Anda di halaman 1dari 41

Pendahuluan

D
inas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bireuen dibentuk berdasarkan Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun
2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas pada
Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Sebagai daerah kabupaten yang belum lama dibentuk, Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen mengemban
amanah berat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Bireuen.
Dengan visi Mewujudkan Masyarakat yang Bermartabat, Mandiri, Adil dan
Sejahtera Melalui Pengelolan Usaha Tani yang Tangguh, Efesien dan Modern
Menujuh Kancah Dunia Global, Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bireuen mengupayakan dengan segala
kemampuan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam mencapai segala aspek kehidupan.

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan


Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
secara keliru oleh para pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman
tersebut, harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi
informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan
Keuangan. Oleh karena itu, penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
dimaksudkan agar Laporan Keuangan dapat dipahami oleh pembaca
secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun
manajemen entitas pelaporan.
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bahagian dari Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang disusun berdasarkan
Laporan Realisasi APBD dengan memuat penjelasan pos-pos Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan yang berisi informasi pelaksanaan DPA
Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan tahun 2010 yang
meliputi:

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target


Ihktisar pencapaian kinerja keuangan
Kebijakan akuntansi yang penting
Penjelasan pos-pos laporan keuangan
Pengungkapan pos-pos laporan keuangan yang menggunakan basis
akrual dan informasi tambahan lainnya.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan didasarkan pada :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh;
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi
Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4593);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
13. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang


Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
16. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/316/BAKD tanggal 05
April 2006 tentang Pedoaman dan Sistem dan Prosedur
Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.

1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan


Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan ini disusun dalam bentuk Bab
sebanyak 7 bab yang terdiri dari:
Bab I

Bab II

Pendahuluan
1.1.

Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan

1.2.

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan

1.3.

Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target

Kinerja

Bab III

2.1.

Ekonomi makro

2.2.

Kebijakan keuangan

2.3.

Indikator pencapaian target kinerja

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan


3.1.

Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target


yang telah ditetapkan
Bab IV

Kebijakan Akuntansi
4.1.
4.2.

Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah


Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

4.3.

Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan

keuangan
4.4. Penerapan
ketentuan

kebijakan
yang

ada

akuntansi
dalam

berkaitan
standar

dengan
akuntansi

pemerintahan
Bab V

Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan


5.1.

Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan


keuangan
5.1.1 Aset
5.1.2 Kewajiban
5.1.3 Ekuitas Dana
5.1.4 Pendapatan
5.1.5

5.2.

Belanja

Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang


timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas
pendapatan dan belanja, dengan penerapan basis kas,
untuk entitas akuntansi yang menggunakan basis akrual .

Bab VI

Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

Bab VII Penutup

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Ekonomi Makro, Kebijakan


Keuangan dan Pencapaian Target
Kinerja
2.1. Kebijakan Makro
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 dan Undang-undang Nomor 33
Tahun 2004 bahwa perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal mengandung pengertian bahwa
kepada Daerah diberikan kewenangan untuk memanfaatkan sumber
keuangan sendiri dan didukung dengan perimbangan keuangan antara
Pusat dan Daerah.
Sejalan dengan pembagian kewenangan yang disebutkan di atas, maka
pengaturan pembiayaan Daerah dilakukan berdasarkan asas
penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi dilakukan atas beban
APBD, sedangkan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi dilakukan atas beban APBN, dan
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas
pembantuan dibiayai atas beban anggaran tingkat pemerintahan yang
menugaskan.

2.2. Kebijakan Keuangan


Dalam rangka peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat
berdasarkan asas desentralisasi, Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan
dan Kehutanan mengemban tugas yang cukup besar sebagai
pelaksanaan urusan wajib yang disediakan anggaran yang cukup besar,
selain itu diberikan kewenangan untuk memungut pelayanan jasa usaha
sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.

2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja


Indikator pencapaian keberhasilan Dinas Pertanian Peternakan
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen dalam mengemban
amanat untuk mencapai visi dan misi Dinas Pertanian Peternakan
Perkebunan
dan
Kehutanan
Kabupaten
Bireuen,
diantaranya
direpresentasikan dalam bentuk indikator kinerja yang telah ditetapkan
oleh Kementrian Pertanian seperti standar penunjang untuk
mensejahterakan semua lapisan masyarakat.
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Sebagai salah satu indikator keberhasilan Dinas Pertanian Peternakan


Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen adalah penurunan angka
kemiskinan dari tahun 2009 dibandingkan tahun 2010 menunjukkan
bahwa program pembangunan di bidang pertanian yang dijalankan
oleh Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bireuen telah menunjukkan kerangka yang konstruktif bagi bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Disamping itu pemberantasan hama penyakit tanaman pertanian yang
dapat ditekan sehingga menunjukan tingkat keberhasilan program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan
pada tahun 2010 telah cukup berhasil.
Kedua hal tersebut hanya sebagian dari indikator pencapaian tujuan
yang telah diamanatkan kepada Dinas Pertanian Peternakan
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen sebagai pelayan
masyarakat yang mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat selaku
perangkat dari pemerintah daerah.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Ikhtisar Kinerja Keuangan


3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja
Keuangan
Realisasi pencapaian target kinerja keuangan Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, berupa
realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Realiasasi Pendapatan
No

Uraian
A
1.
2.
3.

4.
B
1.
2.
3.

Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD Yang Sah
Pendapatan Transfer
Transfer Pemerintah Pusat
Dana Perimbangaan
Transfer Pemerintah
Provinsi
Transfer Pemerintah Pusat
Lainnya
Jumlah

Anggaran

Realisasi

295.000.000
0

388.110.00
0
74.920.000

131,56
0

295.000.000

313.190.000

106,17

0
0

0
0

0
0

295.000.00
0

388.110.00
0

131,56

Pendapatan Asli Daerah yang diterima Dinas Pertanian Peternakan


Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen per 31 Desember
2010 tergolong cukup berhasil yakni sebesar Rp. 388.110.000,sedangkan total anggaran pendapatan keseluruhan adalah
sebesar Rp. 295.000.000, sehingga realisasi pendapatan melebihi
target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp. 93.110.000,atau sebesar 131,56% dari total anggaran pendapatan.
Pendapatan Asli Daerah juga dipengaruhi oleh kesadaran
masyarakat Kabupaten Bireuen untuk tetap membayar Pajak
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Daerah dalam hal ini Pajak Sarang Burung


dianggarkan pada DPA DPKKD Kabupaten Bireuen.

Walet

yang

2. Realiasasi Belanja
No

Uraian
Belanja Operasi

A
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
B

Belanja Gaji dan


Tunjangan
Tambahan Penghasilan
PNS
Honorarium PNS
Honorarium Non PNS
Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Bimtek
PNS
Belanja Bahan Pakai
Habis
Belanja Jasa Kantor
Belanja Perawatan
Kendaraan Bermotor
Belanja Cetak dan
Penggandaan
Belanja Sewa Rumah/
Gedung/Gudang/Parkir
Belanja Makanan dan
Minuman
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
Belanja Jasa Konsultasi
Belanja Modal

1. Belanja Modal Pengadaan


Alat -Alat Pengolahan
Pertanian dan
Peternakan
2. Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi Jalan
3. Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi Jaringan Air
4. Belanja Instalasi Listrik
dan Telepon
5. Belanja Konstruksi/
Pembelian Bangunan
C

Belanja Tak Terduga


1. Belanja Tak Terduga
Jumlah

Anggaran

Realisasi

13.053.642.49
0

11.470.804.9
57
7.322.493.
033

8.268.625.990

%
87,87
88,56

259.200.000

235.600.000

12.300.000
334.400.000

9.100.000
316.700.000

90,90
73,98
94,71

5.800.000

5.800.000

100,0
0

41.500.000

15.214.400

102.512.000

85.284.024

36,66
83,19

54.600.000

0,00

12.200.000

7.504.000

61,51

10.000.000

0,00

54.236.000
132.300.000
3.510.282.500
255.686.000

0
131.528.700
3.249.430.800
92.150.000

0,00
99,42
92,57
36,04

2.909.332.000

1.933.775.40
0

66,47

567.600.000

567.600.000

100,0
0

2.014.700.000

1.286.425.400

63,85

246.800.000

30.000.000

29.950.000

99,83

50.232.000

49.800.000

99,14

0
0
15.962.974.49
0

0
0
13.422.042.4
39

0
0
84,08

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam


pencapaian target
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target
kinerja yang telah ditetapkan pada Dinas Pertanian Peternakan
Perkebunan dan Kehutanan kabupaten Bireuen tidak ada, baik
kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan maupun
yang tidak dapat dikendalikan (force majeur).

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Kebijakan Akuntansi
K
ebijakan
Akuntansi
merupakan
prinsip-prinsip,
dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang
dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Bireuen meliputi:

4.1. Entitas Akuntansi


Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Bireuen
diberikan kewenangan oleh Bupati melalui Sekretariat
Daerah untuk mengelola administrasi keuangan daerah beserta
pelaporan keuangannya.
Laporan keuangan yang dihasilkan berupa Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

4.2. Basis akuntansi


Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dalam perhitungan
realisasi anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.

4.3. Basis Pengakuan dan Pengukuran


Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening kas daerah dan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto atau nilai nominal yang tertera pada dokumen Surat Tanda
Setoran (STS) atau dokumen lainnya yang dipersamakan sesuai
dengan posnya masing-masing, dan tidak mencatat jumlah netonya
atau setelah dikompensasikan dengan pengeluaran.
Pengakuan dan Pengukuran Belanja
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

10

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas


daerah dan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
pengeluaran berdasarkan jumlah nominal yang terdapat pada
dokumen Surat Perintah Pencairan Dana atau Surat Pengesahan
Pertanggungjawaban Belanja
sesuai dengan posnya masingmasing.
Pengakuan dan Pengukuran Investasi
Suatu pengeluaran kas atau aset diakui sebagai investasi apabila
memenuhi salah satu kriteria:
- Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
potensial dimasa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah.
- Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui
sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan
sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan
pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui
sebagai pengeluaran pembiayaan.
Secara umum Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam menetapkan
kebijakan akuntansi berpedoman kepada ketentuan yang diatur
dalam Standar Akuntansi Pemerintahan..
Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bireuen dihasilkan mulai
dari proses pencatatan jurnal transaksi, pemindahbukuan ke buku
besar,
penyesuaian-penyesuaian
pos-pos
akrual,
dan
pengikhtisaran.
Untuk tahun anggaran 2010, jurnal transaksi atas anggaran dan
realisasi anggaran dilakukan secara manual.
Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan penerimaan adalah
Surat Tanda Setor (STS) dan dokumen lainnya yang dipersamankan
sedangkan dasar pencatatan pengeluaran adalah Surat Perintah
Membayar (SPM) dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
Format laporan keuangan tahun 2010, sistem, dan prosedur
mengikuti ketentuan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 dan format
laporan keuangan telah mengacu kepada Standar Akuntansi
Pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005.
Dalam sistem akuntansi pemerintah Daerah, kebijakan akuntansi
yang diterapkan mencakup masalah pengakuan, pengukuran,
penilaian, dan pengungkapan.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

11

1. PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan; misalnya barang habis pakai seperti
alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen
bekas.
Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk
pemeliharaan,
suku
cadang,
persediaan
untuk
tujuan
strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang
dalam proses/setengah jadi, tanah/bangunan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga antara lain berupa
cadangan energi (misalnya minyak) atau cadangan pangan
(misalnya beras).
1)

Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode
akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi
fisik.
Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan
akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang
dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan
aset untuk konstruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan
sebagai persediaan.

2). Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar:
(1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian,
biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan
persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang
digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang
terakhir diperoleh.
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

12

(2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi


sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung
yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya
overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara
sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan
menjadi persediaan.
(3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan.
3).

Pengungkapan
Persediaan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain
itu di dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan
pula:
(1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan;
(2) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau
perlengkapan
yang
digunakan
dalam
pelayanan
masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang
masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat ;
(3) Kondisi persediaan;
(4) Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan
persediaan, misalnya persediaan yang diperoleh melalui
hibah atau rampasan.
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan
dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

2. ASET TETAP
1). Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah
yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di
luar negeri, misalnya tanah yang digunakan Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila
kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan
dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara
tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat
permanen.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

13

(1). Pengakuan
Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti
bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan
dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat
tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan
bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui
pada saat terdapat bukti bahwa penguasaannya telah
berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan
penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik
sebelumnya.
(2). Pengukuran
Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan
tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh
hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan
biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut
siap pakai.
Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak
pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua
tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya
perolehan tidak memungkinkan maka nilai tanah
didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat
perolehan.
(3). Pengungkapan
Tanah disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Selain
itu di dalam catatan atas laporan keuangan harus
diungkapkan pula dasar penilaian yang digunakan
Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
menurut jenis tanah yang menunjukkan:
- Penambahan;
- Pelepasan;
- Mutasi Tanah lainnya.
2). Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan
bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk
dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMD
yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara,
Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

14

(1). Pengakuan
Gedung dan Bangunan yang diperoleh bukan dari donasi
diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap
digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui
untuk aset tersebut.
Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi diakui
pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak
kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Gedung dan Bangunan ditentukan jenis
transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan
pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai
Gedung dan Bangunan yang disebabkan pengadaan baru,
diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi
dan ditambahkan pada harga perolehan Gedung dan
Bangunan tersebut.
Pengembangan adalah peningkatan nilai Gedung dan
Bangunan karena peningkatan manfaat yang berakibat
pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensi, dan
penurunan biaya pengoperasian.
Pengurangan adalah penurunan nilai Gedung
Bangunan dikarenakan berkurangnya kuantitas
tersebut.

dan
aset

(2). Pengukuran
Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan.
Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka
nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada
saat perolehan.
Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun
dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk
tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk
biaya
perencanaan
dan
pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua
biaya
lainnya
yang
terjadi
berkenaan
dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya
perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan.
(3). Pengungkapan

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

15

Gedung dan Bangunan disajikan di Neraca sebesar nilai


moneternya. Selain itu di dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan diungkapkan pula:
(1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan
nilai.
(2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan:
Penambahan;
Pengembangan; dan
Penghapusan;
(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan Gedung dan Bangunan;
3. PERALATAN DAN MESIN
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan
bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang
nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi siap pakai. Wujud fisik Peralatan dan
Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan
Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat
Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan, Alat Laboratorium, Alat
Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat
Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat
Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses/Produksi.
1). Pengakuan
Peralatan dan Mesin yang diperoleh bukan dari donasi diakui
pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan
berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset
tersebut.
Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi diakui pada
saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak
kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis
transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan
pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Peralatan
dan Mesin yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau
diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan
pada harga perolehan Peralatan dan Mesin tersebut.
Pengembangan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin
karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi
masa manfaat, peningkatan efisiensi dan penurunan biaya
pengoperasian.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

16

Pengurangan adalah penurunan nilai Peralatan dan Mesin


dikarenakan berkurangnya kuantitas aset tersebut.
2). Pengukuran
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh
peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya
perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari
pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui
kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan
cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja,
bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik,
sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin
tersebut.
3). Pengungkapan
Peralatan dan Mesin disajikan di Neraca sebesar nilai
moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan
keuangan diungkapkan pula:
(1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.
(2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
- Penambahan;
- Pengembangan; dan
- Penghapusan;
(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan Peralatan dan Mesin.
4.

JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN


Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam
kategori aset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air,
Instalasi, dan Jaringan.
1). Pengakuan

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

17

Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang diperoleh bukan dari donasi


diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap
digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui
untuk aset tersebut.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang diperoleh dari donasi diakui
pada saat Jalan, Irigasi, dan Jaringan tersebut diterima dan
hak kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan ditentukan jenis
transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan
pengurangan. Penambahan adalah peningkatan nilai Jalan,
Irigasi, dan Jaringan yang disebabkan pengadaan baru,
diperluas, atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi
dan ditambahkan pada harga perolehan Jalan, Irigasi, dan
Jaringan tersebut.
Pengembangan adalah peningkatan nilai Jalan, Irigasi, dan
Jaringan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada:
durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi, dan
penurunan biaya pengoperasian.
Pengurangan adalah penurunan nilai Jalan, Irigasi, dan
Jaringan dikarenakan berkurangnya kuantitas aset tersebut.
2). Pengukuran
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan,
irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi
biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi, dan jaringan tersebut
siap pakai.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi, dan jaringan yang
diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya
pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak
langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga
kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan,
biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran
bangunan lama.
3). Pengungkapan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan disajikan di Neraca sebesar nilai
moneternya. Selain itu di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan diungkapkan pula:

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

18

(1)Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.


(2)Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
- Penambahan;
- Pengembangan; dan
- Penghapusan;
(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan Jalan, Irigasi, dan Jaringan.
5. ASET TETAP LAINNYA
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin;
Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan Jaringan, yang diperoleh
dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai. BMD yang termasuk dalam kategori
aset ini adalah Koleksi Perpustakaan/Buku, Barang Bercorak
Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga, Hewan, Ikan, dan Tanaman.
1). Pengakuan
Aset Tetap Lainnya yang diperoleh bukan dari donasi diakui
pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan
berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset
tersebut.
Aset Tetap Lainnya yang diperoleh dari donasi diakui pada saat
Aset Tetap Lainnya tersebut diterima dan hak kepemilikannya
berpindah.
Pengakuan atas Aset Tetap Lainnya ditentukan jenis
transaksinya meliputi: penambahan dan pengurangan.
Penambahan adalah peningkatan nilai Aset Tetap Lainnya yang
disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya
penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga
perolehan Aset Tetap Lainnya tersebut.
Pengurangan adalah penurunan nilai Aset Tetap Lainnya
dikarenakan berkurangnya kuantitas aset tersebut.
2). Pengukuran
Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut
sampai siap pakai.
Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui
kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan
dan pengawasan, serta biaya perizinan.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

19

Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui


swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang
terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan,
biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa
konsultan.
3). Pengungkapan
Aset Tetap Lainnya disajikan di Neraca sebesar nilai
moneternya. Selain itu di dalam catatan atas laporan keuangan
diungkapkan pula:
(1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.
(2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan Penambahan dan Penghapusan;
(3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan Aset Tetap Lainnya.

6. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam
proses pembangunan pada tanggal laporan keuangan. Konstruksi
Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya
yang
proses
perolehannya
dan/atau
pembangunannya
membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.
1). Pengakuan
Konstruksi
Dalam
Pengerjaan
merupakan
aset
yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan
oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.
Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam
Pengerjaan jika biaya perolehan tersebut dapat diukur secara
andal dan masih dalam proses pengerjaan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang
bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan
selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
2). Pengukuran
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan secara swakelola
meliputi:
- Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
konstruksi yang mencakup biaya pekerja lapangan termasuk
penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana, peralatan dan
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

20

bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana


dan peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis
yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi.
- Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya
dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut mencakup
biaya asuransi; biaya rancangan dan bantuan teknis yang
tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi
tertentu; dan biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan
untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan seperti biaya
inspeksi.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi
meliputi:
- Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan
dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;
- Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga
sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
3). Pengungkapan
Konstruksi dalam pengerjaan disajikan di Neraca sebesar nilai
moneternya. Selain itu di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan diungkapkan pula:
(1)Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
penyelesaian dan jangka
(1)Waktu penyelesaiannya;
(2)Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
(3)Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
(4)Uang muka kerja yang diberikan;
(5)Retensi.
7. PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh
secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masingmasing aset yang bersangkutan.
8. ASET BERSEJARAH (Heritage Assets)
Aset bersejarah (heritage assets) tidak disajikan di neraca namun
aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah
dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah.
Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah,
monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti
candi, dan karya seni (works of art).
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

21

Karakteristik-karakteristik di bawah ini sering dianggap sebagai


ciri khas dari suatu aset bersejarah,
a.
Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya
tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai
keuangan berdasarkan harga pasar;
b.
Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau
membatasi secara ketat pelepasannya untuk dijual;
c.
Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus
meningkat selama waktu berjalan walaupun kondisi fisiknya
semakin menurun;
d.
Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk
beberapa kasus dapat mencapai ratusan tahun.
Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam
waktu yang tak terbatas. Aset bersejarah dibuktikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah mungkin mempunyai banyak aset bersejarah yang
diperoleh selama bertahun-tahun dan dengan cara perolehan
beragam termasuk pembelian, donasi, warisan, rampasan,
ataupun sitaan. Aset bersejarah dicatat dalam kuantitasnya tanpa
nilai, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau jumlah unit
monumen.
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi
harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran
tersebut. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang
berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam
kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.
Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai
contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran.
Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip
yang sama seperti aset tetap lainnya.

4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi yang telah diterapkan pada Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen telah
mengacu sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

22

Penjelasan Pos-pos Laporan


Keuangan

5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing pos


5.1.1. Pendapatan
5.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
5.1.1.1.1.

Pendapatan Pajak Daerah


Uraian

Anggaran
2010 (Rp.)

Merupakan saldo
Pendapatan Pajak Daerah
per
31 Desember 2010.

Realisasi
2010 (Rp.)
0

74.920.000

Realisasi Pendapatan Pajak Daerah sebesar Rp. 74.920.000


terdiri dari:
Rp.
74.920.000
Pajak Sarang Burung Walet
Jumlah
Rp.
74.920.000

5.1.1.1.2.

Pendapatan Retribusi Daerah


Uraian

Merupakan saldo
Pendapatan Retribusi
Daerah per
31 Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
295.000.000

Realisasi
2010 (Rp.)
313.190.000

Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah sebesar


Rp.
313.190.000 terdiri dari:
Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong
Hewan
Rp.
106.730.000
Retribusi Penjualan Produksi Usaha
Daerah
Rp.
131.386.000
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

23

Retribusi Jasa Usaha Pasar Hewan


Jumlah

Rp.

75.074.000

Rp.

313.190.000

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

24

5.1.2. Belanja
5.1.2.1. Belanja Operasi
5.1.2.1.1. Belanja Gaji dan Tunjangan
Uraian
Merupakan saldo Belanja
Gaji dan Tunjangan per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
8.268.625.990

Realisasi
2010 (Rp.)
7.322.493.03
3

Realisasi Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp. 7.322.493.033


terdiri dari:
Rp. 5.525.182.140
Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
Rp.
540.070.832
Tunjangan Keluarga
Rp.
272.695.000
Tunjangan Jabatan
Rp.
465.910.692
Tunjangan Fungsional
Rp.
374.809.500
Tunjangan Beras
Rp.
143.685.668
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
Rp.
139.201
Pembulatan Gaji
Jumlah
Rp. 7.322.493.033
Belanja Gaji dan Tunjangan terjadi kelebihan penarikan (Contra
Post) sebesar Rp. 6.182.800,- dan telah disetorkan kembali oleh
bendahara pengeluaran ke Kas Daerah pada tanggal 05 Agustus
2010.
5.1.2.1.2. Tambahan Penghasilan PNS
Uraian
Merupakan saldo Tambahan
Penghasilan PNS per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
259.200.000

Realisasi
2010 (Rp.)
235.600.000

Realisasi Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp. 235.600.000


terdiri dari:
Tambahan
Penghasilan
Berdasarkan Prestasi Kerja
Rp.
100.000.000
Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Pertimbangan Objektif
Lainnya (Meugang)
Rp.
135.600.000
Jumlah
Rp.
235.600.000
Pada
Realisasi
Tambahan
Penghasilan
Berdasarkan
Pertimbangan Objektif Lainnya (Meugang) pada Pos Tambahan
Penghasilan PNS di atas terjadi selisih antara Anggaran dengan
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

25

Realisasi Definitif yaitu sebesar Rp. 600.000,- (Enam Ratus Ribu


Rupiah).
Dalam hal ini Realisasi Definitif melebihi Anggaran yang telah
ditetapkan.
Anggaran
untuk
Tambahan
Penghasilan
Berdasarkan
Pertimbangan Objektif Lainnya (Meugang) adalah sebagai
berikut:
Anggaran
Realisasi Definitif
Selisih

Rp. 135.000.000,Rp. 135.600.000,Rp.


600.000,-

Selisih terhadap Realisasi Definitif ini disebabkan oleh Dana


untuk Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan
Objektif Lainnya (Meugang) telah dicairkan dan dibayarkan
kepada PNS oleh Bendahara Pengeluaran sebelum terjadinya
Perubahan Anggaran (DPA).
5.1.2.1.3. Honorarium PNS
Uraian
Merupakan saldo
Honorarium PNS per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
12.300.000

Realisasi
2010 (Rp.)
9.100.000

Realisasi Honorarium PNS sebesar Rp. 9.100.000 terdiri dari:


Honorarium Panitia Pelaksana
Rp.
9.100.000
Kegiatan
Jumlah
Rp.
9.100.000

5.1.2.1.4. Honorarium Non PNS


Uraian
Merupakan saldo
Honorarium Non PNS per
31 Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
334.400.000

Realisasi
2010 (Rp.)
316.700.000

Realisasi Honorarium Non PNS sebesar Rp. 316.700.000 terdiri


dari:
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur
Rp.
4.200.000
Honorarium Pegawai Honorer
Rp.
312.500.000
Jumlah
Rp.
316.700.000

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

26

5.1.2.1.5. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimtek PNS


Uraian

Anggaran
2010 (Rp.)

Merupakan saldo Belanja


Kursus, Pelatihan, Sosialisasi
dan Bimtek PNS per 31
Desember 2010.

5.800.000

Realisasi
2010 (Rp.)
5.800.000

Realisasi Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimtek PNS


sebesar Rp. 5.800.000 terdiri dari:
Rp.
5.800.000
Belanja Sosialisasi
Jumlah
Rp.
5.800.000

5.1.2.1.6. Belanja Bahan Pakai Habis


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Bahan Pakai Habis per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
41.500.000

Realisasi
2010 (Rp.)
15.214.400

Realisasi Belanja Bahan Pakai Habis sebesar Rp. 15.214.400


terdiri dari:
Rp.
13.714.400
Belanja Alat Tulis Kantor
Belanja Peralatan Kebersihan dan
Bahan Pembersih
Rp.
1.500.000
Jumlah
Rp.
15.214.400

5.1.2.1.7. Belanja Jasa Kantor


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Jasa Kantor per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
102.512.000

Realisasi Belanja Jasa Kantor sebesar


dari:
Belanja Telepon
Belanja Air
Belanja Listrik
Belanja Surat Kabar/Majalah
Belanja Kawat/Faksimili/Internet

Realisasi
2010 (Rp.)
85.284.024

Rp. 85.284.024 terdiri


Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

5.225.826
1.299.400
74.276.435
680.000
3.802.363

27

Jumlah

Rp.

85.284.024

Pada Realisasi Belanja Kawat/Faksimili/Internet pada Pos Belanja


Jasa Kantor di atas terjadi selisih antara Anggaran dengan
Realisasi Definitif yaitu sebesar Rp. 202.363,- (Dua Ratus Dua
Ribu Tiga Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah).
Dalam hal ini Realisasi Definitif melebihi Anggaran yang telah
ditetapkan.
Anggaran untuk Belanja Kawat/Faksimili/Internet adalah sebagai
berikut:
Anggaran
Realisasi Definitif
Selisih

Rp.
Rp.
Rp.

3.600.000,3.802.363,202.363,-

Selisih terhadap Realisasi Definitif ini disebabkan oleh Dana


untuk Belanja Kawat/Faksimili/Internet telah dicairkan dan
dibayarkan kepada Penyedia Layanan Kawat/Faksimili/Internet
oleh Bendahara Pengeluaran sebelum terjadinya Perubahan
Anggaran.
5.1.2.1.8. Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
Anggaran
2010 (Rp.)

Uraian
Merupakan saldo Belanja
Perawatan Kendaraan
Bermotor per 31 Desember
2010.

Realisasi
2010 (Rp.)

54.600.000

Tidak adanya realisasi Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor


pada tahun anggaran 2010 karena Anggaran Belanja Perawatan
Kendaraan Bermotor termasuk ke dalam daftar Out Standing
yang dananya dibayar pada tahun 2011.
5.1.2.1.9. Belanja Cetak dan Penggandaan
Anggaran
2010 (Rp.)

Uraian
Merupakan saldo Belanja
Cetak dan Penggandaan
per 31 Desember 2010.
Realisasi Belanja Cetak
7.504.000 terdiri dari:
Belanja Cetak

12.200.000
dan

Penggandaan
Rp.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

Realisasi
2010 (Rp.)
7.504.000
sebesar

Rp.

3.885.000

28

Belanja Penggandaan
Jumlah

Rp.
Rp.

3.619.000
7.504.000

5.1.2.1.10. Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Sewa Rumah/ Gedung
/Gudang/ Parkir per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

10.000.000

Tidak
adanya
realisasi
Belanja
Sewa
Rumah/Gedung/Gudang/Parkir pada tahun anggaran 2010
karena Anggaran Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
termasuk ke dalam daftar Out Standing yang dananya dibayar
pada tahun 2011.
5.1.2.1.11. Belanja Makanan dan Minuman
Uraian
Merupakan saldo Belanja
Makanan dan Minuman per
31 Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

54.236.000

Tidak adanya realisasi Belanja Makanan dan Minuman pada


tahun anggaran 2010 karena Anggaran Belanja Belanja
Makanan dan Minuman termasuk ke dalam daftar Out Standing
yang dananya dibayar pada tahun 2011.
5.1.2.1.12. Belanja Perjalanan Dinas
Uraian
Merupakan saldo Belanja
Perjalanan Dinas per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
132.300.000

Realisasi
2010 (Rp.)
131.528.700

Realisasi Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp. 131.528.700


terdiri dari:
Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Rp.
15.200.000
Daerah
Belanja Perjalanan Dinas Luar
Daerah
Rp.
116.328.700
Jumlah
Rp.
131.528.700

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

29

5.1.2.1.13. Belanja Pemeliharaan


Uraian

Anggaran
2010 (Rp.)

Merupakan saldo Belanja


Pemeliharaan per 31
3.510.282.500
Desember 2010.
Realisasi Belanja Pemeliharaan sebesar
Rp.
terdiri dari:
Rp.
Belanja Pemeliharaan Jalan
Belanja Pemeliharaan Saluran Air
Rp.
Jumlah
Rp.

Realisasi
2010 (Rp.)
3.249.430.800
3.249.430.800
1.090.290.800
2.159.140.000
3.249.430.800

5.1.2.1.14. Belanja Jasa Konsultasi


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Jasa Konsultasi per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
255.686.000

Realisasi
2010 (Rp.)
92.150.000

Realisasi Belanja Jasa Konsultasi sebesar Rp. 92.150.000 terdiri


dari:
Belanja Jasa Konsultasi
Perencanaan
Rp.
92.150.000
Jumlah
Rp.
92.150.000

5.1.2.2. Belanja Modal


5.1.2.2.1 Belanja Modal Pengadaan Alat -Alat Pengolahan Pertanian dan
Peternakan

Uraian
Merupakan saldo Belanja
Modal Pengadaan Alat -Alat
Pengolahan Pertanian dan
Peternakan per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)
567.600.000

Realisasi
2010 (Rp.)
567.600.000

5.1.2.2.2. Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Modal Pengadaan
Konstruksi Jalan per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

2.014.700.000 1.286.425.400

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

30

5.1.2.2.3. Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Modal Pengadaan
Konstruksi Jaringan Air per
31 Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

246.800.000

5.1.2.2.4. Belanja Instalasi Listrik dan Telepon


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Instalasi Listrik dan Telepon
per 31 Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

30.000.000

29.950.000

5.1.2.2.5. Belanja Konstruksi/ Pembelian Bangunan


Uraian
Merupakan saldo Belanja
Konstruksi/ Pembelian
Bangunan per 31
Desember 2010.

Anggaran
2010 (Rp.)

Realisasi
2010 (Rp.)

50.232.000

49.800.000

5.1.3. Aset
5.1.3.1. Aset Lancar
5.1.3.1.1. Kas di Bendahara Penerimaan.
Uraian

2010
(Rp.)

Merupakan saldo Buku Besar


Kas di Bendahara
Penerimaan Per 31
Desember 2010 dan 2009.

2009
(Rp.)
0

Sisa saldo Buku Besar pada Kas Bendahara Penerimaan per 31


Desember 2009 dan 2010 bernilai Rp. 0, karena Bendahara
Penerimaan sudah menyetorkan pendapatan daerah ke kas
daerah Kabupaten Bireuen.
5.1.3.1.2. Kas di Bendahara Pengeluaran.
Uraian
Merupakan saldo Buku Besar
Kas di Bendahara

2010
(Rp.)
51.870.793

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

2009
(Rp.)
19.130

31

Pengeluaran Per 31
Desember 2010 dan 2009.
Saldo Buku Besar pada Kas Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2009 yang terdiri dari sisa Uang Persediaan (UP)
tahun anggaran 2009 yang bernilai Rp. 10.130,- (Dinas
Pertanian) dan Rp. 9000,- (Dinas Perkebunan dan Kehutanan)
sudah disetor ke kas daerah Kabupaten Bireuen pada tanggal
16 Agustus 2010 dan 11 Oktober 2010. Dan Sisa Uang
Persediaan tahun anggaran 2010 bernilai Rp. 51.870.793,sudah disetor ke kas daerah Kabupaten Bireuen pada tanggal
07 Maret 2011. Semua saldo Aset lancar tahun 2009 dan 2010
sudah disetorkan ke kas daerah Kabupaten Bireuen.
5.1.3.1.4. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.
Uraian

2010
(Rp.)

Merupakan saldo Buku Besar


Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran Per 31
Desember 2010 dan 2009.

2009
(Rp.)
0

5.1.3.1.3. Persediaan Bahan Pakai Habis


Uraian
Merupakan saldo hasil
Opname terhadap
persediaan berupa ATK yang
tersisa per
31 Desember 2010 dan
2009.

2010
(Rp.)

885.000

2009
(Rp.)

Hasil pemeriksaan fisik persediaan terhadap bahan habis pakai


berupa ATK dan persediaan lainnya yang tersisa per 31
Desember 2010 terdapat persediaan habis pakai sehingga
saldo hasil Opname terhadap persediaan berupa persediaan
alat kebersihan yang tersisa per 31 Desember 2010 bernilai Rp.
885.000,- menjadi cadangan untuk persediaan.
5.1.3.2. Aset Tetap
5.1.3.2.1. Tanah
Uraian
Merupakan saldo Tanah per
31 Desember 2010 dan

2010
(Rp.)
9.965.373.00
0

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

2009
(Rp.)
9.965.373.00
0
32

2009.
Nilai saldo aset tetap tanah per 31 Desember 2009 sebesar Rp.
9.965.373.000, Pada tahun 2010 tidak terjadi penambahan aset
tetap atas tanah, sehingga per 31 Desember 2010 nilai saldo
tanah sebesar Rp. 9.965.373.000, seperti tersebut di atas.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

33

5.1.3.2.2. Peralatan dan Mesin


Uraian
Merupakan saldo Peralatan dan
Mesin per 31 Desember 2010 dan
2009.

2010
(Rp.)
4.590.980.90
0

2009
(Rp.)
4.023.380.90
0

Nilai saldo peralatan dan mesin per 31 Desember 2009 sebesar


Rp. 4.023.380.900, Pada tahun 2010 terjadi penambahan Aset
Peralatan dan Mesin sebesar Rp. 567.600.000, sehingga per 31
Desember 2010 nilai saldo peralatan dan mesin sebesar Rp.
4.590.980.900, seperti tersebut di atas dan belum dilakukan
penyusutan.
5.1.3.2.3. Gedung dan Bangunan
Uraian

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)

Merupakan saldo Buku Besar


Gedung dan Bangunan per
31 Desember 2010 dan
2009.

14.940.890.1
43

14.891.090.1
43

Nilai saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2009


sebesar Rp. 14.891.090.143, Pada tahun 2010 terjadi
penambahan Aset Gedung dan Bangunan sebesar Rp.
49.800.000, sehingga per 31 Desember 2010 nilai saldo gedung
dan bangunan sebesar Rp. 14.940.890.143,5.1.3.2.4. Jalan, Jaringan dan Instalasi
Uraian

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)

Merupakan saldo Buku Besar


Jalan, Jaringan dan Instalasi
per 31 Desember 2010 dan
2009.

72.723.289.1
00

71.406.913.7
00

Nilai saldo Jalan, Jaringan dan Instalasi per 31 Desember 2009


sebesar Rp. 71.406.913.700, Pada tahun 2010 terjadi
penambahan Aset Jalan, Jaringan dan Instalasi sebesar Rp.
1.316.375.400, sehingga per 31 Desember 2010 nilai saldo
jalan, jaringan dan instalasi sebesar Rp. 72.723.289.100,5.1.3.2.5. Aset Tetap Lainnya
Uraian

2010

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

2009

34

(Rp.)

(Rp.)

Merupakan saldo Aset


lainnya per 31 Desember
495.344.500
495.344.500
2010 dan 2009.
Nilai saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2009 sebesar
Rp. 495.344.500, Pada tahun 2010 tidak terjadi penambahan
Aset Tetap Lainnya, sehingga per 31 Desember 2010 nilai saldo
Aset Tetap Lainnya tetap yaitu sebesar Rp. 495.344.500,5.1.3.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Uraian

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)

Merupakan saldo Konstruksi


Dalam Pengerjaan per 31
Desember 2010 dan 2009.

411.198.254

411.198.254

Nilai saldo 411.198.254 per 31 Desember 2009 sebesar Rp.


411.198.254, Pada tahun 2010 tidak terjadi penambahan
Konstruksi Dalam Pengerjaan, sehingga per 31 Desember 2010
nilai saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan tetap yaitu sebesar Rp.
411.198.254,5.1.4. Kewajiban
5.1.4.1. Kewajiban Jangka Pendek
5.1.4.1.1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Uraian

2010
(Rp.)

Merupakan saldo Utang


Perhitungan Fihak Ketiga
(PFK) per 31 Desember 2010
dan 2009.

2009
(Rp.)
0

5.1.4.1.2. Pendapatan Diterima Dimuka


Uraian
Merupakan saldo Pendapatan
Diterima Dimuka per 31
Desember 2010 dan 2009.

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)
0

Berdasarkan Rincian dan Penjelasan Pos-pos Kewajiban di atas


maka tidak ada kewajiban yang harus dibayarkan oleh Dinas

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

35

Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan pada Tahun


2009 dan Tahun 2010.

5.1.5. Ekuitas Dana


5.1.5.1. Ekuitas Dana Lancar
5.1.5.1.1. SiLPA
Uraian
Merupakan saldo SiLPA
per 31 Desember 2010
dan 2009.

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)

51.870.793

19.130

Sisa lebih pembiayaan Anggaran (SiLPA) per 31 Desember 2010


dan 2009 sudah disetor kembali ke Kas Daerah dengan bukti
slip penyetoran Bank yang terlampir di halaman belakang.
5.1.5.1.2. Cadangan Piutang
Uraian

2010
(Rp.)

Merupakan saldo
Cadangan Piutang per 31
Desember 2010 dan 2009.

2009
(Rp.)
0

5.1.5.1.3. Cadangan Persediaan


Uraian

2010
(Rp.)

Merupakan saldo
Cadangan Persediaan per
31 Desember 2010 dan
2009.

2009
(Rp.)
0

5.1.5.2. Ekuitas Dana Investasi


5.1.5.2.1. Di Investasikan Dalam Aset Tetap
Uraian

2010
(Rp.)

2009
(Rp.)

Merupakan saldo DiInvestasi


Dalam Aset Tetap per 31
Desember 2010 dan 2009.

103.127.075.
897

101.193.300.
497

Berdasarkan Rincian dan Penjelasan Pos-pos Ekuitas Dana di atas


maka jumlah Ekuitas Dana pada Dinas Pertanian, Peternakan,
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

36

Perkebunan dan Kehutanan pada Tahun 2009 adalah sebesar Rp.


101.193.319.627,- (Seratus Satu Milyar Seratus Sembilan Puluh
Tiga Juta Tiga Ratus Sembilan Belas Ribu Enam Ratus Dua Puluh
Tujuh Rupiah) dan pada Tahun 2010 adalah sebesar Rp.
103.179.831.690,- (Seratus Tiga Milyar Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta
Delapan Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh Rupiah).

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

37

Penjelasan atas
Informasi
non-Keuangan
D
inas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen
dibentuk berdasarkan Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 2 Tahun 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas pada
Pemerintah Kabupaten Bireuen, yang beralamat di jalan B. Aceh
Medan Km. 214 Blang Bladeh Kabupaten Bireuen. Adapun tugas
pokok dan fungsi Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bireuen sebagaimana yang ditetapkan dalam
peraturan daerah tersebut di atas adalah:
a. Pengelolaan Ketatausahaan dinas;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertanian, Peternakan,
Perkebunan dan Kehutanan;
c. Pembinaan usaha dan pelaksanaan pelayanan umum;
d. Menyusun
perencanaan
dan
melakukan
pengendalian
pembangunan secara makro di bidang Pertanian, Peternakan,
Perkebunan dan Kehutanan;
e. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan;
f. Menetapkan
standar
pembibitan/pembenihan
Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan;
g. Menetapkan kawasan peternakan terpadu;
h. Melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Kesehatan Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet);
i. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia
bidang kesehatan hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner
(Kesmavet) dan peternakan;
j. Menyusun pedoman dan menyelenggarakan inventarisasi dan
pemetaan hutan dan perkebunan;
k. Menyelenggarakan penunjukan dan pengamanan batas hutan
produksi hutan lindung;
l. Menyusun pedoman dan menyelenggarakan tata batas hutan,
rekonstruksi dan penataan batas kawasan hutan produksi dan
hutan lindung;
m.Menyusun pedoman pembentukan dan penyediaan dukungan
pengelolaan wilayah tanam hutan raya;
n. Pembinaan UPTD; dan
o. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

38

Pada tahun 2010 telah terjadi penggabungan dinas, yang sebelum


terjadinya penggabungan tersebut dinas yang dimaksud terdiri dari Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan, Dinas
Perkebunan dan Kehutanan. Selanjutnya berdasarkan Qanun Kabupaten
Bireuen Nomor 2 Tahun 2010 dan tepatnya pada bulan April 2010 ketiga
dinas tersebut digabung menjadi satu dinas yaitu Dinas Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, yang
dikepalai oleh Saudara Ir. H. Azmi Abdullah sesuai dengan Surat
Keputusan Gubernur Provinsi NAD Nomor Peg. 821.22/KPTS/1074/2008
tanggal 6 Oktober 2008.
Sebagai daerah kabupaten yang belum lama dibentuk, Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen mengemban
amanah berat dalam upaya meningkatkan kesejahteranaan masyarakat
di bidang Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan.
Dengan visi Mewujudkan Masyarakat yang Bermartabat, Mandiri, Adil dan
Sejahtera Melalui Pengelolan Usaha Tani yang Tangguh, Efesien dan Modern
Menujuh Kancah Dunia Global, Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Bireuen mengupayakan dengan segala
kemampuan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam mencapai segala aspek kehidupan.

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

39

Penutup
A
dapun yang menjadi permasalahan dalam penyelenggaraan
Pemerintah Kabupaten Bireuen selama tahun 2010 dan upaya
yang ditempuh dalam penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
A. Permasalahan
1. Masih cukup tingginya tingkat pengangguran karena masih
tidak terkelolanya lahan pertanian.
2. Terbatasnya
kemampuan
SDM
aparatur
untuk
mengindentifikasi tugas-tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing unit kerja untuk menata organisasi
perangkat daerah yang rasional sesuai kebutuhan daerah.
3. Perampingan struktur organisasi di tingkat daerah akan
membawa dampak negatif bagi pejabat struktural yang
hilang jabatannya, sebelum disiapkan jabatan fungsional.
4. Terlambatnya pencairan dana yang bersumber dari DAU dan
Migas serta ketidakpastian mengenai Plafon Dana pada
setiap tahun anggaran.
5. Terbatasnya aparatur pengelolaan Barang Milik Daerah
mengakibatkan pengelolaan barang daerah belum dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia untuk
pengelolaan barang.
7. Belum adanya sistem pengelolaan barang yang dapat
memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat
tentang kondisi barang, sehingga menyebabkan laporan
mengenai inventaris barang daerah baik yang bergerak
maupun
yang
tidak
bergerak
belum
dapat
dipertanggungjawabkan secara baik dan benar.
B. Pemecahannya
1. Melakukan berbagai kegiatan yang mengarah kepada
pemberdayaan ekonomi kerakyatan di bidang pertanian,
peternakan, perkebunan dan kehutanan untuk mengurangi
tingkat pegangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
2. Perlu ditingkatkan SDM aparatur khususnya di bidang
kelembagaan untuk mengikuti pendidikan, pelatihan dan
bimbingan teknis di bidang kelembagaan agar terwujudnya

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

40

3.
4.
5.

6.

7.

postur organisasi yang efisien, efektif, dan profesional


sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.
Diupayakan pembentukan jabatan fungsional yang
sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah.
Pemerintah
Pusat
dan
pemerintah
Provinsi
hendaknya dalam pencairan dana DAU dan Migas serta dana
perimbangan lebih tepat waktu.
Diperlukan akurasi data-data Administrasi Kepegawaian
yang disampaikan oleh masing-masing unit kerja dalam
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Bireuen
dengan
meningkatkan koordinasi, terutama data informasi tentang
PNS Guru, khusus mengenai pertumbuhan kepangkatan.
Perlu dilakukan pembinaan teknis pengelolaan barang
sesuai dengan Peraturan Mendagri Nomor 17 Tahun 2007
kepada setiap pemegang barang dan pengurus barang dari
setiap unit kerja jajaran Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Diperlukan adanya suatu sistem penanganan pengelolaan
barang melalui sistem manajemen pengelolaan barang
daerah guna mengakomodir kegiatan pengelolaan barang
daerah dengan menggunakan program aplikasi secara
terstruktur
dan
terintegrasi
sehingga
memudahkan
penanganan dan monitoring serta pengawasan.

Bireuen, 31 Desember 2010


Mengetahui:
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan,

PPK-SKPD

Perkebunan dan Kehutanan


Kabupaten Bireuen
Amiruddin, SE
Nip. 19610309 199403 1 001

Ir. H. Azmi Abdullah


Pembina Utama Muda/Nip. 19540114 197603 1 007

CALK - Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Per 31 Desember 2010

41

Anda mungkin juga menyukai