Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Ilman Firdaus

NIM : 1137070037
Teknik Elektro V-A
Resume Bab 3
RESUME DEMODULASI/DETEKSI BASEBAND
SINYAL DAN NOISE
Noise dalam Sistem Komunikasi Radio
Tugas demodulator atau detektor adalah untuk mendapat kembali
arus bit itu dari bentuk gelombang yang diterima, ketika kesalahan mungkin
dibebaskan, tidak sekalipun distorsi sinyal telah dilakukan. Ada dua penyebab
utama untuk distorsi sinyal. Yang pertama adalah menyaring efek pemancar,
saluran, dan penerima.
DIGITAL BANDPASS TEKNIK MODULASI
Bandpass modulasi ( baik analog maupun digital) adalah proses dimana
suatu sinyal informasi dikonversi untuk suatu bentuk gelombang sinusoidal;
untuk modulasi digital, seperti sinusoid dari durasi T sebagai lambang digital.
Sinusoid hanya mempunyai tiga corak yang dapat digunakan untuk
membedakannya dari sinusoid lainnya: amplitudo, frekwensi, dan fase. Dengan
begitu modulasi bandpasss dapat digambarkan sebagai proses dengan
amplitudo, frekuensi, atau fase dari suatu pembawa RF, atau suatu kombinasi
[mereka/nya], bervariasi seturut informasi untuk dipancarkan. Format yang
umum gelombang pembawa [itu], s(t), sebagai berikut:
s(t) = A(t) cos (t)
di mana A ( t) adalah amplitudo perubahan waktu dan (t) adalah sudut
perubahan waktu. Dapat ditulis
(t) = 0t + (t)
jadi

s t A t cos 0t t

PENDETEKSIAN SINYAL DALAM NOISE GAUSSIAN


Daerah Keputusan
Pertimbangkan bahwa dua dimensi ruang sinyal dalam Gambar 3.6 adalah
tempat dari bentuk dasar derau pengacau vektor biner (s1 + n) dan (s2 + n).
Vektor noise, n, adalah suatu vektor acak bernilai nol; karenanya vektor sinyal
yang diterima, r, adalah vektor acak dengan nilai s1, s2. Tugas detektor setelah
menerima r adalah memutuskan sinyal itu, s1 atau s2, benar-benar dipancarkan.

PENDETEKSIAN SINYAL DALAM NOISE GAUSSIAN


Daerah Keputusan
Pertimbangkan bahwa dua dimensi ruang sinyal dalam Gambar 3.6
adalah tempat dari bentuk dasar derau pengacau vektor biner (s1 + n) dan (s2 +
n). Vektor noise, n, adalah suatu vektor acak bernilai nol; karenanya vektor sinyal
yang diterima, r, adalah vektor acak dengan nilai s1, s2. Tugas detektor setelah
menerima r adalah memutuskan sinyal itu, s1 atau s2, benar-benar dipancarkan.

TAMPILAN ERROR UNTUK SYSTEM BINER


Probabilitas Pada Bit Error Untuk Deteksi Nonkoheren BPSK
Perhitungan yng penting dari tampilan digunakan untuk membandingakan
modulasi digital skemanya adalah probabilitas error, P E. Untuk korrelator atau
deteksi matched filter, perhitungan untuk memperoleh P E dapat dipilih secara
geometri (lihat gambar 3.6). Untuk menemukan probabilitas hal itu diberikan
particular vector sinyal yang ditrasmisikan, disebut s 1, vector noise n, akan
memberikan pancaran untuk diterima sinyal jatuh di luar region 1. Probabilitas
dari detector membuat keputusan inkoheren hal ini membentuk probabilitas
error symbol (PE). hal ini sering dpakai untuk spesifikasi tampilan suatu sistem
dengan probabilitas bit error (PB), meskipun kemudian keputusan dibuat pada
basis symbol untuk M>2.

Probabilitas error bit untuk deteksi koheren FSK


Persamaan 3.85 dan 3.84 menggambarkanprobabilitas bit error untuk sinyal
koheren yang bertentangan. Penerapan lebih umum untuk tempat sinyal
koheren (tidak dibatasi oleh sinyal yang bertentangan) ikuti persamaan untu P B
[8]:

1
2
PB =

(1 ) Eb / No

U 2
2

exp

du

Dari persamaan 3.91, = cos adalah koefisien waktu korelasi silang sntara
ainyal s1(t) dan s2(t), dimana adalah vector sinyal s1 dan s2 (lihat gambar 3.6).
Untuk sinyal yang bertentangan seperti BPSK = /2, sejak vektor s1 dan s2
adalah tegak satu sama lainnya: selanjutnya = 0, seperti dikemukakan pada
persamaan 3.89 dan persamaan 3.96 dan kemudian dapat dituliskan :

2
PB =

U 2
du Q
exp

Eb / No
2

Eb
N0

Anda mungkin juga menyukai