Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

Konsep Dasar

BAB 2
PDB Linier Order Satu

BAB 3
Aplikasi PDB Order Satu

BAB 4
PDB Linier Order Dua

BAB 5
Aplikasi PDB Order Dua

BAB 6
Sistem PDB

BAB 7
PDB Nonlinier dan
Kesetimbangan
Dalam fenomena riel sedikit sekali model PDB muncul dalam bentuk linier. Sebaliknya persamaan itu muncul dengan model nonlinier yang sulit diselesaikan
secara analitik. Suatu metoda yang terus berkembang pesat adalah metoda numerik. Namun demikian secara teoritis maupun praktis metoda ini memerlukan
pemahaman khusus terutama menyangkut pembuatan komputer programming.
Metoda sederhana namun cukup berarti adalah menghampiri persamaan nonlinier dengan persamaan linier termasuk didalamnya menganalisa perubahan koe-

sien dan syarat awalnya. Teknik ini dikenal dengan analisa kualitatif, yaitu
mencoba menganalisa solusi PDB nonlinier secara gra s. Beberapa aspek penting untuk memahami teknik penyelesaian dengan cara ini dapat dijelaskan dalam
bahasan berikut.

78

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

79

7.1 Sistem Linier


Suatu sistem PDB order satu dengan persamaan yang disajikan sebagai
n

1 =
2 =

dx

dt
dx

dt

a11 x1

a12 x2

+  +

a1n xn

a21 x1

a22 x2

+  +

a2n xn

a11 x1

a12 x2

+  +

a1n xn

...

1 =

dx

dt

dapat ditulis dalam bentuk

x = Ax

dt

Misal solusi persamaan ini adalah x =

rt

e

rt

re

(7.1)

dan x =

= A

re

rt

maka

rt

e

(A ; I) = 0
r

Denisi 7.1.1 Misal A R maka vektor


A = dimana adalah nilai eigen.
nn

r

 2

R disebut vektor eigen bila


n

Untuk memperoleh nilai eigen dapat dipakai formulasi

(A ; I) = 0 yang

det

sekaligus merupakan persamaan karakteristik dari sistem PDB linier diatas. Selanjutnya bila persamaan (7.1) sama dengan nol, yaitu ddtx = Ax = 0 maka solusi
sistem PDB linier akan mencapai titik kritis (titik kesetimbangan). Suatu contoh, diberikan sistem PDB 1 = ; 1 + 2 2 = ; 1 ; 2. Titik kritis dapat
x

x x

diperoleh dengan menyelesaikan sistem


1+ 2 = 0

;x

1; 2 = 0

;x

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

80

dimana titik yang memenuhi adalah (0 0) sehingga titik kesetimbangannya adalah




(0 0).


7.2 Sistem Otonomus dan Trayektori


Dalam hal ini akan dibahas sistem PDB dengan dua variabel terikat 1 2.
x x

Denisi 7.2.1 Suatu PDB yang berbentuk


1 =
2 =

dx

dt
dx

dt

(7.2)

(7.3)

f1 x1  x2

f2 x1  x2

adalah merupakan sistem otonomus karena f1 (x1  x2 ) dan f2 (x1  x2 ) bebas dari t.

Dengan demikian bila sarat Lipschitz dipenuhi oleh persamaan diatas maka
x1

= 1( )
x

t 

x2

= 2( )
x

(7.4)

merupakan solusinya dan memenuhi sarat awal

( ) = ( 1)0

x1 t0

( ) = ( 2 )0 .

 x 2 t0

Jelas penyelesaian (7.4) menentukan sebuah kurva diruang tiga-dimensi

t x1  x2

Jika kita pandang sebagai parameter, maka bila berubah dalam selang interval
t

tertentu

, titik ( 1( )

a < t < b

( )) akan menelusuri sebuah kurva yang disebut

t  x2 t

trayektori atau orbit dari penyelesaian (7.4) di bidang x1x2. Dalam kajian dari

sistem sis, pasangan (

x1  x2

) disebut fase dari sistem oleh karena itu bidang

1 2 pada umumnya disebut bidang fase (phase plan), sedangkan gambar semua

x x

trayektori yang berpautan dalam bidang fase disebut potret fase.


Untuk menentukan trayektori dari persamaan (7.2-7.2) dapat digunakan aturan rantai sebagai berikut:
dx2
dx1

dx2
dt

dt
dx1

= 2(
1(

)
2)

x1  x2

x1  x

(7.5)

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

81

Kemudian dengan menyelesaikan PDB ini akan diperoleh persamaan trayektori


yang melalui titik-titik pada domain . Misal 2(
D

x1  x2

) 6= 0 maka persamaan

trayektori yang melalui titik-titik lain misal adalah


S

dx1
dx2

= 1(
2(

)
2)

x1  x2

x1  x

Titik-titik (( 1)0 ( 2)0) dalam bidang fase yang membuat


x

f1

dan

f2

sama de-

ngan nol merupakan titik setimbang dari sistem (7.2-7.2) dan 1( ) = ( 1)0
x

()=

 x2 t

( 2)0 adalah penyelesaian untuk semua .


x

Contoh 7.2.1 Tentukan titik kritis sistem PDB


dx

0
0
=B
@

1
1C
Ax

1 0
dan gambar keluarga trayektori yang berpautan dengan solusi yang memenuhi
dt

syarat awal x1 (0) = 1 x2 (0) = 3.

Contoh 7.2.2 Tentukan titik kritis sistem PDB


dx

0
0
=B
@

1
1C
Ax

1 0
dan gambar keluarga trayektori yang berpautan dengan solusi yang memenuhi
dt

syarat awal x1 (0) = 1 x2 (0) = 3.

Penyelesaian 7.2.1 Titik kritis ditentukan dengan

0
B@ 0

1
1C
Ax = 0

1 0

sehingga (0 0) adalah satu-satunya titik kritis. Kemudian dengan menggunakan




persamaan (7.5) maka persamaan trayektori didapat dari menyelesaikan PDB


2 =;
1

dx

x1

dx

x2

=0

x2 6

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

82

dimana penyelesaian umumnya adalah 21+ 22 = 2, suatu lingkaran yang berpusat


x

di (0 0). Dengan menerapkan sarat awal, maka solusi khusus didapat sebagai


x1

x2

= 4. Trayektori dari solusi ini adalah berupa lingkaran yang berpusat di

(0 0), dimana gerakannya dapat dianalisis dari solusi




nilai

x1

semakin kecil nilai

x2

x2

= 4 ; 21. Semakin besar


x

-nya, dengan demikian gerakan titik berlawanan

dengan arah jarum jam, lihat Gambar (7.1).


x2

x1

Gambar 7.1: Trayektori sistem PDB dengan variasi nilai awal.

7.3 Kestabilan Titik Kritis dari Sistem Otonomus


Persamaan otonomus yang ditulis dalam sistem berikut
1 =
2 =

dx

dt
dx

dt

(7.6)

(7.7)

f1 x1  x2

f2 x1  x2

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

83

akan mempunyai (( 1)0 ( 2)0) sebagai titik kritis (atau kesetimbangan) dari sisx

tem (7.6-7.7) apabila 1(( 1)0 ( 2)0) = 0 dan 2(( 1)0 ( 2)0) = 0. Karena tuf

runan suatu konstanta sama dengan nol, akibatnya jika titik (( 1)0 ( 2)0) merux

pakan titik kritis dari sistem ini, maka sepasang fungsi konstan
x

1( ) = ( 1)0
t

2( ) = ( 2)0

(7.8)

merupakan penyelesaian dari sistem (7.6-7.7) untuk semua nilai .


t

Dalam banyak keadaan, sangat penting mengetahui apakah setiap penyelesaian dari sistem (7.6-7.7) yang memulai cukup dekat dengan penyelesaian (7.8)
pada = 0 akan tetap dekat dengan (7.8) untuk seluruh
t

t >

0 berikutnya. Jika

demikian halnya, penyelesaian (7.8), atau titik kritis (( 1)0 ( 2)0) disebut stabil.
x

Untuk lebih jelasnya diberikan de nisi berikut.

Denisi 7.3.1 Titik kritis (( 1)0 ( 2)0) atau penyelesaian konstan (7.8) dari sistem (7.6-7.7) disebut stabil jika untuk setiap bilangan
0 terdapat suatui bix

e >

langan  > 0 sedemikian hingga setiap penyelesaian (x1 (t) x2 (t)) yang pada t = 0
memenuhi

 1(0) ; ( 1)0]2 +  2(0) ; ( 2)0]2


x

< 

(7.9)

< 

(7.10)

ujud dan memenuhi

 1( ) ; ( 1)0]2 +  2( ) ; ( 2)0]2
x

untuk semua t  0.

Denisi 7.3.2 Titik kritis (( 1)0 ( 2)0) atau penyelesaian konstan (7.8) disebut
stabil asimtotik jika titik itu stabil dan sebagai tambahan terdapat 0 sedemikian
x

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

84

hingga setiap penyelesaian (x1 (t) x2 (t)) yang pada t = 0 memenuhi

 1(0) ; ( 1)0]2 +  2(0) ; ( 2)0]2


x

< 0

(7.11)

ujud untuk semua t  0 dan memenuhi

lim 1( ) = 0

t!1

lim 2( ) = 0

t!1

(7.12)

Denisi 7.3.3 Sebuah titik yang tidak stabil disebut tak stabil.
Secara singkat dikatakan, stabilitas berarti perubahan kecil dalam syarat awal
hanya menyebabkan pengaruh kecil pada penyelesaian, stabil asimtotik berarti
pengaruh dari perubahan kecil cendrung menghilang sama sekali (tidak berpengaruh) sedangkan ketakstabilan berarti suatu perubahan kecil pada syarat awalnya akan berakibat perubahan besar pada penyelesaian.
Konsep mengenai titik stabil, stabil asimtotik dan tak stabil masing-masing
digambarkan dalam Gambar 7.2.

Gambar 7.2: Potret fase sistem PDB dengan MAPLE

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

85

Contoh 7.3.1 Buktikan titik kritis (0 0) sistem PDB




dx
dt

0
0
=B
@

1
1C
Ax

1 0

adalah stabil.

Penyelesaian 7.3.1 Misal diberikan

cos + 2 sin

(7.13)

() =

c1

cos

(7.14)

t ; c2

sin

adalah sebarang konstan. Karena titik kritis (0 0) maka ( 1)0 =




( 2)0 = 0 dan 1(0) =


x

c1

x2 t

c1  c2

0. Pilih = . Solusi sistem ini adalah

() =

x1 t

dimana

 >

c1  x2

(0) = ; 2, dan jelas


c

 1(0) ; ( 1)0]2 +  2(0) ; ( 2)0]2


x

c1 ;

0)2 + (

c2 ;

c1

0)2

c2

<

<

<

:

Selanjutnya apakah
 1( ) ; ( 1)0]2 +  2( ) ; ( 2)0]2
x

< :

Substitusikan penyelesaian diatas didapat


( 1 cos + 2 sin )2 + ( 1 cos
c

c1

cos2 + 2 1 cos
t

tc2

sin + 22 sin2 + 21 cos2


t

t ;

2 1 cos
c

tc2

t ; c2

sin )2
t

sin + 22 sin2
t

c1

c2

<

<

<

:

Lengkaplah pembuktian bahwa titik kritis (0 0) adalah stabil. Kita tahu bahwa


trayektori sistem PDB ini merupakan persamaan lingkaran yang berpusat di

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

86

(0 0), dengan demikian lingkaran itu tidak menghampiri titik kritis pada saat


. Ini berarti persamaan (7.12) tidak berlaku, oleh karena itu titik kritis

t ! 1

(0 0) bukan stabil asimtotik.




Contoh 7.3.2 Buktikan titik kritis (0 0) sistem PDB


dx

0
=B
@

dt

1
CA x

1 0

adalah stabil asimtotik.

Penyelesaian 7.3.2 Mula-mula harus dibuktikan bahwa (0 0) adalah stabil.




Misal diberikan

 >

0. Pilih = . Solusi umum sistem pada soal ini adalah




() =

c1 e

() =

c2 e

x1 t

x2 t

dimana
c1  x2

c1  c2

(7.15)

(7.16)

adalah sebarang konstan. Disini ( 1)0 = ( 2)0 = 0 dan 1(0) =


x

(0) = 2, dan jelas


c

 1(0) ; ( 1)0]2 +  2(0) ; ( 2)0]2


x

c1 ;

0)2 + (

c2 ;

c1

0)2

c2

<

<

<

:

Selanjutnya apakah
 1( ) ; ( 1)0]2 +  2( ) ; ( 2)0]2
x

< :

Substitusikan penyelesaian diatas didapat


(

) +(

t 2

c1 e

c2 e

( 21 + 22)
c

t 2

2t

<

<

c1

c2 < 

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

87

dengan demikian titik (0 0) adalah stabil. Karena untuk sebarang




lim 1( ) = tlim

t!1

!1

c1 e

=0

lim 2( ) = tlim

t!1

!1

c2 e

c1  c2

berlaku

=0

maka titik (0 0) adalah stabil asimtotik.




Contoh 7.3.3 Buktikan titik kritis (0 0) sistem PDB

0
=B
@

dx
dt

1
4C
Ax

2 3

adalah takstabil.

Penyelesaian 7.3.3 Misal titik (0 0) adalah stabil maka untuk




 >

 >

0 terdapat

0 sedemikian hingga memenuhi persamaan (7.9-7.10). Perhatikan bentuk

penyelesaian sistem ini


p

() = 2
p
2( ) =
2

x1 t

Disini ( 1)0 = ( 2)0 = 0 dan 1(0) = 2(0) =


x

(7.17)

(7.18)

, dan

<

<

:

)2 + (

)2


2
Selanjutnya apakah

 1( ) ; ( 1)0]2 +  2( ) ; ( 2)0]2
x

Substitusikan penyelesaian diatas didapat


p

) +(

t 2

t 2

2t

<

<

:

< :

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


Jelas ini tidak akan berlaku untuk semua nilai

88

0, sehingga titik kristis (0 0)

t 

adalah takstabil.
Selanjutnya sifat-sifat kestabilan secara umum dari sistem otonomus linier
dx
dt

0
=B
@

1
CA x

dapat dianalisa dari nilai eigen matriknya. Bila

= 0 maka titik kritis

ad ; bc 6

(0 0) adalah satu-satunya titik kristis sistem ini dan solusinya akan berbentuk


()=A

x1 t

t

()=B

x2 t

t

dan sifat-s at kestabilan dapat dilihat dalam teorema berikut.

Teorema 7.3.1 Titik kritis (0 0) dari sistem PDB otonomus




akan stabil jika dan hanya jika kedua nilai eigennya riel dan negatif atau
mempunyai bagian riel yang takpositif.

akan stabil asimtotik jika dan hanya jika kedua nilai eigennya riel dan
negatif atau mempunyai bagian riel yang negatif.

akan takstabil jika dan hanya jika salah satu atau kedua nilai eigennya riel
dan positif atau paling sedikit satu nilai eigen mempunyai bagian riel yang
positif.

Ketiga contoh yang diberikan semuanya adalah sistem otonomus linier. Dalam
contoh (7.3.1) persamaan kuadratik nilai eigen (persamaan karakteristik) 2 +1 =


0. Akar-akarnya adalah 0
, jelas mempunyai bagin riel yang tak positif (yaitu
i

0) maka menurut teorema titik kritis ini (0 0) adalah stabil. Dalam contoh


BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


(7.3.2) persamaan karakteristiknya berbentuk
1

89

+ 2 + 1 = 0. Akar-akarnya


= ;1 = 2. Karena akar-akarnya riel dan negatif maka titik kritis (0 0) adalah




stabil asimtotik. Terakhir contoh (7.3.3) persamaan karakteristiknya

1=0

akar-akarnya = 1 dan = ;1 sehingga titik kritisnya takstabil.




Sekarang perhatikan kembali sistem otonomus (7.6-7.7). Misal titik kritis itu
(( 1)0 ( 2)0) mengalami transformasi karena pemetaan yang berbentuk
x

x1 ;

( 1) ; 0 dan
x

X2

x2 ;

X1

( 2) ; 0, dan memetakan sistem otonomus kedalam


x

sistem sepadan dengan (0 0) sebagai titik kritis, tanpa mengurangi perumuman,




dimana (0 0) juga merupakan titik kritis sistem (7.6-7.7) maka inilah suatu teknik


untuk menghampiri bentuk sistem non linier dengan sistem linier.


Sistem hampiran ini akan menjadi sistem yang hampir linier dengan bentuk
umum sebagai berikut
dx
dt

dengan

0
=B
@

1
CA

+ (

F x1  x2 

= 0 dan (0 0) = 0. Jadi (0 0) tetap merupakan titik kritis

ad ; bc 6

sistem ini. Kemudian bila fungsi-fungsi

( ) didekat titik kritis asal, dan

p( 21+ 2)2 = 0

(7.19)

F 2 C

juga terjadi bahwa


lim
!

x1 0
x2 0

dikatakan bahwa sistem linier


dx
dt

F x x
x1

0
=B
@

x2

1
CA x

merupakan hampiran yang baik terhadap sistem PDB hampir linier diatas. Selanjutnya berkenaan dengan kestabilan titik kritis akan mengikuti teorema berikut.

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

90

Teorema 7.3.2 Titik kritis (0 0) dari sistem PDB hampir linier




akan stabil asimtutik jika titik kritis (0 0) dari sistem PDB linier adalah
stabil asimtutik.

akan takstabil jika titik kritis (0 0) dari sistem PDB linier adalah takstabil.

Contoh 7.3.4 Buktikan bahwa titik kritis (0 0) sistem PDB hampir linier


;x1

; x2 ;

x1

x2

x2

+ ( 21 + 22)
x

( 21 + 22)3=2
x

adalah stabil asimtutik.

Penyelesaian 7.3.4 Di sini = 1 = 1 = 0 = 2, dan


; b

sedang 1 (
F

x1  x2

) = ( 21 + 22)
x

 F2 x1  x2

c

d

ad ; bc

= 2 6= 0

) = ( 21 + 22)2. Juga 1(0 0) = 2(0 0) =


x

0, sehingga syarat (7.19) terpenuhi. Dengan demikian sistem liniernya sekarang


adalah
0

;x1

; x2

x1

x2

x2

Persamaan karakteristik persamaan ini adalah


akarnya adalah

1

= ;1 dan

1

+ 3 + 2 = 0, dimana akar

= ;2. Karena kedua akarnya bernilai riel dan

negatif maka titik kritis sistem linier ini adalah adalah stabil asimtutik yang
berakibat bahwa sistem yang hampir linier itu juga stabil asimtutik.

Contoh 7.3.5 Buktikan bahwa titik kritis (0 0) sistem PDB hampir linier


; x1

; x1

x1

x2

3 +4 2+(
2 +3

x1 ; x2

x2 ; x1 x2

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

91

adalah stabil asimtutik.

Penyelesaian 7.3.5 Di sini = 3 = 4 = 2 = 3, dan


; b

sedang

F1 x1  x2

Kita nyatakan
(syarat

x !

)=(

x1

x1 ; x2  F2 x1  x2

dan

0 dan

)=;

x1 x2

dalam koordinat polar:

x2

x !

; d

c

0 sepadan dengan

r !

, juga
x1

F1

 x2

x x

0). Maka

x x

= sin maka

2
(cos2 ; sin2 ) = lim cos 2 = 0
1( 1 2)
p
=
lim
lim
2+ 2
r 0
r 0
r 0
1
2
2
(cos sin ) = lim ; cos sin = 0
2( 1 2)
p
=
lim
;
lim
2+ 2
r 0
r 0
r 0
1
2
F

= 2 6= 0

(0 0) = 2(0 0) = 0.

= cos
r

ad ; bc

Jadi syarat (7.19) terpenuhi, sehingga kajian difokuskan pada bagian sistem linier
0

; x1

; x1

x1

x2

dimana nilai eigennya adalah

1

3 +4

x2

2 +3

= 1 dan

2

x2

= ;1. Karena salah satu akarnya

adalah positif dan titik (0 0) adalah titik kritis dari sistem linier ini sehingga men

jadi takstabil maka sistem hampir linier diatas merupakan sistem PDB dengan
titik keritis takstabil.

7.4 Potret Fase Sistem Otonomus


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, gambar semua trayektori yang berpautan
dari suatu sistem PDB disebut potret fase. Bila sistem PDB itu adalah otonomus
linier
dx
dt

0
=B
@

1
CA x

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


maka solusi umumnya adalah 1( ) = A
x

eigen dari matrik

rt

0
B@

()=B

 x2 t

1
CA

92
rt

dimana adalah nilai


r

yaitu, merupakan akar dari persamaan karakteristik


r

det(A ; I) = 0
r

(7.20)

Potret fase dari sistem otonomus linier diatas hampir seluruhnya tergantung pada
akar-akar

r1  r2

dari persamaan (7.20). Tabel (7.1) merupakan rangkuman potret

fase sistem PDB dengan sifat-sifat stabilitasnya. Sedangkan tipe-tipe titik kritis
0

=A

r1 < r2 <
r1 <

r1

r2 >

r2 <

=
1 =

r1  r2
 >
 <
r1

0
0

0
0
0
0


i

i
 r2

Simpul
Simpul
Titik plana
Simpul sempurna atau tak sempurna
Simpul sempurna atau tak sempurna
Titik spiral (Fokus)

Tidak stabil
Stabil asimtotik
Tidak stabil
Tidak stabil
Stabil asimtotik

Tipe titik kritis

> r2

det A 6= 0

Nilai eigen
r1 > r2 >

det(A ; I) = 0

=;

Pusat

Stabilitas

Tidak stabil
Stabil asimtotik
Stabil

Tabel 7.1: Potret fase dan stabilitas sistem PDB otonomus linier
pada kolom dua dapat dijelaskan melalui Gambar 7.3.

Contoh 7.4.1 Buatlah gambar potret fase dari sistem otonomus linier
0

; x1

x1 ;

x1

x2

2 +
2

x2

x2

(7.21)
(7.22)

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

93

x2
x2

x2
((x1)0 , (x2)0)

x1

(b)

x1

(a)

x1

(c)

Gambar 7.3: Ringkasan potret fase

Penyelesaian 7.4.1 Akar-akar karakteristik sistem ini adalah 1 = 1 dan 2 =


;

3, sehingga penyelesaian umumnya adalah

() =

c1 e

() =

c1 e

x1 t

x2 t

c2 e

(7.23)

3t

; c2 e

3t

(7.24)

Akan ditentukan trayektori dari semua penyelesaian yang diberikan oleh penyelesaian umum ini untuk semua nilai
didapat penyelesaian
(0 0). Bila


x1

= 0 dan

c1 6

c2

x2

c1  c2

= 0 dan

() =

c1 e

() =

c1 e

x >

= 0 maka

(7.25)

(7.26)

= 0 didapat penyelesaian
() =

c2 e

() =

;c2 e

x2 t

c1 >

c2

c2 6

x1 t

Untuk

= 0 didapat penyelesaian

x2 t

c1

c1

= 0 dimana trayektorinya merupakan titik asal

x1 t

dan bila

yang berbeda. Bila

(7.27)

3t
3t

(7.28)

0 semua penyelesaian (7.25-7.26) mempunyai trayektori yang sama,

0. Demikian pula untuk

persamaan (7.26-7.27) bila

c2 >

c1 <

0, trayektorinya adalah =

0 dan

c2 <

x <

0. Pada

0, berturut-turut akan diperoleh

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


trayektori = ;
y

0 dan = ;

x <

x >

94

0. Keempat trayektori ini akan berupa

setengah garis-garis lurus sebagaimana terlihat dalam Gambar 7.4. Panah-panah


pada setengah garis itu menunjukkan arah gerakan pada trayektori bila bertamt

bah. Untuk mendapatkan trayektori lainnya secara eksplisit kita harus mengeliminasi pada persamaan (7.25-7.26) dan menyelidiki semua kurva yang diperoleh
t

untuk nilai konstanta

c1  c2

yang tidak nol. Bila ini sulit dilakukan maka dapat

dianalisa dari (7.23-7.24), jelas bahwa bila

t ! 1

setiap trayektori dari sistem

PDB pada soal ini akan menuju (0 0). Selanjutnya, untuk




= 0 dan

c1 6

= 0,

c2 6

kita punyai
lim = tlim =
t
x

!1

!1

c1 e

c1 e

; c2 e

c2 e

3t

3t

= tlim

!1

c1 ; c2 e
c1

2t

2t

c2 e

= 1 () =
y

x:

Jadi, semua trayektori ini menuju titik asal dan menyinggung garis = . Gamy

bar 7.4 menunjukkan beberapa potret fase sistem (7.21-7.22).


y

y = x > 0

y= x>0

y = x < 0

y = x < 0

Gambar 7.4: Potret fase untuk nilai awal tertentu


Selanjutnya dengan MAPLE potret fase ini dapat digambar dengan mudah
melalui fungsi DEplot.

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

95

%Menggunakan fungsi DEplot


with(DEtools):
ode1:=di(x1(t),t)=-2*x1(t)+x2(t)
ode2:=di(x2(t),t)=x1(t)-2*x2(t)
DEplot(ode1,ode2,x1(t),x2(t)],t=-3..3,x1=-3..3,x2=-3..3)
Hasil dari menjalankan fungsi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 7.5: Potret fase sistem secara umum

Contoh 7.4.2 Buatlah gambar potret fase dari sistem otonomus linier
0

= 3

(7.29)

= 2

(7.30)

x1

x2

x1 ;

x1 ;

x2

x2

Penyelesaian 7.4.2 Akar-akar karakteristik sistem ini adalah 1 = 1 dan 2 =


r

2, sehingga penyelesaian umumnya adalah


() =

x1 t

() = 2

x2 t

c1 e

c1 e

c2 e

+1
2

(7.31)

2t
2t

c2 e

(7.32)

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


Bila

c1

= 0 maka didapat penyelesaian

c2

merupakan titik asal (0 0). Bila




= 0 dan

c1 6

() =

x1 t

= 0 dan

lurus

x2

>

=2

=2

x2

x1 <

c1 e

(7.34)

= 0 didapat penyelesaian
() =

c2 e

() =

;c2 e

x2 t

c1

(7.33)

c2 6

x1 t

Untuk

= 0 dimana trayektorinya

() = 2

c1

x2

= 0 didapat penyelesaian

c2

c1 e

x2 t

dan bila

x1

96

(7.35)

2t
2t

(7.36)

0 trayektori sistem persamaan (7.33-7.34) berupa setengah garis

x1 >

0, sedangkan untuk

0. Kemudian untuk

trayektori setengah garis

x2

= 12

c1 <

0, trayektorinya adalah setengah garis

c2 >

0 dan

x1 >

0 dan

0, berturut-turut akan diperoleh

c2 <

= 12

x2

x1 <

0. Arah gerakan titiknya

menuju ke titik asal sebagaimana terlihat dalam Gambar 7.4. Untuk

= 0 dan

c1 6

= 0, kita peroleh

c2 6

lim
t

!1

x2
x1

= tlim

!1

+ 12 2 2t
2
= tlim
t +
2t
2

c1 e

c1 e

c e

!1

+ 12 2 1
= 2 ()
3t +
2

3t

c1 e

c e

c1 e

x2

= 21

x1 :

dan untuk
lim
t

!;1

x2
x1

= t lim

!;1

c1 e

c1 e

+ 12 2 2t
2 1 + 12 2 3t
= t lim
= 2 ()
t +
2t
3t
2
1+ 2

c e

c e

!;1

Hal ini menyatakan bahwa untuk


x2

= 21 1, sedangkan untuk
x

t ! ;1

c e

t ! 1

c e

x2

=2

x1 :

semua trayektori asimtotis ke garis

semua trayektori asimtotis ke garis

x2

= 2 1.
x

Gambar 7.4 menggambarkan beberapa trayektori dari potret fase sistem (7.217.22), dan menunjukkan bahwa hanya ada dua trayektori yang menuju titik asal,
selebihnya menjauhi yaitu menuju
1 bila

t ! 1

Selanjutnya melalui penerapan fungsi DEplot didapat potret fase umum berikut.

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


y

y = 2x > 0
y =

1
x >0
2

y =

1
x <0
2

y = 2x < 0

Gambar 7.6: Potret fase untuk nilai awal tertentu

Gambar 7.7: Potret fase sistem secara umum

97

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN

98

Latihan Tutorial 2

1. Tentukan titik kritis dan persamaan trayektori dari penyelesaian sistem


berikut.
(a)

x1

=;

x2

(b)

x1

=;

x2

(c)

x1

=;

x2

(d)

x1

=; 1+

(e)

x1

x2 

(f)

x1

x1 ; x1 x2 

x1 

x2 

x1 

=2

= ;4 sin

=2

x2

x2 

x2

x1

x2

x2

=;

= ; sin
0

x2

x1 ; x2

x1

=; 2+
x

x1 x2

2. Transformasikan PDB berikut kedalam sistem PDB order satu dan hitung
persamaan trayektorinya
(a)

(b)

(c)

00

+ =0

00

+ sin = 0

00

;x

=0

3. Tentukan apakah titik kritis (0 0) merupakan titik stabil, stabil asimtutik




atau tak stabil.


(a)

x1

(b)

x1

=; 1+

x2 

x2

(c)

x1

=; 1+

x2 

x2

(d)

x1

=5

x2 

x2

x1 ;

=;

x2 

x1

= ;2

=;

x2

x2

=6

x1 ; x2

x1 ;

x2

BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN


(e)

x1

= ;3 1 + 4

(f)

x1

=5

(g)

x1

(h)

x1

=3

x1 ;

x2

6 2+
x

x2

= ;2 1 + 3

x1

=6

x1 ;

x2

x2

=5

x1 ;

populasi yang berlomba, dimana


x2

x2

6 2+1
x

x2 ; x1 x2

= ;2 1 + 3 2 +

2 2 + ( 21 + 22)2
x

x2

x1 x2 

x1 ; x1 x2 

x1 ;

4. Misal sistem

x2 

99

x2
x1

=4

x2

x1 ; x2

=6

x1 ;

+(

2 2

x1 ; x2

7 2 + 1 menunjukkan dua
x

adalah populasi yang diperlukan dan

adalah populasi parasit. Buktikan bahwa titik kritis (0 0) dari sistem




ini adalah stabil asimtotik dan karena itu kedua populasi ini akan menuju
kepunahan.

Anda mungkin juga menyukai