Anda di halaman 1dari 17

PMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh
Eva Mentari Putri Umarella

Program Studi DIII Kebidanan


Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia
Sukoharjo
2015
BAB I

PENDAHULLUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan pada masa bayi baru lahir sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi diluar uterus dapat hidup sebaik-baiknya.
Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faal. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah
proses fisiologik seperti : Pertukaran gas melalui plasenta digantikan oleh
aktifnya paru untuk bernafas.
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni
pada saat lahir di kamar bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatan dan

pemeriksaan pada waktu pulang.


Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada BBL perlu diketahui riwayat
keluarga,riwayat kehamilan sekarang,dan sebelunya, riwayat persalinan.
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan semua
pancaindra,baik subjektif maupun objektif.Pengkajian fisik bayi baru lahir
dan perkembangannya di lakukan bersamaan ketika melakukan
pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi (Vivian,2010)
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.Biasanya, pemeriksaan fisik
dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada
anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin
diperlukan seperti test neurologi.
B. TUJUAN
Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah :
1. Untuk menentukan status kesehatan klien
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera.
5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam
rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir
sebagai dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan
telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan
panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai
keadaan umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian
kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya
kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.
(Menurut Sarwono, 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran. Sebagian besar
bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan
segera bayi baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
- Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
- Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut
dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh.
- Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap
15 menit.
- Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.
- Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi
a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
1) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru
lahir.
2) Ikatan batin dan pemberian ASI.
b. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap
(dengan menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi untuk
menyusu.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran
(Menurut Stright, 2004 Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir)
1. Perubahan metabolisme karbohidrat dalam waktu 2 jam setelah
lahir kadar gula darah tali pusat akan menurun, energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir
diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 Mg/100 museum Lampung. Bila ada
gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi
akan menderita hipoglikemia. 2. Perubahan suhu tubuh Ketika bayi

baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari
suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
maka akan kehilangan panas mil konveksi. Evaporasi sebanyak
200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh
bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan suhu
bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang
rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun
meningkat.
2. Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas
mill plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru
bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan
pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2
merangsang kemoreseptor karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang,
permukaan gerakan pinafasa.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik
setelah persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada
melalui jalan lahir mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan
1/3 dari jumlah cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang
tersebut diganti dengan udara. Paru-paru mengembang
menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah
cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum Lampung 100
museum Lampung.
3. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkat tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran
darah ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini
menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru
dan duktus arteriosus menutup. Dan menciutnya arteri dan vena
umbilikasis kemudian tali pusat dipotong sehingga aliran darah
dari plasenta melalui vena cava inverior dan foramen oval atrium
kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi seperti
semula.
4. Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi
Tanda-tanda bayi baru lahir normal :
a. Berat badan
: 2500 4000 gr
b. Panjang badan
: 48 52 cn
c. Lingkar kepala
: 33 5 cm
d. Lingkar dada
: 30 38 cm
e. Bunyi jantung
: 120 160 x/menit

f. Pernafasan dada
: 40 60x/menit
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik
caseosa.
h. Rambut lanugo

terlihat,

rambut

kepala

biasanya

sudah

sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lepas.
j. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia
minora, jika laki-laki testis telah turun.
k. Refleks hisab dan menelan telah terbentuk dengan baik.
l. Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi

B.

C.

D.

E.

akan menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.
Petunjuk dan keselamatan kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik
2. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik
5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
Alat dan bahan
1. Manikin bayi
2. Selimut bayi
3. Pakaian bayi
4. Timbangan bayi
5. Alas dan baki
6. Bengkok
7. Bak instrumen
8. Stetoskop
9. Handschoon 1 pasang
10.
Midline
11.
Kom tutup berisi kapas DTT
12.
Termometer
13.
Jam tangan / Stopwatch
14.
Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
15.
Baskom berisi klorin 0,5%
16.
Lampu sorot
Persiapan
1. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata
2. Siapkan alat dan bahan pemeriksaan yang akan digunakan dengan
menyusunnya secara ergonomis
Prosedur pelaksanaan
0 : apabila tindakan tidak dilakukan
1 : apabila dilakukan tetapi kurang sempurna/ tidak tepat

2 : apabila dilakukan dengan benar


N
LANGKAH
O
1 Melakukan inform consent:
memberi tahu dan
menjelaskan pada ibu atau
keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
2 Melakukan anamnesis riwayat
dari
ibu
meliputi:
faktor
genetik,
faktor
lingkungan
sosial, faktor ibu dan perinatal,
faktor neonatal
3 Menyiapkan alat dan bahan
secara
ergonomis
(memastikan
kelengkapan
alat)

Mencuci tangan dengan sabun


di
bawah
air
mengalir,
keringkan
dengan
handuk
bersih,
lalu
menggunakan
sarung tangan bersih

Menjaga suhu bayi dan


lingkungan dalam keadaan
sehat
Gunakan lampu sorot untuk
menghangatkan bayi
(jarak lampu sorot dengan
bayi + 60 cm
AC dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan

GAMBAR

Meletakan
bayi
pada
tempat yang rata/tempat
tidur (upayakan tempat
untuk pemeriksaan aman,
menghindari bayi terjatuh),
dan atur posisi bayi dalam
keadaan telentang
- Mengkaji keadaan umum
bayi secara keseluruhan
- Bayi cukup bulan biasanya
ditutupi oleh vernik kaseosa
- Bibir dan kulit bayi apakah
berwarna merah muda /
biru
- Apakah Ekstremitas bayi
dapat bergerak bebas /
fleksi
- Bayi bernafas / menangis
tanpa dengkuran atau
- Melakukan
penimbangan
(berat badan):
- Letakan kain atau kertas
pelindung dan atur
- skala timbangan ke titik nol
sebelum penimbangan
- Hasil timbangan dikurangi
dengan berat alas dan
pembungkus bayi
- Normal: 2500-4000 gram
Melakukan
pengukuran
panjang badan:
- Letakan bayi di tempat
yang datar
- Ukur
panjang
bayi
menggunakan
alat
pengikur
- panjang
badan
dari
kepala
sampai
tumit
dengan kaki/badan bayi
diluruskan
- Normal: 49-50 cm
-

10

11

Mengukur lingkar kepala


- Cara: mengukur kepala
pada diameter terbesar
yaitu frontali- oksipitalis
- Jika
terdapat
caput
suksedanium,
dapat
dilakukan hari ke-2 atau
ke-3
- Normal: 33-35 cm
Mengukur lingkar dada
- Pengukuran dilakukan dari
daerah dada ke punggung
kembali
ke
dada
(pengukuran
dilakukan
melalui
kedua
putting
susu)
- Normal: 30-38 cm

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


1

Melakukan pemeriksaan kepala


- Raba sepanjang garis sutura dan
fontanel,
apakah
ukuran
dan
tampilannya normal
- Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi
akibat
prematuritas
atau
hidrosefalus,
sedangkan
yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali
- Periksa adanya tauma kelahiran
misalnya; caput
suksedaneum,
cephal
hematoma,
perdarahan
subaponeurotik/fraktur
tulang
tengkorak
- Perhatikan
adanya
kelainan
kongenital
seperti:
anensefali,
mikrosefali

Melakukan pemeriksaan mata


- Periksa jumlah, posisi atau letak
mata
- Periksa adanya strabismus yaitu
koordinasi
mata
yang
belum
sempurna
Periksa
adanya
glaukoma
kongenital,
mulanya
akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea
- Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva
atau retina
- Periksa adanya sekret pada mata,
konjungtivitis
oleh
kuman
gonokokus
dapat
menjadi
panoftalmia
dan
menyebabkan
kebutaan
- Periksa keadaan sclera, apakah
nampak gejala icterus atau tidak
- Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan
seperti menutup dan mengejapkan
mata, jika bayi terkena sinar atau
hembusan angin, matanya akan
menutupatau
dia
akan
mengerjapkan matanya
Memeriksa telinga
- Periksa
dan
pastikan
jumlah,
bentuk dan posisinya (simetris atau
tidak)
- Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang
- Daun telinga harus berbentuk
sempurna dengan lengkungan yang
jelas di bagian atas
- Perhatikan letak daun telinga, daun
telinga yang letaknya rendah (low
set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu
(Pierre robin)

Periksa hidung
- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada
bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm
- Bayi
harus
bernapas
dengan
hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan
kemungkinan
ada
obstruksi jalan napas akarena
atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
- Periksa adanya sekret mukopurulen
yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan
adanya
sifilis
congenital
- Periksa adanya pernapasa cuping
hidung,
jika
cuping
hidung
mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
Melakukan pemeriksaan bibir dan
mulut
- Kaji bentuk bibir apakah simetris
atau tidak
- Perhatikan
daerah
langit-langit
mulut dan bibir jika ada bibir
sumbing
- Perhatikan jika ada bercak putih
pada gusi maupun palatum
- Kaji reflex rooting (mencari putting
susu), reflex sucking/menghisap
dan reflex swallowing /menelan
Melakukan pemeriksaan leher
- Leher bayi biasanya pendek dan
harus diperiksa kesimetrisannya
- Pergerakannya harus baik, jika
terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang
leher
- Periksa adanya trauma leher yang
dapat menyebabkan kerusakan
pada fleksus brakhialis

Lakukan
perabaan
untuk
mengidentifikasi
adanya
pembengkakan/pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis
Melakukan periksa dada
- Periksa kesimetrisan gerakan dada
saat bernapas, pernapasan yang
normal dinding dada dan abdomen
bergerak
secara
bersamaan,
tarikan sternum atau interkostal
pada
saat
bernapas
perlu
diperhatikan
- Pada bayi cukup bulan, puting susu
sudah terbentuk dengan baik dan
tampak
simetris,
cek
pengeluarannya
- Payudara dapat tampak membesar
tetapi ini normal
Memeriksa bahu, lengan, tangan
- Kedua lengan harus sama panjang,
periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah
- Periksa jumlah jari, perhatikan
adanyapolidaktili atau sidaktili
- Telapak
tangan
harus
dapat
terbuka, garis tangan yang hanya
satu
buah
berkaitan
dengan
abnormaltas kromosom, seperti
trisomi 21
- Periksa adanya paronisia pada kuku
yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka dan
perdarahan
- Kaji refleks moro dan kemungkinan
adanya
fraktur:
bayi
akan
mengembangkan
tanganya
ke
samping dan melebarkan jarijarinya
kemudian
menarik
tangannya kembali dengan cepat
seperti ingin memeluk seseorang
- Kaji
refleks
palmar

10

11

grasping/menggenggam:
timbul
bila kita mengoreskan jari melalui
bagian dalam atau meletakkan jari
kita pada telapak tangan bayi, jarijari bayi akan melingkar ke dalam
seolah memegangi suatu benda
dengan kuat
Memeriksa abdomen
- Amati tali pusat: pada tali pusat,
terdapat 2 arteri dan 1 vena
- Observasi pergerakan abdomen,
abdomen
tampak
bulat
dan
bergerak
serentak
dengan
pergerakan dada sat bernafas
- Raba abdomen untuk memeriksa
adanya massa
- Melihat
dan
meraba
bentuk
abdomen: raba apakah ada massa
abnormal, bentuk perut sangat
cekung
kemungkinan
terdapat
hernia
diafragmatika,
bentuk
abdomen
yang
membuncit
kemungkinan
karena
hepatosplenomegali atau tumor lainnya
Memeriksa genetalia
Bayi laki-laki:
- Pada bayi laki-laki panjang penis 34 cm dan lebar 1-1,3 cm
- Periksa posisi lubang uretra (normal
berada
pada
ujung
penis),
prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
- Skrortum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua
(bayi cukup bulan testis sudah
turun di skrotum)
Bayi perempuan:
- Pada bayi cukup bulan labia
mayora telah menutupi labia
minora
- Pastikan lubang uretra terpisah

12

13

14

dengan lubang vagina Terkadang


tampak adanya sekret berwarna
putih atau berdarah dari vagina,
hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)
Memeriksa tungkai dan kaki
- Periksa kesimetrisan tungkai dan
kaki
- Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan
keduanya
dan
bandingkan, juga hitung jumlah
jari-jari kaki
- Kedua
tungkai
harus
dapat
bergerak bebas, kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya
fraktur,
kerusakan
neurologis
- Mengkaji refleks Babinski: dengan
mengusap / menekan bagian
menonjol dari dasar jari di telapak
kaki bayi keatas dan jari-jari
membuka
Periksa spinal/punggung
- Periksa
spina
dengan
cara
menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung
atau bercak kecil berambut yang
dapat
menunjukkan
adanya
abdormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebra
Periksa anus dan rectum
- Periksa adanya kelainan atresia ani,
kaji posisinya
- Mekonium secara umum keluar
pada 24 jam pertama, jika sampai
48 jam belumkeluar kemungkinan
adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran
pencernaan

15

Memeriksa kulit
- Perhatikan kondisi kulit bayi: warna,
ruam, pembengkakan, tanda-tanda
infeksi Periksa adanya bercak atau
tanda lahir
- Perhatikan adanya vernik kaseosa
- Perhatikan adanya lanugo, jumlah
yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan

16

Menjelaskan pada orang tua hasil


pemeriksaan
dan
memberinya
konseling
Merapihkan bayi dan memberikan
pada keluarganya kembali
Membereskan alat dan bahan yang
telah digunakan
Melepas sarung tangan, lalu mencuci
tangan
dengan
sabun
dan
air
mengalir,
mengeringkan
dengan
handuk bersih
Melakukan dokumentasi tindakan yang
telah dilakukan

17
18
19

20

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang di
gunakan untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru
lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam
melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di
bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan
pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi
atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta
mencari kelainan pada bayi.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting
untuk diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi
baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi
baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan
kondisi didalam rahim.

REVERENSI
-

Bobak. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedukteran EGC. Jakarta.


2005. hal 384-403
Johnson, Ruth. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2005. hal. 263-273
Henderson, Christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. hal 385-390
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
2005. hal. 136-138
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta. 2002. hal. N30-N34

Anda mungkin juga menyukai