Dalam Pasal 18 UU KUP di atur bahwa, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang
menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan
pajak. Termasuk dalam pengertian ini adalah Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan
(STPPBB), untuk Pajak Bumi dan Bangunan dan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan Kurang Bayar (SKBKB), Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (STB).
penagihan pajak tidak luput dari pengertian utang pajak dan pajak terutang. banyak orang
mengira hal tersebut adalah sama tetapi hal tesebut adalah berbeda
berikut adalah pengertian dari ke tiganya yaitu :
Penagihan Pajak menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2000 adalah sebagai berikut: Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita.
Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa
bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Surat ketetapan pajak
tersebut dapat meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan sedangkan surat sejenisnya dapat berupa Surat Tagihan Pajak atau
Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Pajak terutang adalah pajak yang masi harus di bayar pada suatu saat,dalam masa
pajak,dalam tahun pajak,atau bagian tahun pajak yang sesuai dengan ketentuan perundangundangan perjakan.