Anda di halaman 1dari 8

Penegakkan Diagnosis:

Karakter klinis dari appendisitis dapat bervariasi, namun umumnya ditampikan dengan riwayat
sakit perut yang samar-samar, dimana dirasakan pertama kali di ulu hati. Mungkin diikuti mual
dan muntah, demam ringan. Nyeri biasanya berpindah dari fossa ilaka kanan setelah beberapa
jam, sampai dengan 24 jam. Titik maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus ke fossa
ilaka kanan, itu disebut titik Mc Burney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk dengan gerakan
(seperti batuk dan berjalan). Nyeri pada titik Mc Burney juga dirasakan pada penekanan iliaka
kiri, yang biasa disebut tanda Rovsing. Posisi pasien dipengaruhi oleh posisi dari apendiks. Jika
apendiks ditemukan di posisi retrosekal (terpapar antara sekum dan otot psoas) nyeri tidak terasa
di titik Mc Burney, namun ditemukan lebih ke lateral pinggang. Jika apendiks terletak retrosekal
nyeri jika ilaka kiri ditekan tidak terasa. Ketika apendiks dekat dengan otot psoas, pasien datang
dengan pinggul tertekuk dan jika kita coba meluruskan maka akan terjadi nyeri pada lokasi
apendiks (tanda psoas). Ketika apendiks terletak retrosekal maka bisa menyebabkan iritasi pada
ureter sehingga darah dan protein dapat ditemukan dalam urinalisis. Jika apendiks terletak di
pelvis, maka tanda klinik sangat sedikit, sehingga harus dilakukan pemeriksaan rektal,
menemukan nyeri dan bengkak pada kanan pemeriksaan. Jika apendiks terletak di dekat otot
obturator internus, rotasi dari pinggang meningkatkan nyeri pada pasien (tanda obturator).
Hiperestesia kutaneus pada daerah yang dipersarafi oleh saraf spinal kanan T10,T11 dan T12
biasanya juga mengikuti kejadian appendisitis akut. Jika apendiks terletak di depan ileum
terminal dekat dengan dinding abdominal, maka nyeri sangat jelas. Jika apendiks terletak di
belakang ileum terminal maka diagnosa sangat sulit, tanda-tanda yang ada samar dan nyeri
terletak tinggi di abdomen.5-6
Rovsings sign

Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan


pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada

Psoas

sign

sisi kanan.
atau Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian

Obraztsovas sign

dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif

Obturator sign

jika timbul nyeri pada kanan bawah.


Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan
dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif
jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina.

Dunphys sign

Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah

Ten Horn sign

dengan batuk
Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut

pada korda spermatic kanan


(Kosher)s Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium

Kocher
sign

atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke

Sitkovskiy

kuadran kanan bawah.


Nyeri yang semakin bertambah pada perut

(Rosenstein)s sign

kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan

Bartomier-

pada sisi kiri


Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran

Michelsons sign

kanan bawah pada pasien dibaringkan pada sisi

Aure-Rozanovas

kiri dibandingkan dengan posisi terlentang


Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit

sign

triangle

Blumberg sign

Bloombergs sign)
Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada

kanan

(akan

positif

Shchetkin-

kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tibatiba


Tabel 1. Sign of Appendicitis6-7

The Modified Alvarado Score


Skor
Gejala
Perpindahan nyeri dari ulu hati 1

Tanda

Pemeriksaan

dapat

ke perut kanan bawah


Mual-Muntah
Anoreksia
Nyeri di perut kanan bawah
Nyeri lepas
Demam diatas 37,5 C
Leukositosis

1
1
2
1
1
2

Hitung jenis leukosit shift to

Lab
the left
Total
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:

10

1-4

: sangat mungkin bukan apendisitis akut

5-7

: sangat mungkin apendisitis akut

8-10 : pasti apendisitis akut

Kemungkinan apendisitis
diyakinkan

dengan

menggunakan skor Alvarado.


Sistem

skor

dibuat

untuk

meningkatkan
mendiagnosis apendisitis.6

cara

Tabel 2. The Modified Alvarado score6


Pemeriksaan laboratorium didapati peningkatan sel darah putih. Pemeriksaan kehamilan
harus di kerjakan pada pasien wanita untuk menyingkirkan kasus-kasus kebidanan. Pemeriksaan
USG dikerjakan jika tanda-tanda klinik tidak jelas, pemeriksaan USG mempunyai sensitivitas
80% dan spesifitas 100%.8

Tabel 3. Diagnosa banding pada Appendisitis5


Tatalaksana Appendisitis
Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi. Keterlambatan dalam
tatalaksana dapat meningkatkan kejadian perforasi.9 Penggunaan ligasi ganda pada setelah
appendektomi terbuka dilakukan dengan jahitan yang mudah diserap tubuh. Ligasi yang biasa
dilakukan pada apendektomi adalah dengan purse string (z-stich atau tobacco sac) dan ligasi
ganda. Pada keadaan normal, digunakan jahitan purse string. Ligasi ganda digunakan pada saat
pembalikkan tunggul tidak dapat dicapai dengan aman, sehingga yang dilakukan adalah meligasi
ganda tunggul dengan dua baris jahitan. Dengan peningkatan penggunaan laparoskopi dan
peningkatan teknik laparoskopik, apendektomi laparoskopik menjadi lebih sering. Prosedur ini
sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat
dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat peningkatan kejadian
abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa
dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita. Beberapa studi mengatakan
bahwa laparoskopi meningkatkan kemampuan dokter bedah untuk operasi.10

Insisi Grid Iron (McBurney Incision)11


Insisi Gridiron pada titik McBurney. Garis
insisi parallel dengan otot oblikus eksternal,
melewati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis
yang menghubungkan spina liaka anterior
superior kanan dan umbilikus.

Lanz transverse incision12


Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat,
insisi transversal pada garis miklavikulamidinguinal. Mempunyai keuntungan kosmetik
yang lebih baik dari pada insisi grid iron.

Rutherford

Morissons

incision

(insisi

suprainguinal)13
Merupakan

insisi

perluasan

dari

insisi

McBurney. Dilakukan jika apendiks terletak di


parasekal atau retrosekal dan terfiksir.

Low Midline Incision13


Dilakukan

jika

apendisitis

sudah

perforasi dan terjadi peritonitis umum.

terjadi

Insisi paramedian kanan bawah13


Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm
di bawah umbilikus sampai di atas pubis.

Tabel 4. Macam-macam Insisi untuk apendektomi


PEMBAHASAN
Pasien dengan keluhan nyeri perut kanan bawah pada laki-laki mempunyai diagnosis banding
apendisitis, kolik saluran kemih, kelainan pada saluran pencernaan seperti divertikulitis,
ileokolitis, typhoid, serta keganasan. Demam pada pasien ini didahului oleh nyeri sehingga
kemungkinan typhoid dapat disingkirkan. Gejala buang air kecil dan besar tidak ada kelainan
maka kolik saluran kemih, divertikulitis, ileokolitis, maupun keganasan dapat disingkirkan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan defans muskular pada region abdomen kanan bawah, dengan tanda
psoas dan rovsing yang positif, maka kemungkinan letak apendiks di daerah retrosekal. Nilai
Modified Alvarado Scoring System adalah 9 dari 10 sehingga pasien pasti didiagnosis apendisitis
dan dilakukan apendektomi. Diagnosis kerja pada pasien adalah apendisitis kronis eksaserbasi
akut melihat adanya riwayat nyeri perut kanan bawah sejak dua tahun yang lalu.
Pada saat operasi ditemukan apendiks yang terletak retrosekal retroperitoneal sesuai
dengan tanda yang didapatkan pada pemeriksaan fisik. Didapatkan pula appendiks yang
gangrenosa sehingga diagnosis post operasi adalah apendisitis gangrenosa. Apendisitis
gangrenosa merupakan stadium akhir dari apendisitis dimana terjadi nekrosis jaringan akibat
adanya gangguan aliran darah pada apendiks sehingga dapat terjadi perforasi. Terapi antibiotic
spektrum luas pada apendisitis sederhana dan supuratif hanya dilakukan profilaksis preoperatif.
GLOSSARY
Appendektomi (atau apendisektomi)14 : Operasi pengangkatan usus buntu

Apendiks

15

: Usus buntu, umbai cacing, kantong berbentuk cacing yang melekat pada sekum,

awal dari usus besar.


Peritonitis16 : Radang pada peritoneum, selaput lapisan dinding perut dan panggul.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery


28:11. p544048.

2.

Andersson N, Griffiths H, Murphy J, et al. Is appendicitis familial? Br Med J 1979 Sep 22; 2:
697e8.

3.

Heaton KW. In: Br Med J, Res Clin, eds. Aetiology of acute appendicitis 1987 Jun 27;
294:1632e3.

4.

Bewes P. Appendicitis. [Internet] April 2003. [cited April 2011] E-Talc Issue 3. Available
from:

http://web.squ.edu.om/med-Lib/MED_CD/E_CDs/health

%2520development/html/clients/beweshtml/bewes_01.htm
5.

Soybel D. Appendix. In: Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, et al. Surgery Basic Science and
Clinical Evidence. 2nd Ed. New York: Springer. 2008.

6.

Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al. Shwartzs Principles of Surgery. 9 th Ed. USA:
McGrawHill Companies. 2010.

7.

Appendicitis [Internet] [updated September 2010; cited April 2011]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Appendicitis

8.

Puylaert JB, Rutgers PH, Lalisang RI, et al. A prospective study ofultrasonography in the
diagnosis of appendicitis. N Engl J Med 1987 Sep 10; 317: 666e9.

9.

Temple CL, Huchcroft SA, Temple WJ. The natural history of appendicitis in adults. A
prospective study. Ann Surg 1995 Mar; 221: 278-81.

10. Birnbaum BA, Wilson SR. Appendicitis at the millennium. Radiology 2000 May; 215: 337e48.
11. Skandalakis JE, Colborn GL, Weidman TA, et al. Editors. Skandalakis Surgical Anatomy.
USA: McGrawHill. 2004.
12. Russell RCG, Williams NS, Bulstrode CJK. Editors. Bailey and Loves Short Practice of
Surgery. 24th Ed. London: Arnold. 2004.
13. Patnalk VG, Singla RK, Bansal VK. Surgical Incisions-Their Anatomical Basis. J Anat. Soc.
India 50(2) 170-178 (2001)

14.

Appendectomy.

[Internet]

[cited

April

2011]

Available

from:

http://en.wikipedia.org/wiki/Appendectomy
15.

Vermiform

Appendix.

[Internet]

[cited

April

2011]

Available

from:

http://en.wikipedia.org/wiki/vermiform_appendix
16. Peritonitis. [Internet] [cited April 2011] Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/peritonitis

Anda mungkin juga menyukai