Faraday (96500 Coloumb)
Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol
logam monovalen adalah 96485C(Coulomb),tidak bergantung pada jenis
logamnya. Coulomb adalah satuan muatan listrik dan 1C adalah muatan yang
dihasilkan bila arus 1A(Ampere) mengalir selama 1 detik.Tetapan fundamental
listrik adalah konstanta Faraday, F = 9,65 x 10 4 C, yang didefenisikan sebagai
kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk
menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang di sebabkan oleh aliran arus
listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu (Saito, 2009).
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada
25o C (298.15 K), pada keaktifan satu untuk semua zat
dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus nol pada
tekanan 1 bar (105 Pa). Untuk reaksi yang melibatkan ion
H+, keadaan standar adalah pH = 0 (sekitar konsentrasi
asam 1 molar).
Dalam kasus elektrode hidrogen digunakan sebagai
potensial elektrode standar, gas hidrogen 1 atm (aH 2 = 1)
dikontakkan perlahan dengan elektroda platinum-hitam
yang dibenamkan dalam larutan asam kuat dengan
keaktifan, aH+= 1. Potentialnya diungkapkan sebagai:
..................................... (1.3)
dan menurut definisi E0 = 0 dalam keadaan standar.
Elektroda hidrogen dalam keadaan standar disebut sebagai
elektrode hidrogen standar atau NHE. Walaupun potensial
reduksi biasanya diungkapkan dengan rujukan NHE
standar, elektrode hidrogen sukar ditangani. Oleh karena
itu elektrode kalomel jenuh atau Ag/AgCl digunakan
sebagai elektroda rujukan untuk pengukuran elektrokimia
diukur terhadap
pasangan
reaksinya.
Kemampuan
relatif
E0
..................................... (1.4)
N
redoks
akan
berlangsung.
Persamaan
yang
menyatakan reaksi yang berlangsung didapat bila reaksi ke2 dikurangi dengan persamaan reaksi pertama
..................................... (1.5)
Karena setengah sel pada dasarnya hanya imajiner dan
umumnya digunakan sebagai pasangan, perubahan energi
bebas G01 untuk H+ diset 0. Dalam hal ini karena
didapat hasil percobaan G0 sebesar -147 kJ, maka G02
bernilai 147 kJ. Potensial E0 yang berkaitan dengan G0
setengah reaksi disebut potensial reduksi standar.
......................................... (1.6)
Maka
Potensial
standar
berbagai
setengah
reaksi
reaksi
berlangsung
spontan.
Akibatnya
selain
oksidasinya.
Nilai
positif
atau
negatif
2.1
2. Kertas saring
9. Penjepit
2.2
3. Kabel/Penjepit
4. Ampermeter
11. Termometer
5. Hot Plate
7. Kertas Amplas
4. ZnSO4.7H2O
0,01 M
2. Kristal NaOH
5. CuSO4.5H2O
0,01 M
3. Aquadest
2.3
Prosedur Kerja
A.
B.
Hasil Pengamatan
A.
B.
Waktu percobaan
Berat anoda awal
Berat anoda akhir
Perubahan berat anoda
Aliran listrik
2+]
2+
([Zn /[Cu ])
1M/1M
1 M / 0.1 M
1 M / 0.01 M
log ([Zn2+]/
[Cu2+])
0
1
2
Esel (Volt)
1.029
1.008
0.993
: 600 detik
: 2,37 gram
: 2,27 gram
: 0,10 gram
: 1,5 Ampere
1 M / 0.001 M
0.987
BAB III
HASIL DAN DISKUSI
3.1 Hasil Percobaan
3.1.1. Elektrolisis untuk menentukan bilangan Avogadro
Hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Hasil pengamatan
Waktu Percobaan
Berat anoda awal
Berat anoda akhir
Perubahan berat anoda
Perubahan warna larutan
Aliran listrik
600 detik
2,37 gram
2,27 gram
0,10 gram
Bening-merah bata
1,5 0,05 ampere
Larutan pada
bagian anoda
bagian anoda
Zn/Zn2+ (M)
1,0
1,0
1,0
1,0
Cu/Cu2+ (M)
1,0
0,1
0,01
0,001
E sel
(volt)
1,039
1,008
0,993
0,987
3.2 Diskusi
Dalam percobaan ini dilakukan proses elektrolisis yang bertujuan untuk
menentukan besarnya bilangan Avogadro serta mengukur GGL sel dan menguji
persamaan Nernst. Pertama, elektrolisis dilakukan dengan cara yaitu logam Cu
yang dijadikan elektroda baik katoda dan anoda yang dicelupkan dalam larutan
elektrolit NaCl pada suasana basa (dengan penambahan NaOH sebagai pemberi
suasana basa).
Pada percobaan elektrolis, larutan terlebih dahulu dipanaskan sehingga suhu
mencapai 80 C. Setelah itu, rangkaian listrik, dimana elektroda terhubung dengan
sumber arus dihidupkan. Proses pemanasan ditujukan agar ketika listrik dialirkan,
dapat mempercepat reaksi. Arus dan suhu dijaga konstan, yaitu sebesar 1,5 A dan
80 C selama 10 menit.
Salah satu tembaga digunakan sebagai anoda. Elektrolisis pada anoda
merupakan peristiwa oksidasi, dimana electron mengalir dari anoda menuju
sumber arus kemudian diteruskan ke katoda. Peristiwa oksidasi yang terjadi pada
anoda mengakibatkan massa dari tembaga pada lempengan elektroda tersebut
berkurang. Adapun reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda adalah sebagai
berikut.
Anoda: Cu (s) Cu+ (aq) + eKatoda: Cu+ (aq) + e- Cu (s)
Berdasarkan reaksi diatas oksidasi Cu pada anoda menjadi Cu + selanjutnya
membentuk Cu2O (Tembaga (I) Oksida). Terbentuknya Cu2O ini dibuktikan
dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah bata yang
merupakan warna endapan Cu2O. Rumus hokum Faraday yang digunakan dalam
perhitungan Avogadro yaitu :
W=
Ar . I . t
........................................................ (3.1)
Q
harusnya dapat berjalan dengan cepat dan sesuai dengan kondisi percobaan yang
dilakukan Faraday tidak terpenuhi.
Berikutnya adalah percobaan elektrokimia untuk menentukan nilai GGL sel
sekaligus menguji persamaan Nernst. Pada percobaan ini salah satu larutan
elektrolit yaitu CuSO4 divariasikan konsentrasinya sebanyak 4 varian dengan 3
kali pengenceran larutan induk 1M menjadi 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M. Konsentrasi
larutan CuSO4 sengaja divariasikan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Cu
terhadap nilai E sel.
Berdasarkan table 3.2 dapat dilihat bahwa nilai E sel menurun seiring dengan
menurunnya konsentrasi CuSO4, yaitu dari 1,039 V untuk 1M hingga 0,987 V
pada 0,001 M. Hal ini secara teoritis adalah benar dikarenakan sel konsentrasi (sel
yang reaksi totalnya hanya berupa perubahan konsentrasi) reaksi keseluruhannya
merupakan perpindahan materi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Sehingga penurunan konsentrasi CuSO4 mengakibatkan perbedaan
potensial sel semakin turun.
Disisi lain, larutan elektrolit ZnSO4 dibiarkan dalam konsentrasi tetap yaitu 1
M untuk setiap pengamatan ini. Larutan CuSO4 dan ZnSO4 tersebut dicelupkan
logam Cu pada larutan CuSO4 dan logam Zn pada larutan ZnSO4, dimana logamlogam tersebut menjadi elektroda yang dihubung dengan alat petunjuk potensial
yaitu multitester. Sedangkan untuk menghubungkan kedua larutan diletakkan
jembatan garam yang merupakan kertas saring yang telah direndam pada larutan
Kalium Nitrat(KNO3).
Ketika rangkaian sudah tersusun, nilai GGL larutan dilihat melalui nilai yang
ditunjukkan alat multitester. Pada saat itu, logam Zn akan melepaskan elektron
dan membentuk ion Zn+ dan bergabung dengan larutan ZnSO4. Elektron mengalir
dari elektroda Zn ke elektroda Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima
elektron dari ion tersebut tereduksi dan membentuk endapan Cu. Aliran elektron
ini terjadi karena adanya jembatan garam dan menyebabkan perbedaan potensial
antara kedua elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika
tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau
Esel.
Demikian
pula
dengan
elektrodanya,
harus
diamplas
untuk
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Saran
DaftarPustaka
Atkins, PW. 1983. Kimia Fisika jilid II. Erlangga. Jakarta.
Arief, Muhammad. 2009.Elektrolisishttp://k15tiumb.blogspot.com/2009/10/elektr
olisis.html.Diakses 27 Maret 2011.
Langsa, markus H. 2010. Penuntun praktikum elektrokimia. Jurusan Kimia.
Manokwari.
Saito, Taro. 2009. Elektrokimia. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiaanorganik-universitas/reaksi-anorganik/elektrokimia/. Diakses 22 Maret
2011.
Yelmida.
2011.
PenuntunPraktikum
Kimia
Fisika.
Pekanbaru: