Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah : Pendidika Pancasila

Konsep Negara Pancasila (Faham Negara Persatuan)

Sifat religious sosialitas (kerakyatan)


Semangat kekeluargaan dan kebersamaan
Semangat persatuan-kesatuan
Musyawarah-mufakat
Menghendaki keadilan social
Kesejahteraan social

IDE POKOK KEBANGSAAN INDONESIA

Keseimbangan antara golongan agam (islam) dan golongan nasionalis


(negara theis demokrasi)
Keseimbangan antara sifat individu dan sifat social (aliran monodualisme)
Keseimbangan antara ide-ide asli indinesia (faham dialektis).

FAHAM INTEGRALISTIK Nilai faham kekeluargaan

Persatuan dan kesatuan serta saling ketergantungan satu sama lain dalam
masyarakat.
Bertekad dan berkehendak yang sama untuk kehidupan kebangsaan yang
bebas, merdeka, dan bersatu. BERTANGGUNG JAWAB
Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan
Kedaulatan rakyat dengan sikap demokrasi dan toleran
Kesetiakawanan social, non diskriminasi.
Berkeadilan social dan kemakmruran masyarakat
Meyadari bahwa bangsa Indonesia berada dalam tatanan pergaulan dunia
internasional dan universal.
Menghargai harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa

Filasafat Pancasila PENGANTAR

Nilai pancasila adalah falsafah hidup atau pandangan hidup yang


berkembang dalam social-budaya Indonesia
Nilai pancasila dianggap sebagai niai dasar dan puncak atau sari budaya
bangsa
Nila yang diyakini sebagai jiwa dan keperibadian bangsa
Nilai yang memberikan jiwa dan memerikan watak (kepribadian dan
identitas) bangsa

CARA BERPIKIR FILSAFAT

Secara etimologi, kata falsafah (yunani), yaitu philosophia:


philo/philos/philein yang artinya cinta/pecinta/mencintai dan Sophia, Yang
berarti kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakekat kebenaran

Jadi filsafat artinya CINTA AKAN KEBIJAKAN atau HAKIKAT KEBENARAN


Berfilasat berarti berfikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu
secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat
sesuatu
Menurut RUNES, filsafat berarti ilmu yang mengandung usaha mencari
kebijakan dan cinta akan kebijakan (BP-7, 1993:8) dikutip dari syahrial
syarbini.

Anda mungkin juga menyukai