Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sebagai tugas pembuatan makalah yang berjudul Interaksi
Belajar Mengajar di Sekolah SD. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi
semua pembaca.
Makalah ini diharapkan tidak hanya menjadi buku wajib melainkan menjadi
bacaan utama serta menjadi referensi bagi peminat lainnya.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Batasan Masalah...................................................................................2
D. Tujuan dan Manfaat..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Pokok Pendidikan..................................................................5
B. Pengertian Strategi Belajar Mengajar..................................................4
C. Jenis Strategi Belajar Mengajar...........................................................5
D. Berdasarkan Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar.................6
E. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar...........................7
F. Hakikat Strategi Belajar Mengajar......................................................9
G. Implikasi Strategi Belajar Mengajar dalam Dunia Pendidikan...........15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................19
B. Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang
akan datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Di
dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang
berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses
belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar
mengajar, dibutuhkan seorang pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan
dapat mengarahkan anak didik menjadi generasi yang kita harapkan sesuai dengan
tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk itu, guru tidak hanya cukup menyampaikan
materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus pandai menciptakan suasana
belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian metode dan strategi
dalam mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan
keadaan anak didik. Keberadaan guru dan siswa merupakan dua faktor yang
sangat penting di mana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa
sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru, karena dalam proses
pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang penting dalam memberikan
suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam
menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan aktifitas dan
keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif. Sebab, keberhasilan
dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas belajar siswa.
Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah
kegiatan-kegiatan belajar yang monoton. Di samping itu, motivasi merupakan
salah satu factor yang turut menentukan keefektifan proses balajar mengajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan
bagi siswa/i yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar.
Kegiatan belajar mengajar sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara
siswa dengan komponen-komponen lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan
pembelajaran agar lebih aktif dan efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu ialah menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di
sebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan
tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa
di dalam kelas agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa
dengan baik. Di dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian
yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada
siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam
menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Maka, yang disebut dengan
strategi belajar mengajar ialah memikirkan dan mengupayakan konsistansi aspekaspek komponen pembentuk kegiatan sistem intruksional dengan siasat tertentu.
Strategi Belajar Mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru mulai
memasuki suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dgn ank didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dgn memanfaatkan segala
sesuatu guna kepentingan pembelajaran.
Sehingga bahan pelajaran yg disampaikan guru dapat difahami dan diaplikasikan
siswa dengan tuntas.
yang
menyiasati
agar
semua
aspek
dari
komponen
pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik
tertentu.
4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
Strategi Klasikal
Strategi Individual.
Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
menghendaki umpan-balik yang secara (immediate feedback), kelemahankelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur
dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan, baik
bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan kesalahan akan
berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat
diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau
kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan
reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi
keperluan pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan
kelulusan.
Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering
juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test
design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita
ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan.
Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi
dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar tersebut.
Sudah barang tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih
komprehensi.
D. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar
Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:
1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi
7
antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,
informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif
sebagai pendengar.
2. Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam
kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas
tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh
guru.
3. Teknik Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses
mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang
dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolonggolongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.
Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing
dan memberiakn instruksi.
4. Teknik Penyajian Tanya-Jawab
Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada
siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran
atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang
diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.
5.
Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
Ada banyak lagi macam- macam teknik penyajian belajar mengajar diantaranya,
Simulasi, Unit Teaching, Microteaching, Sumbang Saran, Inqury, Eksperimen,
Demonstrasi, Karya Wisata, Penyajian Secara Kasus, Latihan, dan lain
sebagainya. Dalam keterbatasan Rumusan Masalah dan Bahan materi penulis
hanya dapat menjelaskan lima dari beberapa yang menjadi teknik-teknik
penyajian belajar mengajar.
8
tingkat
tinggi,
yaitu
kemampuan
2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan memilih dan mengubah caracara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir.
3. Informasi verbal, yaitu kemampuan menyimpan nama/label, fakta,
pengetahuan di dalam ingatan.
4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan kegiatankegiatan fisik.
5. Sikap, yaitu kemampuan menampilkan perilaku yang bermuatan
nilai-nilai.
6. Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam
menggunakan strategi belajar-mengajar, antara lain:
1. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaanperbedaan dari siswa lain.
2. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.
3. Dari faktor alat dan sumber yang perlu dipertimbangkan
ialah:
1. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat
peraga.
2. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan
cetakan dan lingkungan sekitar).
3. Dari
faktor
guru
yang
penggunaan
strategi
kemampuan
menguasai
akan
mempengaruhi
belajar-mengajar
bahan
ialah
pelajaran
dan
11
Struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup dalam artian segala
sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat, seperti yang dilakukan oleh para
calon guru yang berlatih mengajar yang tidak berani menyimpang dari persiapan
mengajar yang telah dibuat dan disetujui oleh dosen pembimbing.
3. Peranan Guru-Siswa dalam mengolah pesan
Peristiwa
belajar
mengajar
bermaksud
untuk
mencapai
tujuan,
ingin
Tipe belajar ini menduduki tahapan hierarki (yang paling dasar). Signal learning
dapat didefinisikan sebagai proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat
involunter (tidak disengaja dan didasari tujuannya). Kondisi yang diperlukan bagi
berlangsungnya tipe belajar ini ialah diberikan stimulus secara serempak
perangsang-perangsang tertentu dengan berulang-ulang.
Kedua tipe belajar ini setaraf, ialah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R
yang satu dengan yang lainnya. Tipe III berkenaan dengan aspek-aspek perilau
psikomotorik dan tipe IV berkenaan dengan aspek-aspek belajar verbal. Kondisi
yang diperlukan bagi berlangsungnya proses belajar ini antara lain secara internal
terdapat pada diri siswa harus sudah terkuasai sejumlah satuan-satuan pola S-R,
baik psikomotorik maupun verbal. Di samping itu, prinsip contiguity, repetition,
dan reinforcement masih tetap memegang peranan penting bagi berlangsungnya
proses chaining dan association tersebut.
Dalam tahap belajar ini, siswa mengadakan diskriminasi (seleksi dan pengujian)
di antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya kemudian
memilih pola-pola sambutan yang dipandangnya paling sesuai. Kondisi yang
utama untuk dapat berlangsungnya proses belajar ini ialah siswa telah mempunyai
kemahiran melakukan chaining dan association serta memiliki kekayaan
pengalaman (pola-pola satuan S-R)
Berdasarkan pesamaan cirri-ciri adari sekumpulan stimulus dan juga objekobjeknya ia membentuk suatu pengertian atau konsep-konsep. Kondisi utama
yang diperlukan bagi proses berlangsungnya belajar tipe ini ialah terkuasainya
kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
Pada tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi dari berbagai konsep
(pengertian) dengan mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal sehingga siswa
dapat membuat konklusi tertentu.
13
respons
terhadap
rangsangan
yang
menggambarkan
atau
masalahnya)
dikembangkan)
Dalam system belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak
dalam bentuknya yang final. Siswalah yang diberikan kesempatan untuk mencari
dan menemukannnya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah. Secara garis besar prosedurnya yaitu stimulasi-perumusan masalahpengumpulan data-analisis data-verifikasi-generalisasi.
System belajar-mengajar ini dikembangkan oleh Bruner (Lefrancois, 1975:121126). Pendekatan belajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat
kognitif. Kelemahannya, antara lain memakan waktu yang banyak dan kalau
kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus kepada kekaburan atau materi yang
dipelajarinya.
14
Expository Learning
Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan
secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingg asiswa tingal menyimak dan
mencernanya secara teratur dan tertib. Secara garis besar prosedurnya ialah
periapan-petautan-penyajian-evaluasi. Ausubel berpendapat bahwa pada tingkattingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selau harus mengalami sendiri. Siswa
akan mampu dan lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam
tempo sesingkat-singkatnya. Yang penting siswa dikembangkan penguasaannya
atas kerangka konsep-konsep dasar atau pla-pola pengertian dasar tentang sesuatu
hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan pengalaman yang
bertalian dengan hal tersebut.
Proses belajar yang berorientasi pada prinsip mastery learning ini harus dimulai
dengan penguasaan bagian terkecil untuk kemudian baru dapat melanjutkan ke
dalam satuan (modul) atau unit berikutnya. Atas dasar itu maka dewasa ini telah
dikembangkan system pengajaran berprogram dan juga system pengajaran modul,
bahkan Computer Assisted Instruction (CAI). Dengan tercapainya tingkat
penguasaan hasil pelajaran yang tinggi, maka akan menunjukkan sikap mental
yang sehat pada siswa yang bersangkutan.
Humanistic Education
Teori belajar ini menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar ia sanggup
mencapai perwujudan diri (self realization) sesuai dengan kemampuan dasar dan
keunikan yang dimilikinya. Karakteristik utama metode ini, antara lain bahwa
guru hendaknya tidak membuat jarak yang tidak terlalu tajam dengan siswa.
Sasaran akhir dari proses belajar mengajar menurut paham ini ialah self
actualization yang seoptimal mungkin dari setiap siswa.
F. Hakikat Strategi Belajar Mengajar
Implikasi Strategi Belajar Mengajar dalam Dunia Pendidikan
15
kepada kita. Itu sebabnya, banyak orang tua dan guru berada dalam masalah besar,
ketika semua persoalan pribadi anak-anak kita tidak mengemuka. Anak-anak didik
kita kehilangan kebebasan untuk berterus-terang menceritakan masalahnya.
Sebenarnya ini bukan kesalahan anak-anak didik kita, tapi kesalahan kita sebagai
orang tua dan guru di sekolah, yang tidak memiliki seni bagaimana untuk
menjadi teman dari anak-anak didik kita. Karena strategi jitu dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas
keoptimalan hasil belajar mangajar. Itu yang menjadi pendapat kami mengenai
cara seoarang guru menerapkan strategi belajar mengajar di masa depan.
b) Apakah strategi belajar mengajar seperti ini telah dapat diterapkan
sepenuhnya dalam dunia pendidikan saat ini?
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan bangsa kita saat ini telah
mengalami perubahan kearah yang lebih baik dari era-era pemerintahan yang
sebelumnya. Telihat nyata dari sistem kurikulum yang terus mengalami perubahan
menuju kearah sistem pendidikan yang lebih baik. Walaupun, di daerah-daerah
perdesaan tertentu masih ada yang kurang merata fasilitas dan kondisi
pendidikannya seperti di daerah perkotaan umumnya. Namun, pemerintah telah
memberikan perhatian untuk hal itu agar sistem pendidikan di negara kita berjalan
dengan kondusif. Hal yang nyata salah satunya adalah pembangunan fasilitas
sekolah diberbagai tempat yang bangunnya mulai ambruk atau telah lama dan
perlu diperbaiki, Sistem kukrikulum, dan cara belajar mengajar guru di dalam
kelas yang harus profesional. Menurut pendapat kami sebagai tim penulis hali in
merupakan bukti nyata dari strategi belajar mengajar yang telah sepenuhnya
dalam dunia pendidikan.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya
Sistem dan Strategi Belajar Mengajar itu untuk membangun, mendidik dan
menciptakan anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan
positif. Sebab bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang guru yang
profesional dan menjalankan tugas pangilanya untuk memberikan apa yang telah
diketahui kepada siswa/i di kelas. Tanggung jawab dalam melayani siswa/i adalah
besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu bangsa. Bukan hanya
kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai dalam
menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan
strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan
menyenakan bagi siswa/i serta mudah dicerna dan di pahami.
B. Saran
Penulis menyarankan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai seorang
pelayan siswa/i atau sering kita katakan guru haruslah cerdas dalam Intelektual,
Emosional dan Spiritual agar proses belajar mengajar itu berjalan dengan lancar.
Pandai dalam menggunakan waktu, dapat membedakan kepentingan pribadi
dengan kepentingan pendidikan. Sebab kita sebagai calon/guru sebagai alat untuk
menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dari pada kita saat sekarang
ini, untuk mereka di masa yang akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://junasion.wordpress.com/2010/01/19/strategi-belajar-mengajar/
http://biozaff.blogspot.com/2011/03/makalah-kriteria-pemilihan-strategi.html
http://reduxation.blogspot.com/2013/07/macam-macam-jenis-strategi-belajar.html
http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/05/dimensi-dimensi-perencanaanpengajaran.html
20