Anda di halaman 1dari 27

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

DAN...

DANIA, asik, supel, aneh, kadang horor, orang bilang dia ada hubungan darah dengan
mbah Bejo (orang paling tua di komplek ini) mungkin karena kemiripan struktur hidung
mereka, suka mempengaruhi orang-menghasut lebih tepatnya, namun dia orang yang
bertanggung jawab. Selain mendapat gelar anak kos yang jago ngirit disegala aspek, dia juga
mendapat gelar mahasiswa telatan yang konsisten-tidak pernah bolos kuliah kecuali gak
mood.
Anak kos satu ini, memulai semester empat dengan semangat yang menggebu-gebu,
karena IP-nya semester sebelumnya jongkok karena kebanyakan nunduk. Dia mendapat
ultimatum dari orang tuanya, kalau nilainya tidak ada kemajuan uang sakunya akan
diturunkan 20%. Bisa dibayangkan betapa menderitanya dia jika harus mengalami hal itu,
sekarang saja dia sudah berusaha menerapkan manajemen hemat diseluruh sisi kehidupannya,
takutnya kalau IP-nya turun dia harus menerapkan manajemen hemat itu sampai akhirat.
Hari ini, Dania pergi ke kampus, berusaha memasang tampang serius dan
melonggarkan sedikit ruang di otaknya untuk menyimpan memori materi kuliah yang hendak
diajarkan, di perjalanan ketika asik bersepeda, dia bertemu sahabat dekatnya, Wina.

Pertemuan Dania dan Wina berawal sekitar beberapa tahun yang lalu. Ketika itu Wina
menjalani aktivitas rutin minggu paginya, lari pagi dengan hewan kesayangannya. Dia anak
yang unik, biasanya orang jika mengajak hewan peliharaan lari-lari, maka yang diajak adalah
anjing. Tapi Wina mengajak Bleki, kucing hitam kelam, matanya kuning, dan bulu matanya
jarang, namun bulunya berkilau meski jarang dimandikan. Kucing lokal ini selalu menemani
Wina ke manapun, kecuali ke kamar mandi karena dia kucing laki-laki. Sepertinya Wina
telah mengajarkan sopan santun pada Bleki sejak dini.
Wina menyisiri jalan di sepanjang lapangan Tuk Buntung yang berada di tengah-tengah
kota Cepu. Kota kecil itu selalu ramai, apalagi pada setiap akhir pekan. Wina terus berlarilari, hingga hampir dua kali putaran mengelilingi lapangan itu, masih bersama kucingnya
yang setia. Sesekali kucingnya asik bermain sendiri, melompat-lompat mencoba menerkam

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

belalang yang hinggap direrumputan sekelilingnya, kemudian mengikuti majikannya lagi.


Memang jaman sekarang susah membedakan antara kucing setia dan kucing bodoh.
Di tengah-tengah lapangan, diam-diam Dania memperhatikan. Dia terlihat bahagia
dengan apa yang dilihatnya. Wina terus berlari, hingga dua setengah kali putaran, ia berlari
tanpa memikirkan kucingnya yang semakin lama sepertinya terlihat tertekan karena
mengikuti majikannya. Akhirnya, Wina berisirahat, duduk di samping Dania dengan napas
terengah-engah, dan kucingnya tampak lemas-lesu.
Dania menawarkan sebotol air minum, kemudian menggendong kucing Wina.
Siapa namanya? tanya Dania sambil mengelus-elus kucing.
Bleki, Wina mengambil sebotol minuman dari tangan Dania. Makasih ya
minumnya.
Mendengar jawaban Wina, ia tertegun, heran dan tidak percaya. Mungkin ia adalah
nenek sihir yang membuat ramuan-ramuan ajaib kemudian menguji ramuan itu pada
anjingnya, hingga berubah jadi kucing produk gagal seperti ini, kasihan, pikirnya. Dania
mulai ragu untuk menggendong Bleki labih lama, ketika ia hendak menurunkan Bleki dari
pangkuannya, Wina melanjutkan cakapnya.
Dulu nenekku adalah pecinta kucing, beliau memlihara 13 ekor kucing, namun dalam
sekejap kucingnya mati karena makan ikan yang diberikan oleh tetangga, namun kucing ini
masih hidup karena dia tidak kebagian ikan itu. Katanya, tetangga itu memang orang yang
tidak suka kucing, mungkin ikannya diberi racun, aku juga tidak tahu. Sebulan kemudian,
nenekku menyusul kakek di surga, sebelum beliau wafat, beliau menitipkan kucing ini
padaku. Sebenarnya, aku tidak suka kucing, namun karena ini pemberian nenekku, aku
anggap ini sebagai amanah, jadi aku menyayanginya.
Dania, mendengarkan ceritanya dengan seksama sambil memahami kata yang terakhir
diucapkan, menyayangi, yang ia lihat, kucing itu entah saking bodohnya atau saking
setianya mau menemani jalan-jalan sampai kucingnya bengek seperti itu. Terdengar suara
Wina melanjutkan ceritanya.
Mengenai nama Bleki itu, sebenarnya aku ingin menamainya Ipung. Namun ibuku
melarang. Beliau bilang kalau anak Pak RT yang sedang kerja di Belanda namanya Ipung,

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

takut kalau Pak RT tersinggung, jadi aku harus menamainya yang lain. Kemudian aku
menamainya Bleki begitu saja.
Ternyata bukan nenek sihir, dan itu kucing sungguhan. Dania menghela nafas lega, ia
memberikan minum pada kucing itu. Cerita itu berlanjut hingga tahap perkenalan. Dania, ia
baru pindah ke kota kecil itu beberapa hari. Ia senang mengenal Wina, yang juga pendatangnamun sudah tiga tahun tinggal disana. Mereka punya sejarah yang sama, mereka pindah ke
Kota Cepu karena almarhum nenek mereka yang sama-sama orang Cepu meminta agar
mereka tinggal tetap tinggal.
Makin hari mereka makin dekat. Dania merasa sangat beruntung, mungkin ini yang
disebut keberuntungan bagi pendatang. Persahabatan itu masih berlanjut hingga sekarang
mereka satu kampus, hanya saja berbeda program studi.

Wina. Wuah kelihatan sibuk ni.


Ah, kamu Dan, biasa ni mau ngampus. Kata temen dosennya ganteng, jadi aku harus
cari tempat duduk di depan, hahaaa.
Dasar. Ya udah duluan sana, aku masih mau muter dulu.
Ahh, dasar kamu itu. Pantes kalau tiap hari telat, kampus sudah di depan mata, kamu
malah muter-muter.
Udah biasa telat, rasanya aneh kalau mendadak jadi mahasiswa disiplin, aku harus
konsisten sebagai mahasiswa telatan. Lagipula kata temen dosennya tua.
Mereka tertawa bersama terbahak-bahak ala kuntilanak kejepit, akhirnya mereka
berpisah, kemudian melanjutkan tujuan hidup masing-masing. Diana mengayuh sepedanya
pelan, untuk mengatur waktu agar terlambat 15 menit, tidak kurang tidak lebih. Dengan
begitu ia mampu memanfaatkan waktu toleransi keterlambatan dengan baik. Meski dari awal
ia berniat untuk bersungguh-sungguh, namun hal itu tidak akan mengubah kebiasaan telatnya.
Ia lebih senang menggunakan waktu 15 menit itu untuk bersepeda. Bersepeda lebih
menyehatkan daripada mendengarkan pembukaan dosen, pikirnya.
Gedung Ungu, Gedung Rektorat dan sudah ia sambangi, namun ia baru sampai
Fakultas MIPA, waktu tinggal 3 menit sebelum masa toleransi keterlambatan habis. Dania

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

mengayuh sepedanya kencang-kencang, ia ngebut ala tukang ojek. Beberapa mas-mas


ganteng yang sedang nongkrong di Fakultas MIPA ia lewatkan, padahal biasanya tidak.
Kampus UNS memang luas, biasanya ia memutari Fakultas Hukum yang ada didekat
Fakultasnya, hari ini ia mencoba rute yang berbeda. Akhirnya, ia sampai di depan Gedung
kuliah, sepedanya diparkir di dekat pos satpam.
Nitip ya Pak. Makasih!! Dania lari ngacir tanpa menoleh ke belakang.
Pak Satpam hanya geleng-geleng dengan hati tertekan. Sudah tiga kali ini, ia
merepotkan satpam untuk memarkirkan sepedanya ditempat yang benar. Kuliah hari ini, ia
awali dengan ngebut dan lari-lari naik tangga. Ia kuliah di lantai tiga, sungguh terlihat betapa
ia menyiksa dirinya sendiri. Dandannya yang sederhana, sudah tampak amburadul, kemudian
ia masuk kelas, dan disambut dengan wajah sangar Pak Dosen.
Kenapa telat mbak? Tanya Pak Dosen.
Dania tak memberikan alasan apapun masih dengan nafas ngos-ngosan dia hanya
bilang, Maaf Pak.
Dania duduk menyesuaikan diri hingga waktu menunjukkan pukul 10.25, kuliah masih
akan berlanjut 35 menit lagi. Dania berusaha menyimak dengan serius, berusaha sebisa
mungkin menangkap maksud Pak Dosen yang sedang menjelaskan dasar-dasar penelitian
kuantitatif. Mungkin karena dosennya sudah tua, jadi apa yang disampaikan susah dimengerti
atau bisa juga karena Dania yang begitu dudul sehingga susah untuk menerima materi. Demi
menyiasati hal itu, Dania mencoba membayangkan wajah Pak Dosennya Wina yang kata
temannya Wina ganteng. Membayangkan mungkin wajahnya seperti Kyuhyun-personil Super
Junior yang tampan itu, kemudian melihat Pak Dosen dan mengganti wajahnya dengan wajah
Kyuhyun. Tapi nampaknya hal itu tak begitu berpengaruh, Dania masih tidak mengerti.
Terlebih pada saat Pak Dosen menjelaskan mengenai vaiditas dan reliabilitas. Dania tidak
nampak mengerti maksud kata-kata itu. Mungkin itu sejenis empek-empek yang dibuat secara
sitematis dan terprogram. Aishh, rupanya otakku sudah terkontaminasi oleh rasa lapar dari
perutku, gerutunya dalam hati. Namun, niatnya untuk bersungguh-sungguh semester ini
paling tidak sudah memberinya semangat untuk tidak mengantuk ketika kuliah.
Jam kuliah berakhir, Pak Dosen tadinya begitu bersemangat ketika mengakhiri kuliah
dan menanyai mahasiswa apakah sudah jelas. Hampir seluruh mahasiswanya pasang tampang

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

tanda tanya alias gak ada yang mudheng, akhirnya Pak Dosen pasrah, Kita lanjutkan minggu
depan. Kata terakhir yang diucapkan Pak Dosen dengan menghela nafas.
Melihat kondisi ini, Dania merasa bersyukur, bukan karena penyakit dudulnya menular
ke teman-teman, tapi ia merasa punya teman senasib. Jadi penyakit dudul itu sudah ada dalam
diri masing-masing, begitu pikirnya. Satu hal yang dapat ia pelajari, pengetahuan tidak dapat
dipaksakan, pengetahuan itu harus dialami untuk dipahami agar orang mengerti, belajar
adalah proses, hanya butuh waktu dan cara memahami yang tepat.
Hari ini, hanya ada satu mata kuliah. Dania teringat ada janji dengan Tyas, teman kos
yang sejak semester satu dekat dengannya. Mungkin karena kamar mereka yang berhadaphadapan, atau karena sama-sama anak kos yang pandai menggunakan manajemen ngirit, atau
mungkin karena hubungan simbiosis mutualisme mereka dalam hal utang-piutang. Spekulasi
terakhir patut diperhitungkan, melihat kondisi mereka yang sama-sama anak kos.
Dania pulang dengan semangat, dia memang selalu nampak lebih ceria ketika pulang
kuliah daripada waktu berangkat. Ketika sampai di parkiran.
Mbak, sepeda Anda di ruang dosen, kata Pak Satpam yang sedang berjaga hari ini.
What the... Dania mengernyitkan dahinya.
Spontan ia kaget, ketika Pak Satpam mengucapkan kata-kata itu. Alhasil, ia harus
menyelesaikan urusannya dengan Kepala Prodi. Owh God, mengapa hari ini kulalui dengan
begitu menyedihkan, ujarnya dalam hati.
Ia melangkahkan kakinya pelan, ke ruang kepala Prodi dengan wajah seolah-olah
hendak ke kandang macan. Sesampainya di sana, dia dipaksa harus mendengarkan petuahpetuah yang isinya lebih terdengar seperti Undang-Undang.
Huhfh.. sambil menghela nafas ia berjalan keluar ruang, merasa lega karena telah
keluar dari tempat persemedian Pak Kepala. Ia berjanji tak akan mengulagi lagi. Sesegera
mungkin ia membawa sepedanya pergi dan menemui Tyas yang sudah menunggunya di kos.
Tyaas, aku pulang. Langkah kakinya langsung nylonong ke kamar Tyas, mereka
memang sudah begitu dekat. Jadi beli buku ?
Jadi dong, aku udah cantik gini. Sekalian ketemu sama Dediku chayank, jawab Tyas
sambil memegangi cermin di depannya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Dasar, kamu itu mau beli buku apa ngecengin kasir. Huuhfh, dasar anak muda jaman
sekarang. Lagian makhluk kurus, gondrong, dekil kayak gitu apanya yang dicari coba?
Dania nyeletuk.
Dedi itu biar kurus, dekil dan gondrong tapi dia itu sholehah, eh.. sholeh maksudnya.
Dedi adalah pria yang akan menyelamatkan hidupku dari hukum-hukum yang tidak adil,
calon pengacara yang nantinya jadi ayah dari janin-janinku,jawab Tyas ngelantur.
Tapi, Dedi itu tipenya sama cewe high class, langsing, pinter, sama pinter
masak.lanjut Dania yang berusaha menyadarkan Tyas.
Dania chayank, aku tu langsing dari ujung rambut sampai ujung kaki, kalau masalah
lemak di perut ini persediaan buat musim dingin. Masalah pinter gampang, bisa diakalin.
Nanti aku mau kriting disalon, biar disangka cucunya Einsten. Masalah masak juga, dari dulu
aku udah pinter masak, dari masak mie goreng, mie rebus, mie goreng yang direbus, mi rebus
yang digoreng, mie yang gak jelas direbus apa digoreng, semuanya aku bisa,kata Tyas
dengan bangga.
Dasar gelo, ya udah ntar kita berangkat abis sholat,jawab Dania agak ketus.
Tyas ternganga. Aku lupa, belum sholat, tapi udah dandan, uda cantik, mana bedak
pinjem lagi. Gubrak.Tak apalah, biar perjuangannku mencari ilmu dan cinta diridhai
Allah.
Ilmu dan cinta?? Whatt? dania mengernyitkan dahi.
Iye non, cinta, inget umur, inget cari cinta, jangan sampe kita jadi perawan tua!jawab
Tyas ganjen sambil melirik Dania.
Tidaaaaaaakk!! teriak Dania kencang sambil menarik Tyas ke kasur untuk dianiaya.
Pertengkaran heboh, hampir membuat kamar itu menjadi kapal pecah.

Masalah pacar dan umur memang sangat sensitif bagi Dania. Ia berusia 21 tahun di
semester empatnya ini. Tyas berusia 20 tahun, teman-teman sekelas Dania juga usianya
diantara 19 dan 20 tahun. Dania memang lebih tua satu angkatan seharusnya, karena ia telat
daftar, dan tidak ingin kuliah di Universitas Swasta jadi ia menunggu pendaftaran tahun
berikutnya. Namun, wajah imutnya sudah menelan banyak korban, beberapa orang

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

menggapnya masih berusia 20 tahunan. Memang 20 tahun, hanya saja lebih beberapa bulan,
dua belas bulan maksudnya. Kadang hal itu juga merepotkannya, kadang adik tingkat tidak
sopan karena mengira ia anak semester awal pula. Namun, akhirnya rahasia bahwa ia sudah
tua terkuak juga, jadi kejadian tidak sopan dengan adik tingkat tidak terjadi lagi.
Meski sudah uzur, Dania baru pacaran dua kali, pacaran pertamanya ketika ia kelas dua
SMP, ia memutuskan pacarnya setelah tiga hari jadian, padahal mereka belum pernah
melakukan apapun-dilarang mikir yang aneh-aneh, bahkan mengobrol berdua sekalipun. Ia
berdalih, kalau pacaran akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Memang berdalih adalah
salah satu keahlian yang diasahnya sejak kecil. Pacaran keduanya adalah ketika ia SMA,
kelas 3. Ia pacaran sudah hampir sebulan, selama itu pacarnya tidak pernah diperbolehkan
main ke rumah. Namun, ketika genap satu bulan pacaran si pacar diijinkan untuk main, waktu
itu musim hujan, kebetulan genteng Dania ada yang bocor.
Chayank, bantuin benerin genteng gih, pinta Dania manja.
Aku coba ya, jawab si pacar dengan bijak namun kakinya agak gemetaran. Ia
bergerak mengambil tangga yang ada di pojokan. Atapnya yang tinggi itu ternyata tak
setiinggi rasa sayang si pacar terhadap Dania. Perlahan-lahan ia naik hingga akhirnya sampai
atas genteng. Tiba-tiba.
Gedebhuuugg, brakk!! kekasih hati Dania sukses terjerumus dari atap dengan gaya
bebasnya.
Ia langsung dilarikan ke rumah sakit, dengan harap-harap cemas Dania menunggui
korban yang masih jadi kekasihnya itu. Lama sekali ia menunggu, hingga akhirnya dokter
dan orang tua korban memberi ijin untuk masuk.
Degup jantung Dania begitu keras, ia tak mampu berkata apa-apa. Ia hanya memgangi
tangan kekasihnya sambil mendoakan kesembuhan. Tak sadar olehnya kalau pipinya telah
basah, entah karena menyesal atau takut dituntut. Adegan diam-diaman dan melankolis itu
berlangsung cukup lama, hingga sekitar 15 menit sejak Dania masuk.
Dania.. suara kekasih terdengar begitu pelan, dia berusaha untuk akting tegar namun
dia tampaknya tidak lulus. Dania sayang..Aku menyerah.
Dhegg, tangis Dania makin menjadi, ia mengerti apa yang dimaksudkan. Ia sungguh tak
menyangka, hubungan cintanya berakhir dengan tragis, tragis bagi hatinya dan tubuh

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

pacarnya. Namun, Dania menerima, ia mengecup kening kekasihnya yang penuh perban
sebagai tanda perpisahan waktu itu orang tuanya masih di luar. Kekasihnya,
eh..maksudnya, mantan kekasihnya pun turut menangis, entah karena berat melepas Dania
atau karena sakit dicium keningnya, waktu itu ia jatuh dengan posisi wajah nyungsep di
lantai.
Dania

meninggalkan

ruang

itu,

tangannya

bergetar

namun

ia

berusaha

menyembunyikannya. Sesampainya di pintu ia berhenti, menoleh ke belakang tepat menatap


mata mantannya, memberikan senyum termanis dan terikhlas yang ia punya sambil
mendoakan semoga tidak ada yang patah. Ia tak mampu menahan lagi, ia pulang, ia
menyempatkan pamit kepada orang tuanya dan meminta maaf.
Sisi baiknya adalah mantan kekasih Dania menjadi lebih cerdas sejak tragedi itu, dan
Ujian Nasionalnya lulus dengan nilai 9 semua. Tuhan memang Maha Adil, meski tragedi itu
membekas dihati dan dihidung mantan yang nampaknya menjadi sering mimisan, di balik
semua itu dia sukses bermutasi menjadi makhluk yang sangat cerdas.
Sejak saat itu, Dania tidak pernah berpacaran lagi. Sejak kuliah semester pertamanya,
Dania tampak aktif pada kegiatan beladiri di kampus. Ia memang anak yang belajar dari
pengalaman, ia tidak ingin merepotkan orang lain.

Adzan berkumandang, Dania dan Tyas yang tadinya asik bertengkar, kini mendadak
insyaf. Mereka sholat berjamaah. Setelahnya, mereka langsung ngacir ke toko buku.
Sesampainya di sana, Dania mencari-cari buku yang beraroma Pak Broto, dosen yang hari ini
menyambutnya dengan wajah sangar. Dania mengetahui namanya ketika tadi di melewati
ruang dosen. Ada sebuah meja misterius di pojokan dengan aroma wangi melati. Dilihatnya
papan nama di meja yang bertuliskan SUBROTO SENO ATM..bla bla bla.. tidak jelas. Tepat
di belakang papan nama tersebut berdirilah Pak Dosen yang sejak tadi memandangi Dania
masih dengan wajah sangar.
Dia mencari buku dari rak satu ke rak yang lain, berpindah-pindah, hingga ia
menemukan sesuatu yang menyelempit di pojokan rak. Dilihatnya buku itu, judulnya
Penelitian Kuantitatif. Alamaaak, akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba. Semoga buku ini
bisa mengobati kedudulanku, ahahaaa.. tanpa sadar Dania mengoceh sendiri saking
girangnya sampai-sampai ia tak sadar diperhatikan orang-orang sekelilingnya. Kemudian dia

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

meringis sungkan malu-malu dan membuka sisi belakang buku, dilihatnya foto Pak Dosen,
sepertinya di foto itu tampak dua bulan lebih muda, tidak begitu seram, namun fose wajahnya
terlihat begitu tertekan. Orang pintar memang selalu sepeti itu, terlalu banyak mikir, hingga
wajahnya nampak tertekan seperti itu atau mungkin fose wajahnya tertekan karena berada
dipojokan rak, jadi ia merasa begitu tersiksa.Aishh, apa yang aku pikirkan, gerutunya.
Dania tiba-tiba teringat kalau ia tadinya berangkat bersama Tyas. Ia mencari Tyas buru-buru,
takut kalau temannya yang merasa langsing itu di culik orang atau kebawa orang. Itu
makhluk ilang kemana coba, kalau dia hilang kan ntar aku jadi tersangka. Owh, tidaaaak!
Dania menggerutu hingga akhirnya mampu menemukan temannya, Tyas di tempat buku
sastra dekat kasir.Buru-buru Dania menghampiri Tyas, bermaksud segera mengejaknya
pulang.
Yas, kamu cari apa di sini. Kata Dania yang mengagetkan Tyas.
Kamu Dan. Aku .. Tyas menjawabnya agak lama, dengan kepala clingukan ke arah
tukang kasir.
Yas!! Ayuh, buruan , kamu cari apa to? kata Dania sambil menepuk punggung Tyas
agak kencang.
Oh, iya, ayuh bayar.Tyas menggandeng tangan Dania dan mengajaknya ke kasir
dengan buru-buru. Ternyata pada waktu itu ada pergantian kasir, tadinya ada tiga mbak-mbak
kasir yang menunggui, kini menjadi tiga mas-mas yang kelihatannya menarik perhatian
Dania dan Tyas. Sesampainya di kasir mereka membayar. Kasir yang melayani Tyas
tersenyum tersipu-sipu setelah menerima buku yang dipegangnya.
Ah, mas Dedi ki senyum-senyum, ada apa to mas? tanya Tyas dengan logat medhog
ala Brebes sambil mencari dompetnya di tas.
Enggak apa-apa kok dhe. Semuanya tiga puluh tujuh ribu..jawab Dedi yang tetep
cool meski jadi kasir.
Waduhh, dompetku dimana ya. Kata Tyas berbisik-bisik ke arah Dania.Aduh,
kayaknya ketinggalan deh Dan. Waduh beneran ki, piye aku? Pinjemi uangmu dulu coba,
lanjut Tyas sambil menggeledah seluruh isi tas mungilnya.
Maaf Yas, tapi duitku tinggal tujuh ribu, uda abis buat bayar buku tadi, aku gak bawa
uang banyak, jawab Dania pelan dari sisi kasir disampingnya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Mereka berdua tampak agak kebingungan, sementara itu bebera orang sudah meulai
mengantri di belakang mereka. Kondisi sulit itu akhirnya memojokkan Tyas pada satu
keputusan.
Mas.. hehheee.. Tyas berkata pelan malu-malu sambil melirik mas Dedi pujaannya.
Mas kasir tersenyum simpul, sepertinya mengerti kondisi Tyas waktu itu. Dengan
ekspresi wajah cool bak pahlawan di Toko buku, mas Dedi pujaan hati membayarkan buku
Tyas, dan mengakhirinya dengan ucapan, Terima kasih atas kunjungan Anda. Masih
dengan wajah penuh senyum.
Tak mampu berlama-lama di toko itu, mereka berdua buru-buru angkat kaki ke kosan.
Dania

menyelamatkan

sisa-sisa

harga

diri

sahabatnya,

dengan

berbaik

hati

memboncengkannya naik motor, meski Dania tidak memiliki SIM. Hal itu nekad
dilakukannya karena akan lebih berbahaya jika Tyas yang hatinya sedang entah menyesal
atau malu itu memboncengkan Dania yang jiwanya belum diasuransikan. Beberapa menit
perjalanan yang mereka tempuh terasa sangat lama, hingga akhirnya mereka memutuskan
untuk mampir ke burjo depan kos sebelum merebahkan diri di kamar. Di burjo mereka
memesan dan bercakap-cakap.
Daaaan, aku maluuu, sedu Tyas.
Ya udah, anggap aja itu pemberian dari calon kekasih hati, jawab Dania menghibur
sambil makan mie kornet, menu andalan anak kos yang baru saja disajikan. Kamu beli buku
apa tadi, coba lihat.
Tyas yang masih larut dalam perasaan malunya, memberikan tas kresek berisikan buku
yang dibelinya tadi. Dania membuka. Bushett!! Ni anak! teriakan Dania membuat Tyas
kaget dan merebut buku dari tangan Dania.
Primbon Jawa?? Owh Tidaaaakk!! isak tangis plus sesal semakin dihayati oleh Tyas.
Tangis itu makin lama makin terdengar keras, bahkan beberapa anak kos dekat burjo pun ada
yang sampai keluar kosan dan mencari sumber suara. Mas Burjo yang melihat situasi itu,
memberikan diskon 15% pada langganan untuk mie kornet dan teh yang dipesan oleh mereka
sebagai tanda simpati. Memang hal-hal seperti ini merupakan keberuntungan tersendiri bagi
para anak kos. Dania yang tak ingin sahabatnya menjadi pusat perhatian di burjo itu segera
menghabiskan makanannya dan membayar kemudian mengajak Tyas pulang ke kosan.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Di kos, Dania berusaha menghibur sahabatnya yang sepertinya memang sudah


ditakdirkan untuk menaggung malu hari ini. Tidak ada yang perlu di sesali Yas, buku ini
kan bisa juga buat nambah pengetahuan, asal jangan buat guna-guna orang aja. Hahaha,
bercanda.. lontar Dania.
Aku malu, pantes tadi mas Dedi senyum-senyum ternyata gara-gara judul bukunya.
Masak anak Biologi belinya buku primbon, buat apa coba? celoteh Tyas masih dengan
wajah merah maru.
Ya nggak apa-apa, kan bisa buat melihat masa lalu katak yang kamu teliti lewat
wetonnya, jawab Dania cengingisan sambil merebahkan diri di kasur.
Tyas nyengir mendengar pernyataan Dania, yang mungkin tadinya bermaksud
menghibur namun lebih mirip meledek itu. Mereka berdua beristirahat di kamar Dania,
kemudian disaat adzan ashar bekumandang Tyas kembali ke kamarnya. Memang cinta
kadang membuat orang waras menjadi kalap tingkat akut. Dania merasa bersyukur karena
merasa tidak pernah mengalami kesialan seperti itu ketika berhubungan dengan seorang
lelaki, bahkan ia yang selalu membuat lelaki di dekatnya menderita.
Dania bermaksud menginap di kos Wina, sahabat baiknya itu selalu bersedia
menampung Dania setiap saat tetutama pada akhir bulan. Dania mempunyai banyak cerita
yang akan disampaikan pada sahabatnya itu.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Dania mengawali minggu-minggu pertama kuliahnya, masih dengan berbagai


pengalaman konyol, aneh, bahkan tak terduga.

Suatu pagi seperti biasa, ditemani terik

matahari yang membuatya takut hitam, Dania berangkat kuliah dengan santai mengendarai
sepedanya. Kali ini ia mengambil rute yang berbeda, jika biasanya ia melewati gedung
tempat kuliahnya kemudian baru berkeliling, sekarang ia mengambil arah berlawanan,
melewati Fakultas MIPA terlebih dulu kemudian memutari rektorat dan mengambil jalan
pintas antara gedung rektorat dan gedung tempatnya kuliah, selain jalan yang dilalui tidak
begitu nanjak, ia berharap akan menemui makhluk-makhluk ganteng kutu buku yang berlalu
lalang di perpustakaan yang ia lewati. Sekali tepuk dua lalat terkapar. Ketika ia melawati
perpustakaan, ia melihat sesosok mas-mas ganteng, ketika berusaha konsentrasi melihat masmas ganteng itu, tiba-tiba pandangannya terhalang oleh sesuatu yang tidak asing. Dania sudah
bersiap-siap

mengeluarkan

kutukan-kutukan

sadis

pada

orang

yang

menghalangi

pemandangan indahnya itu, namun tiba-tiba sosok itu mendekat, ternyata dia adalah
sahabatnya sendiri, Wina. Pergaulan yang sempit, pikir Dania.
Dan! Ngapain kamu, tumben gentayangan di deket perpus? tanya Wina sambil
mengayuh sepeda mendekati Dania.
Gentayangan what? Aku sedang olahraga, demi kesehatan jasmani dan rohaniku,
jawab Dania sambil clingukan berusaha mencari jejak-jejak makhluk ganteng tadi.
Wua, mendadak tobat ya? Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak perlu membawamu ke
orang pinter untuk di rukiyah, ledeknya dengan bangga sambil ngakak.
Huwh, dasar! Aku nggak mempan kalau dirukiyah sama orang pinter, mempannya
harus dengan mas-mas ganteng, jawabnya nyengir kuda. Eh, gimana kabar dosenmu yang
katanya ganteng itu?
Bukan katanya ganteng, tapi ganteng beneran. Berdasarkan voting yang saya lakukan
pada satu juta orang yaitu saya sendiri, hasilnya menyatakan bahwa Bapak Dosen itu ganteng
dan belum nikah. Wina senyum-senyum denngan pipi yang agak memerah.
Tanda-tanda syndrome cinta akut nih, pikir Dania. Bukan bermaksud sirik, namun
terkadang Dania merasa kurang beruntung jika berhubungan dengan makhluk ganteng-bukan
berarti kalau mantannya ganteng lho. Beberapa hari yang lalu, ketika ia bersepeda melewati

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Fakultas MIPA, ia bertemu dengan mas ganteng dengan dandanannya yang gaul abis seperti
Orlando Bloom ala Pekalongan, ia memberanikan diri untuk tersenyum semanis-manisnya
pada mas itu, mas-mas yang awalnya tidak memperhatikan lama-lama melihatnya dan
membalas senyum, mungkin karena risih terlalu lama diperhatikan jadi terpaksa membalas
senyum sambil berharap agar Dania cepat-cepat pergi. Tak lama kemudian, gubrak, Dania
menabrak sebuah motor yang diparkir di area itu. Dania meng-aduh manja, kemudian mas
Orlando ala Pekalongan datang dan menolong Dania dan kemudian mendirikan motor yang
rubuh itu sambil mengutak-atik membenarkan stir motor yang menjadi miring ke kanan 35o.
Ketika Dania menghayati perannya sebagai korban yang menabrak motor sembari
memandangi kelihaian mas Orlando membenarkan stir ke arah yang benar, tiba-tiba datang
seorang perempuan dengan wajah cemas.
Sayang, motorku kenapa?, tanya gadis itu.
Gubrak, Dania menciut, sekejap mukanya merah padam karena malu dan menyesal.
Maaf mbak, tadi tidak sengaja menabrak, kata Dania dengan lemah lembut berharap tidak
dimarahi.
Ya sudah, mungkin sudah musibah. Kan motornya tidak apa-apa, ucap mas Orlando
dengan nada sopan.
Maaf ya mbak, Dania meminta maaf sekali lagi dengan nada mengenaskan.
Iya, nggak apa-apa, lain kali hati-hati ya, pinta si gadis mencoba bersabar sambil
mendoakan Dania agar tidak nabrak lagi.
Akhirnya Dania diperbolehkan pergi. Sudah jatuh tertimpa mbak-mbak. Spontan Dania
mengurungkan niatnya untuk mengajak kenalan mas Orlando dan pergi dengan membawa
sedikit dosa. Ditengah perjalanan pulang, Dania disapa oleh pengendara motor yang
menyalipnya, ternyata mas yang bijaksana tadi dengan kekasihnya, Dania membalas dengan
senyum penuh sesal dan maaf. Tapi kejadian itu masih disyukurinya, untung saja setir
motornya bisa disembuhkan alias dikembalikan ke arah yang benar.
Sejak kejadian itu, Dania berpikir kalau dekat-dekat dekat makhluk ganteng, selain
akan melancarkan perdaran darah, mencegah penuaan dini, memenuhi kebutuhan vitamin
dalam tubuh ternyata menyimpan resiko menyebabkan tekanan batin.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Percakapan yang dilakukan oleh dua sahabat yang sama-sama menganut paham
dudulisme ini, menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa Wina lebih beruntung dibanding
Dania karena paling tidak Wina memiliki Dosen ganteng yang senantiasa ada untuk
mengobati rasa penatnya akan kuliah dan beban dunia yang lain. Lebih-lebih Pak Dosen
masih muda dan belum menikah. Wina mengalahkan Dania dengan skor telak 2-0.
Dania pun berpasrahkan diri dan berusaha ikut bahagia melihat keberuntungan yang
ada pada diri sahabatnya. Mereka berdua melanjutkan perjalan ke tempat kuliah masingmasing. Sesampainya di gedung E, tempat kuliah, Dania memarkir sepedanya dengan benar.
Kelakuan baiknya itupun mendapat senyuman tulus dari Pak Satpam. Dania melangkahkan
kakinya di lantai 2, ia ada kuliah bahasa Inggris.
Ini pertemuan keduanya dalam kuliah ini, Dania masih dengan wajah dudulnya yang
sok polos mencari tempat duduk di tengah agar aman dari pertanyaan maha susah yang
dilemparkan Bu Dosen. Dania memang anti terhadap bahasa Inggris, bahasa itu terasa seperti
terong, makhluk hidup ungu yang berkeliaran di pasar dan di dapur-dapur, ia begitu
membencinya. Dania memang terkenal low connection jika harus menyerap apalagi
memahami sesuatu yang berhubungan dengan bahasa asing, bahasa asing itu hanya untuk
alien, pikirnya. Ditilik dari sejarahnya pun, nilai Bahasa Inggrisnya sejak semester 1 selalu
C. Ia sebenarnya tak pernah lulus, nilai itu di dapat karena dosennya merasa bersalah atau
mungkin kasihan dengan Dania yang hampir lima kali ditabrak dengan mobilnya, padahal
bisa jadi hal itu dikarenakan Dania yang kadang suka ceroboh. Entah dosennya yang terlalu
baik atau Dania yang terlalu beruntung.
Pelajaran Bahasa Inggris di ampu dosen yang sama selama empat semester, untung ibu
dosennya cantik, karena sebagian mahasiswa sudah bosan dengan dosen tersebut, terkecuai
Dania yang menjadikan dosen tersebut aset untuk memberikan nilai C, karena mungkin
dosen lain tak akan memberinya kelulusan meski dengan terpaksa. Pelajaran dimulai, dengan
membahas paragraph .
Dosen menjelaskan dengan panjang, lebar, tinggi, bahkan sampai luas dan volume.
Dania mencoba mengerti, ia tak terlalu bodoh sesungguhnya, hanya saja kosa katanya yang
terlalu limited itu ditambah rasa enggan yang sudah tersugesti sejak sebelum lahir selalu
menghambat pencernaan materi. Ia selalu bilang, Aku tidak ditakdirkan untuk pandai
berbahasa Inggris Alasan itu selalu saja menjadi dalih atas kedudulannya.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Sepuluh menit berlalu, waktu terasa begitu lama, Dania memperhatikan teman-teman
yang lain begitu antusiasnya, ada si kacamata tebal di bangku depan duduk dengan antengnya
dan tampak mengerti, begitu pula si jenius yang duduk selang dua kursi, sejak tadi ia melalui
perkuliahan dengan main rubrik. Dania terasa begitu menderita melihat pemandanganpemandangan Einsten masa kini yang ada di sekitarnya, belum lagi gadis Hitler di dekatnya
semakin menambah luka di hati Dania. Ia begitu sempurna, cantik, pandai berdebat, meski
tidak selalu mendapat nilai A di mata kuliah bahasa Inggris, ia tidak pernah mendapat C,
nilainya selalu ajeg B, ia juga berhati lembut dan berwajah sopan, bahkan kentutnya saja
tidak bau. Namun perawakannya yang imut telah banyak memakan korban, terutama pria.
Jika di tembak pria, ia tidak tega menolaknya, jadi ia punya beberapa pacar. Kondisi ini tentu
saja jauh lebih baik, daripada sudah dudul tidak punya pacar pula, pikir Dania. Ia selalu
memikirkan kenapa hasrat ingin pintarnya itu tidak pernah terpenuhi, apakah mungkin karena
terlalu sering makan nasi kucingan, atau terlalu sering makan di burjo? Pikiran aneh-aneh itu
selalu melayang-layang dikepalnya seperti kutu. Ketika sibuk dengan pikirannya sendiri tibatiba Dania ditunjuk oleh Bu Dosen.
Dania, can you tell us how to decide paragraph ? tanya Bu dosen dengan bahasa
andalannya.
Yes, miss. Eh, what the.. ? jawab Dania klagepan karena terkaget.
Melihat ekspresi itu nampaknya Bu dosen tak menaruh banyak harapan, kemudian Bu
dosen melemparkan pertanyaan pada gadis Hitler disebelahnya, dan ajaibnya pertanyaan itu
dijawab dengan lancar bin benar. Bu dosen tersenyum, gadis Hitler senyum pula dengan
bangga, mahasiswa lain melihat Dania sambil cekikian, sebagian melemparkan senyum
meledek yang dibuat imut tapi tetap kelihatan sadis. Rupanya, pertanyaan itu sudah membuat
Dania berkeringat dingin, waktu semakin terasa lama saja di kelas itu padahal setengah jam
saja belum ada. Namun Dania punya tekad untuk lebih baik saat ini, ia berharap kali ini
nilainya tidak C lagi, kalaupun terpaksa dapat nilai C, ia berharap nilai itu di dapat atas
usahanya, bukan karena keterpaksaan dosen. Ia minta ijin kepada dosen untuk ke kamar kecil,
ia bermaksud menata mentalnya lagi, kelas itu terlalu tegang untuknya.
Excuse me Miss, i want to wash my hand. Kata Dania dengan pelan dan lancar.
Khusus untuk kata-kata mutakhir seperti itu memang sengaja dihafalkan olehnya, agar
membantu di saat-saat terdesak seperti waktu itu.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Bu Dosen sepertinya juga membutuhkan sedikit ketenangan batin, jadi memberikan ijin
kepada Dania agar ke kamar kecil, paling tidak kelas itu akan tenang tanpa Dania meski
hanya sebentar. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Dania langsung ngacir ke toilet. Dia serasa
menghirup udara segar. Sesampainya di toilet, ia dikejutkan aroma wangi kembang setaman.
Gadis yang tidak suka wangi bunga ini pun, nyengir-nyengir.
Aroma apa ini ya? Kok tumben toilet ini wangi banget, apa jangan-jangaan... Ahh,
nggak mungkin ini aroma kuntilanak. Masak kuntilanak mandi ?? Dania ngelantur sambil
masuk kamar kecil mengendap-endap kayak maling. Kamar kecil itu sepi, ada beberapa
kamar mandi di sana. Semua kamar mandi kosong, namun ada satu kamar mandi di pojokan
yang mencurigakan. Di dekatinya pelan-pelan pintu itu, ternyata pintunya tertutup. Dia yakin
dari tempat itulah asal wewangian horor itu berasal. Karena tidak ada suara di dalamnya, ia
yakin kalau kamar mandi itu tidak digunakan.
Braaaaaakk!! tanpa pikir panjang Dania mendobrak pintu itu keras-keras dengan
tenaga kudanya. Untuk hal-hal yang berbau anarkhi memang Dania ahlinya.
Aduuh! terdengar suara pelan dari balik pintu. Nampaknya ada yang terjepit.
Uups, maaf .. maaf.. Dania buru-buru menengok sosok yang tersembunyi di balik
pintu. Subhanallah.. ujar Dania sambil ternganga.
Ternyata di dalamnya ada seorang pria ganteng, meski beraroma kembang setaman dan
telah terjepit pintu pria itu tetap terlihat cool.
Maaf mas, saya nggak tahu kalau kamar mandinya berpenghuni. Eh, maksudnya ada
orangnya, ujar Dania sambil memberikan tisu untuk menutupi hidungnya yang terlihat agak
memar.
Nggak apa-apa kok, aku terkunci di kamar mandi tadi, kuncinya macet. Tadi kamu
dateng sama satpam ya, kok nendangnya kenceng banget, jawab si pria sambil meringis
karena kesakitan. Makasih ya.
Mendengar itu Dania hanya tersenyum, tiba-tiba hasratnya untuk berlama-lama di
kamar mandi untuk menenangkan diri hilang. Mereka berdua keluar.
Mas, kenapa tadi tidak teriak minta tolong? tanya Dania yang berusaha mencari
alasan untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Tadi sebenarnya aku sudah teriak-teriak minta tolong, tapi tidak adayang menolong,
mungkin tidak ada yang dengar. Lalu aku sms temanku, aku sedang menunggunya, katanya
sebentar lagi ia datang, jawabnya dengan nada sopan.
Pria satu ini, memang berwajah tampan, sepertinya orang baik, terbukti ia tidak marahmarah meski hidungnya biru-ijo memar seperti itu. Percakapan mereka tidak lama, Dania
memutuskan untuk kembali ke kelas karena takut dimarahi Bu dosen jika terlalu lama. Ia
kembali dengan perasaan aneh tapi bangga, tiba-tiba ia menjadi juru selamat seorang
pangeran tampan yang terdampar di kamar mandi. Meski kakinya disangka kaki satpam, tapi
ia tetap bangga, kaki macho ala petugas keamaan miliknya itu telah membawanya pada
pangeran tampan beraroma kembang.
Kelas Bahasa Inggris masih berlangsung, Dania mengikuti kelas itu lagi. Dia mengikuti
kuliah dengan konsentrasi antara materi kuliah dan bayang-bayang wajah Pangeran Tampan
yang Terdampar di Kamar Mandi. Ketika ia sibuk konsentrasi, tiba-tiba ia di panggil Bu
dosen.
Dania, please make a paragraph desctiption for example. Perintah Bu dosen.
Yes, miss.. Uhmm.. Uhm.. jawabnya gugup.
Bu dosen menggeleng-gelengkan kepala.
There are empty place and so quiet. Theres only doors opened and slipshod. Spiders
made their nest on every solid angle. Broken lamp hanging up there, that place looked so
dark. I thougt that im alone, but i felt wrong. Theres someone. Were tried to going out, but
we cant. We fated to stay there together and improved that place, kata-kata itu tiba-tiba
keluar dari mulut Dania.
Anak ajaib itu membuat seisi ruangan menjadi heran plus kaget tak terkecuali Bu
dosen, beberapa diantara mereka ada yang sampai ternganga. Dania sendiri juga heran,
kenapa ia jadi mendadak pintar, mungkin karena film korea yang ia tonton semalam
menggunakan terjemahan bahasa Inggris dan ia susah menerjemahkannya jadi terngiangngiang, namun ia tidak memiliki daya ingat sekuat iitu. Ia pikir-pikir lagi. Owh iya, kamar
mandi. Celetuknya, teman-temanya semakin melihat aneh, kemudian ia diam. Entah apa
yang menimpa gadis ajaib ini, namun ia merasa ada kemajuan, sepertinya ia memang
mendapat pencerahan di kamar mandi. Dari sesuatu yang tidak terduga-duga ini, Dania

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

mendapat semangat baru untuk mendalami belajar bahasa Inggris. Bu Dosen yang sejak awal
memasang wajah pasrah terhadap Dania, sepertinya kini mulai menanamkan harapan pada
satu-satunya mahasiswa yang mendapat nilai C itu. Kini pertemuan kelas bahasa Inggris
diakhiri dengan tenang.
Kuliah selanjutnya, Sastra, beberapa kuliah yang dimasukkan dalam daftar blacklist
Dania salah satunya adalah ini. Sudah dosennya tua, yang dibahas orang-orang jaman dulu,
kata-kata yang dipelajari aneh-aneh, tugasnya aneh-aneh, pokonya banyak dipenuhi unsur
yang aneh-aneh. Namun dengan semangatnya yang masih on meski sudah agak low, Dania
mengikuti kuliah dengan seksama dengan tempo yang telah ditentukan.
Kuliah berakhir, betapa senangnya gadis ajaib itu, mata kuliah yang isinya untaian
puisi-puisi terdengar seperti mantra-mantra yang mengusik telinganya. Akhirnya, ia pulang
ke kos tercinta dengan cepat, tanpa muter-muter seperti ketika berangkat kuliah. Sebelum
sampai di kos ia melakukan ritual yang biasa dilakukan anak kos, mampir ke burjo buat
makan, memang burjo adalah tempat yang tepat untuk melepas penat. Ia memesan menu
andalannya, nasi sarden dan es teh. Ia mencoba bersantai menikmati menu yang telah lama
akrab dengan hidupnya sebagai anak kos itu. Tiba-tiba satu orang lagi yang menganut paham
iritisme datang. Tyas datang dengan wajahnya yang ganas kayak beruang kelaparan.
Mang, saya pesan yang sama kayak dia ya? kata Tyas sambil duduk disebelah Dania.
Ah, kamu mah nggak kreatif, masak menunya tiru-tiru. Dasar anak kos, jawab Dania
sambil melahap santapannya.
Eh, biarin. Yang penting Mang Udin seneng di pesenin. Ya kan Mang? sahut Tyas
berkelit.
Yeee, dasar lu. Bilang aja laper, gak kuat beli ayam jadi belinya sarden. Ya kan?
ledek Dania sambil nyungir-nyungir.
Uda bosen makan ayam. Sekarang pengen maem tetangganya ayam, sarden,
hahaahaaa. Kan ayam sama sarden masih satu RT to? Jadi ya apa bedanya? balas Tyas.
Gyaa.. Dasar dudul, kalo ayam sama sarden hidup satu RT, ntar yang jadi RT nya apa?
Kucing? tanya Dania.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Bukaan, kucing itu premannya. Kan mereka yang nantinya makan ayam sama sarden.
Kalau Pak RT-nya ya ntar kamu, hahahahaaa. Kan kamu temannya ayam sama sarden.
jawab Tyas puas . Ia tampak mengeluarkan kata-kata itu dari hatinya.
Sesama anak kos jangan saling meledek, kata Mang Udin menengahi.
Seketika Dania dan Tyas terbahak-bahak. Tak ada yang tersinggung di sana, karena
itulah cara unik mereka menunjukkan kasih sayang, yakni dengan saling menganiaya dan
menambah penderitaan satu sama lain. Kini ada dua makhluk aneh di burjo yang bikin berisik
dan sama-sama pesen menu yang irit. Mang Udin yang selalu sabar melayani mereka sudah
terbiasa dengan kelakuan mereka yang aneh-aneh.
Selesai makan, mereka pulang ke kos tercinta. Melakukan kegiatan wajib di kosan,
nonton tivi. Kos tercinta Dania hanya memiliki satu TV, jadi TV itu spesial sekali, TV yang
selalu memenuhi kebutuhan primer para penghuni kos itu. Dania menyalakan TV antik
angkatan 45 itu, kali ini ia melihat TV bukan untuk melihat telenovela ataupun kartun
Penguin Madagascar kesukaannya, ia melihat TV untuk mencari iklan produk pembalut
terbaru yang katanya nggak akan nyelip kalo dipakai buat mlungker-mlungker, anti bocor,
bahkan anti karat, harga bisa miring kalo ngliatnya nyamping. Stok persediaan bulan lalu
sudah habis, jadi ia harus membeli lagi. Ia menjelajahi dari saluran satu ke saluran yang lain,
dari iklan mie, iklan bubur instan, iklan sarapan sereal instan, semua telah dilalui (iklan anak
kos banget, serba instan). Untungnya waktu itu ia nonton sendirian, jadi nggak ada yang
marah ketika channel-nya diganti-ganti. Dania melihat iklan sudah hampir 15 menit.
Kemudian ia memutuskan meihat berita saja, dengan harapan bisa update, nggak jadul terus.
Tiba-tiba Tyas nylonong dengan tampang BT.
Dan, ke minimarket yuk. Dapet ni, tumben-tumbenan maju, ujar Tyas.
Banyak mikir sih. Eh, emang kalau kuliah mikir? Hahahahaa..ledek Dania.
Ah, kamu Dan. Gara-gara stres kayaknya, jawab Tyas lemah.
Stress ? Gara-gara kebanyaken makan di burjo kali?. Atau mungkin gara-gara
kebanyakan makan kucingan, atau kebanyakan dua-duanya,hahaha.. ledeknya bertubi-tubi.
Iye-iye jangan cemberut gitu dong, bikin tertekan ngliatnya. Perasaan tadi yang kepengen
beli aku.
Daniaaaa.. balas Tyas merayu dengan tampang melas.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Iye nyah. Aku ashar dulu.


Pergilah mereka berdua ke minimarket. Kos bareng, makan di burjo bareng, bahkan
cari barang yang intim pun juga bareng. Mereka seperti nasi sarden dan es teh yang tak
terpisahkan. Sesampainya di mini market, mereka langsung menuju sasaran tanpa lirik sanasini. Di tempat itu Dania mengarahkan pandangan dari satu titik ke titik yang lain, ia
menemukan sesuatu.
Ahaaa!! Pake ini aja Yas. Produk baru, harga anak kos, katanya anti selip, anti karat,
anti bocor, pokoknya bagus deh! kata Dania ala mbak-mbak SPG. Entah berniat baik atau
berniat menjadikan sahabatya kelinci percobaan. Dania mengambil produk tersebut kemudian
ia perlihatkan pada Tyas yang ada dibelakangnya.
Ketika

ia

berbalik,

ia

kaget

karena

beberapa

pengunjung

lain

nampak

memperhatikannya sambil menahan senyum. Tyas yang kebetulan mampir ke tempat sabunsabun yang tempatnya agak jauh dari situ pura-pura tidak tahu kejadian itu, agar tidak
disangka sahabatnya. Persahabatan mereka selalu diwarnai dengan kekejaman yang saling
melengkapi. Mereka menuju kasir selesainya memilih barang yang hendak dibeli. Dania
masih dengan rasa malunya mengantri, ia memperhatikan pria yang sedang mengantri di
depannya. Seperti ada yang khas, ada sesuatu yang biru di hidungnya. Hidungnya diperban.
Owh, God.. mas tadi.bisiknya pada diri sendiri. Dania melihat pada apa yang dibawa
sama Pangeran yang Terdampar di Kamar Mandi, ternyata ia hendak membeli sekotak tisu.
Dania berspekulasi atas yang dilihatnya itu. Mungkin hidungnya jadi mimisan, atau mungkin
ia hanya sekedar membeli tisu, pikirnya.
Keluar dari minimarket tesebut, Dania memberanikan diri untuk mendekati Sang
Pangeran.
Mas, yang tadi kan?
Dijawabnya pertanyaan itu dengan senyum dan anggukan.
Hidungnya udah baikan? tanya Dania lagi dengan tampang cemas.
Iya nggak apa-apa kok, bentar lagi juga sembuh.
Itu tisunya buat ....? Hidungnya luka parah ya? Dania kembali bertanya dengan raguragu.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Owh ini, iya tadi sempat mimisan tapi nggak apa-apa kok.
Dania bernafas lega, kelihatannya Sang Pangeran nampak tabah atas tragedi kamar
mandi yang pernah dialaminya. Dia masih terlihat tampan, meski dengan aksesoris perban
yang menempel di hidungnya. Dari percakapan itu akhirnya mereka berkenalan.
BAMBANG SURAPRAJA, anak pendidikan bahasa Inggris, semester enam, asli Jogja,
buah kesukaan : pisang, makanan favorit : sayur terong, status KTP : single. Keberuntungan
tiba-tiba berpihak pada Dania hari itu. Dia merasa bersyukur sekaligus menyesal atas rasa
irinya pagi tadi. Kalau dihitung-hitung dia lebih beruntung, dia punya sahabat yang selalu ada
untuk di ajak sharing dan gila-gilaan baik di tanggal muda maupun ketika tanggal tua. Ada
Mang Udin yang tak pernah lupa memasak sarden dan menyediakan es teh dengan layanan
ramah pada pelanggan setianya, keberuntungan juga menyertainya ketika kuliah, Dania juga
mendapatkan pembalut baru yang sangat diidam-idamkannya, kini keberuntungannya terasa
lebih lengkap dengan hadirnya makhluk hidup ganteng, Pangeran yang Terdampar di Kamar
Mandi, mas Bambang.
Dania pulang ke kos tercinta dengan senyuman lebar yang menghiasi pipinya, saking
lebarnya sampai-sampai pipinya kelihatan sempit. Tyas memperhatikan hal ini, ia turut
bahagia. Kali ini tak ada ledekan ataupun usaha untuk menganiaya satu sama lain, Tyas
menyadari ini saat pertama kali Dania tersenyum seriang itu karena pria.
Suasana kos begitu ramai, Dania memilih untuk istirahat di kamarnya, biasanya ia
bersama teman-teman kosnya nonton tv ramai-ramai, atau dia merusuhi orang-orang yang
sedang nonton tv. Tyas, ia konsen dengan mules-mules perutnya karena hari pertama
menstruasi.
Adzan magrib menggema, Dania yang masih bau asem bin apek mengerakan mandi
agar bisa cepat-cepat menuaikan shalat. Makhluk ajaib satu ini, bisa di bilang dia anti air, ia
tak pernah terima jika orang lain mengatakan kalau ia malas mandi, meski faktanya memang
benar begitu. Aku tu nggak malas mandi, aku rajin, cuma kadang-kadang lupa, kilah
andalan yang selalu dijadikan perisainya. Namun, sekali ia mandi proses itu akan sangat lama
sekali. Aku tak bermaksud berlama-lama di kamar mandi, namun setelah masuk ke
dalamnya, aku merasa menyatu dengan air-air di kamar mandi. Lagipula aku selalu
konsentrasi dalam melakukan segala hal, termasuk mandi, lagi-lagi ia punya kilah jitu untuk
menutupi kebiasaannya yang kadang tak wajar. Pernah suatu saat teman kuliahnya jengkel,

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

karena terlalu lama menunggunya mandi, hanya demi agar dipinjami selembar catatan kuliah
yang tulisannya hampir tidak bisa dibaca dan isinya dipenuhi dengan gambar kartun kuucingkucingan yang dibuat Dania.
Ya ampun Dan, kamu mandi lama bener, sambil bersihin kamar mandi ya? kata
temannya agak jengkel sekaligus heran.
Karena aku perempuan, nggak afdol rasanya kalau mandinya cuma sebentar,
jawabnya dengan tampang sok polos tanpa dosa. Aku membutuhkan konsentrasi penuh
dalam setiap aktivitasku.
Temannya langsung menyerah pada percakapan itu. Mungkin karena kebiasaan mandi
lamanya itu pula yang membuatnya jauh dari laki-laki.

Laki-laki normal lebih suka

perempuan yang mandi plus dandannya hanya 5 menit, namun tetep cantik. Mungkin Dania
tidak tahu akan hal penting itu, jadi ia selalu mandi lama.
Shalat magrib,mengaji, plus lantunan doa syukur selalu keluar dari mulut manisnya.
Meski anak ajaib ini kadang bringasan, tapi ia selalau tobat di malam harinya. Dania
melanjutkan kegiatannya dengan mencari makan, burjo lagi (tu kan anak kos banget), hampir
setiap hari ia tak pernah absen dari burjo Mang Udin. Ia menyantap makan malamnya dengan
khusyuk, tempe telur penyet-menu favorit lain anak kos, menu ini kadang menjadi ajang
perbaikan gizi untuk memenuhi protein. Tak lupa ia membelikan bubur ayam pesanan Tyas,
sahabatnya yang sedang kesakitan, memang dalam kondisi sakit perut bulanan seperti itu,
hanya makanan yang bertekstur lembut yang bisa diterima perutnya.
Pernah suatu waktu, Dania menjenguk Wina yang sedang sakit perut karena bulanan.
Tamu bulanan itu memang sangat kejam terhadap Wina. Jika ia datang bulan, ia akan terkulai
lemas, tak berdaya, bahkan ia sering pingsan. Dania bermaksud untuk berbaik hati,
dibelikannya omelet kesukaan sahabatnya . Setelah dimakan omelet itu, Wina mual-mual tak
karuan dan muntah-muntah. Ia baru tahu, bahwa ada orang yang menderita sampai segitunya
jika mens, karena sensitif terhadap makanan.
Mengingat kejadian itu, Dania tak berani neko-neko lagi terhadap korban bulanan.
Sesampainya di kos, ia menemani Tyas di kamarnya sejenak. Adzan isa, ia sholat. Dan
sebagai mahasiswa telatan yang baik, ia menyempatkan diri untuk belajar. Walaupun apa
yang dipelajarinya telah menolak untuk singgah di kepala. Penat.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Langit malam itu sedang bagus. Dania berniat menyegarkan pikiran dengan melhat
bintang, karena di kos tercinta tidak ada balkon, jadi ia harus melihat dari atap. Dania pergi
ke atas, meski harus bersahabat dengan jemuran-jemuran anak kos lain, ia tak peduli, melihat
bintang dari tempat jemuran adalah hal yang patut untuk disyukuri, lagipula melihat di atas
genteng lebih indah, tidak terhalang apapun.
Langit terbentang begitu luas, ternyata manusia sangat kecil adanya. Lalu kenapa ada
manusia yang begitu sombong. Tangan yang menciptakan semua ini pastilah tangan yang
hebat. Bintang-bintang itu, kerlipnya bak pernak-pernik dengan cahaya abadi. Dania
mengangkat tangannya, terlihat begitu kecil. Ia tersenyum, mensyukuri ia diciptakan sebagai
makhluk yang kecil, karena kalau ia diciptakan sebagai makhluk yang kuat dan besar
mungkin ia tak akan dapat menikmati kebesaran Tuhan seperti ini.
Dalam perenungannya itu, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sesosok orang, di atas kos
sebelah, kos laki-laki.
Malingkah ? atau ia hanya sekedar membenarkan genteng ?, pikirnya. Hoey, mas
ngapain?
Tak ada jawaban.
Maaas?? Ngapain di situ? tanyanya kembali sambil mencoba berdiri.
Sosok laik-laki itu menengok. Ehh, mbak ngapain disitu? Wahh, maling jemuran ya?
teriaknya sambil melihat ke arah Dania. Gubrak.
Enak aja maling jemuran. Orang di kos sendiri!. Orang dia yang dijadiin tersangka
kenapa malah nuduh orang, batin Dania tertekan.
Owh, jagain jemuran ya? kata si lelaki dengan santai. Memang sekarang rawan
maling, tapi kan maling motor, lha kamu ngapain jagain jemuran? Kan sekarang maling
jemuran pasarannya udah turun
Wah, gila ini orang, pikir Dania. Mas, saya ini penghuni kos sini, ngapain saya nyuri
jemuran di tempat sendiri. Mas itu ngapain di atas genteng, mau maling ya?
Mbak, saya ini penghuni kos sini, ngapain saya maling di tempat sendiri. jawabnya
sambil menirukan logat Dania.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Dania nyegir. Terus ngapain di situ? Cari signal ya? balasnya.


Enak aja. Orang cakep gak pernah cari signal sampai atas genteng mbak.
Orang gelap gitu, cakep juga nggak ngefek, gerutu Dania. Orang cakep nggak ada
yang nyasar di genteng mas!!
Perang antar penghuni genteng dimulai. Tiba-tiba mas-mas tadi mendekati Dania. Dia
melompat dari genteng yang satu ke genteng yang lain, dari genteng kosnya berpindah ke
gentang kos sebelah. Dania diam saja, bahkan ketika mas itu mendekatkan wajahnya. Dia
melihat banyak bintang, namun bintang yang satu ini tampak begitu dekat, di depan
wajahnya. Dania hanya bisa terdiam, mungkin ia tidak tahu harus bersyukur atau marah atas
tindakan itu. Ketika wajah itu telah begitu dekat, mas itu mengungkapkan sesuatu.
Lo juga nggak cantik! Gubrak.
Lalu terdengar suara berisik dari kos sebelah. Rif.... uda bener belum. Suara itu
terdengar samar. Mas tadi kembali ke genteng kosnya dengan lihai, bak maling profesional
tapi dengan lagak cool. Setibanya di genteng kosnya sendiri, tiba-tiba. Praaakk..
Wuah.. Rif, pecah lagi kan. Suara dari dalam kos sebelah terdengar lagi.
Dalam sekejap, mas itu nggak cool lagi. Mungkin inilah yang disebut roda dunia yang
selalu berputar. Dania tersenyum puas, melihat hal ini, naluri balas dendamnya sudah
terpenuhi. Namun, ada satu hal yang tidak membuatnya begitu kejam. Ia teringat pada
mantannya ketika SMA. Untuk mengobati rasa bersalahnya Dania menghampiri mas itu, ia
menirukan langkah lihai mas-mas itu berpindah dari satu genteng ke genteng yang lain.
Dania.. sambil menjulurkan tangan pada mas-mas itu dan tersenyum.
Arif.. menjabat tangan Dania, kali ini wajahnya sopan.
Perkenalan itu berjalan tanpa kekerasan sedikitpun. Sini saya bantuin.. suara Dania
terdengar halus. Fenomena seperti ini sungguh jarang terjadi, anak ajaib nan bringas itu tibatiba menjadi baik.
Arif pergi ke samping kosnya, diambilnya genteng untuk menggantikan yang sudah
rusak. Dia bermaksud untuk membenarkan genteng itu sendiri, namun Dania mengambil
genteng itu dari tangannya dengan halus plus senyuman lembut. Rayuan wanita memang

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

selalu berhasil, pikirnya. Dan memang benar, gadis ajaib itu menata genteng dengan susunan
yang benar seperti susunan genteng lain. ketika kecil, dania senang menunggui ayahnya di
atas genteng ketika sedang membenahi atap yang bocor. Ia memperhatikan bagaimana
ayahnya membersihkan daun-daun yang terselip kemudian menata genteng itu kembali. Kini
ilmu itu dipraktekannya, ia bangga meski bodoh dalam hal akademik,ia masih punya
kelebihan.
Arif tersenyum,Makasih dirapikannya sisa-sisa pecahan genteng. Udah bener gan!
teriaknya pada orang di dalam kosnya.
Iya, makasih, jawab itu terdengar keras.
Mereka masih berdua di atas genteng kos Arif. Mereka ngobrol bersama, melanjutkan
percakapan sambil menikmati indahnya bintang. Arif, anak teknik mesin, semester enam itu
tidak segalak yang ia kira. Orang itu supel, asik, rame, kadang cool tapi kadang juga bisa
malu-maluin. Percakapan berlangsung lama hingga waktu menunjukkan jam sembilan. Ia
sangat bersyukur, meski ia berkenalan dengan laki-laki dengan cara yang aneh, setidaknya
laki-laki yang dikenalnya single. Kali ini ia punya kenalan dua mas-mas ganteng, betapa
beruntungnya dia.
Dania melangkahkan kakinya untuk pulang, sesampainya di ujung genteng.
Praaaak.., ini pertama kalinya ia memecahkan genteng orang. Sambil menengok ke
belakang, dan melemparkan senyum permintaan maaf. Mas Arif melihatnya heran, sambil
tersenyum. Nggak apa-apa. Sisa gentengnya masih ada.
Mas Arif melangkah dengan kerennya menuju Dania, untuk melihat genteng yang telah
dipecahkan. Tiba-tiba , Praakk..Praaakk.. Praaakk. Mereka berdua terbahak-bahak. Lima
genteng menjadi korban kuli bangunan gadungan malam itu.
Ariiiiff, kamu apain gentengg Pak Kos Rif..?? Kalau marah-marah jangan ngamuk
pake genteng orang!! teriakan orang yang sama dari dalam kos sambil cekikikan. Penghuni
kos yang lain nampaknya agak tergangggu, hingga mereka keluar kos dan melihat keadaan.
Sesampainya beberapa orang keluar dan melihat pelaku berdua, anak-anak kos bersuit-suit
dan terbahak-bahak. Untungnya malam itu Bapak Kos tidak ada, sedang ada acara di luar
kota.
Ciee..ciee.. lagi pacaran to? Koq di atas genteng. Kata salah seorang diantara mereka.

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

Bukaaan. Udah bantuin sini. Sahut Mas Arif.


Pada akhirya, genteng itu dibenahi ramai-ramai, tiba-tiba malam sepi nan indah itu
berubah menjadi pasar malam yang isinya para kuli bangunan dadakan. Mengenai memasang
genteng, diserahkan pada anak kos yang badannya paling ringan dari kos laki-laki, Dania
tidak dilibatkan di atas genteng, dia dan kaki gagahnya itu tak akan sanggup ditahan oleh
genteng imut, mungil dan tak berdosa itu. Dania hanya diminta untuk tinggal sebagai jaminan
sampai atapnya benar-benar jadi. Dari tragedi itulah Dania bisa mengenal anak-anak kos
disebelahnya. Ada Anton, Ipung, Arga, dan kawan-kawan.
Anak-anaknya ramai, asik, ramas, gokil-gokil, dan yang paling penting sebagian besar
dari yang ada di TKP waktu itu sama-sama pelanggan setia burjo depan kos tak terkecuali
Mas Arif. Dania merasa serakyat seperti mereka., itu yang membuatnya mudah akrab dengan
tetangga kosnya itu. Kini makin banyak anggota komunitas kaum-kaum pengiritan, batin
Dania tertawa kejam merasa bangga punya teman senasib. Setelah hampir dua tahun,
akhirnya Dania merasa memiliki tetangga.
Malam itu, malam yang berkenan. Dania kembali ke kosnya, terlintas dipikirannya,
Wina. Sahabatnya itu, selalu mewarnai hari-harinya sudah sejak lama. Dania tiba-tiba
merindukannya, acara tidur di kos tercinta di tunda. Dania dengan berbekal babydoll yang
dikenakannya, mengambil sepeda kesayangan dan pergi ke kos Wina untuk menginap di
sana.
Sesampainya di kos Wina, mereka berdua memulai ritual para wanita, melakasanakan
acara curhat semalam suntuk.
Wina, hari ini aku merasa beruntung, ucap Dania sambil nyengir-nyengir girang.
Kenapa?
Singkat ceritanya, aku ketemu Mas Bambang, pembalut, dan Mas Arif. Oiya, aku juga
tiba-tiba menyimpan kamar mandi di kampus dalam pikiranku dalam bentuk bahasa Inggris.
Saraf ni orang ya.. Kamu diapain sama mbah Bejo sampai kayak gini? tanya Wina
sambil mengusap kening Dania untuk mengecek panas. Pantesan, panas.
Dania menceritakan pengalamannya dari habis subuh sampai habis Isa dengan detail.
Sebagai sahabat yang baik Wina, mendengarkan dengan khusyuk celotehan Dania yang

Novel Kisah Dania_Ranu Ningtias

kadang susah dicerna itu. Pendengar yang baik. Lama-lama mata Wina terlihat sayu, namun
ia masih mencoba mendengarkan celotehan sahabat tengilnya. Sudah jam dua belas malam,
dan cerita Dania baru sampai ketika ia memilih-milih pembalut. Entah ceritanya berakhir
dimana dan sampai jam berapa? Mereka berdua tertidur pulas.

Anda mungkin juga menyukai