Anda di halaman 1dari 2

TAHARAH

A. Pengertian Taharah
Secara bahasa : Nazhafah (kebersihan).
Secara istilah : kebersihan dari sesuatuyang khusus yang didalamnya
terkandung makna taabud kepada Allah.
Contoh : ibadah shalat yang merupakan bentuk pertemuan antara
seorang hamba dan Tuhannya, maka diperlukan adanya kondisi yang
bersih dan suci untuk bisa untuk bisa dikanatakan syah dalam hal itu.
B. Macam-macam Air
1. Air yang suci dan menyucikan
- air sumur
- air hujan
- air laut
- air embun
- air sungai
- air dari mata air (zam zam)
air yang suci tapi makruh untuk dipakai
-

air yang dipanaskan dengan matahari atau dengan alat pemanas


dengan syarat memakai tempat yang terbuat dari besi, selain itu
seperti emas, perak, tanah liat tidak.
- Air yang terlalu panas
- Air yang terlalu dingin
2. Air yang suci tapi tidak menyucikan
- Air mustamal : air yang sedikit (kurang dari 2 kulah) yang sudah
dipakai untuk bersuci, baik dari hadas maupun najis.
- Air yang telah tercampur dengan sesuatu yang suci dan telah
berubah salah satu sifatnya. Contoh : kopi, teh, susu dll
- Air yang berasal dari pohon-pohonan atau buah-buahan. Contoh: Air
kelapa, air nira dll
3. Air yang bernajis
- Air yang sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis.
- Air yang kejatuhan/bercampur dengan najis tersebut tidak sampai
merubah salah satu sifat air tersebut.
C. Macam-macam Najis
1. Mukhoffafah (najis ringan)
- Kencing anak bayi yang belum makan selain air susu ibu dan
umurnya belum genap 2 bulan. Cara menyucikannya cukup
diperciki air sampai rata.
2. Mutawasitoh (najis sedang)
a. Najis yang ada ainiyahnya (ada bekasnya): yang mempunyai
warna, bau atau rasa. Cara menyucikannya harus dihilangkan
bekasnya lalu disiram dengan air secara merata.
b. Najis yang tidak ada bekasnya (hukmiyah): tidak ada warna, bau
atau rasa. Cara menyucikannya cukup disiram dengan air secara
merata.
3. Mughaladhoh (najis berat)
- Najisnya babi atau anjing atau anak dari salah satu diantaranya,
dalam keadaan basah atau kering disalah satunya. Cara

menyucikannya harus menghilangkan bekasnya terlebih dahulu lalu


dibasuh dengan air sebanyak 7 kali dan debu atau di mix.
D. Benda-benda Najis
1. Anjing; najis, kecuali
- Maliki : bejana yang terkena jilatan anjing kemudian dibasuh
sebanyak 7 kali tidak najis tapi taabud (beribadat)
- Syafii 7 hambali : bejana yang terkena jilatan anjing mesti dibasuh
dengan air sebanyak 7kali dan dengan tanah satukali.
- Imamiyah : bejana yang terkena jilatan anjing harus dibasuh
dengan tanah sekali dan dengan air 2 kali.
2. Babi;
Semua madzhab sependapat bahwa hukumnya sama seperti anjing
kecuali imamiyah yang mewajibkan membasuh dengan air sebanyak
7kali. Begitujuga bangkai tikus darat (yang besar)
3. Bangkai;
Semua madzhab
4. Darah;
5.

Anda mungkin juga menyukai