Anda di halaman 1dari 7

Osilasi dan Netralisasi

Salah satu masalah yang sering dihadapi pada rangkaian penguat tertala adalah
terjadinya osilasi yang tidak diinginkan yang disebut osilasi parasitis atau osilasi liar.
Kecendrungan penguat tertala menjadi tidak stabil atau berosilasi akan terjadi bilamana :
1. Komponen aktif transistor dioperasikan pada frekuensi tinggi dekat frekuensi
cut-off atasnya.
2. Terbentuknya rangkaian tala pada masukan dan keluarannya yang keduanya
beresonansi pada frekuensi yang sama.
Osilasi parasitis pada penguat tertala terjadi disebabkan oleh adanya pengaruh
kapasitansi parasitis antar elektroda komponen aktif. Kapasitansi yang paling mengganggu
adalah kapasitansi antara kolektor dan basis yang dapat membentuk jaringan umpan balik
positif (psositif feedback) dari keluaran ke masukan.
Pada frekuensi yang lebih tinggi (VHF dan gelombang mikro), osilasi parasitis juga
dapat tertjadi karena adanya induktansi parasistis antara common elektroda dengan titik
pentanahan (ground).
Efek negatif dari osilasi parasitis antara lain :
1. Komponen aktif akan mendisipasi/menyerap daya yang besar dan menyebabkan
overheating.
2. Memperkecil daya keluaran.
3. Penguat beroperasi pada bagian tidak linear dari karakteristiknya atau titik
kerjanya bergeser.
4. Memperbesar level distorsi sinyal keluaran.
Osilasi parasitis umumnya terjadi pada frekuensi kerja atau frekuensi yang sedang
diperkuat. Tetapi juga dapat terjadi pada frekuensi yang lebih kecil atau lebih besar dari
frekuensi operasi. Pada frekuensi yang lebih rendah, osilasi cenderung timbul disebabkan
oleh induktor RFC dan kapasitor bypass yang terpasang pada masukan maupun keluaran
dan membentuk rangkaian tala yang beresonansi pada frekuensi yang sama. Pada frekuensi
yang lebih tinggi, rangkaian tala yang tidak diinginkan dapat terjadi karena adanya
kapasitansi parasitis dan induktansi parasitis kawat elektroda.

Rangkaian pada gambar 6-1(a) adalah sebuah penguat tertala input dan outputnya.
L1-C1 dan L2-C2 sengaja ditala pada frekuensi kerja yang diinginkan. RFC1 dan RFC2
merupakan pemintas dc (bypass dc) dan penghalang (blocking ac). C3 pemintas ac dan C4
adalah dekopel catu daya kolektor.
Pada frekuensi lebih rendah, reaktansi RFC1 dan RFC 2 relatif kecil dan dapat
membentuk rangkaian tala dengan C3 dan C4 sebagaimana ditunjukkan pada gambar 61(b) ekivalen frekuensi rendahnya. Bila frekuensi resonansi RFC1-C3 dan RFC2-C4 sama,
maka keduanya akan berosilasi pada frekuensi tersebut melalui umpan balik kapasitansi
internal transistor yaitu CCB. Untuk mencegah osilasi pada frekuensi rendah, harus dijaga
agar frekuensi resonansi RFC1-C3 dan RFC2-C4 tidak sama, misalnya dengan mengbah
nilai RFC atau kapasitor yang terkait.
+VCC
RFC2
C4

L2

C2

CCB

output

C3

C4

input
C1

RFC1

C3

RFC1

L1

-VCC

(a)

(b)

CCB

CCB

CCE

CBE

LB

C2

LC
C1

(c)

L2

L1

(d)

Gambar 6-1. (a) Penguat tertala input dan output (b) ekivalen frekuensi rendah
(c) ekivalen frekuensi tinggi (d) ekivalen frekuensi kerja

Pada frekuensi lebih tinggi, osilasi parasitis dapat terjadi karena adanya rangkaian
tala yang terbentuk oleh kapasitansi parasitik antar elektroda dengan induktansi diri
elektrodanya seperti pada gambar 6-2(c). Pada frekuensi tinggi, kapasitor C3 dan kopling
C4 mempunyai reaktansi yang relatif kecil dan dapat diabaikan, tetapi kapasitansi antar
elektroda yaitu CBE dan CCE membentuk rangkaian tala dengan induktansi diri elektroda
yaitu LB dan LC . Bila frekuensi resonansi CBE - LB dan CCE - LC sama, maka rangkaian akan
berosilasi. Untuk mencegah osilasi frekuensi tinggi, dapat dilakukan dengan cara
memotong lebih pendek elektroda komponen atau memperbaiki tata letak transistor.
Osilasi pada frekuensi kerja memiliki keungkinan yang paling tinggi karena L1-C1
dan L2-C2 sengaja ditala pada frekuensi yang sama.
Rangkaian-rangkaian RF sering mempergunakan rangkaian feedback netralisasi.
Netralisasi dari suatu rangkaian bertujuan mencegah pengaruh kapasitansi antar kakikaki komponen. Kapasitansi yang paling mengganggu adalah kapasitansi antara basis dan
kolektor. Sebagaian besar penguat mempunyai beda phase antara basis dan kolektor 180,
tetapi pergeseran atau perbedaan phase tambahan bisa terjadi atau timbul pada reaktansi
dari kapasitansi kecil di antara basis dan kolektor, menyebab kan terjadinya sinyal
feedback ke basis yang memiliki phase hampir sama sehingga terjadi osilasi parasitis
Umumnya, osilasi ini terjadi pada sinyal RF yang sedang dikuatkan Osilasi parasitik
menyerap energi dari penguat dan menyebabkan "overheating" dan distorsi.
Netralisasi paling sering digunakan pada penguat-penguat yang mempunyai
kondisi-kondisi berikut :
1. Pada penguat-penguat RF tertala, dimana input dan output ditala pada frekuensi
yang sama.
2. Umumnya pada frekuensi-frekuensi diatas 25 MHz.
3. Pada rangkaian-rangkaian yang komponen-komponen aktifnya mempunyai tiga
elemen (transistor dan triode).
Netralisasi Hazeltine
Salah satu metode untuk mencegah terjadinya osilasi ditunjukkan pada gambar 6-2
yang dikembangkan oleh Hazeltine. Rangkaian jembatan tersebut juga disebut rangkaian
pembatal (Canceler circuit) Hazeltine. Induktor di rangkaian tertala di-tap ditengah dan
dihubungkan ke catu daya dc (ground ac). Tegangan sinyal pada induktor akan mempunyai
polaritas di ujung yang satu berlawanan dengan polaritas di ujung yang lain. Jika kolektor

(a) positif dibandingkan dengan ground ac (b), maka titik C akan negatif dibandingkan
dengan ground (b). Jika Cn, diatur sama dengan CBC, tegangan feedback akan sama dan
berlawanan, sehingga saling menghapus satu sama lain.

Gambar 6-1. Netralisasi Hazeltine (a) Netralisasi kolektor


(b) Rangkaian ekivalen

Dalam gambar 6-2(b), jembatan ini harus seimbang sehingga :


o L1

1
1
= o L2
o CBC
o Cn

Jadi kapasitor netralisasi Cn didapatkan sebagai :


Cn = CBC

L2
L1

Netralisasi Rice
Metode netralisasi ini menggunakan induktansi basis. Jika transformator center tap
di ground dan sinyal feedback disambungkan ke ujung yang jauh dari basis (ujung yang
tidak disambung ke basis), maka rangkaian tersebut ternetralisasi. Karena arus feedback
dari kapasitor liar CBC sama seperti arus feedback yang berasal dari kapasitor netralisasi C n
dan arus-arus ini berlawanan arah. Gambar 6-2 nenunjukkan sistem netralisasi basis atau
Rice.

Gambar 6-2. Netralisasi Rice atau basis


Netralisasi silang
Rangkaian netralisasi yang lain mampu menghapus pengaruh kapasitansi antar
elektrode (kaki-kaki komponen) dalam sebuah penguat push-pull. Di sini tidak dibutuhkan
pergeseran phase sinyal, karena pada kaki kolektor yang satu sudah sephase dengan basis
dari transistor yang lain. Untuk memperoleh netralisasi, cukup dengan menghubungkan
silang basis dari satu transistor ke kolektor dari transistor yang lain sebagaiman di
ditunjukkan pada gambar 6-3

Gambar 6-3 Netralisasi Silang

Netralisasi langsung
Rangkaian netralisasi "single-ended" untuk daya tinggi yang sangat terkenal
ditunjukkan pada gambar 6-4 dan disebut netralisasi langsung atau netralisasi induktif.
Induktor yang paralel dengan CBC akan membentuk sebuah rangkaian resonansi paralel dan
impedansi tinggi pada saat resonansi terhadap frekuensi sinyal parasitik yang mengganggu.

Gambar 6-4 Netralisasi langsung atau induktif


Induktor netralisasi Ln diserikan dengan kapasitor Cn yang bernilai besar untuk
menghubung singkat terhadap frekuensi-frekuensi RF. Kapasitor Cn dengan nilai-besar
yang seri dengan induktansi akan mencegah dc pada kolektor dari pengaruh tegangan dc
basis tetapi tidak berpengaruh pada rangkaian resonansi sehingga reaktansi dari kapasitor
Cn kecil pada saat resonansi (pada frekuensi kerjanya).
Untuk netralisasi, karena kapasitor CBC dan induktansi Ln harus resonan, maka kita
mendapatkan :
Ln =

1
o CBC
2

Nilai kapasitansi antar elektroda untuk transistor-transistor berkisar antara 3 hingga


7 pF. Kapasitor netralisasi tidak perlu terlalu besar, hanya saja harus variable agar bisa
diatur untuk menyesuaikan kapasitansi-kapasitansi interelektrode secara tepat. Cn biasanya
dapat diatur pada daerah 1 hingga 15 pF.

Bentuk-bentuk Gelombang Osilasi Parasitis


Bentuk gelombang osilasi parasitis gambar 6-5 menggambarkan bentuk gelombang
pada osilloscope dari bermacam-macam derajat oscillasi parasitis.

(a)

(b)

(c)

Gambar 6-5 Berbagai derajat osilasi parasitis


(a) Hanya menyebabkan "overheating"
(b) Menyebabkan "overheating" dan distorsi
(c) Overheating dan distorsi yang parah

Anda mungkin juga menyukai