Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KRITISI JURNAL
The Effect of late Pregnancy Consumption of Date Fruit on Labour and
Delivery
O. Al-Kuran, L. Al-Mehaisen, H. Bawadi, S. Beitawi & Z. Amarin
Oleh:
KELOMPOK 8
Lisa Royani Mita
Yananda Maulina
Yayuk Fitri Anita
Herlinda Dwi Ningrum
Silfiah Novi Permata
Damar Dewangga
Alvin Rois Azwarsyah
Doni Agung Nugroho
105070207111013
105070200111007
105070207111018
105070204111004
105070200111023
105070200111036
105070207111007
0910723020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Departemen Maternitas dengan judul The Effect of late
Pregnancy Consumption of Date Fruit on Labour and Delivery.Ketertarikan penulis akan
topik ini didasari pada banyaknya kejadian persalinan kala 1 lama di kamar bersalin RSUD
Ngudi Waluyo.Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Imroatus Sholikah, SST, selaku Kepala Ruang Cempaka yang telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menimba ilmu di Ruang Cempaka.
2. Ibu Ns. Hesti Swastikawati, S. Kep, selaku Clinical Instructur departemen Maternitas
di Ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo.
3. Ns. Fransiska Imavike F,S.Kep, M.Nurs, selaku dosen pembimbing Departemen
Maternitas Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
4. Pihak-pihak yang secara tidak langsung membantu proses penyelesaian makalah inii.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Departemen Maternitas ini masih
kurang sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun bagi penulis, sehingga dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan
masyarakat secara umum.
Malang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi........................................................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................................
Metode ..........................................................................................................................
Partisipan.......................................................................................................................
Program Intervensi........................................................................................................
Pengumpulan Data........................................................................................................
Hasil Penelitian.............................................................................................................. 8
Diskusi............................................................................................................................ 11
Kesimpulan.......................................................................................................... .........13
Kekurangan dan Kelebihan Jurnal ................................................................................15
Pembahasan Perbandingan dengan Jurnal yang Lain ................................................... 16
Penerapan di Indonesia.................................................................................................. 24
Daftar Pustaka............................................................................................................... . 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari
pertemuan itu akan bernidasi di dalam rahim selama beberapa waktu dan
tumbungkembang menjadi bayi (Manuaba, 1999).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
ante partum. Periode antepartum dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing
terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini
diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan
lebih kurang 280 hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir. Pembuahan terjadi
ketika ovulasi lebih kurang 14 hari setelah HPHT (Varney, 2007).
Pada trimester tiga sendiri sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan, karena ditrimester inilah tanda dan gejala kelahiran muncul. Tanda dan
gejala tersebut antara lain; terjadi kontraksi, nyeri punggung, keluar darah disertai
lender, pecah ketuban yang disertai kontraksi dan sebagainya.
Oleh karena proses melahirkan membutuhkan waktu yang cukup lama terutama
pada kehamilan primigravida sebagian wanita dan keluarganya memilih menggunakan
metode nonfarmakologi untuk merangsang munculnya gejala kelahiran. Salah satu
metode non farmakologis yang telah dikenal adalah dengan mengkonsumsi buah
kurma. Buah kurma memiliki banyak manfaat karena mengandung nutrisi yang cukup
seperti; kalium, zink, karbohidrat, lemak, 15jenis garam dan mineral, protein,dan
vitamin (Al-Shahib dan Marshall 2003). Selain nilai gizinya yang tinggi buah kurma
juga
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kurma
Kurma (Phoenix dactylifera L.) Merupakan satu dari tanaman buah tertua yang
ditanam di daerah arid (kering) di Semenanjung Arab, Afrika Utara, dan Timur Tengah.
Daerah asal kurma yang paling mungkin adalah di atau dekat Irak, tetapi
penyebarannya ke banyak negara sudah sejak zaman dahulu. Kurma adalah bahan
pangan utama dan sumber penghasilan bagi penduduk lokal di Timur Tengah dan
Afrika Utara, dan berperan besar dalam bidang ekonomi, kemasyarakatan,dan
lingkungan.
Sepuluh Negara teratas penghasil kurma adalah Mesir, Saudi Arabia, Iran,
United Arab Emirates (UAE), Pakistan, Algeria, Sudan, Oman, Libya, Arab Jamahiriya,
dan Tunisia. Sedangkan lima Negara teratas pengekspor kurma adalah Iran,
Pakistan, UAE, Saudi Arabia, dan Tunisia.
Kurma termasuk ke dalam keluarga tanaman Palmaceae (Barrow, 1998). Nama
biologi kurma berasal dari buahnya: phoenix (bhs Yunani) yang artinya buah merah
atau ungu dan dactylifera yang artinya seperti jari karena gerombol buahnya
seperti jari manusia. Pohon kurma merupakan tanaman berumah dua sehingga pohon
betina terpisah dengan pohon jantan.
Secara alami penyerbukan kurma oleh angin tetapi penyerbukan oleh serangga
juga dimungkinkan. Sumber serbuk sari (polen) yang berbeda, akan mempengaruhi
ukuran, bentuk biji dan jaringan di sisi luar embrio serta endosperm buah.
Terdapat tiga metode perbanyakan tanaman kurma; yang paling umum adalah
cara vegetatif yaitu percabangan (offshoot) yang secara genetik akan sama dengan
pohon induk. Cabang berkembang dari tunas samping pada batang dekat permukaan
tanah semasa tahap juvenile pohon kurma. Cabang, setelah 3-5 tahun menempel
pada pohon induk akan berakar dan dapat ditanam terpisah dari induk. Pada saat itu
cabang tersebut akan mulai membentuk bunga dan berbuah.
Perbanyakan kedua adalah menghasilkan anakan hasil persilangan secara
seksual. Anakan ini tidak identik dengan pohon induk dan tidak seragam secara
genetic, sangat bervariasi dalam hal produksi dan kualitas buah. Sebanyak 50%
tanaman merupakan tanaman jantan, dan ini baru diketahui 4-5 tahun kemudian,
setelah tanaman mulai berbunga.
Metode perbanyakan kurma yang ketiga adalah melalui kultur jaringan, yaitu
dari ujung tunas baik melalui embryogenesis atau organogenesis pertama kali
dikembangkan tahun 1970 hingga 1980 an. Organogenesis dapat dicapai
menggunakan tunas samping dan meristem apikal, sedangkan embryogenesis
melalui kalus yang terbentuk dari tunas, daun muda, batang dan rachilla.
Membutuhkan waktu 6 tahun untuk mencapai produksi melalui proses kultur jaringan.
Saat ini UAE memiliki fasilitas kultur jaringan tanaman kurma terbesar, lebih dari
100.000 tanaman kultur diproduksi setiap tahunnya karena produksi offshoot tidak
dapat memenuhi kebutuhan untuk pengadaan penanaman pohon-pohon baru.
Kurma mampu tumbuh pada iklim yang sangat panas dan kering,dan relative
toleran terhadap tanah basa dan bergaram. Kurma memerlukan cuaca musim panas
yang panjang dengan sedikit sekali hujan dan kelembapan yang sangat rendah sejak
masa penyerbukan hingga pemanenan, tetapi memiliki air tanah yang cukup. Ada
yang menggambarkan kurma sebagai pohon yang kakinya berada dalam air tetapi
kepalanya berada dalam kobaran api. Kondisi seperti ditemukan di oase dan wadi di
pusat asal kurma di Timur Tengah.
Kurma dapat tumbuh pada suhu rata-rata 12.7 27.5C, dapat bertahan hingga
50C maupun pada suhu membeku hingga serendah-rendahnya -5C. Suhu ideal
untuk pertumbuhan semasa penyerbukan hingga pematangan buah berkisar dari 2127C.
Kurma berbunga jika suhu meningkat hingga lebih dari 18C dan membentuk
buah jika lebih dari 25C.
Laju pertumbuhan dan perkembangan buah kurma mengikuti pola kurva
sigmoid. Pematangan buah melewati 4 tahap berbeda yaitu Kimri (hijau belum
matang), Khalal (matang warna merah), Ruthab (lunak berwarna coklat), dan Tamar
(keras seperti kismis). Mulai tahap Kimri ukuran buah dan berat meningkat cepat,
selanjutnya mengalami perubahan warna mulai hijau, merah coklat. Pada tahap
Tamar buah kehilangan kandungan air, dan perbandingan gula: air cukup tinggi
sehingga tak terjadi fermentasi, sama seperti anggur kering (kismis). Kadar gula pada
tahap Kimri yang hanya 20% saat matang mencapai 88% dari berat kering buah.
Ukuran dan bentuk buah kurma bervariasi bergantung kultivar, cara pembudidayaan
maupun lingkungan. Pohon kurma rata-rata menghasilkan 40 kg buah per tahun,
bahkan dapat mencapai 100 kg dengan pemeliharaan yang sangat baik. Pohon betina
mulai menghasilkan buah setelah berumur 4-6 tahun, dan menghasilkan produksi
maksimum setelah berumur 15-20 tahun. Rata-rata umur ekonomis kebun kurma 4050 tahun, tetapi masih produktif hingga 150 tahun.
Kurma dapat dibuat menjadi pudding, roti, cake, biscuit, permen, es krim, dan
campuran serealia. Buah kurma segar juga dapat dibuat menjadi jus, cuka, wine, bir,
gula, sirup, madu, acar, pasta, dan perasa makanan.
Buah kurma merupakan bahan pangan dengan kandungan energi yang tinggi,
yaitu 72-88% kandungan gula. Pada tahap Khalal hampir seluruh (80%-85%) gula
merupakan sukrosa dan mendekati matang sukrosa mengalami hidrolisis menjadi
glukosa dan fruktosa. Kurma mengandung zat besi, kalium, kalsium, klorin,
magnesium, belerang, sedikit fosfor, 16 asam amino, vitamin A, B1, dan B2.
Karena sejarah panjang budidaya dan penggunaannya, maka hampir seluruh
bagian pohon kurma berguna bagi manusia. Batang pohon dimanfaatkan sebagai
kayu atau bahan bakar. Serabut batang dan daun dapat dibuat menjadi tas,
keranjang, pelana unta, kabel, tambang, peti kayu, kipas, penutup makanan, furniture,
kasur, kertas. Daun kering dapat dibuat menjadi atap, penyekat dinding. Tunas pucuk
(palm heart) dapat dimakan sebagai salad atau sayur yang dimasak terlebih dahulu.
Biji kurma dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, atau dirangkai menjadi pernak
pernik hiasan. Minyak dari biji kurma dapat dibuat menjadi sabun. Buah kurma juga
memiliki kegunaan sebagai obat, yakni sebagai astringent untuk mengatasi masalah
usus, perut, obat batuk, pereda demam, edema. Di India getah atau eksudat dari
kurma digunakan untuk mengobati diare dan akar untu mengobati sakit gigi.
2.2 Kandungan Buah kurma.
Kandungan Gizi Kurma per 100 g, Energi 1.180 kj (280 kcal), Karbohidrat 75
g, Gula 63 g, Diet serat 8 0,4 g, Protein 2,5 g, Air 21 g, Vitamin C 0,4 mg (1%),
Mangan 0,262 mg. (Sumber: USDA Nutrient database)
Kandungan karbohidratnya berkisar sekitar 60% pada ruthab (kurma basah)
dan 70% pada tamr (kurma kering), 20% protein,3% lemak dan sisanya merupakan
zat garam mineral dan besi. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa
(jenis gula dalam darah) dan fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar
buah-buahan).
Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg,
riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu
melepaskan energy, menjaga kulit dan syaraf agar tetap sehat serta penting untuk
fungsi jantung.
Tabel selengkapnya nilai Kandungan Gizi buah kurma kering (dalam 100 gr)
dari
makalah fruits
of
warm
climates oleh
di www.hort.purdue.edu :
Morton
J,
hal
5-11,
1987
Kalori 279
% Nilai harian*
0.8 %
1.0 %
Kolesterol 0 mg
0.0 %
Sodium 11 mg
0.5 %
24.5 %
14.8 %
Protein 3.00 g
6.0 %
Vitamin C
5.0 %
Vitamin B1 Thiamin
10.0 %
Vitamin B2 Riboflavin
4.7 %
Vitamin B3 Niasin
3.5 %
0.5 %
acid
Vitamin B6
11.5 %
Kalsium
4.6 %
Besi
11.1 %
Kalium
19.9 %
Fosfor
9.0 %
Magnesium
7.8 %
Seng
2.0 %
Tembaga
14.5 %
Mangan
14.5 %
C Sistein
9.5 %
F Fenilalanin
7.2 %
I Isoleusin
1.6 %
K Lisin
3.2 %
L Leusin
2.3 %
M Metionin
19.0 %
T Treonin
7.8 %
Tirosin
6.2 %
V Valin
4.5 %
W Triptofan
5.0 %
Lemak jenuh
Kolesterol
Sodium
Kurang
dari
2,400mg
Jumlah Karbohidrat
300g
Diet Serat
25g
Sumber : http://manycalories.com/id
Tari table diatas dapat dilihat bahkan jumlah kandungan karbohidrat Dan
glukosa dalam 100 gram kurma sangat besar. Dengan kandung seperti itu, kurma
mampu
memberi
tambahan
tenaga
tanpa
rasa
letih
ataupun
mengantuk.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula
yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula
tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap
kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkan terlebih dahulu oleh enzim
sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak menbutuhkan proses
demikian.
Selain buah, ternyata biji kurma juga memiliki potensi yang baik untuk panganan
yang sehat. Di negara timur tengah sudah banyak yang meneliti kandungan dari biji
kurma. Menurut Hamada et al. (2002), biji kurma potensial digunakan sebagai bahan
pangan bagi manusia. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi yang terkandung
pada biji kurma. Biji kurma mengandung 71,9 - 73,4 % karbohidrat, 5 - 6,3 % protein,
dan 9,9 - 13,5 % lemak. Komposisi kimia lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3. Kandungan biji kurma
Biji kurma juga banyak mengandung serat pangan (dietary fiber) dan antioksidan.
Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas. Zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk
mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara
menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas
prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik pada saluran usus besar
manusia sehingga dapat membantu pencernaan.
Fungsi serat adalah mencegah sembelit dan memperlancar buang air
besar. Hasil penelitian menemukan bahwa serat makanan banyak memiliki
manfaat antara lanb mencegah dan menyembuhkan kanker usus besar dan luka
serta benjolan dalam usus. Serta juga dapat menurunkan kolesterol dalam darah,
serat makanan yang dimaksud ini termasuk golongan karbohidrat yang terdiri atas
selulosa, hemiselulosa, pectin dan gum. Kanker usus besar disebabkan karena
kontak sel-sel mukosa usus besar dengan zat karsinogen terutama dengan
konsentrasi senyawa karsinogen yang tinggi dalam waktu yang lama. Senyawa
karsinogen berasal dari makanan yang mengandung precursor. Dalam sistem
pencernaan, senyawa precursor dapat diubah menjadi senyawa karsinogen oleh
enzim pencernaan dan aktifitas flora usus. Kontak senyawa karsinogen dengan sel
usus dapa mengubah sel-sel usus menjadi sel-sel kanker. Bila jarang
mengonsumsi makanan yang berserat, feses yang terbentuk kecil dan bertekstur
keras. Bentuk feses semacam ini menyebabkan konsentrasi zat karsinogen yang
mungkin ada didalamnya pekat sedangkan bentuk feses kecil dan keras
menyebabkan transit makanan, sejak dimakan sampai menjadi feses menjadi
lama. Akibatnya akan terjadi kontak antara zat karsinogen dalam konsentrasi tinggi
dan dinding usus besar dalam waktu yang lama. Proses ini dapat menyebabkan
terbentuknya sel-sel kanker. Serat makanan mempunyai daya serap air yang
tinggi. Adanya serat makanan dalam feses menyebabkan feses dapat menyerap
air yang banyak sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya lunak. Adanya
volume besar akan mempercepat kontraksi usus untuk lebih cepat mengeluarkan
feses.
c. Mineral pencegah kanker otak dan rematik.
Kurma tinggi kandungan mineral. Dengan mengonsumsi 15 buah kurma
maka Anda sudah dapat memenuhi kebutuhan harian akan 80% magnesium, 70%
sulfur, 25% kalium, dan 20% kalsium. Kurma juga rendah natrium namun tinggi
akan kalium yang jumlahnya meningkat seiring tingkat kematangannya sehingga
cocok dikonsumsi penderita hipertensi. Selain itu, kandungan mineral pada kurma
seperti fluor asam
salisilat
bagus
untuk
melindungi
gigi,
selenium
meningkatkan sistem imun, boron untuk mencegah kanker otak serta rematik.
untuk
Ketika lutein dan zeaxanthin cukup, daerah makula akan dapat melihat sesuatu
dengan jelas dan menyampaikan ke otak. Jika kekurangan kedua zat ini, hal itu
akan menyebabkan AMD (degenerasi makula terkait usia), kebutaan, katarak,
astigmatisme, presbyopia, pseudo-myopia, kelelahan mata, dan sebagainya
memiliki derajat yang berbeda penyakit. Seperti disebutkan di atas, lutein dan
zeaxanthin adalah
G. Zat Besi untuk Pembentukan Hemoglobin
Kurma merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Besi adalah
komponen dari hemoglobin di dalam sel darah merah yang menentukan daya
dukung oksigen darah.
Apabila kekurangan zat besi pada tubuh maka produksi hemoglobin akan
menurun akibatnya terjadi penurunan jumlah sel-sel darah merah atau jumlah
hemoglobin
dalam
darahnya
kurang
dari
normal
(anemia)
. Anemia
jika
kontak
dengan
fluor
membentuk
hidroksifluorapatit
system
enzim.
Mineral
ini
membantu
mengembangkan
dan
zat
tembaga
menurunkan
penyerapan
besi
dan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode randomized controlled study. Peserta secara
acak dipilih untuk menjadi kelompok intervensi (kelompok yang mengkonsumsi buah
kurma) dan kelompok kontrol (tidak mengkonsumsi buah kurma).Penelitian dilakukan
dari tanggal 1Februari 2007 sampai 31 January 2008.
B. Partisipan
Partisipan yang mengikutri penelitian memiliki kriteria inklusi yaitu :
a) Wanita nulipara dan primipara dengankehamilan tunggal yang datang ke
universitas sains dan teknologi Irbid, Jordan untuk memeriksakan kehamilan
dan persalinan antara 1 Februari 2007 hingga 31 Januari 2008.
b) Usia lgestasi 36 minggu
c) Tidak menderita penyakit kronis atau sedang mengalami komplikasi
kehamilan (kehamilan resiko rendah) pada kehamilan saat ini atau pada
kehamilan yang terahir.
d) Tidak pernah mengkonsumsi buah kurma sebelumnya selama hamil.
C. Prosedur Penelitian
Wanita nulipara dan primipara dengan kehamilan tunggal yang datang ke
universitas sains dan teknologi Irbid, Jordan untuk memeriksakan kehamilan dan
persalinan antara 1 Februari 2007 hingga 31 Januari 2008 diberikan penjelasan
mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk berpartisipasi pada salah satu
kelompok (kelompok kontrol atau kelompok perlakuan). Sebelumnya dipastikan
bahwa responden tidak mengkonsumsi buah kurma selama kehamilannya.
protein, serta vitamin yang tinggi) selama 4 minggu terakhir sebelum persalinan
atau sampai terdapat nyeri persalinan
4. sedangkan untuk kelompok control tidak diperbolehkan mengkonsumsi buah
kurma selama penelitian berlangsung tetapi mendapat perlakuan
dan
dengan kehamilan tunggal, untuk perawatan antenatal dan kelahiran mereka antara 1
Feb 2007 dan 31 Jan 2008. Kriteria inklusi adalah usia gestasi 36 minggu, dan tanpa
penyakit kronis atau komplikasi antenatal (kehamilan resiko rendah) pada kehamilan
saat ini atau pada kehamilan yang terakhir, partispipan diberikan penjelasan dan
diminta untuk memilih pada salah satu kelompok.
Parameter yang diukur ketika partisipan datang ke kamar bersalin yaitu dilatasi
serviks Saat kedatangan (cm), apakah ketuban utuh atau pecah, durasi fase laten dari
tahap pertama persalinan (waktu dari penerimaan responden hingga serviks
responden berdilatasi selebar 3 cm. Observasi fase laten seringkali sulit didasarkan
pada kenyataan bahwa adaya perbedaan antara fase laten atau bukan pada
persalinan aktif, dimana fase laten persalinan memiliki variable yang sangat bervariasi.
Dilatasi sepanjang 3 cm digunakan berdasarkan tanda persalinan aktif dimulai), durasi
dari fase aktif kala 1 persalinan (waktu dari 4 ke 10 cm), durasi kala dua persalinan
(ketika pembukaan maksimal hingga kelahiran bayi), durasi kala tiga dari persalinan
(waktu dari kelahiran bayi hingga kelahiran plasenta); apakah ada nyeri persalinan
spontan, atau apakah persalinan harus diinduksi, apakah drip oksitosin harus atau
tablet prostin via vagina harus diberikan, atau tidak ada dari obat tersebut yang harus
diberikan (ya/tidak), dan jenis persalinan (persalinan normal pervaginam, persalinan
ventouse, atau penggunaan forsep atau melalui operasi caesar). Parameter ini, sama
halnya seperti usia, usia kehamilah dan paritas dicatat di lembar kerja Excel.
Parameter dianalisa menggunakan SPSS, versi 15. Kategori parameter dianalisa
menggunakan chi-square test atau dengan uji Fisher pada kondisi dimana ukuran sel
F. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 11 bulan, yaitu dari 1 February 2007 sampai dengan 31
January 2008 dengan jumlah partisipan sebanyak 114 orang. Dari 114 orang tersebut
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dimana
masing-masing kelompok terdiri atas 69 orang dalam kelompok perlakuan dan 45
orang dalam kelompok kontrol. Sebanyak 114 wanita ini tidak ada yang digugurkan
selama penelitian, artinya mereka mengikuti penelitian dari awal sampai dengan akhir
(1 February 2007 samapai 31 January 2008).
Dari banyak hal yang menjadi bahan parameter penelitian, beberapa diantaranya tidak
ditemukan adanya perbedaan yang signifikan. Seperti dalam hal umur dan paritas dari
sampel. Dengan pembagian 78% nullipara dan 22% primipara dari rata-rata umur 25,8
tahun. Dan jumlah rata-rata umur kehamilan pada kelompok perlakuan adalah 275,5
hari. Yang kedua adalah durasi waktu kelahiran dan pembukaan serviks. Waktu yang
lebih singkat terlihat pada kala satu didapat pada kelompok perlakuan. Parameter
ketiga adalah melahirkan dengan cara SC (Caesarean Section). Dimana dalam
kelompok perlakuan terdapat 9 wanita yang melahirkan dengan cara SC, hal tersebut
terhitung rendah bila dibandingkan dengan jumlah kelompok kontrol yang melakukan
kelahiran dengan SC sebanyak12 wanita. Hal tersebut dapat terlihat dalam tabel
dibawah.
Dua parameter lain yang terlihat kurang signifikan adalah onset dalam setiap kala
kelahiran serta jumlah wanita yang melahirkan pervaginam. Dimana sebanyak 66
wanita dalam kelompok perlakuan melahirkan secara pervaginam sedangkan dalam
kelompok kontrol sebanyak 37 wanita. Dalam hal onset kala kelahiran, kelompok
perlakuan memiliki onset yang pendek dalam kala 1 (231 menit) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (275 menit).
Sedangkan hasil dari parameter yang terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara
lain pertama mengenai pembukaan serviks dengan rata-rata tertinggi didapat pada
kelompok perlakuan sekitar 3,52 dibandingkan kelompok kontrol yang hanya memiliki
rata-rata pembukaan serviks sebesar 2,02. Parameter kedua adalah onset waktu
kelahiran, lama waktu pecahnya ketuban dan penggunaan oxytocyn dimana hanya
sekitar 28% (19 wanita) kelompok perlakuan yang menggunakan oxytocyn. Hal ini
terlihat cukup rendah jika dibandingkan dengan penggunaan oxytocyn pada kelompok
kontrol yang cukup tinggi yaitu 43% (21 wanita). Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas.
Parameter yang terakhir adalah durasi dari fase latent pada kala 1. Dimana kelompok
kontrol memiliki rata-rata 275 yang terlihat cukup tinggi dibandingkan dengan
kelompok perlakuan yang hanya 231. Hal ini dapat terlihat dalam tabel berikut.
G. Diskusi
Berdasarkan pengetahuan kami, penelitian ini merupakan studi pertama yang
mempelajari pengaruh konsumsi buah kurma dan efeknya terhadap persalinan dan
outcome kelahiran. Pertama, dapat membantu mengurangi penggunaan prostaglandin
dan oksitosin yang biasa digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus dalam
menambah induki persalinan, terutama saat fase laten kala 1 persalinan berlangsung
memanjang. Di amerika induksi persalinan merupakan hal yang paling sering
dilakukan saat prosedur obstetrik. Antara tahun 1990 dan 2004 frekuensi induksi
persalinan sekitar 2 kali lipat meningkat dari 9,5% menjadi 21% dan sekitar 15% dari
semua persalinan dilakukan augmentasi, smentara di negara berekembang,
peningkatan bervariasi dari 4% hingga 91%.
Meskipun keputusan penggunaan injeksi oksitosin untuk mempercepat pematangan
servik dan induksi persalinan relatif aman, di beberapa negara berkembang
dihubungkan dengan monitoring yang tudak adekuat dan penggunaan yang tidak
seharusnya, dimana banyak sekali meningkatkan resiko yang tidak diinginkan. Oleh
sebab itu jurnal ini akan memperlihatkan beberapa prosedur sederhana yang dapat
mengurangi penggunaan induksi persalinan.
Pada studi ini, berdasarkan bukti yang sederhana, menguji apakah penambahakn
konsumsi buah kurma pada minggu terahir kehamilan dapat mengurangi kebutuhan
akan induksi atau augmentasi persalinan. Terdapat beberapa indikasi yang berlaku.
Pertama, dilatasi servik meningkat secara signifikan di kelompok wainta yang meng
agar penggunaan buah kurma pada akhir kehamilan dapat membantu mengurangi
kebutuhan akan induksi atau augmentasi, sementara di waktu yang sama
meningkatkan outcome. Hal ini khususnya penting pada tempat-tempat dengan sistem
perawatan yang terbatas.
H. Kesimpulan
I.
1. Kelebihan Jurnal
-
Dalam jurnal ini dijelaskan apa saja parameter yang diukur mulai
kedatangan partisipan ke kamar bersalin hingga menjelang saat
persalinan.
2. Kekurangan Jurnal
-
Dalam jurnal ini tidak diketahui berapa banyak pengaruh dari jumlah
buah kurma yang berhasil pada kelancaran persalinan.
Tidak disebutkan pula berapa waktu maksimal untuk buah kurma yang
baik dikonsumsi sebelum waktu persalinan.
Penulis
Masoumeh
Tahun
2014
Judul
The Effects of
Negara
Iran
Isi
Penelitian
pada
Kordi,
Late-Pregnancy
Fatemeh
Consumption of
untukmengetahui
Aghaei
Date
pengaruh konsumsi
Meybodi,
Cervical
Fatemeh Tara,
Ripening
Mohsen
Nulliparous
terakhir
Nemati,
Women
terhadap
Fruit
on
minggu-minggu
kehamilan
Mohamad
pembukaan serviks
Taghi Shakeri
pada
wanita
nulipara.
Hasilnya
kurma,
dibandingkan
dengan
kelompok
yang
2
Rowa
Al-
2013
Use
of
herbal
Palestina
tidak
mengkonsumsi.
Penelitian
ini
Ramahi, Nidal
Medicine during
dilakukan
Jaradat,
pregnancy in a
mengukur
Deema Adawi
group
prevalensi
of
untuk
Palestinian
penggunaan herbal
women
pada
sekelompok
wanita
hamil
palestina
di
dan
kemungkinan
pengaruh konsumsi
herbal
pada
persalinan.
satu
Salah
herbal
sering
yang
digunakan
dapat
mempermudah
persalinan
3
Anna
SST
Malia,
2010
Pengaruh
Indonesia
dan
menambah energi.
Penelitianini
Mengkonsumsi
bertujuan
untuk
Kurma Terhadap
mengetahui
Kelancaran
adakah pengaruh
Persalinan Kala
pemberian kurma
terhadap
kelancaran
persalinan
kala I.
K. Penerapan di Indonesia
pada
(Gemelli), ibu hamil lebih dari 5 kali (grande multi), riwayat seksio (Satuhu, S.
2010).
Daftar Pustaka
Masoumeh Kordi, et,al. 2014. The Effects of Late-Pregnancy Consumption of Date Fruit
on Cervical Ripening in Nulliparous Women. Journal of Midwifery & Reproductive Health.
Iran
Rowa Al-Ramahi et,al. 2013. Use of herbal Medicine during pregnancy in a group of
Palestinian women. Journal of Etnhopharmocology. Palestina