b. Descartes
Rene Descartes mengemukakan teori kontraksi yang kemudian di teruskan
oleh Edward Suess. Menurutnya, bumi makin menyusut dan mengerut
c. Edward Suess
Edward Suess melanjutkan teori Descartes. Suess mengatakan bahwa
persamaan kondisi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India,
Australia, dan Antartika di sebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu
pada masa lalu dan di sebut Benua Gondwana. Benua besar ini sekarang
tinggal sisa-sisanya saja, karena bagian lain sudah tenggelam di bawah
permukaan laut.
Teori Kontraksi
Teori Kontraksi dikemukakan oleh James Dana di AS (1847) dan Elie de
Baumant di Eropa (1852) yang berpendapat bahwa kerak bumi mengalami
pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat
konduksi panas. Pengerutan yang terjadi juga mengakibatkan bumi
menjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika
bagian dalamnya mengering, kulitnya akan mengerut.
Teori Laurasia-Gondwana
Eduard Zuess dan Frank B. Taylor mengemukakan teori
bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub
bumi. Benua tersebut bernama Laurasia dan Gondwana
yang kemudian bergerak secara perlahan ke arah
ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benuabenua.
Gondwana terpecah menjadi benua AS, Afrika, dan
Australia, sedangkan benua-benua lain dahulu adalah
benua Laurasia.
Teori Konveksi
Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah
vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut
berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasya. Aliran konveksi
yang menghambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi
menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi
menjadi tidak rata.
Salah seorang pegikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari Princention
University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin,
Hess mengemukakan pendapatnya tentang alirankonveksi yang sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak
mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian
tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.
Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20
dan konsep seafloor spreadingyang dikembangkan pada tahun 1960an.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
The Present Is The Key to the Past. Pernyataan ini sangat popular di
kalangan geologist, dimana ini berarti kejadian geologi yang terjadi pada
masa sekarang itu sudah terjadi pula pada masa lampau. Sebagai seorang
geologist, inilah yang harus dipelajari untuk dapat terjun dan melakukan
penelitian di lapangan. Permukanan muka bumi kita sebagian terdapat
macam macam batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf yang terbentuk akibat proses geologi baik secara endogen
maupun eksogen. Batuan yang terbanyak didapati adalah batuan sedimen.
Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari
batuan sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi,
konglomerat, dan batuan sedimen lainnya. Batuan tersebut terbentuk
secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah
di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini.
Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya
terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau
yang berumur tua dalam skala waktu geologi. Banyak batuan sedimen
purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapannya
dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini.
Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat
dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi Dalam hal ini batuan sedimen
terbentuk akibat factor kimia, fisika dan biologi dan yang terpenting pada
batuan ini ialah berhubungan erat dengan keberadaan energi fosil serta
minyak dan gas bumi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Mengetahui urutan kejadian geologi
Mampu menjelaskan jenis-jenis strata
Mampu membedakan jenis-jenis kejadian geologi
1.3 Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 November 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, W. dan Surono, dkk, 1992, Peta Geologi , Yogyakarta.
SOEJONO, M, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 25.
SUKENDAR, A, 2002, Kumpulan Materi Kuliah Geologi Fisik dan Geologi Dinamis,
Program Studi Teknik