Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar memiliki makna bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistematik,
menyeluruh, dan berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional disertai
dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti seluas-luasnya.
Dalam konteks pendidikan nasional, pendidikan di tanah air dilaksanakan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan fungsinya untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Guru merupakan figur yang memegang peranan penting dalam
pembelajaran di kelas. Peran utama guru bukan menjadi penyaji informasi
yang akan dipelajari oleh siswa, melainkan membelajarkan siswa tentang
cara-cara mempelajari sesuatu secara efektif (learning how to learn). Guru
yang profesional dituntut menguasai bahan belajar, keterampilan,
pembelajaran,

evaluasi pembelajaran, serta mampu melaksanakan

pembelajaran yang menarik, dan memotivasi siswa untuk gemar belajar.


Apalagi pada dengan perkembangan zamannya yang semakin maju maka
guru juga dituntut memberikan untuk memberikan inovasi baru dalam
kegiatan pembelajarannya dengan memberikan rangsangan rangsangan
kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru bisa menggunakan
media pembelajaran terkait dengan materi yang akan disampaikan. Dengan
tujuan bahwa media yang digunakan mampu untuk lebih memudahkan
para siswa untuk memahami materi tersebut. Menurut Aderson (1993)
klasifikasi media dibagi menjadi enam kategori dasar media yaitu: teks
(buku, poster, papan tulis, dsb), audio (suara orang, suara mekanik, music,
dsb), visual (gambar diagaram, gambar pada papan tulis, dsb), video
(rekaman video, animasi computer, dsb), model yang bersifat tiga dimensi

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 1

dan bisa disentuh oleh peserta didik, dan tenaga (orang)seperti guru,
peserta didik atau ahli bidang studi.
Sebagian siswa beranggapan pelajaran matematika itu sulit
sehingga mereka kurang tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Tetapi
mereka lupa bahwa matematika sangat berguna dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu materi pelajaran matematika yang
berguna adalah hitung pecahan sehingga konsep penyajian dan strategi
pembelajarannya perlu penggunaan alat peraga yang sesuai untuk
memudahkan pemahaman dan keterampilan siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis membuat
makalah yang berjudul Pembelajaran Pecahan menggunakan Metode
NTH dengan Media Kartu Soal, sebagai salah satu pembelajaran
alternatif yang mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
Bilangan Bulat dan Pecahan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
jiwa anak didik. Dengan penerapan media tersebut diharapkan peserta
didik mudah untuk memahami materi yang diberikan oleh guru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pentingnya penggunaan media atau alat peraga dalam proses
pembelajaran?
2. Bagaimana langkah penggunaan media blok pecahan dan kartu soal
dalam pembelajaran Bilangan Pecahan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya penggunaan media dalam proses
pembelajaran
2. Untuk
mengetahui

langkah-langkah

pembelajaran

dengan

menggunakan media untuk membantu siswa dalam memahami konsep


Bilangan Pecahan.
3. Untuk mengetahui penggunaan media dalam pembelajaran tersebut.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
diataranya yaitu:
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 2

1. Bagi guru
Sebagai informasi baru dalam pengembangan media pembelajaran atau
menjadikan sebagai referensi tentang penggunaan media pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Media ini sebagai salah satu alternatif agar siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Materi Pecahan
Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang bilangan dimana
bilangan memiliki banyak anggota yang cukup banyak untuk kita pelajari, namun
pada saat ini kita akan membahas tentang bilangan bulat. Bilangan sendiri
didefinisikan sebagai konsep matemtika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran, symbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu
bilangan yang disebut dengan angka atau lambang. Bilangan memiliki bagian
yang sangat banyak didalamnya, namun untuk kali ini sedikit bagian dari bilangan
tersebut yakni bilangan pecahan. Bilangan pecahan adalah bilangan rasional
(bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan (perbandingan) yaitu
dalam bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol )
yang tidak bulat. Contoh

Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita dihadapkan pada pilihan-pilihan


yang berkaitan dengan bilangan pecahan. Misalnya adalah kita di berikan pilihan
ingin memilih

bagian tau satu bagian? Apabila tujuan kita adalah memilih

bagian yang lebih banyak maka kita harus tahu bagaimana cara memilih bagian
yang lebih banyak tersebut. Bilangan pecahan merupakan bagian dari
keseluruhan. Jika a dan b adalah bilangan bulat, dengan b

0 dan b > a, maka

bilangan pecahan tersebut mempresentasikan a bagian dari b bagian sebagai objek


keseluruhannya. Misal panjang, tinggi, luas, berat, volum, dan lain-lain. Pada
bilangan pecahan , a disebut embilang, sedangkan b disebut penyebut.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 4

A. Macam-Macam Bilangan Pecahan


a. Pecahan Biasa
Adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil daripada penyebutnya.
Contoh :
b. Pecahan Campuran
Adalah pecahan yang pembilangnya lebih besar daripada penyebutnya.
Contoh :
c. Pecahan Desimal
Adalah pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda koma.
Contoh : 0,6 ; 9,7. Bentuk desimal dapat diubah ke pecahan biasa atau
campuran dengan menggeser tanda koma ke arah kanan dengan
memperhatikan persepuluhan, perseratusan, perseribuan dst.
Contoh :
Bentuk pecahan dari 0,5 adalah tanda koma digeser kekanan 1 kali
sehingga 0,5 menjadi 5, pergeseran sebanyak 1 kali, maka nilai hasil
pergeseran dikalikan dengan persepuluhan menjadi :
d. Pecahan Persen
Adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseratus.
Jika a% maka sama dengan

- Mengubah bentuk persen kepecahan biasa

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 5

- Mengubah bentuk persen menjadi pecahan desimal

- Mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen

e. Pecahan Permil
Adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseribu,
contoh :
30 = 30/1000 = 3/100 = 3%

B. Operasi Pada Bilangan Pecahan


1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Murni dan Campuran
Untuk menjumlahkan dan mengurangkan pecahan terlebih dahulu menyamakan
penyebutnya. Penyebut yang sama sebaiknya merupakan KPK dari penyebut
penyebut pecahan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh soal :
Hitunglah!
1. 1/2 +2/3

2. 7/8 5/6

3.

7/9+5/6 -2/3

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 6

Jawab :
1. 1/2 +2/3 = , KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka :
1/2 +2/3 =3/6 +4/6 = 7/6 =1 1/6
2. 7/8 5/6 = , KPK dari 8 dan 6 adalah 24, maka :
7/8 -5/6 =21/24 -20/24 =1/24
3. 7/9+5/6 -2/3 = , KPK dari 9, 6 dan 3adalah 18, maka :
7/9 +5/6 -2/3 =14/18 +15/18 -12/18 = 17/18
2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal
Pecahan desimal dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan cara
menyusun ke bawah. Perhatikan bahwa koma desimal harus terletak pada satu
garis vertikal.
Contoh soal :
Hitunglah!
1. 47,157 + 57,25 + 35,383

2. 375,042 99,19

Jawab.
1. 47,157 +
57,25 +
35,383 =

375,042 99,19
257,852

129,790
3. Perkalian Pecahan Murni dan Campuran

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 7

Hasil kali pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan pembilang


dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Jika dalam perkalian
pecahan terdapat pecahan campuran, maka pecahan campuran terlebih dahulu
dinyatakan dalam bentuk pecahan biasa. Contoh soal :

Hitunglah!
1. 2/3 x 4/7
2. 2 3/4 x 3 1/2
3.

4a/7b x 5 b/2a

Jawab
1. 2/3 x 4/7 = 8/21
2.

2 3/4 x 3 1/2 =11/4 x 7/2 =77/8 = 9 5/8

3.

4a/7b x 5 b/2a =4a/7b x 11b/2a = 44ab/14ab =44ab : ab/14ab : ab =


44/14 = 22/7 = 3 1/7

4. Pembagian Pecahan Murni dan Campuran


Hasil bagi pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan dengan
kebalikan dari pecahan itu. Contoh soal :
Hitunglah!
1. 1/2 : 2/3
2. 1 2/3 : 2 5/9
Jawab
1. 1/2 : 2/3 = 1/2 x 3/2 = 3/4
2.

1 2/3: 2 5/9 =5/3 : 23/9= 5/3 x 9/23 =45/69 = 15/23


Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 8

5. Perkalian Pecahan Desimal


Contoh soal :
Hitunglah!
1. 6,758 x 10
2. 6,758 x 100
Jawab
1.

6,758 x 10 = 67,58

Perhatikan bahwa perkalian dengan 10 dapat dilakukan dengan menggeser


koma desimal satu tempat ke sebelah kanan dari letak semula.
1.

6,758 x 100 = 675,8

Perkalian dengan 100 dapat dilakukan dengan menggeser koma desimal dua
tempat ke sebelah kanan dari letak semula.
6. Pembagian Pecahan Desimal
Contoh soal :
Hitunglah!
1. 268,7 : 10
2. 268,7 : 100
Jawab :
1. 268,7 : 10 = 26,87
Membagi dengan 10 dapat dilakukan dengan menggeser koma desimal
satu tempat ke sebelah kiri dari tempat semula.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 9

1. 268,7 : 100 = 2,687


Membagi dengan 100 dapat dilakukan denga menggeser koma desimal
dua tempat ke sebelah kiri dari tempat semula.
Suatu bilangan pecahan 2/4, 3/6 menyatakan nilai yang sama, yaitu
1/2. Pecahan-pecahan yang senilai ini disebut dengan pecahan ekivalen. Untuk
a, b, c, dan d bilangan bulat dengan b
(senilai) dengan c/d jika dan hanya jika

0 dan d

0 pecahan a/b ekivalen


.

2.2 Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti tengah. perantara, atau
pengantar. Dalam bahasa Arab, menurut Azhar Arsyad (2007: 3), media
berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Media dalam Kamus Besar bahasa Indonesia diartikan sebagai alat, sarana
komunikasi, perantara/ penghubung.
Menurut Gerlach (Wina sanjaya, 2007: 163), secara umum media itu
meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Jadi, dalam pengertian ini, media bukan hanya berupa alat atau bahan
saja, akan tetapi juga hal - hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan seperti, TV, radio, bahan cetakan, manusia, kegiatan
diskusi, seminar, dan sebagainya.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar
pembelajaran menjadi bermakna, mudah dipahami siswa, dan menjadikan
siswa belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perkalian pecahan
merupakan salah satu bagian dari pelajaran matematika di SMP. Berikut ini

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 10

media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah blok pecahan
dan kartu soal. Berikut penjabaran mengenai media pembelajaran tersebut.
a. Media Blok Pecahan
Pada media ini guru atau siswa dapat membuat media blok pecahan
dengan mudah, misal dengan kardus bekas, kotak bekas, dsb sehingga lebih
terjangkau. Kita juga bisa memberikan warna atau mengandaikan kotak
sebagai benda nyata misal: kue, kayu, dsb. Hal ini dapat menarik minat para
siswa dalam pembelajarannya dan menekankan pada pemahaman siswa.
Selain itu kelebihan dari media tersebut adalah bisa digunakan berulang kali
bukan hanya untuksatu kali. Media ini juga digunakan sebagai alat peraga
utuk menentukan nilai pecahan, misal :

b. Media Kartu Soal


Matematika merupakan

mata

pelajaran

yang

berorientasi

pada

pembelajaran aktif dan kreatif. Aktivitas pembelajaran matematika diupayakan


Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 11

untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pemahaman materi maupun


keterampilan. Sistematika dan inovasi pembelajaran matematika harus
dilengkapi dengan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan adalah media kartu soal.
Menurut Berliana (2008:1) mengemukakan bahwa media kartu soal adalah
sarana agar siswa dapat belajar secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar,
berfikir aktif dan kritis di dalam belajar dan secara inovatif dapat menemukan
cara atau pembuktian teori matematika. Pembelajaran matematika dengan
menggunakan media kartu soal menerapkan proses belajar kelompok dalam
bentuk kegiatan mencatat konsep materi matematika untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
Berliana juga menambahkan bahwa belajar kelompok dengan media kartu
soal bertumpu pada dua hal sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan interaksi antara semua elemen pembelajaran yaitu guru,
siswa, dan media.
2. Mengoptimalkan keikut sertaan seluruh sense siswa yaitu panca indra, rasa
dan
karsa.
Dengan demikian, penggunaan kartu soal dalam pembelajaran matematika
bertujuan untuk memudahkan siswa berinteraksi dalam belajar.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan
tersendiri. Hal tersebut bisa diperhatikan dari cara pembuatan, penggunaan
dan cara penilaian terhadap media yang digunakan. Untuk kelebihan dan
kelemahan media kartu soal, dapat peneliti kemukakan berdasarkan proses
pembelajaran yang dilakukan. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan media
kartu soal menurut Berliana (2008:1), yaitu:
a. Kelebihan :
1. Mengubah kebiasaan belajar teacher centered menjadi student activity.
2. Mengefektifkan proses cooperative learning
3. Menumbuhkan suasana kreatif dan enjoyfull learning
4. Membuat siswa trampil mengerjakan soal-soal sendiri dan belajar
mengatasi masalah
b. Kelemahan :

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 12

1. Siswa terkadang saling mengandalkan dalam mengerjakan soal yang


terdapat dalam kartu soal.
2. Suasana yang belajar yang dibentuk dalam permainan terkadang
membuat siswa ada yang bermain-main dalam belajar
3. Kartu soal sering dijadikan bahan permainan oleh siswa
4. Banyak waktu yang dibutuhkan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan media kartu soal dalam proses pembelajaran pada
intinya adalah upaya guru memodifikasi cara penyampaian materi
pelajaran. Cara penyampaian tersebut diupayakan semaksimal
mungkin dibantu dengan suatu media yang terbuat dari benda-benda yang
mudah didapat. Dengan bahan yang sederhana untuk membuat media
pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
2.3 Metode Pembelajaran
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Abdul Majid (2011) metode merupakan
proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Menurut Edgar dan Stanley (1995) mengemukakan bahwa study
method is with refer toing activity instructed by teacher and result him is
activity learn at student. Artinya, metode pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang diarahkan oleh guru dan hasilnya adalah kegiatan belajar pada
siswa. Banyak yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran salah satunya adalh metode yang digunakan, guru
harus melihat situasi dan kondisi siswa serta materi yang diajarkan. Dalam
proses belajar mengajar guru juga dituntut

untuk menyiapkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasibun (2004) strategi


belajar-mengajar adalah suatu pola umum tindakan guru dan siswa dalam

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 13

kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya metode yang efektif dan efisien
guru diharapkan mamp mencapai tujuan embelajaran yang telah direncanakan.
Metode pada pengajaran kali ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan,
yaitu:
a. Metode Brainstorming.
Metode brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan
guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian
siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga
memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru .
Secara singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk mendapatkan
banyak/berbagai ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat
(Roestiyah 2001).
Metode yang dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya
Applied Imagination itu disebut juga dengan metode sumbang saran.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa metode brainstorming (sumbang
saran) merupakan suatu bentuk metode diskusi guna menghimpun
ide/gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua
peserta.
Keutamaan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak
dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses
brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua
gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai
mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki
kelebihan dan kekurangan/kelemahan. Roestiyah (2001), mengemukakan
beberapa keunggulan dan kelemahan metode brainstorming sebagai
berikut.
Keunggulan metode brainstorming antara lain:
1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat.
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 14

2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.


3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan oleh guru.
4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah
pandai atau dari guru.
6. Terjadi persaingan yang sehat.
7. Anak merasa bebas dan gembira.
8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
9. Meningkatkan motivasi belajar.
Sedangkan hal-hal yang perlu diantisipsi dalam penggunaan metode
brainstorming (kelemahannya) yaitu:
1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
3. Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
4. Hanya menampung tanggapan siswa saja
5. Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.
6. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemkakannya itu betul
atau salah.
7. Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.
8. Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.
b. Metode Demonstrasi.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 15

Metode demonstrasi yaitu cara memperagakan sesuatu hal yang


pelaksanaannya diawali oleh peragaan oleh guru yang mengajar didepan
kelas kemudian diikuti olehs siswa.
a. prinsip-prinsip metode demonstrasi sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga
ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa
yang didemonstrasikan;
2. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang
sebelumnya tidak memahami, mengingat siswa belum tentu
dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena
keterbatasan daya ingat;
3. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu
pokok bahasan/topik tertentu tentang adanya kesulitan yang
akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk
mengatasinya.
b. Aspek penting dalam metode demonstrasi:
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat
yang digunakan untuk mendemonstrasikan tidak dapat diamati
2.

dengan seksama oleh siswa;


Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh
aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan
menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang

berharga;
3. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal
alat terlalu besar;
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis;
5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori
dari apa yang akan didemonstrasikan;
6. Persiapan dan perencanaan yang matang
c. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi
adalah:
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila
alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 16

seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau


penjelasannya tidak jelas.
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh
aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan
menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
3. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab
alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang
tempatnya jauh dari kelas.
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori
dari apa yang akan di Demonstrasikan.
Adapun sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut
guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru
di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.Adapun dalam
metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya
sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

Kelebihan metode demonstran adalah:

Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati
Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di
Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain
Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar
Dapat menambah pengalaman anak didik
Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan
Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan
kongkrit
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karna ikut serta berperan secara langsung.
c. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 17

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Pembelajaran kooperatif


merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para
siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk
mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya
kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa
agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatankegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi
untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh
Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam
menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 18

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads


Together adalah sebagai berikut :
Kelebihan:
Setiap siswa menjadi siap semua
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena
membutuhkan waktu yang lama..
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh
Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
1. Memperbaiki kehadiran
2. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
3. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
4. Konflik antara pribadi berkurang
5. Pemahaman yang lebih mendalam
6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
7. Hasil belajar lebih tinggi
2.4 Sumber Pendukung
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang mendukung terlaksananya
pembelajaran, sumber belajar pun terdiri atas dua jenis yaitu sumber belajar
yang dirancang secara khusus maupun sumber belajar yang tanpa kita sadari
sdah tersedia dalam kehidupan sehari-hari. Pada materi kali ini kami
menggunakan sumber belajar yang telah dirancang secara khusus yaituu
1. Buku paket Matematika SMP kelas VII
2. Sumber yang berasal dari layanan internet

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 19

3. Sumber-sumber lain yang relevan dengan materi yang disampaikan.

BAB III
PEMBAHASAN
Proses pembelajaran

merupakan

sebuah kegiatan

dimana

terjadi

penyampaian materi pembelajaran dari seorang guru kepada siswa. Kegiatan


pembelajran sangan bergantung pada komponen-komponen yang ada di
dalamnya. Dari sekian banyak komponen tersebut maka yang paling utama adalah
adanya siswa, guru, media pembelajaran, materi pembelajaran, serta adanya
rencana pembelajaran.
Keberadaan komponen tersebut dalam sebuah proses pembelajaran
merupakan sebuah hal penting, karena komponen tersebut sangat bergantung satu
sama lain. Proses pembelajaran juga merupakan proses komunikasi yang
berlangsung dalam suatu sistem, maka dari itu media pembelajaran menempati
posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran,
misalnya saj dalam materi bilangan pecahan.
Bilangan pecahan merupakan pokok bahasan matematika yang harus
dipelajari

selain

bilangan

permasalahan dalam

bulat.

kehidupan

ini

Hal

ini

dapat

dikarenakan
diselesaikan

tidak

semua

dengan

konsep

bilangan bulat. Namun dalam menyamapaikan materi bilangan pecahan ini


tidak semudah ketika menyampaikan bilangan bulat dikarenakan selain
materinya

lebih

sukar

juga konsep-konsepnya bersifat abstrak yang sulit

difahami oleh siswa.


Oleh karena itu diperlukan alat peraga yang dapat membantu siswa dalam
memahami konsep bilangan pecahan dan menarik siswa untuk termotivasi
mempelajari konsep bilangan pecahan. Alat peraga sebagai suatu cara atau teknik

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 20

untuk mengantarkan bahan pelajaran sampai tujuan. Penggunaan alat peraga yang
efektif dan efisien dapat mengurangi verbalisme siswa dalam memahami suatu
konsep terutama konsep-konsep yang sulit untuk dipahami dalam proses
pembelajaran matematika. Menurut Afifudin ( 1996 ) alat peraga adalah alat atau
benda yang digunakan untuk membantu memperjelas pelajaran.
Dengan demikian penggunaan alat peraga yang efektif dan efisien,
disamping untuk menjelaskan pelajaran secara lebih konkrit juga dapat
mendorong siswa belajar lebih baik dan menciptakan situasi yang menyenangkan
sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada diri siswa,
setidaknya ketakutan siswa yang beranggapan matematika merupakan momok
akan hilang justru mereka akan merasa senang bermain sambil berhitung.
Alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah
alat peraga blok pecahan dan alat peraga kartu soal. Dengan menggunakan
alat peraga tersebut, para siswa diharapkan dapat mengerti tentang penjumlahan,
pengurangan , perkalian dan pembagian pecahan.
3.1 Langkah-langkah pembelajaran dengan media
Langkah-langkah pembelajaran dengan media ada tiga yaitu:
1. Kegiatan awal
a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam terlebih
dahulu, kemudian menjelaskan tentang pengertian pecahan.
b. Guru memberi tahu siswa bahwa akan dibentuk beberapa
kelompok dan diberi soal yang kemudian harus dijelaskan.
2. Kegiatan inti
a. Dengan menggunakan media blok pecahan:
Guru menerangkan kepada siswa tentang apa itu pecahan
dan dicontohkan dengan media berupa blok pecahan yang
dapat dibongkar pasang supaya siswa lebih memahami

dalam menyelesaikan soal tentang pecahan..


Guru memberi contoh soal kepada beberapa siswa dengan
penyelesaian menggunakan blok pecahan seperti yang telah

dicontohkan sebelumnya.
b. Dengan media kartu soal:

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 21

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan

membagi kartu soal kepada setiap kelompok.


Dengan arahan guru, siswa mengerjakan soal yang telah

dibagikan sesuai dengan kelompoknya.


Setiap anggota kelompok berhitung untuk mendapatkan

nomor dada.
Guru menunjuk 1 nomor dan mempersilahkan pemilik
tersebut menunjuk 1 nomor dari kelompok lain yang

berbeda.
Siswa pemilik nomor yang telah ditunjuk, menjelaskan

jawaban yang telah dikerjakan.


Setelah menjelaskan jawaban, siswa tersebut diberi
keempatan untuk menunjuk satu nomor dan seterusnya

sampai seluruh soal yang ada berhasil dijelaskan.


3. Kegiatan penutup
a. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Dari hasil diskusi dalam
presentasi, dengan bimbingan pendidik, peserta didik diminta
membuat rangkuman serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
b. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Guru memberikan tugas dari buku teks matematika SMP kelas VII.
3.2 Penggunaan media dalam pembelajaran
Dalam preoses pembelajaran, guru menggunakan alat peraga blok
pecahan merupakan alat peraga berbentuk persegi yang dapat dibongkar
pasang. Fungsi alat peraga ini untuk mempermudah siswa dalam
menentukan

nilai

bilangan-bilangan

pecahan.

Digunakan

ketika

penyampaian materi bilangan pecahan berlangsung. Adapun untuk


alat peraga kartu soal, merupakan kartu permainan yang berisi soal-soal
tentang bilangan pecahan. Bentuknya berupa kartu yang mencantukan
bilangan pecahan, bilangan decimal, persen, dan permil.

Digunakan

disela-sela pelajaran sebagai games yang membantu siswa memahami


bilangan

pecahan,

melatih

kreatifitas,

kerjasama,

kompetisi

dan

memotivasi siswa untuk dapat memahami bilangan pecahan.


Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 22

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bilangan pecahan merupakan bilangan yang sering tanpa kita sadari dapat
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, selain itu perhitungan materi selain bilangan
pecahan juga membutuhkan perhitungan pecahan karena adanya keterkaitan
antara materi yang satu dengan yang lain. Dalam materi in media yang digunakan
cukup sederhana dan dapat ditemui dalam lingkungan skeitar dan tidak
membutuhkan biaya yang banyak. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk alat bantu menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa, karena media pembeljaran sangatlah berpengaruh dalam pembelajaran.
Media blok pecahan dan kartu soal buatan digunakan siswa melakukan
proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah siswa menerima materi.
Dengan kotak pecahan kita dapat membuat konkrit suatu konsep abstrak, dan juga
memberikan pengalaman langsung terhadap siswa dalam melaksanakan
pembelajaran.
Oleh karena itu, dengan media yang meskippun sederhana komunikasi
antar guru dapat terbangun dengan baik sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik yakni efektif an optimal. Selain itu, siswa lebih mudah dan
cepat dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4.2 Saran
Materi pembelajaran Pecahan lebih cocok menggunakan metode
pembelajaran NTH (Pembelajaran Numbered Head Together) dengan
media Kartu soal, tujuannya agar setiap siswa bisa memahami dan lebih
mengerti jika dibagi menjadi beberapa kelompok dan guru sebgai
fasilitator.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 23

DAFTAR PUSTAKA
Allman Barbara dan Freeman S. Menjadi Guru Kreatif. 2010. Jogjakarta: Golden
Book.
Anonim. Metode Brainstorming (Sumbang Saran). 2012.
http://www.gurukelas.com/2012/08/metode-brainstorming-sumbangsaran.html (diakses 18 Mei 2015)
Anonim. Pengertian dan Macam Bilangan Pecahan.
http://rumusdasarmatematika.blogspot.com/2015/01/pengertian-danmacam-bilangan-pecahan.html (diakses 18 Mei 2015)
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dodo, Teguh. 2014. Macam-macam model metode pembelajaran.
https://teguhtdodo.wordpress.com/2014/08/02/41-macam-model-metodepembelajaran-efektif/ (diakses 18 mei 2015)
Madjid, A. Perencanaan Pembelajaran. 2011. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ratni, Dayu. https://dayuratni92.wordpress.com/operasi-hitung-padabilangan-pecahan-2/ (diakses 18 Mei 2015)
Roestiyah. N.K. Strategi Belajar Mengaja. 2001. Jakarta: Rineka Cipta
Widyatun, Dyah. Metode demonstrasi dan ekperimen. 2012.
jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/metode-demonstrasi-daneksperimen.html#ixzz3aaMh3Bm0 (diakses 18 Mei 2015)

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran | 24

Anda mungkin juga menyukai