B. Demokrasi Konstitusional
Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang
demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Gagasan bahwa kekuasaan
pemerintah perlu dibatasi pernah dirumuskan oleh seorang ahli sejarah Inggris, Lord
Acton. Dalilnya yang kemudian menjadi termasyhur berbunyi, Manusia yang
mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi
manusia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti akan menyalahgunakannya
secara tak terbatas pula (Power tends to corrupt, but absolute power corrupts
absolutely).
Perlindungan Konstitusional
Badan Kehakiman yang Bebas Tidak Memihak
Pemilu yang Bebas
Kebebasan untuk Menyatakan Pendapat
Kebebasan untuk Berserikat dan Ber oposisi
Pendidikan Kewarganegaraan
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan
hukum di Yunani kuno dan di praktikkan dalam hidup bernegara antara abad ke 4
sebelum masehi sampai abad 6 masehi. Gagasan demokrasi Yunani boleh dikatakan
lenyap dari muka Dunia Barat ketika bangsa Romawi dikalahkan oleh suku Eropa
Barat dan Benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400). Masyarakat abad
pertengahan ini dicirikan oleh oleh struktur sosial yang feodal.
Kendati begitu, ada sesuatu yang penting berkenaan dengan demokrasi pada
abad pertengahan itu, yakni lahirnya dokumen Magna Charta (Piagam Besar),
sesuatu piagam yang berisi semacam perjanjian antara beberapa bangsawan dan
Raja John di Inggris. Lahirnya piagam ini dapat dikatakan sebagai lahirnya suatu
tonggak baru bagi perkembangan demokrasi, sebab dari piagam tersebut terlihat
adanya dua prinsip dasar, yaitu kekuasaan Raja harus dibatasi dan Hak asasi
manusia lebih penting dari pada kedaulatan Raja.
Ranaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan
budaya Yunani kuno yang berupa gelombang-gelombang kebudayaan dan
pemikiran. Masa Renaissance adalah masa ketika orang mematahkan semua ikatan
yang ada dan menggantikan dengan kebebasan bertindak yang seluas-luasnya
sepanjang sesuai dengan yang dipikirkan, karena dasar ide ini adalah kebebasan
berpikir dan bertindak bagi manusia tanpa boleh ada orang lain yang menguasai atau
membatasi dengan ikatan-ikatan.
Selain Renaissance, peristiwa lain yang mendorong timbulnya kembali
demokrasi yang dahulu tenggelam dalam abad pertengahan adalah terjadinya
Reformasi, yakni revolusi agama yang terjadi di Eropa Barat pada abad ke-16. Dua
F. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu formal democracy
dan substantive democracy. Formal democracy merujuk pada demokrasi dalam arti
sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai negara. Sedangkan substantive democracy
1949 dan UUDS tahun 1950. Ternyata demokrasi parlementer ini kurang cocok
karena sering jatuhnya kabinet yang memerntah dan menyebabkan pemerintahan
tidak stabil sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 presiden Soekarno mengeluarkan
dekrit presiden yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945 sekaligus
mengakhiri sistem demokrasi parlementer.
2. Periode 1959-1965 : Masa Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari
demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi
rakyat. Penyimpangan yang terjadi antara lain dikeluarkannya ketetapan MPRS
No. III/MPRS/1963 yang mengangkat presiden Ir.Soekarno seumur hidup,
pembubaran DPR hasil pemilihan umum oleh presiden, campur tangan presiden
di bidang yudikatif dan legislatif dll.
3. Periode 1966-1998 : Masa Demokrasi Pancasila
Masa demokrasi pancasila era Orde baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Dengan tekad hendak
melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dipakailah
Demokasi pancasila. Namun dalam praktek-praktek politik yang dilakukan
dalam demokrasi pancasila memperlihatkan masih berlimpahnya distorsi. Orde
baru dengan demokrasi pancasila pun runtuh dengan adanya gerakan reformasi
yang dimotori oleh mahasiswa pada tahun 1998.
4. Periode 1999-sekarang : Masa Reformasi
Masa demokrasi pancasila era Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi
partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.